Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo Terhadap Peninggalan Benda Cagar Budaya Di Kota Gorontalo.

2. Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo Terhadap Peninggalan Benda Cagar Budaya Di Kota Gorontalo.

Pengertian tentang kategori benda cagar budaya yang ternyata tidak hanya berupa bangunan dan situs dapat membuka cakrawala pengetahuan mereka. Selama ini mahasiswa memahami jenis dan kategori benda cagar budaya masih bersifat umum. Pengetahuan ini didasarkan pada pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah masih terfokus pada peninggalan situs, benda cagar budaya dan peninggalan sejarah yanga ada di luar Kota Gorontalo, sedangkan benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik.

commit to user

Berdasarkan penelitian diperoleh pemahaman bahwa pengertian benda cagar budaya secara umum di lingkungan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo sudah dikenal dengan baik. Pemahaman ini berkaitan dengan pemahaman bahwa pengertian benda cagar budaya masih mengacu pada peninggalan kuno bersejarah terutama percandian dan situs prasejarah yang sudah diajarkan pada mata kuliah sejarah yang lain. Sedangkan bangunan kuno dan peninggalan benda cagar budaya Kota Gorontalo belum dipahami oleh mahasiswa sebagai bagian dari benda cagar budaya, tetapi tidak semua peninggalan benda cagar budaya ini dapat dijadikan sumber belajar sejarah dalam proses perkuliahan.

Melalui kuesioner dan tes yang disebarkan diperoleh informasi bahwa masih banyak mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Gorontalo yang belum mengetahui keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo khususnya yang terkait dengan identitas peninggalan sejarah Kota Gorontalo itu sendiri. Hal ini disebabkan tidak semua mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo berasal dari Kota Gorontalo. Diketahui hampir 50% mahasiswa berasal dari berbagai wilayah di Indonesia Timur seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua . Heterogenitas ini dapat dilihat pada tabel 9 yang menunjukkan prosentase daerah asal mahasiswa, yaitu :

commit to user

Tabel 10. Prosentase Daerah Asal Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo

No

Asal Daerah

Jumlah Prosentase

2 Sulawesi Utara

95 23%

3 Sulawesi Tengah

70 17%

4 Sulawesi Tenggara

Sumber : Evaluasi Diri Jurusan Pendidikan Sejarah 2010 Melalui data pada tabel 10 dapat diketahui bahwa heterogenitas mahasiswa

jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo secara umum telah mewakili tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda akan benda cagar budaya kota Gorontal. Adapun jumlah mahasiswa semester III menurut daerah asal dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini :

Tabel 11. Jumlah Mahasiswa Semester III Menurut Daerah Asal

No

Daerah Asal

Jumlah Mahasiswa Prosentase

1 Gorontalo

38 30%

2 Sulawesi Utara

44 35%

3 Sulawesi Tengah

38 30%

4 Sulawesi Tenggara

Sumber : Evaluasi Diri Jurusan Pendidikan Sejarah 2010 Tingkat pemahaman benda cagar budaya ternyata memerlukan perhatian

untuk dikenalkan lebih lanjut, khususnya terkait dengan keberadaan benda cagar budaya yang menyankut pengetahuan dan pemahaman nilai yang terkandung

commit to user

pada setiap benda cagar budaya yang ada. Hal ini pula dapat dilihat dari pengetahuan dan pemahaman mahasiswa semester III yang sedang menempuh mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dengan jumlah mahasiswa sebanyak 136 orang seperti hasil data pada tabel 12 di bawah ini :

Tabel 12. Pemahaman dan Pengetahuan Mahasiswa Semester III Tentang Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

No

Uraian

Jumlah Prosentase

1 Pengertian Benda Cagar Budaya

127

100%

2 UUD Benda Cagar Budaya No. 11. Tahun 2010

72 62%

3 Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

30 22%

4 Jenis Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

20 14%

5 Nilai – Nilai yang terkandung pada benda cagar budaya Kota Gorontalo

17 13%

Sumber : Data olahan dari tes dan wawancara Tingkat pengetahuan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo akan benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo ini

ternyata kurang baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hanya 49 % mahasiswa yang mengetahui keberadaan, jenis dan nilai-nilai yang terkandung pada benda cagar budaya Kota Gorontalo. Sedangkan rata-rata yang menyebutkan tidak mengetahui tentang keberadaan, jenis dan nilai-nilai yang terkandung pada benda cagar budaya Kota Gorontalo sebanyak 51%. Pengetahuan dan pemahaman lokasi keberadaan benda cagar budaya dan nilai historis dari benda cagar budaya tersebut juga kurang diketahui oleh mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo. Hal ini mendorong diperlukan perhatian yang besar untuk memanfaatkan benda cagar budaya di lingkungan sekitar Kota Gorontalo tersebut sebagai sumber belajar sejarah.

commit to user

Pengertian mahasiswa tentang kategori/jenis benda cagar budaya Kota Gorontalo yang ternyata tidak hanya berupa bangunan dan situs tidak dapat membuka cakrawala pengetahuan dan pemahaman mereka akan benda cagar budaya. Selama ini mahasiswa memahami jenis dan kategori cagar budaya masih bersifat umum yaitu berupa bangunan atau peninggalan kuno (artefak) yang umurnya lebih dari 50 tahun dan dilindungi oleh pemerintah sebagai benda cagar budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya. Menurut Yayan Yususf (Mahasiswa, wawancara, 24 Oktober 2011), pemahaman, pengetahuan dan pengertian jenis benda cagar budaya masih bersifat sempit bahkan tidak sama sekali. Hal ini disebabkan karena pendeskripsian benda cagar budaya Kota Gorontalo tidak baik serta pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah lebih ditekankan pada observasi di luar Kota Gorontalo, sedangkan benda cagar budaya Kota Gorontalo belum banyak diperhatikan dan dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan pengetahuan mahasiswa yang berasal dari Kota Gorontalo maupun luar Kota Gorontalo pada tabel 13 di bawah ini :

Tabel 13. Pemahaman Mahasiswa Semester III Tentang Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

No

Asal Daerah Mahasiswa

Jumlah

Prosentase Pemahaman

1 Gorontalo

38 67%

2 Sulawesi Utara

44 13%

3 Sulawesi Tengah

38 8%

4 Sulawesi Tenggara

1 3% Sumber : Tes dan Hasil Wawancara

commit to user

Pada tabel 13 diatas, tingkat pemahaman tentang keberadaan benda cagar budaya pada mahasiswa asal Gorontalo lebih baik daripada mahasiswa lainnya. Hal ini disebabkan karena memori kolektif yang berkembang dalam lingkungan masyarakat dan mahasiswa sering hanya mengetahui keberadaan lokasi dan jalan tempat benda cagar budaya, sedangkan nilai historisnya tidak begitu jelas. Mahasiswa Kota Gorontalo secara teknis didaulat oleh rekan mahasiswa lainnya sebagai penunjuk jalan.

Minimnya informasi tentang keberadaan benda cagar budaya mendorong masyarakat umum khususnya mahasiswa juga kurang mengetahui bagaimana menggali informasi nilai sejarah yang terkandung pada masing-masing benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo tersebut. Tetapi secara umum, mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo yang berasal dari Kota Gorontalo sudah mengenal beberapa benda cagar budaya Kota Gorontalo dan beberapa bangunan kuno yang kurang terawat dibeberapa wilayah Kota Gorontalo. Namun, nama bangunan benda cagar budaya dan nilai historis yang terkandung dari masing-masing bangunan tersebut tidak semua mahasiswa mengetahui dan paham. Kenyataan ini terjadi juga pada mahasiswa yang asli berasal dari Kota Gorontalo yang tidak sepenuhnya mengetahui nilai historis dari bangunan-bangunan benda cagar budaya tersebut.

Mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo sebagai bagian dari masyarakat merupakan penerus tongkat estafet perjuangan di masa yang akan datang. Pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar

commit to user

sejarah menjadi salah satu langkah awal untuk melestarikan keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo pada generasi berikutnya.

commit to user

63