Benda Cagar Budaya Sebagai Sumber Belajar Sejarah

4. Benda Cagar Budaya Sebagai Sumber Belajar Sejarah

Sumber belajar secara umum mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang dalam belajar dan menampilkan kompetensinya. sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Sumber belajar sejarah mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan agar terjadi perilaku belajar. Dalam proses belajar komponen

commit to user

sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

Sumber belajar memiliki fungsi :

1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

commit to user

5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. Akhmad Sudrajat 2008 (http://akhmadsudrajat. wordpress.com ) Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti

penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa

Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:

1) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

2) Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran Sementara itu menurut Akhmad Sudrajat 2008 (http://akhmadsudrajat.

wordpress.com ), menjelaskan dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk menjadi: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3)

commit to user

bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, BCB, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya; dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.

Dalam memilih sumber belajar sejarah harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

Menurut Suhariyanto ( 2009 : 4 ) Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan sering luput

commit to user

dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi sumber belajar yang sangat berharga.

Demikian pula, dalam memanfaatkan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan benda cagar budaya yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar sejarah yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil akan menjadi sumber belajar yang sangat berharga.

Jadi pada hakikatnya sumber belajar sejarah begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar pembelajaran pada umumnya. Segala hal yang sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya. Jelas bahwa pengertian sumber belajar dapat meliputi pesan, manusia, media-software, peralatan (hard-ware), teknik/metode dan lingkungan yang digunakan untuk memfasilitasi proses belajar. Artinya sumber belajar (learning resources) merupakan semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga

commit to user

mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada faedahnya. Faktanya banyak orang secara terus menerus menulis tentang sejarah di semua peradaban dan disepanjang waktu dan hal tersebut menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah dalam tulisan atau dokumentasi ini menjadi sarana penting dalam mempelajari kemajuan dan kemunduran yang terkandung dalam berbagai peristiwa di masa lalu. Dengan demikian, pelajaran dari peristiwa masa lalu yang sudah menjadi menyejarah menjadi sangat berguna dalam memaknai hidup yang tengah berjalan demi kemajuan di masa depan. Tujuan pembelajaran sejarah (the objective of history teaching) bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga mentransfer nilai-nilai estetika .

Benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah dapat diklasifikasikan sesuai dengan rencana dan proses pembelajaran. Untuk kepentingan pengajaran bisa direncanakan ataupun langsung observasi ke lapangan dengan melihat visualisasi dari keberadaan sumber belajar tersebut. Sudjana (2007: 80-81) menjelaskan bahwa pengertian sumber belaja sejarahr juga dapat berupa (1) sumber belajar tercetak (2) sumber belajar non cetak (3) sumber belajar yang berbentuk faslitas seperti perpustakaan, ruang belajar, studio, lapangan olah raga; (4) sumber belajar sebagai kegiatan seperti wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi dan permainan; (5) sumber belajar berupa lingkungan masyarakat seperti taman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum dan lingkungan situs atau benda cagar budaya.

commit to user

Sumber belajar sejarah yang lain juga dapat diperoleh melalui perpustakaan, arsip serta bentuk fisik bangunan benda cagar budaya. Benda cagar budaya dan situs sebagai peninggalan sejarah masa lalu perlu dipelajari. Mempelajari sejarah masa lalu bangsa dengan sungguh-sungguh dapat mendorong suatu proses pemahaman nilai sejarah itu sendiri. Dengan demikian perpustakaan, benda cagar budaya, arsip, dokumen, situs dan bentuk fisik dapat menjadi sumber belajar sejarah yang mencerminkan catatan tertulis ataupun non tertulis tentang cerita peninggalan sejarah. Jadi sumber belajar mengandung pengertian luas sebagai sesuatu proses dari segala daya upaya yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan kepada seseorang dalam proses belajar mengajar yang baik dan berlangsung seumur hidup (Munir, 2008: 131).

Peningkatan pemahaman tentang arti dan fungsi cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah dapat menimbulkan kesadaran sejarah sehingga peserta didik dapat berfikir kritis, inovatif, kreatif dan reflektif. Sumber belajar sejarah berbentuk cagar budaya memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan terutama dalam proses pemahaman nilai sejarah. Pemahaman nilai sejarah dari benda cagar budaya mendorong peserta didik mampu menyeleksi, menerima pengaruh dan perubahan sebagai suatu proses refleksi pengetahuan yang telah terbentuk didalam dirinya untuk menentukan sikap dan perilaku pelestarian benda cagar budaya.

commit to user