Alokasi Air Menggunakan Pendekatan Ekonomi di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat –
Alokasi Air Menggunakan Pendekatan Ekonomi di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat –
Indonesia. Siti Maesaroh, I Putu Santikayasa, Luisa Febrina Amalo (Departemen Geofisika
Pertanian Bogor 16680; [email protected])
dan Meteorologi,
Institut
Peningkatan jumlah penduduk membawa dampak pada penggunaan air di sektor domestik. Demikian juga halnya dengan penggunaan air di waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Waduk Jatiluhur merupakan waduk terbesar di pulau Jawa
dengan luas tangkapan sekitar 4500 km 2 juga memiliki permasalahan dalam alokasi air akibat peningkatan permintaan air untuk domestik dan juga industri. Disisi lain, alokasi untuk sektor pertanian semakin berkurang. Alokasi air dengan pendekatan permintaan dan kebutuhan sudah diterapkan namun, secara ekonomi belum mampu menjawab apakah alokasi tersebut mampu memberikan nilai ekonomi air yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alokasi air saat ini di Waduk Jatiluhur menggunakan pendekatan fungsi ekonomi serta mengkaji dampak penurunan debit terhadap alokasi air. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebutuhan air di Kabupaten Purwakarta terbesar adalah sektor domestik atau rumah tangga, kemudian sektor industri dan sektor pertanian. Model optimasi alokasi air dengan aplikasi Aquarius menghasilkan alokasi air di Kabupaten Purwakarta saat ini yang terbesar adalah sektor pertanian kemudian diikuti dengan sektor industri dan sektor domestik. Nilai benefit dari sektor pertanian terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya, dan nilai benefit terendah dihasilkan oleh sektor domestik. Selain itu, penurunan debit air menyebabkan penurunan alokasi air pada masing-masing dengan luas tangkapan sekitar 4500 km 2 juga memiliki permasalahan dalam alokasi air akibat peningkatan permintaan air untuk domestik dan juga industri. Disisi lain, alokasi untuk sektor pertanian semakin berkurang. Alokasi air dengan pendekatan permintaan dan kebutuhan sudah diterapkan namun, secara ekonomi belum mampu menjawab apakah alokasi tersebut mampu memberikan nilai ekonomi air yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alokasi air saat ini di Waduk Jatiluhur menggunakan pendekatan fungsi ekonomi serta mengkaji dampak penurunan debit terhadap alokasi air. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebutuhan air di Kabupaten Purwakarta terbesar adalah sektor domestik atau rumah tangga, kemudian sektor industri dan sektor pertanian. Model optimasi alokasi air dengan aplikasi Aquarius menghasilkan alokasi air di Kabupaten Purwakarta saat ini yang terbesar adalah sektor pertanian kemudian diikuti dengan sektor industri dan sektor domestik. Nilai benefit dari sektor pertanian terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya, dan nilai benefit terendah dihasilkan oleh sektor domestik. Selain itu, penurunan debit air menyebabkan penurunan alokasi air pada masing-masing
PFKB 022
Uji Penurunan Kandungan Logam Berat Pada Limbah Pada Lindi/Leachate Dengan
Media Kerang Air Tawar (Anodonta woodiana). Bambang Suharto, Liliya Dewi Susanawati (Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Program Studi Teknik Lingkungan; [email protected])
Perairan di sekitar TPA sangat rawan tercemar logam berat yang berasal dari lindi, logam tersebut misalnya Fe, Cu, Zn, Mn. Air yang terkandung logam berat akan mengakibatkan terjangkitnya berbagai penyakit bagi yang mengkonsumsinya . Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh kandungan ini kerusakan hati, rusaknya saluran pernapasan serta penyakit kulit sedangkan bagi makhluk air mengakibatkan kematian dan ini berpengaruh pada pendapatan pada sektor usaha perikanan karena tidak layak lagi untuk di konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kerang air tawar (Anodonta woodiana) dalam menurunkan kandungan logam berat (Fe, Cu, Zn, Mn) pada Lindi dengan menggunakan kerang air tawar serta mengetahui jumlah kerang air tawar yang di butuhkan untuk penurunan kandungan logam berat pada Lindi. Manfaat dari penelitian ini adalah pemanfaatan kerang air tawar yang selama ini tidak di perhatikan masyarakat, untuk kolam lindi di tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Metode penelitian merupakan metode eksperimental dengan percobaan terhadap pengaruh jumlah populasi kerang dan lama penempatan terhadap penurunan kandungan logam berat. Rancangan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial 2 faktor. Faktor pertama yaitu jumlah populasi kerang (P) dan faktor kedua yaitu lama penempatan (W), dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan untuk semua kandungan terdapat perbedaan nyata pada taraf (0,05 dan 0,1). Penyerapan pada tiap minggunya tidak selalu sama, penyerapan terbesar terjadi pada dua minggu pertama. Penyerapan terkecil terjadi sebesar 7% pada populasi 5 ekor dan penyerapan terbesar 100% pada populasi 15 ekor, penyerapan oleh kerang dipengaruhi keadaan lingkungan sekitar dimana kerang merasa nyama n saat memakan. Kemampuan penyerapan terbesar kerang terutama pada unsur Cu dan Mn. Model penurunan kandungan logam berat mengikuti model linear dengan
persamaan Y = - 8,816x + 91,614 dan R 2 sebesar 0,81 untuk Fe, Y = -42,607x + 463.98 dan R 2 sebesar 0,97, Y = -18,707x + 153,05 dan R 2 sebesar 0,99, Y = -46,502x + 174,76 dan R 2 sebesar 0,93.
PFKB 023
Efektivitas Pengelolaan Sampah di Kampus IPB Dramaga, Bogor. Prita Ayu Permatasari (Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Institut Pertanian Bogor; [email protected])
Berdasarkan penelitian tahun lalu, jumlah sampah di Kampus IPB Dramaga mencapai 6.627,67 kg/bulan atau 0,25 kg sampah/orang/bulan. Jumlah tersebut diperoleh dari penghitungan pada beberapa tempat pembuangan sementara (TPS) yang tersebar di seluruh kampus. Jumlah tersebut diduga kurang akurat. Hanya 28% jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Bogor di Galuga dan sisanya (72%) dibiarkan terkumpul di TPA Kampus. Pada tahun 2020, IPB ditargetkan menjadi green campus. Salah satu program green campus adalah mengurangi jumlah sampah di kampus. Tujuan dari penelitian ini antara lain melakukan perhitungan jumlah sampah dari setiap unit akademik yang ada di kampus; membandingkan jumlah sampah berdasarkan perhitungan di unit akademik dan TPS; mengidentifikasi jumlah, jenis, dan lokasi tempat sampah yang ada di kampus; serta memberikan saran terhadap peletakan tempat sampah yang efisien di kampus. Penelitian terbagi menjadi dua bagian. Satu, melakukan perhitungan jumlah sampah dari setiap unit akademis. Dua, menganalisis fasilitas yang tersedia saat ini di kampus. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode yang berbeda, jumlah sampah memiliki perbedaan yang signifikan.
PFKB 024
Fitoremediasi Limbah Cair Batik Menggunakan Vetiver (Chrysopogon zizanioides
L.). Jenny A.M. Tambunan*, Hefni Effendi, Majariana Krisanti (Pengelolaan Sumberdaya alam dan lingkungan, Institut Pertanian Bogor; [email protected] )
Meningkatnya limbah cair dari industri batik dan tekstil serta kandungan logam krom yang dihasilkan dari proses pewarnaan akan berdampak negatif terhadap lingkungan perairan. Salah satu upaya untuk memperbaikinya adalah dengan teknologi ramah lingkungan yaitu teknik fitoremediasi menggunakan tanaman vetiver. (Chrysopogon zizanioides L.). Sistem penanaman secara hidroponik dengan perlakuan kepekatan limbah 0%, 50%, 75%, dan 100%, dimana setiap perlakuan berisi 6 pot masing-masing terdiri dari 3 rumpun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan tanaman vetiver (Chrysopogon zizanioides L.) untuk menurunkan kadar krom dan parameter kualitas air (Amonia, BOD, dan COD) serta menganalisis pertumbuhan tanaman vetiver (Chrysopogon zizanioides L.). pada PL50 Removal efficiency krom sebesar 40% dan kualitas air yaitu BOD 37.57 ± 8.52 mg/L, COD 273.88 ± 24.93 mg/L, serta pertumbuhan relatif tanaman (RGR) 0.036 ±
0.01, jumlah rumpun yang hidup sebanyak 9 rumpun (33%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah cair batik dapat di olah secara fitoremediasi oleh tanaman vetiver (Chrysopogon zizanioides L.) pada PL50 perlakuan limbah 50%.
PFKB 025