Pengelolaan Air Limbah Kantin Kampus Unand Limau Manis yang Berkelanjutan
Pengelolaan Air Limbah Kantin Kampus Unand Limau Manis yang Berkelanjutan
dengan Analisis Valuasi Ekonomi. Veronika Sriwulantari*, Fadjar Goembira, Novizar Nazir (Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Andalas, Auditorium Kampus Unand Limau Manis; [email protected])
Universitas Andalas (Unand) menduduki peringkat ke-4 UI Greenmetric World University Ranking pada Tahun 2015 karena kepedulian kampus terhadap konservasi air dan perubahan iklim. Namun semua kantin kampus Unand Limau Manis membuang air limbah kantin ke saluran drainase sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Konsentrasi BOD, TSS dan minyak dan lemak dalam air Universitas Andalas (Unand) menduduki peringkat ke-4 UI Greenmetric World University Ranking pada Tahun 2015 karena kepedulian kampus terhadap konservasi air dan perubahan iklim. Namun semua kantin kampus Unand Limau Manis membuang air limbah kantin ke saluran drainase sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Konsentrasi BOD, TSS dan minyak dan lemak dalam air
109,2 m 3 /hari. Secara umum, pengelolaan air limbah suatu kegiatan adalah dengan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Namun lemahnya aspek pembiayaan, penerimaan sosial, operasional dan perawatan serta pengawasan menyebabkan pengelolaan air limbah menjadi tidak berkelanjutan. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak melakukan pengolahan limbah dengan baik, dikenakan biaya kerugian lingkungan yang berdasarkan PermenLH No. 7 Tahun 2014 tentang Kerugian Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup dapat dihitung dengan akumulasi nilai Unit Pencemar (UP). Biaya kerugian lingkungan tersebut dapat menjadi alternatif pengelolaan limbah ya ng berkelanjutan. Estimasi total biaya ganti kerugian akibat pencemaran air buangan yang harus dibayarkan oleh pemilik kantin mencapai Rp677.552.295/tahun yang berkisar antara Rp9.019.991/tahun untuk kantin tipe I hingga Rp20.529.169/tahun untuk kantin tipe IV. Standar biaya ganti kerugian akibat pencemaran air buangan limbah kantin tersebut, dapat memberikan alternatif pengelolaan limbah yang dapat dipilih oleh pemilik kantin, melakukan pengolahan air limbah atau membayar sewa kantin lebih tinggi akibat tambahan biaya ganti kerugian lingkungan.
KLR 010
Green Star Pada Perancangan Bangunan Rumah Sakit Pendidikan Di Kampus UIN
Malang. Bayu Dwi Pramata*, Tito Hari Pradianto, Sri Utami (Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang; [email protected])
Berawal dari perencanaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang mengembangkan bidang pendidikan dengan menambah bidang studi kedokteran. Pengembangan Kampus ini termasuk menambah bangunan Rumah Sakit Pendidikan dengan menggunakan konsep “Green, Health, and Smart Campus”. Lokasi pengembangan kampus berada diperbatasan Kabupaten Malang dan Kota Batu Perancangan bangunan rumah sakit pendidikan ini menggunakan pendekatan “Green Building“ yang mengacu pada masterplan sebelumnya. Perwujudan green building dengan didasari dari kriteria Green Star healthcare v1. Pendekatan perancangan menggunakan metode deskriptif-analitik. Deskriptif dijelaskan secara dedukif berupa paparan dan gambaran mengenai permasalahan dan kebutuhan Rumah Sakit. Aplikasi konsep green ini menjadi masalah utama dalam perancangan. Proses analitiknya menggunakan teori perancangan rumah sakit dan green star healthcare v1. Hasil perancangan bangunan rumah sakit pendidikan ini sebagai salah satu contoh bangunan sarana pengobatan dan pembelajaran yang mengutamakan efisiensi dan effektifitas, terutama pada indoor environment, Transport, Water, Material, land use & ecology, Emissions.
KLR 011 Membangun Kompetensi dan Profesi Pengelola Lingkungan Hidup . Tasdiyanto
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; [email protected])
Berbagai pandangan menegaskan bahwa penyebab terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup adalah perilaku manusia. Pandangan ini sesuai dengan Intergovernmental Panel of Climate Change (IPCC) yang menyebutkan bahwa penyebab pemanasan global dan perubahan iklim adalah perilaku kolektif umat manusia. Dengan demikian menjadi keniscayaan bahwa pengelolaan lingkungan hidup dimulai dari manusianya. Penelitian fenomenologi terdahulu mengategorikan interaksi manusia dalam empat kategori, yakni; merusak, mengabaikan, memelihara, dan memperbaiki lingkungan hidup. Hal ini mengritisi dua kategori yang telah ada, yakni merusak dan melestarikan lingkungan hidup. Terminologi lestari, yang berarti ajeg atau tetap, tidak relevan dipergunakan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Penelitian tersebut merekomendasikan peningkatan kualitas sumberdaya manusia pengelola lingkungan hidup sebagai salah satu strategi kebijakan yang utama. Tulisan ini menggunakan analisa kritis terhadap fenomena pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. Keberadaan tiga pilar; kelembagaan, pendidikan, dan masyarakat disintesis. Kebijakan pengembangan kompetensi dan keberadaan asosiasi profesi ditelaah secara mendalam. Kesimpulan dari tulisan ini menekankan perlunya kelembagaan, pendidikan, dan masyarakat yang sinergis. Kebijakan pengembangan kompetensi perlu disegerakan, dan keberadaan asosiasi profesi yang perlu disejajarkan sebagai mitra pemerintah.
KLR 012
Pengelolaan Perikanan oleh Penanaman Modal Asing Pasca Perpres Nomor 44
Tahun 2016. Wahyudi Wirja (Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO), Fakultas Hukum
Makalah ini akan mengkaji secara mendalam tentang pengaturan pengelolaan perikanan oleh penanaman modal asing di Indonesia pasca diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 dan bagaimana implikasi terhadap tersebut. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, Indonesia memiliki hak untuk melakukan pengelolaan perikanan di wilayah lautnya. Guna melaksanakan pembangunan nasional di sektor perikanan, Indonesia membutuhkan modal untuk membangun. Mengingat terbatasnya persediaan modal dalam negeri maka Indonesia membutuhkan keterlibatan asing dalam pengelolaan sumber daya perikanan melalui kegiatan penanaman modal asing (PMA). PMA diatur dalam Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Undang -Undang ini menganut prinsip adanya perlakuan yang sama antara investor asing denga n investor domestik dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. Untuk melindungi perekonomian nasional sebagaimana amanat dari konstitusi maka negara menggunakan instrumen hukum Daftar Negatif Investasi (DNI) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016. Sebagaimana diketahui pelaksanaan ketentuan hukum internasional menyebutkan bahwa seluruh PMA diperbolehkan melakukan investasi di Indonesia kecuali yang tercantum dalam DNI. Salah satu poin yang terdapat dalam Perpres Nomor 44 Tahun 2016 di bidang kelautan dan perikanan adalah pemerintah melarang usaha perikanan tangkap Makalah ini akan mengkaji secara mendalam tentang pengaturan pengelolaan perikanan oleh penanaman modal asing di Indonesia pasca diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 dan bagaimana implikasi terhadap tersebut. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, Indonesia memiliki hak untuk melakukan pengelolaan perikanan di wilayah lautnya. Guna melaksanakan pembangunan nasional di sektor perikanan, Indonesia membutuhkan modal untuk membangun. Mengingat terbatasnya persediaan modal dalam negeri maka Indonesia membutuhkan keterlibatan asing dalam pengelolaan sumber daya perikanan melalui kegiatan penanaman modal asing (PMA). PMA diatur dalam Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Undang -Undang ini menganut prinsip adanya perlakuan yang sama antara investor asing denga n investor domestik dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. Untuk melindungi perekonomian nasional sebagaimana amanat dari konstitusi maka negara menggunakan instrumen hukum Daftar Negatif Investasi (DNI) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016. Sebagaimana diketahui pelaksanaan ketentuan hukum internasional menyebutkan bahwa seluruh PMA diperbolehkan melakukan investasi di Indonesia kecuali yang tercantum dalam DNI. Salah satu poin yang terdapat dalam Perpres Nomor 44 Tahun 2016 di bidang kelautan dan perikanan adalah pemerintah melarang usaha perikanan tangkap
KLR 013