TIDAK CUKUP HANYA DENGAN UCAPAN

TIDAK CUKUP HANYA DENGAN UCAPAN

110 Al-Bukhari (6405), Muslim (2691), At-Tirmidzi (3468), diriwayatkan dari Abu Hurairah.

111 Telah dijelaskan sebelumnya 112 Al-Jawab al-Kafi,karya Ibu al-Qayyim al-Jawziyyah (h 11-

12)

Ibnu al- Qayyim berkata, ―Ini bukanlah disebabkan oleh ucapan lisan semata. Orang yang mengucap secara lisan sedangkan ia lupa akan maknanya, atau ucapannya tanpa disertai perenungan, di mana antara hati dan mulutnya tidak berkesinambungan. Atau ia sama sekali tidak menangkap makna dari ucapannya itu, sementara ia tetap mengharapkan pahala, maka dosa-dosanya yang terhapus sebatas yang terdetak dalam hatinya. Sesungguhnya antara amalan-amalan itu tidaklah ada yang lebih mulia dari yang lain jika dilihat dari sisi jumlah maupun bentuknya. Melainkan kemuliaan itu tergantung dari apa yang mendasarinya di hati. Adakalanya dua perbuatan memiliki satu bentuk yang sama, akan tetapi antara keduanya terdapat kemuliaan yang sangat jauh berbanding, bagaikan langit dan bumi. Adapula orang yang berbaris satu deret saat melakukan shalat, akan tetapi shalat keduanya memiliki bobot yang jauh berbeda ibarat bumi dan langit.

Cobalah renungkan hadits tentang bithaqah (kartu) yang diletakkan

perbandingan sembilanpuluh sembilan tumpukan arsip. Di mana setiap arsipnya adalah sepanjang mata memandang. Namun atidak bisa disalahkan jika sehelai kartu tadi lebih berat (berbobot)

daripada tumpukan arsip. 113 Demikianlah perumpamaan orang yang bertauhid kepada

Allah adalah ibarat kartu tadi. Sementara tumpukan arsip yang banyak merupakan perumpamaan keadaan orang kebanyakan, di mana kebanyakan manusia akan masuk neraka sebab dosa- dosa mereka. Rahasia mengapa kartu orang tadi lebih

113 Hadits yang menceritakan tentang bithaqah. HR. Ahmad (2/213), at-Tirmidzi (2639), Ibnu Majah (4300), Ibnu Hibban

(235), al-Hakim (1/6, 529) dari Abdullah bin Amr bin Ash.

berbobot sementara tumpukan arsip itu lebih ringan adalah karena kebanyakan para pemilik tidak sanggup mencapai bobot seperti kartunya andaikata kartu mereka ditimbang satu persatu. Jika anda ingin memperoleh keterangan tambahan menyangkut hal ini, coba lihatlah ingatan orang yang hatinya dipenuhi rasa sayang terhadapmu. Bandingkan dengan ingatan orang yang tidak menaruh perhatian kepadamu karena lalai atau asyik pada yang lain, sehingga hatinya tertarik untuk menyukai orang lain. Bandingkan! Apakah ingatan mereka berdua terhadapmu adalah satu? Atau adakah ingatanmu kepada orang tua, anak-anak atau isterimu adalah sama dalam hal semacam ini?

Coba renungkan peristiwa menyangkut apa yang terjadi dalam hati seorang lelaki yang telah membunuh seratus orang. Bagaimana hakikat keimanannya saat melaju ke perkampungan yang ia tuju. Renungkan keadaannya waktu itu, sampai akhirnya ia mendekap dadanya dan tersungkur menemui ajalnya sebelum sampai di tempat yang dituju. Tidak ada halangan baginya untuk dimasukkan dalam kelompok penghuni

perkampungan yang baik. 114 Hampir sama dengan kasus adalah peristiwa yang

melibatkan seorang pelacur yang melihat seekor anjing. Apa yang terdetak dalam hati wanita itu menjadi barometer keimanannya. Tatkala ia melihat seekor anjing yang dahaga dan menggaruk tanah untuk memperoleh minuman, hatinya tergerak untuk memberi minum pada anjing itu. Tanpa alat

114 Hadits yang bercerita tentang orang yang membunuh seratus orang. Diriwayatkan oleh Bukhari (3470), Muslim

(2766), Ibnu Majah (2662), Ahmad (3/20), Ibnu Hibban (611- 615), al- Baihaqi dalam ‗as-sunan‘ (15614), Abu Ya‘la (1033, 7361) riwayat dari Said al-Khudri (2766), Ibnu Majah (2662), Ahmad (3/20), Ibnu Hibban (611- 615), al- Baihaqi dalam ‗as-sunan‘ (15614), Abu Ya‘la (1033, 7361) riwayat dari Said al-Khudri

berharap imbalan terimakasih atau apapun dari perbuatannya. Apa yang dilakukannya itu pada hakekatnya merupakan dorongan iman dari dalam hati hingga menghanguskan kemaksiatan yang pernah dijalaninya. Pelacur ini mendapat ampunan dari Allah swt. 115

Demikianlah sebenarnya amalan dalam pandangan Allah. Orang yang lengah dalam sekejap saja tidak menyadari bahwa setitik exter kimiawi apabila diletakkan di atas bukit tembaga, niscaya akan berubah menjadi emas. Dan kepada Allah kita memohon pertolongan. 116

JANGAN COBA MEREMEHKAN DOSA-DOSA Dalam h adits Abdullah bin Mas‘ud bahwa Rasulullah saw

bersabda, ―Waspadalah kalian menyepelekan dosa-dosa. Dosa- dosa

hingga dapat membinasakannya.‖ Rasulullah saw juga membuat perumpamaan

itu bertumpuk

pada

seseorang

untuk masalah ini. Perumpamaan dosa-dosa itu seperti

115 Diriwayatkan oleh Bukhari (2231), Muslim (2245), Ahmab (2/510), al- Baihaqi dalam ‗as-sunan‘ (15597), Abu Ya‘la

(6044), at- Thabrani dalam ‗al-Awsath‘ (535) dari Abi Hurairah

116 Madarij as-Salikin, karya Ibnu al-Qayyim (1/330-332) 116 Madarij as-Salikin, karya Ibnu al-Qayyim (1/330-332)

sana.‖ 117 Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah ra, Rasulullah saw berkata kepadanya, ―Wahai Aisyah, berhati-hatilah engkau dari menyepelekan dosa-dosa, sungguh dosa-dosa itu akan

dituntut oleh Allah swt. 118 Setiap orang tidak ada yang luput dari dosa, meski

sekecil apapun dosa itu bercokol di hati. Itu merupakan pertanda celaka. Sekecil apapun dosa itu dalam pandangan manusia, sesungguhnya sangatlah besar di hadapan Allah. 119

Dari Imam Bukhari juga imam yang lain, dari Ibnu Mas‘ud, ia berkata, ―Orang mukmin dalam memandang dosa-dosanya

ibarat menatap gunung yang siap menimpanya. Sementara orang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di mulutnya, lalu ia mengucap kata-kata demikian

(istighfar) dan lalat itupun terbang melayang. 120

Dosa-dosa kecil itu bagi mereka yang meremehkannya Dosa yang banyak itu bagi mereka yang bertakwa Jadilah ibarat orang yang berjalan di muka bumi keraguan

117 HR. Ahmad (1/402), al- Baihaqi dalam ‗as-sunan‘ (20551),at- Thabrani dalam ‗al-kabir‘ (10/212), at-Thayalisi

(400) dari Ibnu Mas‘ud. 118 HR. Ahmad, Ibnu Majah, ad-darami, Ibnu Hibban, Ibnu

Rahuyah. 119 Dalam ‗al-jawab al-Kafi‘ (h 38)

120 HR. al-Bukhari, at- Tirmidzi, Ahmad dan Abu Ya‘la

Yang selalu waspada terhadap sesuatu yang ia lihat Jangan engkau remehkan yang kecil Sesungguhnya gunung adalah kumpulan kerikil 121

BERSAMA ORANG-ORANG YANG GEMAR MENANGIS Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw bersabda,

―Sesungguhnya Allah swt telah menyelamatkan Musa dengan seratus empatpuluh ribu kalimat selama tiga hari. Tatkala Musa mendengar perkataan manusia —yang ia benci—atas apa

yang ia dengarkan dari perkataan Allah terhadapnya, adapun perkataan Allah terhadapnya adalah sepe rti berikut, ―Wahai Musa! Tidak ada yang orang yang sanggup berpura-pura terhadapku seperti zuhud di dunia. Tidak ada yang mendekatkan diri kepada- Ku seperti ahli wara‘ terhadap apa yang aku haramkan bagi mereka. Dan tiada pula yang menyembah-Ku seperti sesembahan orang-orang yang gemar menangis karena takut terhadap- Ku. Musa berkata, ―Wahai Tuhan segala kebajikan, Yang menguasai hari pembalasan, Yang Maha tinggi dan Mulia! Apa yang Engkau janjikan kepada mereka? Balasan apa yang Engkau berikan pada mereka? Allah

berkata, ―Adapun hambaku yang zuhud di dunia, niscaya Aku hadiahkan kepadanya surgaku, mereka leluasa duduk dimanapun

mereka inginkan. Adapun hamba- Ku yang wara‘, niscaya Aku akan memuliakan dan meninggikan mereka. Aku akan memasukkan mereka ke surga tanpa hisab. Adapun orang-orang yang gemar menangis karena takut terhadap-Ku, niscaya Aku peruntukkan

121 Sya‘bul Iman, karya al-Baihaqi (7301) 121 Sya‘bul Iman, karya al-Baihaqi (7301)

SEBAIK-BAIK ORANG YANG MENANGIS Ashim bin Bihdalah berkata, ―Dunia ini tidak akan pergi

sebelum orang –orang yang menangis itu menangisi agama mereka, atau menangisi dunianya. Sebaik-baik mereka adalah

yang paling baik persangkaannya kepada Allah.‖ 123

TATKALA INGAT DOSAMU, MENANGISLAH! Seseorang ber kata kepada Abdullah bin Mas‘ud, ―Berilah aku wasiat, wahai Ayah Abdurahman!‖ Abdullah bin Masud berkata, ―Sebaiknya rumahmu dapat menenterammu, lisanmu dapat menjagamu, dan menangislah saat mengingat dosamu.‖ 124

Ketika Abdullah bin Mas‘ud telah mendekati masanya, Abdurahman, anak lelakinya berkata padanya, ―Wahai ayahku, berwasiatlah!‖ Abdullah bin Mas‘ud berkata, ―Hendaklah engkau menangisi dosamu.‖ 125

Da ri Ismail bin Abi Khalid, ia berkata, ―Ibnu Masud berwasiat kepada anaknya, Abu Ubaidah, dengan tiga kalimat:

―Aku berwasiat kepadamu agar engkau bertakwa kepada Allah,

122 HR. At- Thabrani, dalam ‗Majma az-Zawaid‘ dikatakan bahwa sanad hadits ini sangat dhaif. Lihat ‗at-Targhib‘ karya al-

Asfahani (499), juga ‗at-Targhib‘ karya al-Mundziri (4859,5040)

123 ‗Husnu az-Zhan billahi, karya Ibnu Abi ad-Dunya (85) 124 Hilyah al-Awliya (1/135), Shafwatu as-Shafwah (1/420) 125 Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (35/70-71) 123 ‗Husnu az-Zhan billahi, karya Ibnu Abi ad-Dunya (85) 124 Hilyah al-Awliya (1/135), Shafwatu as-Shafwah (1/420) 125 Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (35/70-71)