100 Orang Saleh yang Menangisi Dosa-dosanya

Seratus Kisah Orang Saleh yang Menangisi Dosa-dosanya

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah swt. Di mana pertolongan, petunjuk dan ampunan-Nya yang senantiasa kita harapkan. Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan-keburukan jiwa serta perbuatan kita. Sesungguhnya siapa yang mendapat petunjuk-Nya, niscaya tidak akan ada yang menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan, tiada pula yang dapat memberinya petunjuk. Tiada tuhan selain Allah yang maha Tunggal, dan bahwa Muhammad adalah rasul-Nya.

Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah kalam Allah. Sebaik-baik perilaku adalah perilaku Muhammad, dan seburuk-buruk urusan adalah urusan yang datang kemudian.

Apa yang datang kemudian merupakan bid‘ah, sedangkan bid‘ah adalah perbuatan sesat, tiada tempat kembali untuk

kesesatan selain ke neraka.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakawalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali

kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” 1

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

1 Ali Imran: 102 1 Ali Imran: 102

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa- dosamu.dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka

sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” 3

Sesungguhnya setiap orang mukmin tidak lepas dari salah dan dosa. Akan tetapi kemudian jiwanya merasa tersiksa, pikirannya terganggu, hingga ia menyesali perbuatan dosa serta kesalahan yang telah dilakukannya. Orang mukmin yang berbuat dosa, akan menyesalinya karena ia sadar bahwa dirinya telah

Tuhan yang diberlakukan pada dirinya. Pada saat yang demikian, jiwa dan pikirannya terpanggil untuk bertaubat, beristigfar dan memohon ampunan dari Allah swt.

menyia-nyiakan

ketentuan

Berkaitan dengan hal di atas, dalam buku ini akan kami suguhkan pendirian orang-orang saleh dalam menyikapi perbuatan-perbuatan mereka yang salah. Amalan orang-orang saleh itu berupa tangisan atas dosa-dosa yang pernah mereka perbuat. Adapun kita yang hidup sekarang seharusnya lebih perlu menangisi dosa-dosa kita yang tak terhingga di zaman ini. Memang kita semua adalah orang-orang yang tidak luput dari salah dan dosa, akan tetapi sebaik-baik orang yang berbuat salah dan dosa adalah mereka yang sudi bertaubat, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw.

Harapan kami, melalui buku ini kita dapat lebih bersikap waspada terhadap hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke

2 An Nisa: 1

3 Al-Ahzab 70-71 3 Al-Ahzab 70-71

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada

Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya- 4 lah aku kembali.”

Majdi Muhammad Assyahawey

TANGISI KESALAHANMU

Dari Uqbah bin Amir ra, ia berkata, ―Ya Rasulullah apakah keselamatan itu?‖ Nabi menjawab, ―Jagalah lisanmu, lapangkanlah rumahmu dan menangislah atas kesalahanmu‖ 5

Dari Tsauban ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Beruntunglah orang yang bisa menguasai/menahan dirinya, dan orang yang melapangkan rumahnya, serta orang

yang menangis atas kesalahannya.‖ 6 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Haitsam bin

Malik bahwa Rasulullah saw tatkala berkhotbah, ada seseorang yang menangis di hadapan beliau. Kemudian

Rasulullah saw bersabda, ―Sekiranya hari ini diperlihatkan kepada kalian dosa-dosa orang mukmin yang menyeterai

deretan pegunungan, niscaya dosa-dosa mereka dapat terhapus oleh tangisan orang ini. Itu adalah karena para malaikat

sedang menangis dan mendoakannya: ―Ya Allah berilah syafaat

4 Hud: 88

5 HR. Ahmad (4/148,158), at-Tirmidzi (2406), Abu Imran dalam bab al-fitan (119),al- Baihaqi dalam Sya‘bul Iman (508,

4930), dan at-Thabrani dalam al-Kabir (17/271).

6 HR.at-Thabrani dalam al-Awsath wa as-Shagir (212) 6 HR.at-Thabrani dalam al-Awsath wa as-Shagir (212)

orang yang tidak menangis. 7

Menangis karena menyesali perbuatan dosa dan kesalahan adalah perbuatan yang terpuji. Karena tangisan semacam itu menunjukkan adanya penyesalan dan rasa takut akan siksa

Allah swt. Rasulullah saw bersabda, ―Menangislah kalian, sekiranya kalian tidak dapat menangis maka buat-buatlah

menangis. Sesungguhnya para penghuni neraka menangis hingga tetesan air mata mereka yang mengalir bagaikan aliran sungai, lalu habislah air mata mereka. Dan meneteslah darah mereka hingga matanya kering. Maka sekiranya ada perahu

diatasnya, niscaya perahu itu akan melayar. 8

Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Mas‘ud bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Tidaklah setetes air mata yang

menetes dari mata seorang mukmin, meskipun air mata itu setitik kepala lalat, akan tetapi disebabkan ia takut kepada Allah, kemudian air matanya menerpa sebagian

mukanya, niscaya Allah mengharamkan baginya api neraka.‖ 9 Dalam hadits Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah saw

bersabda, ―Seseorang yang menangis karena takut kepada Allah, sekali-kali tidak akan kembali ke neraka sebelum air susu sampai di susuannya.‖ 10

Dari Abi Imamah bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Tidak ada tetesan yang lebih disukai oleh Allah melebihi tetesan

7 HR. al- Baihaqi dalam Sya‘bul Iman (810)

8 Ibnu al-Mubarak dalam Az-Zuhd (295)

9 HR.at-Thabrani dalam al-Kabir (10/17)

10 HR. Ahmad (2/505), At-Tirmidzi(1633), an-Nasai (3108), dan al-Hakim (4/260) 10 HR. Ahmad (2/505), At-Tirmidzi(1633), an-Nasai (3108), dan al-Hakim (4/260)

tertumpah dalam membela jalan-Nya. 11

Suatu kali Rasulullah saw pernah mengucapkan doa: ―Ya Allah karuniailah aku sepasang mata yang mudah menangis,

yang tetesan airmatanya dapat menyejukkan hati karena takut kepada-Mu. Karuniakanlah sebelum tetesan air mata itu

menjadi darah dan sebelum nurani menjadi batu. 12 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra

bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Tujuh perkara yang dilindungi Allah pada hari tiada perlindungan selain

perlindungan dari- Nya.‖ Kemudian Rasulullah mengucapkan haditsnya. Di antara yang beliau ucapkan a dalah ―Dan seorang yang mengingat (berdzikir) kepada Allah seorang

diri hingga penglihatan matanya sirna.‖ 13 Dari Abbas bin Abdul Mutallib bahwa Rasulullah saw

b ersabda, ―Jika seorang hamba merasakan bulu kulitnya merinding karena takut kepada Allah, maka rontoklah dosa- dosanya bagaikan daun-daun kering yang rontok dari

pepohonan. 14 Abu Bakar As- Siddik berkata, ―Barangsiapa yang dapat menangis maka menangislah, dan barangsiapa yang tidak

sanggup cukuplah ia buat-buat menangis. 15

Abdullah bin Amr bin Ash berkata, ―Menangislah, jika kalian tidak dapat menangis, cukuplah buat-buat menangis!

Demi Dia yang menguasai jiwaku! Apabila salah seorang dari

11 HR.at-Tirmidzi (1669), at-Thabrani dalam al-Kabir (8/235)

12 HR. Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (2/196)

13 HR. al-Bukhari (660), Muslim (1031), At-Tirmidzi (2391),

dan an-Nasai dalam al-Mujtaba (5395)

14 al-Mundziri dalam at-Targhib (5047)

15 HR.Ahmad dalam az-Zuhd, (108) 15 HR.Ahmad dalam az-Zuhd, (108)

akan melakukan shalat hingga tulang rusuknya patah. 16 Abu Sulaiman Ad- Darini berkata, ―Tidak ada balasan untuk mata yang selalu berlinang kecuali bahwa wajah pemiliknya tidak akan memancarkan kehinaan pada hari kiamat. 17 Sedangkan menurut Musarwaq bahwa seseorang sesungguhnya akan mendapati ruang-ruang yang kosong sehingga ia mengingat dosa-dosanya di sana dan memohon ampunan. 18 Hatim al- Asham ra berkata, ―Aku mendengar Syaqiq al- Balkhi pernah berkata, ―Tidak ada seorang hamba yang paling

benar sekalipun bebas dari rasa gelisah dan cemas. Gelisah atas dosa-dosanya yang telah berlalu dan cemas akan apa

yang ia tidak ketahui akan menimpa. 19

Dalam sebuah khabar bahwa al-Khidhr berkata kepada Musa as, ―Buanglang sikap keras kepala darimu, dan janganlah engkau melangkah tanpa tujuan, jangan pula tertawa jika

tidak ada yang menakjubkanmu, tetaplah di rumahmu

tangisilah dosa-dosamu. 20

Dalam sebuah riwayat diceritakan tatkala al-Khidhr pergi hendak berpisah dari Musa as, Musa berkata kepadanya,

―Berilah aku wasiat!‖ Al- Khidhr menjawab, ―Tersenyumlah jangan tertawa,

buanglah sifat keras kepala darimu, janganlah engkau melangkah tanpa tujuan, jangan mencela orang-orang yang

16 al-Hanad dalamaz-Zuhd, (469)

17 al- Ihya‘ (4/163)

18 Sya‘bul Iman (747, 750)

19 Sya‘bulIman, (795)

20 Hilyatul Awliya(8/144) 20 Hilyatul Awliya(8/144)

dosamu wahai putra Imran!‖ 21 Dalam suatu riwayat, Isa putra Maryam as pernah berkata

pada para sahabatnya, ―Keselamatan ada dalam tiga hal: menangisi kesalahan, menjaga lisan dan menetapi tempat

tinggal. Hari-hari ada tiga: hari lampau yang telah kau lalui, harimu sekarang yang engkau ambil bekal darinya,

hari esok yang tak diketahui apa yang akan kau peroleh.‖ 22 Dari Syamith bin Ijlan berkata, ―Seseorang berkata

kepada Isa putra Maryam as, ―Wahai tuan guru kebajikan! Ajarilah aku amalan sekiranya aku amalkan maka aku

tergolong orang yang bertakwa kepada Allah sebagai mana Ia perintahkan!‖

Isa menjawab, ―Berbuatlah dalam kadar yang mudah. Jika engkau bersedia cintailah Allah sepenuh dan setulus hatimu,

berjuanglah dengan sepenuh ragamu. Jika engkau melakukan kebaikan, maka lupakanlah, sesungguhnya Dzat yang tidak pernah lupa menjaganya untukmu. Hendaklah dosa-dosamu menjadi tanggungan kedua matamu, dan hendaklah pula engka

menghormati sesamamu.‖ 23 Dari Abdullah bin Ausajah berkata, ―Allah telah

mewahyukan kepada Isa putra Maryam, ―Jadikan Aku sebaagi satu-satunya perhatian dari dirimu, jadikan Aku sebagai

bekal untuk tempat kembalimu, dekatilah aku dengan amalan- amalan sunah maka aku mencintaimu, janganlah engkau berpaling kepada selain Aku maka Aku menghinakanmu, bersabarlah

ketetapan-Ku, berjalanlah engka dalam jalur-Ku, sesungguhnya jalur-Ku

21 Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (16/416)

22 Tarikh ad-Damsyiq, karya Ibnu Asakir (47/438)

23 Sya‘bul Iman (6905) 23 Sya‘bul Iman (6905)

dari kelalaian, tetapkanlah perkara dengan santun, hendaklah engkau senang dan berharap hanya kepada-Ku, teguhkan hatimu untuk takut hanya kepada-Ku, berjagalah di malam hari untuk menggapai jalur-Ku, penuhilah waktu siangmu demi hari penglihatan di sisi-Ku, berlombalah dalam kebaikan dengan kegigihanmu, temukanlah kebaikan dimanapun kau mengarah, pergaulilah sesama sesuai nasehat-Ku, tetapkanlah urusan sesamamu dengan keadilan-Ku, sesungguhnya telah Aku turunkan bagimu penawar rasa was-was dikarenakan penyakit kelupaanmu, telah aku turunkan pula ketajaman penglihatan sebagai ganti penglihatan yang rabun, janganlah engkau menjadi orang yang tidak berguna yang seakan terbelenggu padahal sejatinya engkau hidup dan bernafas.

Wahai Isa putra Maryam! Tidak ada sesuatu makhlukpun yang mengimani-Ku melainkan ia penuh harap, tidak ada pula yang penuh harap terhadap-Ku melainkan ia akan menuai pahala dari-Ku, Aku bersaksi kepadamu bahwa makhluk-Ku amatlah percaya akan siksa-Ku selama engkau tidak merubah ketetapan-Ku.

Wahai Isa putra Maryam! Tangisilah dirimu sepanjang hidupmu, menangislah sebagaimana tangisan orang yang berpisah

meninggalkan dunianya, membiarkan kenikmatan untuk para penghuninya, sementara kecintaannya kepada Allah semakin meningkat. Jadilah engkau orang yang lembut ucapan, santun dalam bicara serta penebar salam. Tetaplah engkau terjaga tatkala mata orang-orang tengah tertidur pulas, untuk tetap waspada akan datangnya perkara yang telah dijanjikan, berupa gempa atau angin

dari

keluarganya,

kencang, di mana pada hari itu tidak berharga lagi sanak saudara dan harta benda. Celakilah matamu dengan rasa takut tatkala orang-orang perkasa tengah tertawa. Menangislah dengan tangisan orang yang telah mengetahui bahwa dirinya akan berpisah untuk menuju Dzat yang lebih dekat dengannya daripada urat nadinya. Pada saat itu, jadilah engkau orang yang sabar dan selalu waspada. Karena engkau akan sangat beruntung jika apa yang Aku janjikan untuk orang-orang yang sabar dapat menggapaimu. Berpalinglah dari dunia kepada Allah hari demi hari. Rasakan aroma-Nya, sesuatu yang telah raib darimu hingga engkau tidak mengetahui di mana rasanya, sesuatu yang belum datang padamu hingga engkau tidak tahu seperti apa lezatnya. Sungguh Aku katakan padamu, apalah engkau ini kecuali hanya berlalu bersama hari-

harimu….. 24 Ada seorang lelaki mendatangi Ibnu Abbas, orang

menamainya Jundab, ia berkata kepada Ibnu Abbas, ―Berilah aku wasiat!‖

Ibnu Abbas menjawab, ―Aku berwasiat padamu untuk bertauhid kepada Allah, beramal karena Allah, mendirikan

shalat, menunaikan zakat, sesungguhnya segala kebaikan yang engkau jalani setelah itu akan diterima di sisi Allah. Wahai Jundab, sungguh engkau tidak akan bisa menjauhi ajal melainkan ia semakin dekat, maka lakukanlah shalat

muwadda‘, jadilah kamu di dunia ini laksana orang asing yang tengah berkelana, karena sesungguhnya engkau niscaya

akan menjadi penghuni kubur. Menangislah atas dosa-dosamu, bertaubatlah atas kesalahanmu. Jadikanlah dunia ini lebih hina

engkau telah meninggalkannya. Kini engkau telah menuju pada pengadilan

dari telapak sandalmu,

seolah

Tuhan, apa yang telah engkau langgar tidak dapat memberimu manfaat. Hanya amalmu yang akan memberimu manfaat. 25 Dari Ja‘far bin Muhammad al-Khurasani ia berkata, ―Ada orang lanjut usia ditanya, ―Apa yang masih engkau ingini dari sisa hidupmu?‖ orang tua itu menjawab, ―Menangisi

dosa- dosa.‖ 26

KITA ORANG-ORANG BERDOSA

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw pernah bersa bda, ―Tidak seorang mukminpun yang luput dari dosa yang diperbuatnya dari waktu ke waktu, atau dosa yang terus menerus diperbuatnya, dosa itu tidak akan lepas darinya sebelum ia bersedia melepasnya. Seorang mukmin diciptakan senantiasa terkecoh, gampang bertaubat, mudah lupa, akan tetapi jika diingatkan maka ia akan

ingat.‖ 27 Maka tidak ada satupun dari kita yang luput dari

perbuatan dosa. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Setiap keturunan Adam memiliki salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka

yang bertaubat.‖ 28

HADIRNYA DOSA-DOSA

Dalam al-musnad disebutkan sebuah hadits dari Uqbah bin Amir ra dari Rasulullah saw bersabda, ―Sesungguhnya

25 Al-Bidayah wa an-Nihayah (8/305)

26 Al-Umru wa as-Syaibu, karya Ibnu Abi ad-Dunya (28)

27 HR. At-Thabrani dalam al-Kabir (11/304)

28 HR. Ahmad (2/198), at-Tirmidzi (2499), Ibnu Majah (4251),

ad-Darami (2727), al- Hakim (4/244),Abu Ya‘la (2922).

perumpamaan orang yang berbuat keburukan kemudian melakukan perbuatan baik, adalah seperti orang yang mengenakan baju besi yang sempit, lalu baju itu membesar, kemudian ia melakukan kebaikan sekali lagi, maka terbukalah suatu celah, apabila ia melakukan kebaikan sekali lagi maka terbuka pula celah yang lain sehingga ia bisa keluar ke

permukaan bumi. 29

Sesungguhnya setiap manusia tidak akan terbebas dari dosa yang selalu mengurungnya, kecuali ia bertaubat dan menjalankan amal saleh.

Terkait dengan hal itu, orang-orang salaf terdahulu sering mengulang-ulang bacaan berikut di malam hari sambil menangis tersedu:

Tangisilah dosamu sepanjang malam dengan sungguh-sungguh Sesungguhnya tangisan itu penawar rasa takut Jangan pernah lengah dari dosa-dosa sepanjang hari

Sesungguhnya dosa-dosa itu selalu menyelemuti manusia 30

PENAWAR DOSA

Beristighfar merupakan amalan yang sangat mujarab untuk menghapus dosa-dosa, karena istighfar adalah penawar perbuatan dosa. Hal ini telah ditegaskan dalam sebuah

hadits marfu‘ yang diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, ―Sesungguhnya bagi setiap penyakit ada penawarnya, adapun penawar dosa- dosa adalah beristighfar (memohon ampun).‖

Imam Qatadah berkata, ―Sesungguhnya al-quran menunjukkan kepadamu tentang penyakit dan penarwarnya untukmu. Adapun

29 HR. Ahmad (4/145), at-Thabrani dalam al-Kabir (17/284)

30 Keterangan hadits labbaik,karya Ibnu Rajab al-Hambali (h

Sebagian ulama ada yang mengatakan, ―Sesungguhnya penawar orang-orang yang berbuat dosa adalah menangis dan

beristighfar. Maka barangsiapa yang telah dirundung dosa seharusnyalah ia memperbanyak istighfar.‖

Riyah al- Qaisy berkata, ―Aku memiliki empatpuluh dosa, dan aku telah memohon ampun (beristighfar) kepada Allah

untuk setiap dosa sebanyak seratus ribu kali istighfar.‖ Adapula yang menghisab dirinya dari masa baligh. Apabila

dosanya tidak lebih dari tigapuluh enam, maka ia beristighfar kepada Allah untuk setiap dosanya sebanyak seratus ribu kali, ditambah shalat untuk setiap dosa seribu rekaat, ditambah lagi menghatam al-quran setiap rakaat satu

kali. Kemudian ia berkata, ―Meski demikian sesungguhnya aku masih belum merasa aman dari murka Allah yang akan

menghukumku karena dosa-dosa itu. Sungguh aku masih dalam kondisi yang menghawatirkan untuk bisa diterima taubatku.

Adapun orang yang memperhatikan dengan seksama dosa- dosanya, maka ada kemungkinan ia akan bergebung bersama orang-orang yang sedikit dosanya. Karena dengan demikian permohonan ampun orang-orang itu akan menebar kepadanya. Pernah suatu ketika Umar bin Khattab ra meminta sekelompok anak kecil untuk memohonkan ampun kepada Allah, sambil

berkata, ―Kalian anak-anak yang belum berdosa.‖ Abu Hurairah ra pernah berkata kepada anak-anak,

―Ucapkanlah Ya Allah ampunilah dosa-dosa Abi Hurairah!‖ Abu Hurairah

anak-anak yang mendoakannya. Bakar bin Abdullah al- Muzna berkata, ―Jika ada orang yang berkeliling dari pintu ke pintu sebagaimana para

pengemis melakukannya, lalu ia mengucapkan, ―Mohonkanlah pengemis melakukannya, lalu ia mengucapkan, ―Mohonkanlah

Sementara orang yang dosa dan keburukannya sangat banyak, hingga ia tidak ingat lagi seberapa banyak ia berbuat dosa, sebaiknya ia meminta ampunan (beristighfar) kepada Allah karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk dosa-dosa hamba-Nya. Allah berfirman:

“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha

Menyaksikan segala sesuatu.” 31 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Syidad bin

Aus, Rasulullah saw bersabda, ―Aku memohon kebaikan yang Engkau ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan

yang Engkau ketahui, aku memohon ampunan (istighfar atas dosa-dosa) yang Engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Dzat

Yang Maha Mengetahui y 32 ang ghaib.‖ Senada dengan ucapan di atas, para ulama pernah

mengucapkan kalimat berikut: Aku memohon ampun kepada Allah dari segala dosaku yang Dia ketahui Sesungguhnya kesengsaraan itu adalah orang yang tidak menyayangi Allah. Allah tidak akan mengasihi orang yang dosa-dosanya tidak lagi terhitung akan tetapi ia masih mengasihi Allah. Maka beristighfarlah kepada Allah atas dosa-dosa yang pernah ada. Karena itu beruntunglah orang- orang dapat terbebas dari perkara yang dibenci Allah.

31 al-Mujadalah: 6

32 HR. Ahmad (4/123), at-Tirmidzi (3407), an-Nasai dalamal-

Mujtaba (1304)

ANJURAN BERISTIGHFAR

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang- orang yang menafkahkan (hartanya) baik waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang menyukai kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganaiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala

orang- 33 orang yang beramal.” Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, ―Apabila

seorang hamba melakukan perbuatan dosa, maka hendaklah ia berkata, ―Ya Tuhanku, aku telah melakukan perbuatan dosa

meka ampunilah dosaku. Lalu Allah berkata, ―Hamba-Ku mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang memberi ampunan

terhadap perbuatan dosa serta menghukum atas perbuatan dosa itu sendiri. Maka telah Aku beri ampun untuk hamba-Ku, kemudian apabila ia masih melakukan perbuatan dosa lagi. (hadits masih berlanjut hingga Rasulullah mengucapakannya

33 Ali Imran : 133-136 33 Ali Imran : 133-136

Artinya selama masih dalam kondisi seperti ini, setiap kali ia berbuat dosa ia akan memohon ampunan. Dalam hadits yang lain diriwayatkan, Rasulullah saw

bersabda, ―Tidaklah merugi orang yang mengucap istighfar meskipun ia kembali lagi dalam sehati sebanyak tujupuluh kali.‖ 35

Ada sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Hakim dari Uqbah bin Amir bahwa seseorang mendatangi Rasulullah saw

sambil berkata, ―Wahai Rasulullah, bagaimana jika ada orang berbuat dosa?‖ Rasulullah menjawab, ―Dicatat untuknya.‖ Orang berkata, ―Bagaimana jika ia memohon ampunan?‖ Rasulullah menjawab, ―Ia akan diampuni dan diterima taubatnya.‖ Orang itu berkata lagi, ―Bagaimana jika ia berbuat dosa lagi?‖ Rasulullah menjawab, ―Dicatat untuknya.‖ Orang itu berkata lagi, ―Lalu bagaimana jika ia bertaubat?‖ Rasulullah menjawab, ―Dia akan tetap diampuni

dan diterima taubatnya. Allah tidak akan bosan hingga kalian merasa bosan.‖ 36

Dalam hadits Abi Dzar ra, dari Rasulullah saw riwayat dari Allah swt, Allah berkata, ―Wahai Bani Adam, apa yang

engkau panjatkan kepada-Ku niscaya Aku ampuni dosa yang ada darimu. Wahai Bani Adam, sekiranya engkau bawakan dosa-dosa sehamparan bumi ini asalkan engkau tidak menyekutukan Aku

34 HR.Muslim (2758), Ibnu Hibban (625), an-Nasai dalam al-

Kubra (10252), Ahmad (2/492) dan al-Hakim (4/242)

35 HR. Abu Daud (1514), at-Tirmidzi (3559), al-Baihaqi (20554), Abu Ya‘la (137, 139),al-Qudha‘I dalam as-Syihab

36 Al-Hakim dalam al-mustadrak (1/59), (4/257) 36 Al-Hakim dalam al-mustadrak (1/59), (4/257)

niscaya Aku beri ampunan kepadamu tanpa peduli.‖ Dalam sebuah riwayat dari Abi Dzar ra, dari Nabi

Muhammad saw: Allah swt berkata, ―Barangsiapa berbuat kebajikan, niscaya ia memperoleh balasan sepuluh kali lipat

darinya atau Aku lebihkan. Barangsiapa melakukan perbuatan tercela, maka balasannya sebesar perbuatannya itu atau Aku beri ampunan untuknya. Barangsiapa mendekatkan diri kepada- Ku selangkah, maka Aku mendekatinya satu lengan. Barang siapa mendekati-Ku satu lengan, maka Aku mendekatinya jengkal. Barangsiapa mendekati-Ku sambil berjalan, maka Aku mendekatinya dengan bergegas. Barangsiapa membawa dosa seluas bumi kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku, niscaya Aku

membawakan untuknya ampunan sebanyak itu pula.‖ 37 Dari Amr bin Qais al- Mala‘i, ia berkata, ―Iblis berkata, ―Tiga perkara selama manusia ada didalamnya, maka aku bisa mewujudkan keinginanku: Orang yang menyembunyikan ilmunya,

orang yang melupakan dosa-dosanya, dan orang yang mengagumi (membanggakan) pikirannya sendiri.‖ 38

NABI MEMOHON AMPUN DARI DOSA-DOSA

Dari Ibnu Umar ra, ia berkata, ―Kami pernah menghitung dalam satu majelis Rasulullah saw mengucap sebanyak seratus kali kalimat berikut, ―Ya Tuhan ampunilah aku dan terimalah

37 HR.Muslim (2687), Ahmad (5/147, 148, 154, 167, 172, 177), Ibnu Hibban (226), al-Hakim (4/241), al-Baihaqi dalam

Sya‘bul Iman (1043), Ibnu al-Ju‘di (3423), Ibnu Abi ad- Dunya dalam Husnu az-zhan billahi (32)

38 Sya‘bul Iman (1926) 38 Sya‘bul Iman (1926)

Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Demi Allah, sungguh aku selalu

meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Na setiap hari lebih dari tujupuluh kali.‖ 40

Dari Aghri al-Muzna ra bahwa Rasulullah saw bersabda, ―Sungguh rasa lupa itu selalu ada dalam diriku, dan akuselalu meminta ampunan kepada Allah seratus kali setiap

hari.‖ 41 Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah, ia

berkata, ―Aku berkata, ―Wahai Rasulullah! Aku adalah seorang yang buruk perkataan, demikian pula kebanyakan

keluargaku. Kemu dian Rasulullah saw menjawab, ―Lalu dimanakah ucapan istighfarmu? Sungguh aku selalu menghucap

istighfar kepada Allah dalam sehari semalam seratus kali.‖ 42 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas dari

Rasulullah saw, bahawa Rasulullah saw pernah bersabda, ―Barangsiapa yang memperbanyak ucapan istighfar, niscaya

Allah membukakan celah untuknya dari setiap kesusahan,

39 HR. Ahmad (2/21), Abu Daud (1517), at-Tirmidzi (3434), Ibnu Majah (3814),an-Nasai dalam al-Kubra (10292)

40 HR. Al-Bukhari (6307, 3259), Ahmad (2/282, 341, 450, 925), an-Nasai dalam al-Kubra (10269)

41 HR.Muslim (2702), Abu Daud (1515), Ahmad (4/211, 260), an-Nasai dalam al-Kubra (10276), at-Thabrani dalam al-Kabir

42 HR.Ahmad (5/394, 396, 397, 402), Ibnu Majah (3817), ad- Darami (2723), al-Hakim (1/511), Ibnu Hibban (922), an-

Nasai dalamal-Kubra (10282, 10284), Ibnu as-Sina (362), Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (1/276) Nasai dalamal-Kubra (10282, 10284), Ibnu as-Sina (362), Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (1/276)

memberinya rezeki yang tiada terduga. 43

Abu Hurairah berkata, ―Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya seribu kali setiap hari, yang

demikian itu merupakan tanggunganku. Aisyah ra berkata, ―Kebahagian yang besar bagi orang yang mendapati ucapan istighfar yang banyak dalam buku

amalannya. 44 Abu Manhal berkata, ―Tidak ada teman yang lebih disukai

seoarang hamba di dalam kuburnya melebihi cintanya pada

istighfar yang banyak. 45

Dari Urwah bin Amir ra, ia berkata, ―Sesungguhnya setiap orang akan diperlihatkan dosa-dosanya, lalu ia melewati

hamparan dosa-dosanya, lalu Allah berkata kepadanya, ―Adapun Aku sesungguhnya amatlah mengasihimu. Maka orang

itu mendapat ampunan. 46

UCAPAN ISTIGHFAR YANG UTAMA

Dalam hadits Syidad bin Aus bahawa Rasulullah saw bersabda, ‖Ucapan istighfar yang paling utama adalah jika

engkau mengucapkan. ―Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku dan aku adalah

hamba-Mu. Dan aku memenuhi janji-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung pada-Mu dari segala keburukan perbuatanku.

43 HR.Ahmad (1/248), Abu Daud (1518), Ibnu Majah (3819), al- Hakim (4/262), an-Nasai dalam al-Kubra (10290), al-Baihaqi

(6214), at-Thabrani (10/281)

44 Hadits marfu‘dari Abdullah bin Basyar dalam al- Kubra,karya an-Nasai (10289), Ibnu Majah (3818)

45 Dalam Jami‘al-Ulum wa al-Hikam,karya Ibnu Rajab (h 397)

46 Az-Zuhd, karya Ibnu al-Mubarak (1362)

Aku kembali kepada-Mu dengan segenap nikmat-Mu terhadapku. Aku kembali kepada-Mu dengan dosaku maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang berhak mengampuni dosa-dosa selain

daripada Engkau.‖ Kemudian Nabi berkata, ―Barangsiapa mengucapkan kalimat itu di siang hari dengan seksama lalu

ia mati pada hari itu sebelum memasuki waktu senja, niscaya ia

Barangsiapa mengucapkannya di malam hari dengan seksama, lalu ia mati sebelum memasuki wktu pagi niscaya ia tergolong sebagai

penghuni surga.‖ 47 Abdullah bin Masud berkata, ―Sesungguhnya ucapan yang

paling disukai Allah adalah ucapan seorang hamba yang mengatakan, ―Ya Allah aku mengakui dosaku dan aku kembali dengan nikmat-Mu, maka berilah ampunan-Mu kepadaku.

Sesungguhnya tiada yang berhak mengampuni dosa-dosa selain

daripada Engkau. 48

MENGIBA SAAT MENCARI AMPUNAN AllAH Mengiba tatkala berdoa memohon ampunan Allah swt dinilai

sebagai hal yang sangat penting. Allah swt berkata, ―Aku sebagaimana dalam persangkaan hamba-Ku tentang Aku, maka

hendaklah hamba-Ku berprasangka tenta-Ku sebagaimana yang diinginkan.‖ 49

47 HR. al-Bukhari (6306), at-Tirmidzi (3393), an-Nasai dalam al-Mujtaba (5522) dan al-Kubra (7963), Ibnu Majah (3872),

Ahmad (4/122, 124), Ibnu Hibban (932, 933), al-Hakim (2/458),

48 Sya‘bul Iman (7171)

49 HR.Bukhari (7505), Muslim (2675)

Dalam salah satu riwayat dikatakan, ―Janganlah kalian berprasangka kepada Allah selain prasangka yang baik.‖ 50

Diriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibnu Umar sebagai hadits marfu‘, ―Allah mendatangi orang mukmin pada hari

kiamat, Dia mendekatinya hingga membuat oarang itu tertutup dari pandangan semua makhluk-Ny. Lalu Allah berkata

kepadanya, ―Bacalah! Allah kemudian memberitahukan dosa- dosa orang itu, lalu berkata lagi, ―Tahukah kamu ini? Tahukah kamu ini? Orang itu menjawab, ―Ya.‖ Kemudian ia melihat kanan kirinya, Allah berkata lagi, ‖Tidak perlu

cemas hamba-Ku, kamu berada dalam hijab-Ku hingga idak ada seorangpun dapat melihat-Mu. Tidak ada seorangpun di antara Aku dan engkau pada hari ini yang dapat mengintip dosa- dosamu selain Aku. Aku memberimu ampun atas dosa-dosa itu cukup dengan satu hal dari semua yang telah kau lakukan untuk- Ku.oarang itu berkata, ―Apa itu Tuhanku?‖ Allah menjawab, ―Engkau tidak pernah mengharap ampunan selain daripada Aku.‖ 51

Adapun sebab-sebab yang paling utama diberikannya ampunan oleh Allah adalah apabia seorang hamba yang berbuat dosa tidak pernah mengharap ampunan selain daripada Allah semata. Dimana ia menyadari bahwa tidak ada yang berhak memberi ampunan serta menjatuhkan hukuman selain Allah swt.

Dalam hadits Abu Dzar terdahulu yang telah disebutkan dari Rasulullah saw sebagai riwayat dari Allah swt,

dikatakan, ―Apa yang telah engkau panjatkan kepada-Ku dan apa yang telah engkau harap dari-Ku, sesungguhnya telah Aku berikan ampunan- 52 Ku dan Aku tiada peduli.‖

50 HR. Ibnu Abi ad-Dunya dalam Husnu az-zhan billahi (84).

51 Jami al-Ulum wa al-Hikam (h 393)

52 Telah dijelaskkan sebelumnya

Artinya seberapa banyak dosa dan kesalahan itu sama sekali tidak mengherankan dan tidak pula berlebihan dalam pandangan Allah.

Dalam hadits shahih Rasulullah saw bersabda, ―Apabila adadi antara kalian yang berdoa, maka hendaklah ia

membesarkan harapannya. Sesungguhnya tiada sesuatupun yang mengherankan bagi Allah.‖ 53

Dosa-dosa manusia meskipun sangat besar dan tiada terhitung, sesungguhnya ampunan dan rahnat Allah swt jauh lebih besar dan tiada terhitung daripada besdarnya dosa- dosa itu. Sesungguhnya pula dosa-dosa yang banyak itu teramat kecil dibanding dengan ampunan sertarahmat-Nya.

Dalam hadits Jabir bin Abdullah diceritakan bahwa ada seseorang mendatangi Rasulullahsaw seraya berkata, ―Betapa

banyak dosa-dosaku!dia mengucapnya sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian Rasulullah saw menjawab, ―Ucapkanlah

kalimat: ―Ya Allah sesungguhnya ampunan-Mu jauh lebih agung daripada dosa-dosaku. Dan rahmat-Mu lebih berharga bagiku

daripada amal- amalku sendiri.‖ Orang itu mengucapkan ucapan yang

saw kepadanya. Kemudian Rasulullah saw berkata kepadanya, ―Ulangi!‖ Orang itu

diajarkan

Rasulullah

mengulangi bacaannya. Rasulullah berkata lagi, ―Ulangi! Oarang itu mengulangi bacaannya lagi. Kemudian Rasulullah

saw berkata kepadanya, ―Bangunlah! Sesungguhnya Allah telahmengampuni dosa-

dosamu.‖ 54

Sejalan dengan pengertian ini, banyak para ulama yang mengucapkan bait syair di bawah ini:

53 HR. Muslim (2679), Abu Ya‘la (6496) dari Abi Hurairah

54 HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/543-544), al-Baihaqi

dalam Sya‘bul Iman (7126)

Wahai orang yang besar dosanya Ampunan Allah lebih besar dari dosa-dosamu Seberapa banyak dosa-dosa manusia Maka dibanding pengampunan Allah itu termaafkan.

Dari As- Sya‘bi, ia berkata, ―Aku mendengar ucapan dari Abdul Malik bin Marwan orang-orang yang hasud terhadapny.

Aku mendengarnya berkata, ―Ya Allah sungguh dosa-dosaku teramat banyak hinnga melampaui batas. Akan tetapi dosa-

dosa itu teramat kecil dibanding ampunan-Mu, maka berilah am

punan kepadaku!‖ 55 Adapun Abu Imran as-Salma pernah membaca syair berikut:

Sesungguhnya aku melakukan dosa yang aku tahu takarannya. Aku tahu bahwa Allah Maha pemberi ampunan. Meskipun dosa-dosa manusia teramat banyak, akan tetapi dibandingkan dengan rahmat Allah, dosa-dosa itu teramat

kecil. 56

BEGINI SEHARUSNYA ISTIGHFAR

Dari Yusuf bin Husein, ia berkata, ―Suatu ketika Dzu An- Nun ditanya tentang istighfar, lalu ia berkata, ―Wahai

saudaraku! Istighfar adalah istilah yang mengandung enam makna berikut:

Pertama, menyesali apa yang telah diperbuat. Kedua, bertekad meninggalkan perbuatan dosa selamanya. Ketiga, apabila ia merupakan fardhu yang telah engkau

lalaikan sebagai kewajiban antara dirimu dengan Tuhan. Keempat, menyedekahkan harta dan kekayaan demi kemaslahatan sesama.

55 Husnu az-Zhan billahi,karya Ibnu Abi ad-Dunya (113)

56 Husnu az-Zhan billahi,karya Ibnu Abi ad-Dunya (114)

Kelima, menghindari makanan (daging dan tumbuhan) yang diperoleh secara batil. Keenam, menerima getirnya mentaati kebaikan laksana

menelan manisnya berbuat maksiat. 57

yang selalu dikumandangkan para pendahulu kita.

Hisab-lah dirimu sebelum datangnya hari perhitungan Tempuhlah kepedihan dunia sebelum datang adzab akhirat Jika suatu hari engkau menangis meneteskan airmata Maka airmata itu akan menyegarkan kalbu

Waspadalah, waspadalah dari makanan dan minuman Yang engkau peroleh dengan cara yang hina Atau dari tempat tidur yang engkau tiduri di malam hari Hingga terlihat jelas harapan di hari baan

MENANTANG ALLAH DENGAN BERBUAT MAKSIAT Seorang hamba, apabila dikaruniai Allah swt kemurahan, harta, kedudukan dan pangkat, lalu karunia itu dipergunakan untuk berbuat maksiat kepada-Nya, atau jika Allah meniadakan semua karunia itu, lantas ia tidak berhenti mengiba kepada Allah dengan segala keluhannya, maka orang seperti ini tidak pantas memperoleh kemurahan ataupun cobaan. Pasalnya, dengan kemurahan yang diterimanya hanya akan menjadikan dirinya menjadi lemah dan mudah mengeluh. Sebaliknya, cobaan dari Allah bisa menyeretnya pada kekafiran, pengingkaran serta pengaduannya kepada ciptaan Allah.

Dan hamba tersebut masih saja membenci Allah swt dengan terus menerus berbuat maksiat, hingga ia berpaling

57 Sya‘bul Iman (7186) 57 Sya‘bul Iman (7186)

berkata, ―Kapanpun engkau datang kepada-Ku niscaya Aku menerimamu. Jika engkau mendatangi-Ku malam hari, Aku tetap

menerimamu. Jika engkau mendatang-Ku siang hari niscaya Aku menerimamu. Jika engkau mendekati-Ku sejengkal saja, niscaya Aku mendekatimu satu lengan. Jika engkau mendekati- Ku satu lengan, niscaya Aku mendekatimu satu depa. Jika engkau berjalan menuju Aku, niscaya Aku berlari menuju kamu. Andaikan engkau mendatangi-Ku dengan membawa dosa seluas bumi ini tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku memberimu ampunan sebanyak itu pula. Sekiranya dosa-dosamu mencapai langit, kemudian engkau memohon ampunan terhadap-Ku, niscaya Aku memberimu ampunan. Adakah siapa yang kebaikan dan kemurahannya lebih daripada Aku?

Hamba-hamba-Ku menentang-Ku dengan berbuat maksiat dan dosa-dosa, padahal Aku tetaplah yang menjaga mereka. Sesungguhnya Aku, jin dan manusia berada dalam berita yang gempar; Aku yang menciptakan namun mereka menyembah selain daripada Aku. Aku yang memberi rizki, akan tetapi mereka mensyukuri selain Aku. Kebaikan-Ku turun kepada hamba- hamba-Ku, sebaliknya keburukan mereka naik kepada-Ku. Aku mengasihi mereka dengan nikmat-nikmat-Ku, padahal Aku tiada butuh kepada mereka. Sementara mereka membenci-Ku padahal mereka teramat fakir terhadap-Ku. Siapa yang menghadap-Ku niscaya Aku menemuinya dari jauh, dan siapa berpaling dari- Ku niscaya Aku memanggilnya dari dekat. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Aku, niscaya Aku memberinya lebih dari yang dia punya. Barangsiapa menghendaki keridhaan-Ku, maka Aku menghendaki apa yang dia inginkan. Barangsiapa bertindak dengan daya dan kekuatan-Ku, maka Aku

lenturkan baginya bijih besi. Mereka yang gemar merdzikir terhadap-Ku niscaya menjadi bagian dari majelis-Ku. Mereka yang gemar mensyukuri-Ku niscaya menjadi golongan orang yang menerima tambahan dari-Ku. Mereka yang gemar berbuat taat terhadap-Ku adalah termasuk orang-orang yang menerima kemurahan-Ku. Sedangkan mereka yang selalu berbuat maksiat terhadap-Ku adalah mereka yang Aku putuskan harapan akan rahmat-Ku. Jika mereka bertaubat kepada-Ku, sungguh Aku mengasihi mereka. Sesungguhnya Aku mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang suci. Jika mereka tidak bersedia bertaubat kepada-Ku maka Aku adalah tabib bagi mereka. Aku menimpakan musibah kepada mereka tidak lain untuk mensucikannya dari aib. Siapa lebih mengutamakan Aku dari yang lain, niscaya Aku mengutamakannya di atas orang lain. Satu kebaikan terhadap-Ku berbalas sepuluh kebaikan semisalnya, hingga mencapai tujuratus kali, bahkan berlipat-lipat. Adapun satu keburukan terhadap-Ku akan berbalas satu keburukan saja. Jika mereka menyesali keburukan itu, lalu memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku mengampuninya. Aku membalas amalan yang sekecil apapun dari hamba-Ku, dan Aku mengampuni dosa sebanyak apapun dari mereka. Rahmat-Ku mendahului amarah-Ku. Kasih sayang-Ku mendahului hukuman-Ku. Demikian pula ampunan-Ku mendahului murka-Ku. Aku menyayangi hamba-Ku melebihi kasih sayang orang tua terhadap anak-Nya. Allah lebih senang dengan taubat hamba-Nya melebihi kesenangan orang yang tunggannya tersesat di padang tandus, sedangkan makanan serta minumannya terbawa oleh tunggannya. Setelah mencarinya hingga berputus asa, lalu bersandar di bawah pohon terlelap menanti ajal, dan saat terbangun tiba-tiba ia melihat tunggannya berada di atasnya dengan tali yang sudah tertambat di pohon. Sungguh Allah lebih senang dengan lenturkan baginya bijih besi. Mereka yang gemar merdzikir terhadap-Ku niscaya menjadi bagian dari majelis-Ku. Mereka yang gemar mensyukuri-Ku niscaya menjadi golongan orang yang menerima tambahan dari-Ku. Mereka yang gemar berbuat taat terhadap-Ku adalah termasuk orang-orang yang menerima kemurahan-Ku. Sedangkan mereka yang selalu berbuat maksiat terhadap-Ku adalah mereka yang Aku putuskan harapan akan rahmat-Ku. Jika mereka bertaubat kepada-Ku, sungguh Aku mengasihi mereka. Sesungguhnya Aku mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang suci. Jika mereka tidak bersedia bertaubat kepada-Ku maka Aku adalah tabib bagi mereka. Aku menimpakan musibah kepada mereka tidak lain untuk mensucikannya dari aib. Siapa lebih mengutamakan Aku dari yang lain, niscaya Aku mengutamakannya di atas orang lain. Satu kebaikan terhadap-Ku berbalas sepuluh kebaikan semisalnya, hingga mencapai tujuratus kali, bahkan berlipat-lipat. Adapun satu keburukan terhadap-Ku akan berbalas satu keburukan saja. Jika mereka menyesali keburukan itu, lalu memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku mengampuninya. Aku membalas amalan yang sekecil apapun dari hamba-Ku, dan Aku mengampuni dosa sebanyak apapun dari mereka. Rahmat-Ku mendahului amarah-Ku. Kasih sayang-Ku mendahului hukuman-Ku. Demikian pula ampunan-Ku mendahului murka-Ku. Aku menyayangi hamba-Ku melebihi kasih sayang orang tua terhadap anak-Nya. Allah lebih senang dengan taubat hamba-Nya melebihi kesenangan orang yang tunggannya tersesat di padang tandus, sedangkan makanan serta minumannya terbawa oleh tunggannya. Setelah mencarinya hingga berputus asa, lalu bersandar di bawah pohon terlelap menanti ajal, dan saat terbangun tiba-tiba ia melihat tunggannya berada di atasnya dengan tali yang sudah tertambat di pohon. Sungguh Allah lebih senang dengan

tunggangannya. 58

Namun demikian, kesenangan seperti ini adalah senang dalam makna ihsan, yang berarti juga kasih sayang serta kebajikan dari Allah. Bukan senang sebagai rasa yang tumbuh dari adanya taubat tersebut. Demikian pula pertolongan Allah kepada hamba-Nya. Semua itu merupakan kebaikan Allah kepada hamba-Nya, bukan sebagai sesuatu yang tumbuh dan berkembang, atau sesuatu yang bertambah dari yang semula adalah kecil. Bukan pula sebagai sesuatu yang menjadi agung dari yang semula remeh. Atau dengan sesutu itu menjadi menang setelah semula kalah. Jadi sedikitpun Allah tidak memanfaatkannya dalam hal apapun. “Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan

pengagungan yang sebesar- 59 besarnya.” Dalam ayat tersebut Allah menafikan adanya penolong bagi-Nya dari kehinaan.

Allah adalah penolong orang-orang yang beriman, dan mereka adalah penolong-Nya. Ini adalah urusan Allah dan urusan hamba-Nya. Mereka membangun dosa-dosa bagi diri mereka sendiri, lalu membawa dosa-doa itu kepada qadar Allah. Betapa indah ucapan seorang pujangga berikut:

Jarak memisahkan kekasihmu selamanya Engkau terus menangisinya dengan airmata membanjir Dirimu mendustakanmu, engkau bukanlah kekasihnya

58 Ada dalam hadits yang diriwayatkan Muslim (2744), dan al-

Baihaqi dalam sunan- nya (20556) dari Ibnu Mas‘ud

59 Al-Isra : 111

Kau keluhkan kutukan, padahal dirimulah sumber kezhaliman. 60

MAKNA BERTAUBAT

Taubat adalah istilah yang mengandung makna penyesalan yang melahirkan niat serta tekad. Penyesalan yang dimaksud adalah sikap yang dilandasi pengetahuan bahwa perbuatan maksiat dapat menjadi penghalang antara dirinya dengan kekasihnya (sesuatu yang diidamkan). Tiap-tiap unsur tadi — pengetahuan, penyesalan serta tekad —dengan sendirinya harus terlaksana secara permanen dan sempurna, yang kesemuanya itu memiliki konsekuensi tersendiri.

Pengetahuan adalah pemahaman dan kesadaran yang mendalam akan perlunya seseorang bertaubat. Sedangkan penyesalan adalah keresahan hati disebabkan telah menyia-nyiakan sesuatu yang dicintainya. Penyesalan semacam ini

dari sikap-sikap yang mencerminkan rasa sedih, resah dan gundah. Adakalanya seseorang yang sedang menyesali perbuatannya akan menangis dan meneteskan airmata penyesalan. Bahkan adapula yang selalu termenung untuk beberapa lama. Barangsiapa yang merasa tengah dirundung malang, apakah terhadap anaknya atau orang-orang yang dicintainya, hal itu akan semakin memperpanjang rasa sedih dan penyesalan dalam dirinya. Dalam kondisi semacam ini, lantas siapakah yang lebih berkuasa dan perkasa daripada dirinya? Kemalangan apalagi yang dapat melebihi pedihnya api neraka? Dan perkara apalagi yang dapat menunjukinya akan turunnya musibah? Siapa yang dapat ia percayai lagi selain Allah dan Rasul- Nya? Sekiranya ada seorang dokter yang berkata padanya

dapat dilihat

60 Madarij as-Shalihin, karya Ibnu al-Qayyim (1/194-195) 60 Madarij as-Shalihin, karya Ibnu al-Qayyim (1/194-195)

Perlu diketahui bahwa penderitaan yang semakin dalam dan sedih,

membuka peluang dihapuskannya dosa-dosa. Adapun tanda-tanda penyesalan yang benar adalah apabila hati telah menjadi lapang, sementara air mata terus mengalir deras. Dalam sebuah khabar

dikatakan, ―Berbaurlah dengan para tawwabin, sesungguhnya mereka orang- 61 orang yang lembut hatinya.‖ Karena kelembutan

hati mereka ini, maka ucapan-ucapan yang baik dapat dengan cepat menyentuh hatinya. Mereka adalah arang-orang yang sangat dekat dengan rasa lapang dan kasih sayang.

GETIRNYA BERBUAT DOSA

Tanda-tanda penyesalan dapat dilihat dari sikap yang mencerminkan keengganan hati terhadap perbuatan dosa sebagai ganti dari sikap sebelumnya yang gemar melakukan

61 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dalam at-Tawbah (144), Abu Naim dalam Hilyatul Awliya (1/51), Ahmad dalam

az-Zuhd (h 120), Hannad dalam az-Zuhd (894), Ibnu al- Mubarak dalam az-Zuhd (132) az-Zuhd (h 120), Hannad dalam az-Zuhd (894), Ibnu al- Mubarak dalam az-Zuhd (132)

Jika anda katakan, ―Bagaimana bisa perbuatan dosa itu terasa getir, sementara secara alami ia sangat menggiurkan?

Maka katakanlah, ―Barangsiapa menghisap madu yang di dalamnya terdapat racun, sedangkan ia tidak merasakannya

saat menghisap madu itu, lantas ia jatuh sakit yang berkepanjangan, maka apabila disuguhkan madu yang serupa yang didalamnya terdapat racun yang sama pula, sementara ia benar-benar sedang menginginkan lezatnya madu itu, apakah ia akan menolak madu tersebut atau mungkin ia malah menerima kembali?

Mungkin anda akan berkata, ―Tidak, karena dia tidak ingin melihatnya lagi. Atau malah bisa jadi ia akan

menghindari madu yang tidak menyimpan racun sama sekali, karena keserupaan madu itu dengan yang lainnya. Jadi, rasa pahit dan getir yang dirasakan oleh orang yang bertaubat dapat diumpamakan seperti ini. Karena pengetahuannya bahwa dosa itu laksana madu yang menyebabkan ia sakit keracunan.

Dengan demikian, taubat semestinya didasari dengan pemahaman dan kesadaran keimanan seperti contoh tadi. Manakala keimanan semacam ini tertanam kuat dalam hati, niscaya taubat orang-orang yang menyadari kesalahannya akan semakin kuat pula. Sungguh kita tidak mendapati manusia

yang luput dari berbuat salah dan dosa. 62

BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH

62 Ihya Ulum ad-Din (4/34)

Dari Abi Hurairah ra, dari Rasulullah saw, ―Allah swt berkata, ―Aku sebagaimana persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku.

Dan Aku bersamanya manakala ia mengingat- Ku.‖ 63 Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad saw, ―Allah swt berkata, ―Aku sebagaimana persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku, jika berprasangka baik

kepada-Ku maka kebaikan itu untuknya. Maka janganlah berprasangka kepada Allah kecuali prasangka yang baik.‖ 64

Abdullah berkata, ―Demi Dzat yang tiada Tuhan yang berhak disembah selai Dia! Seorang hamba mukmin niscaya

akan dikaruniai kebaikan karena berprasangka baik kepada Allah. Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia! Seorang hamba yang berprasangka baik kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan

disangkakan itu, sesungguhnya segala kebaikan itu ada pada- 65 Nya.‖

kebaikan

seperti yang

Hayan Abu Nadhr berkata, ―Watsilah Bin Asyqa‘ berkata padaku, ―Mari ikut bersamaku mengunjungi Yazid bin Aswad, aku dengar bahwa ia sedang jatuh sakit.‖ Ibnu Hayan berkata, ―Lalu aku mengikutinya, ia menemui Yazid Bin Aswad yang terbaring dan tak sadarkan diri.‖ Watsilah berkata kepadaku, ―Panggillah namanya!‖ Aku berkata kepada Yazid, ―Wahai Yazid, ini saudaramu Watsilah datang menjengukmu.‖

Lalu Allah menyadarkannya kembali saat mendengar bahwa Watsilah datang menjenguknya. Kemudian ia mengarahkan kedua tangannya, kedua tangan itu mencari-cari dimana Watsilah berada. Aku segera menyahut tangan Watsilah dan aku temukan ke tangannya. Aku tahu ia ingin sekali memegangkan tangannya pada Watsilah, hal itu karena kedudukan tangan

63 Telah dijelaskan sebelumnya

64 Telah dijelaskan sebelumnya

65 Husnu az-Zhan billah (83)

Watsilah di sisi Rasulullah saw. Kemudian ia mengusapkan tangan itu sekali ke wajahnya, dan sekali ke dadanya.

Watsilah berkata, ―Beritahu kepadaku bagaimana kamu berprasangka kepada Allah?‖ Ia menjawab, ―Dosa-dosaku yang