AKU BERTINDAK UNTUK MENEBUS DOSA

AKU BERTINDAK UNTUK MENEBUS DOSA

Dari Abdullah bin Rabiah bahwa ia duduk bersama Utbah bin Farqad, Utbah berkata, ―Wahai Abdullah apakah engkau tidak

mengenaliku anak saudaramu, Amr bin Utbah? Tentukanlah apa yang seharusnya aku lakukan!‖ Abdullah bin Rabiah menjawab,

―Wahai Amr! Taatilah kedua orang tuamu!‖ Amr melihat ke arah Mi‘dhad al-Ajli, lalu berkata kepadanya, ―Bagaimana menurutmu?‖ Mi‘dhad menjawab, ―Jangan taati mereka, bersujud dan mendekatlah (kepada Allah).‖ Amr berkata, ―Wahai ayah! Sesungguhnya aku adalah seorang hamba yang

bertindak untuk menebus dosa. Maka tolonglah aku untuk menebus dosaku!‖ Mendengar itu, Utbah menangis sambil

mengatakan, ―Wahai anakku! Aku mencintaimu dengan dua cinta; cinta orang tua kepada anaknya, dan cinta karena

Allah. Ia berkata, ―Wahai ayah! Engkau telah memberiku harta sejumlah tujupuluh ribu, jika engkau memintanya

dariku, maka ini dia ambillah! Jika tidak, maka biarkan aku menghabiskannya

(melenyapkannya).

Aku

tidak lagi

161 Lihat Diwan al-Imam as- Syafi‘i ―Al-Jauhar an-Nafis fi Syi‘r al-Imam Muhammad bin Idris‖ (h 134-136) ditahqiq oleh

Muhammad Ibrahim Salim 162 At-Takhwif min an-Nar (h 22) Muhammad Ibrahim Salim 162 At-Takhwif min an-Nar (h 22)

―Habiskanlah (lenyapkanlah), wahai anakku!‖ Maka iapun melenyapkannya

Ayahnya

menjawab,

hingga tak tersisa satu dirhampun. 163

TIDAK ADA YANG SELAMAT DARI MURKA ALLAH As- Syafi‘i berkata kepada Harun ar-Rasyid dalam sebuah wasiat yang panjang, ―Engkau tidak akan ditaati melainkan

engkau mentaatii Allah swt, maka hendaklah engkau taat kepada Allah karena dengan itu engkau akan mendapatkan keselamatan di hari depan serta kebaikan di kemudian hari.

Karena sesungguhnya Allah itu ―Bersama orang-oang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat baik. 164 ‖

Takut serta waspadalah kepada Allah sebagaimana takutnya seorang hamba yang mengetahui tempat musuhnya, sementara tuannya tiada bersamanya. Sadarilah sepenuhnya rasa takut yang ada dalam hatimu. Sekali-kali kamu tidak akan aman dari murka Allah. Jangan pernah pikir kamu bisa terhindar hanya karena kamu merasa Allah masih saja melimpahkan nikmat-Nya kepadamu tiada henti. Merasa aman dari murka Allah pada dasarnya merupakan sikap yang akan mendatangkan keburukan pada dirimu. Keyakinan seperti ini dapat mengikis agamamu, bahkan akan menggugurkan ketakutan pada generasi- generasi mendatang. Berpeganglah pada kitab Allah yang tiada mungkin menyesatkan orang-orang yang menjadikannya sebagai petunjuknya. Selama engkau berpegang pada Allah dan sunnah Rasulullah saw niscaya engkau akan sampai pada tujuanmu karen a engkau selalu berada pada jalan ―orang-

163 Hilat al-Awliya (4/156) 164 An-Nahl: 128 163 Hilat al-Awliya (4/156) 164 An-Nahl: 128

Bukanlah orang-orang bijak itu mengangkat para khalifah bagi kaum ini, melainkan hendaklah engkau menjadi panutan bagi mereka. Berhati-hatilah dari perbuatan menyesatkan mereka, sesungguhnya engkau memikultanggung jawab terhadap kepemimpinanmu. Jangan pernah engkau melalaikan orang-orang muhajirin dan anshor yang telah menyediakan tempat tinggal serta membawa iman. Petiklah kebaikan dari mereka dan tinggalkanlah keburukan yang ada dari mereka. Berikanlah sebagian rejeki dari Allah untuk kepentingan mereka, jangan sekali-kali membenci mereka dengan menahan sesuatu hakpun. Jangan pula engkau menjerumuskan dirimu dalam lembah kebatilan. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang telah menyediakan negeri ini untukmu. Mereka pula orang-orang yang telah mengabdikan diri demi untuk membangun kejayaan ini. Mereka telah menerangi kegelapan untukmu, menyingkirkan kepsedihan darimu, menenteramkanmu di muka bumi ini, mengajarimu akan pengetahuan siyasah serta mewariskan kepemimpinan untukmu. Dengan semua itu bangkitlah kejayaan ini yang dahulu lemah. Dengan itu pula berjayalah kebesaran ini yang dahulu kalah. Atas semua itu maka siapapun dari mereka yang mengharapmu memberi tambahan bagi mereka, hendaklah engkau tidak mengutamakan orang-orang tertentu karena kedekatanmu kepada mereka dengan mengorbankan orang banyak, atau sebaliknya engkau mengutamakan orang banyak karena kedekatanmu kepada mereka dengan mengorbankan yang sedikit hanya untuk melanggengkan kekuasaan serta keselamatanmu. Hendaklah engkau taat kepada Allah sebagaimana engkau mengharapkan

165 Al- An‘am: 90 165 Al- An‘am: 90

Selama mendengarkan nasehat ini Harun ar-Rasyid menangis tanpa bersuara. Sesampai pada penggalan di atas, tangisannya mulai terdengar keras dan orang-orang yang duduk di sekelilingnya tidak kuasa menahan air mata dan suara tangis.

Salah seoran g pegawai Harun berkata, ―Wahai engkau! Sudilah kiranya anda melunakkan pembicaraan di hadapan

Amirulmukminin. Engkau telah membuat hatinya merasa takut!‖ Muhammad bin Hasan berkata, ―Wahai Syafi‘i! Hentikan

ucapanmu dari Amirulmukminin, sesungguhnya ucapanmu itu lebih tajam dari pedangmu.‖

Sementara Harun ar-Rasyid terus saja menangis tanpa henti. Kemudian Syafi‘i menghadap ke Muhammad dan orang- orangyang

ia berkata, ―berhentilah semoga Allah menjaga kalian, jangan sekali-

tengah

berkumpul di sana,

kali membuang cahaya hikmah. Wahai para budak hina dan kemaksiatan! Allah telah mengambil janji dari kalian untuk Amirulmukminin oleh karena pembenaran kalian terhadapnya. Dan Dia mengamanatkan kekuasaan atas kalian di tangannya. Demi Allah khilafah ini masih sebaik apa yang oleh orang- orang seperti kalian telah berpaling darinya. Dan masih akan seburuk apa yang khilafah sekarang berpegang kepada kalian.

Harun ar-Rasyid mengangkat kepalanya dan menyuruh orang-orang di sekelilingnya untuk bubar. Kemudian dia Harun ar-Rasyid mengangkat kepalanya dan menyuruh orang-orang di sekelilingnya untuk bubar. Kemudian dia

untuk menerimanya.‖ Lalu Syafi‘i berkata kepadanya, ―Tidak, demi Tuhan, Dia tidak melihatku telah menodai kemurnian

nasehat-nasehatku dengan menerima imbalan itu. Akan tetapi aku telah berjanji kepada Allah bahwa aku tidak akan membaur dengan seorang raja yang bangga akan dirinya namun tiada seberapa di sisi Allah kecuali aku menyebut nama Allah siapa tahu Dia akan memberinya peringatan. 166

ALLAH AKAN MENAGIH TANGGUNG JAWABMU TERHADAP MEREKA Dari Said bin Sulaiman, ia berkata, ―Aku berada di Makkah di lorong Syathwa. Di sebelahku ada Abdullah bin Abdulaziz

al-Umari, ketika itu Harun ar-Rasyid tengah berhaji, lalu ada seseorang berkata kepada Abdullah al- Umari, ―Wahai Aba Abdurrahman! Lihat itu dia Amirulmukminin tengah melakukan

sai, dan tempat sai itu dikosongkan untuknya.‖ Abdullah al- Umari menjawab, ―Tidak, semoga Allah membalas kebaikan

untukmu! Engkau telah membebaniku perkara yang tidak aku butuhkan.‖ Ia mengenakan sandalnya dan segera berdiri, sementara orang itu mengikutinya.

Orang itu berpapasan dengan Harun ar-Rasyid dari Marwa hendak menuju Shafa, lalu ia berteriak memanggil, ―Wahai

Harun!‖ Tatkala Harun melihatnya, ia berkata pada orang itu, ―Labbaik!‖ orang itu berkata lagi kepada Harun, ―Mendakilah di Shafa!‖ Setelah Harun mendaki Shafa, orang itu berkata lagi, ―Palingkan mukamu ke arah (ka‘bah) kiblat!‖ Harun menjawab, ―Ya aku sudah lakukan itu.‖ Orang it u berkataa, ―Ada berapa banyak mereka?‖ Harun balik

166 Hilat al-Awliya (9/85-91) 166 Hilat al-Awliya (9/85-91)

Harun! Bahwa masing-masing dari mereka hanya akan ditanya tentang tanggung jawab atas diri mereka sendiri. Akan tetapi engkau akan ditanya tentang urusan mereka semua,

maka lihatlah seperti apa dirimu?‖ Kemudian Harun menangis dan terduduk. Orang-orang yang

bersamanya memberinya sapu tangan untuk mengusap air matanya.

Abdullah al- Umari berkata, ―Aku masih punya nasehat yang lain.‖

Harun menjawab, ―Katakanlah!‖ Abdullah berkata, ―Demi Tuhan, seseorang akan mendapat

balasan ‗hajar‘ karena telah menyia-nyiakan hartanya. Lalu bagaimana

menyia-nyiakan serta menghamburkan harta umat Islam?‖ Abdullah lalu meninggalkan tempat itu sementara Harun

masih saja menangis. 167