DOSA-DOSA KITA YANG DITUTUPI
DOSA-DOSA KITA YANG DITUTUPI
Dari Abbas bin Muhammad bin Abdurahman al-Asyhali, ia berkata, ―Ayahku pernah berklata kepadaku, ―Aku melintasi
suatu pekuburan, aku mendengar isakan dan aku ikuti dimana ia berasal. Aku temukan Yahya bin Ayyub berada di sebuah kuburan yang ada di tempat itu. Waktu itu ia tengah berdoa
sambil menangis, ―Wahai penyejuk mata orang-orang taat, wahai penyejuk mata orang-orang durhaka, kenapa tidak
engkau menjadi penyejuk mata orang-orang taat, karena engkau menganugerahi mereka ketaatan? Dan kenapa tidak engkau menjadi penyejuk mata orang-orang durhaka, karena engkau menutupi dosa- dosa mereka?‖ Ayah Abbas berkata, ―Orang itu (Yahya) mengulangi tangisannya seraya berkata, ―Aku telah terbiasa dengan tangisan. Mari kesinilah! semoga Allah mendatangkanmu kesini untuk kebaikan.‖ 160
HASRAT SEORANG HAMBA PADA AMPUNAN ALLAH Al-Muzna, dia adalah Abu Ibrahim Ismail bin Yahya
berkata, ―Aku mengunjungi Syafi‘i tatkala ia sakit menjelang wafat, aku berkata kepadanya, ―Bagaimana keadaanmu sekarang?‖ Ia menjawab, ―Sekarang aku tengah akan
meningglkan dunia, akan berpisah dari semua saudara, akan segera meminum minuman dari bejana kematian, akan segera kembali kepada Allah. Namun demi Allah! Sungguh aku tiada
mengetahui ruhku akan berpulang ke surga atau ke neraka?‖ kemudian ia mengucapkan bait berikut:
159 Al-Umru wa as-Syaibu, karya Ibnu Abi ad-Dunya (28) 160 Shafwat as-Shafwah (2/361)
Kepada-Mu Tuhan semesta alam aku tinggikan hasratku Meski aku seorang pendosa, Wahai Dzat yang Maha Pemberi,
Dzat Pemilik segala kabaikan Tatkala hatiku telah membatu dan jalanku menjadi sempit Aku jadikan harapanku pada ampunan-Mu sebagai penyelamat Semakin meruah dosaku maka tatkala aku menyertainya Dengan ampuan-Mu, niscaya ampunanmu amatlah meruah Selama Engkau Dzat Maha Pemberi ampun atas segala dosa Niscaya Engkau selalu baik dan mengampuni dosa sebagai
anugerah dan kemurahan Maka jika bukan karena Engkau, tiada seorang hamba bergantung kepada Iblis Maka bagaimana, ia telah menyesatkan Adam dengan dalih menyucikan-Mu Betapa melalui syairku ini, apakah aku akan terhina berpulang ke surga? Ataukah sesal ke neraka? Allah mengetahui tempat hamba-Nya yang penuh harap, matanya selalu meneteskan darah karena keadaannya yang melampaui batas
Qiyam tatkala malam menebarkan kegelapan, karena besarnya rasa takut sebagai seorang pendosa Teramat fasih tatkala mengingat Tuhannya, sementara kepada selain Dia terasa asing olehnya Mengingat hari-hari yang lepas di masa muda, serta buah dari kebodohan yang berlalu bersama waktu Kini menjadi teman kesedihan sepanjang hari, juga sebagai kawan bermunajat tatkala malam telah gelap
Ia berkata, ―Kekasihku Engkau tempatku bermohon dan berbagi
Cukup dengan-Mu-lah para pengharap bermohon dan bertambat
Bukankah Engkau yang telah memberi dan menunjukiku? Engkau tiada henti memberi dan mengaruni aku Mogalah Dia yang mempunyai ihsan mengampuni dosaku, Dan menutupi keburukanku baik yang telah lalu Amat meruah dosaku, maka aku menghadap-mu penuh harap, jikalau bukan karena ridha-Mu, bukanlah Engkau sang Pengasih
Jika Engkau mengampuniku, Engkau mengampuni seorang pendurhaka yang teramat zhalim, nista dan selalu saja berdosa
Jika engkau menghukumku, tiadalah aku putus asa, Meski mereka (malaikat) melemparkanku ke lembah jahanam Dosaku amatlah besar dari dahulu hingga esok, ampunan-Mu Maha Tinggi dan Perkasa merambah anak manusia Fadhilah-Mu mengelilingku dari segenap penjuru, dan cahaya ar-Rahman menerpa segala ruang Dalam hati memancar cahaya kekasih sejati, manakala telah mendekati berita gembira dan telah melewati batas larangan
Di sekelilingku memancar kasih sayang dari Allah semata, mengangkatku laksana bintang dari kegelapan kubur Aku menjaga jiwaku dari cemaran noda hawa nafsu, aku menjaga janji cintaku dari keterbelahan Di alam sadarku ada rindu, dalam ampunanku ada yang kutuju, yang menyertai langkahku dengan dendang dan lagu Siapa berpegang kepada Allah, niscaya selamat dari kebinasaan, siapa yang mengharap-Nya tiada akan pernah sesal
Semoga aku melihatmu mengatakan, ―Betapa semestinya hasrat seperti ini selalu terucap oleh setiap mukmin!‖ 161