Pendahuluan
5
B. PERAN STRATEGIS ORGANISASI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah salah satu institusi pemerintah yang mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda
perekonomian nasional, terutama memperlancar arus barang untuk mendukung Sistem Logistik Nasional SISLOGNAS, melindungi masyarakat
dan industri dalam negeri, menjaga wilayah perbatasan negara, serta melaksanakan pemungutan terhadap barang-barang impor maupun ekspor
yang dikenakan pungutan berdasarkan undang-undang. Peran tersebut memiliki kontribusi yang siginifikan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi
yang tinggi terutama dalam menggerakan pertumbuhan di sektor riil melalui kebijakan fiskal yang diarahkan terutama untuk meningkatkan dan melindungi
industri dan investasi dalam negeri serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Volume perdagangan yang tinggi dalam era perdagangan bebas membuka peluang bagi industri dalam negeri untuk mampu bersaing di
tingkat internasional sekaligus meningkatkan tantangan dan persaingan bagi industri dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Disisi lain,
semakin banyaknya aktifitas impor ke dalam negeri khususnya barang mentah maupun bahan produksi diharapkan dapat mendorong industri nasional untuk
semakin kreatif dan berkembang. Dalam konteks perdagangan dan daya saing global, peran DJBC sangat besar, khususnya terkait dengan fasilitasi
perdagangan dan pengawasan terhadap hak-hak keuangan negara serta perlindungan kepada lingkungan hidup, masyarakat yang menjadi
kepentingan nasional. Era globalisasi dan meningkatnya kejahatan lintas negara menjadi
tantangan DJBC untuk melindungi kepentingan nasional terutama terkait dengan barang-barang yang dapat menjadi ancaman bagi kepentingan
nasional. Cita-cita untuk mewujudkan Indonesia yang majujuga membutuhkan peran DJBC dalam mengoptimalkan dan menghindari kebocoran penerimaan
negara. Lebih dari itu, DJBC juga harus mampu berperan untuk melindungi
LA KIN DJBC TA HUN 2014
LA KIN DJBC TA HUN 2014
6
lingkungan dan masyarakat dari ancaman barang-barang tertentu melalui instrumen cukai yang juga dapat memberikan kontribusi dalam penerimaan
negara guna menopang pembiayaan nasional. Sebagai aparat fiskal dan juga sekaligus sebagai aparat pengawasan
terhadap lalu-lintas barang impor dan ekspor, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengemban tugas dan tanggung jawab yang cukup besar, antara lain:
1. Meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri melalui pemberian fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai yang tepat sasaran;
2. Mewujudkan iklim usaha dan investasi yang kondusif dengan memperlancar logistik impor dan ekspor melalui penyederhanaan prosedur
kepabeanan dan cukai serta penerapan sistem manajemen risiko yang handal;
3. Melindungi masyarakat, industri dalam negeri, dan kepentingan nasional melalui pengawasan danatau pencegahan masuknya barang impor dan
keluarnya barang ekspor yang berdampak negatif dan berbahaya yang dilarang danatau dibatasi oleh regulasi;
4. Melakukan pengawasan kegiatan impor, ekspor, dan kegiatan di bidang kepabeanan dan cukai lainnya secara efektif dan efisien melalui penerapan
manajemen risiko yang handal, intelijen, dan penyidikan yang kuat, serta penindakan yang tegas dan audit kepabeanan dan cukai yang tepat;
5. Membatasi, mengawasi, danatau mengendalikan produksi, peredaran dan konsumsi barang tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik dapat
membahayakan kesehatan, lingkungan, ketertiban, dan keamanan masyarakat melalui instrumen cukai yang memperhatikan aspek keadilan
dan keseimbangan; 6. Mengoptimalkan penerimaan negara dalam bentuk bea masuk, bea keluar,
dan cukai guna menunjang pembangunan nasional. Di samping itu, DJBC juga bertekad untuk mendukung kebijakan dan
program-program nasional yang telah ditetapkan MPR, DPR, Presiden Republik Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan program-
program pemerintah lainnya.
Pendahuluan
7
C. SISTEMATIKA PELAPORAN
Laporan Kinerja LAKIN DJBC Tahun 2014 ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan.
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama Strategic Issued yang
sedang dihadapi organisasi serta sistematika pelaporan.
Bab II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasanikhtisar perjanjian kinerja atau kontrak kinerja Kemenkeu-One tahun 2014 Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan
Pada bab ini diuraikan terkait dengan Capaian Kinerja Organisasi dan Realisasi
Anggaran.
A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran startegis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Analisis penyebab keberhasilankegagalan atau peningkatan penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja kontrak kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
LA KIN DJBC TA HUN 2014
8
LA KIN DJBC TA HUN 2014
A. RENCANA STRATEGIS
erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap Kementerian
diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM
KementerianLembaga yang disebut Rencana Strategis
KementerianLembaga Renstra KL untuk periode lima tahun dan menyusun Rencana Pembangunan Tahunan KementerianLembaga yang disebut Rencana
Kerja KementerianLembaga Renja-KL untuk periode satu tahun. Sebagai tindak lanjut undang-undang tersebut, Kementerian Keuangan
telah menyusun Rencana Strategis Renstra Kementerian Keuangan tahun 2010-2014 yang merupakan penjabaran visi dan misi Kementerian Keuangan
B
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
LA KIN DJBC TA HUN 2014
9
yang berisi tujuan, sasaran dan kebijakan Kementerian Keuangan untuk periode lima tahun sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor
40KMK.012010 tanggal 29 Januari 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010 - 2014.
Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, DJBC juga telah menyusun Renstra tahun 2010-2014 yang meliputi rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran,
serta strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Renstra DJBC Tahun 2010-2014 telah ditetapkan dengan KEP-20BC2010 tanggal 24 Maret
2010 tentang Rencana Strategis DJBC Tahun 2010 – 2014. Seiring dengan perkembangan kondisi dan dinamika internal dan eksternal di lingkungan
Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah dilakukan
reviu atau perubahan terhadap Renstra DJBC Tahun 2010 - 2014 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-107BC2012 tanggal
11 Juni 2012. LAKIN
DJBC Tahun 2014 ini
merupakan perwujudan pertanggungjawaban kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi DJBC dalam
rangka pencapaian Sasaran Strategis DJBC pada Tahun Anggaran 2014 yang tercermin dalam capaian IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2014 serta
merupakan realisasi dari Rencana Kinerja Tahunan RKT Tahun Anggaran 2014 yang mengacu kepada Rencana Strategis Renstra DJBC Tahun 2010-2014.
Kemajuan pencapaian target Renstra DJBC Tahun 2010-2014, pada tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran II.
1. Pernyataan Visi
Berbagai perubahan lingkungan strategis di tingkat nasional, regional dan global, serta perkembangan yang sangat cepat di bidang teknologi
informasi, telekomunikasi dan transportasi, berdampak kepada peningkatan tuntutan masyarakat perdagangan dan perekonomian dunia terhadap
peningkatan kinerja institusi kepabeanan di setiap negara. Menghadapi tantangan, hambatan dan peluang masa depan menuju
kondisi yang diinginkan, DJBC sebagai institusi pemerintah dituntut untuk senantiasa mengantisipasi perubahan internal dan eksternal. Karena sudah