II - 58 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, diolah
8 Ketahanan Pangan
a Kecukupan protein per kapita
Protein adalah suatu senyawa organik yang digunakan oleh tubuh sebagai zat pembangun atau pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
seperti pengatur serta mempertahankan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, kecukupan protein cukup
berpengaruh terhadap tingkat kualitas kesehatan masyarakat.Selain itu, protein juga sebagai cadangan energi jika karbohidrat dan lemak
sudah habis. Karena adanya fungsi inilah maka penentuan kecukupan protein dilakukan pada saat kecukupan energi terpenuhi.
Ketersediaan energi dan protein penduduk Kabupaten Jombang selama tahun 2009
– 2013 telah melampaui angka kecukupan energi dan protein yang ditetapkan pada Standar Pelayanan Minimal
ketahanan pangan yaitu angka kecukupan energi sebesar 2200 kalorikapitahr dan protein sebesar 57 grkapitahr Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2004. Perkembangan Ketersediaan dan Angka Kecukupan Protein AKP sebagaimana dapat dilihat pada
grafik berikut:
Grafik 2.22 Perkembangan Ketersediaan dan Angka Kecukupan Protein
Tahun 2009-2013
6.19 5.27
4.24 6.69
5.6
1 2
3 4
5 6
7
2009 2010
2011 2012
2013
II - 59 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Sumber data : Kantor Ketahanan Pangan Pemenuhan kecukupan protein hewani tiga tahun terakhir masih
kurang dari SPM Ketahanan Pangan sebesar 57 gramkapitahari walaupun jika dilihat dari ketersediaan protein sudah jauh melampaui
SPM AKP. Hal ini antara lain disebabkan mahalnya harga bahan pangan asal ternak khususnya daging sehingga tidak terjangkau oleh
sebagian besar penduduk. Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.
Perkembangan ketersediaan Energi dan Angka Kecukupan Energi AKE selama lima tahun terakhir sebagaimana grafik berikut:
Grafik 2.24 Perkembangan Ketersediaan dan Angka Kecukupan Energi
Tahun 2009-2013
140.92 275.08
101.47 115.1
101.46 58.77
210.82
45.47 46.1
44.2 50
100 150
200 250
300
2009 2010
2011 2012
2013 SPM AKP
Ketersediaa n Protein
AKP Hewani
SPM AKP 57 grkaphr
II - 60 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Sumber data: Kantor Ketahanan Pangan
Baik ketersediaan energi maupun Angka Kecukupan Energi AKE masyarakat di Kabupaten Jombang selama 5 lima tahun terakhir
sudah jauh melampaui SPM AKE sebesar 2.200 kalorikapitahari. Ke depan perlu lebih digiatkan lagi aplikasi program diversifikasi pangan
dan pola pangan yang bergizi, beragam, berimbang dan aman.
b Pencapaian skor pola pangan harapan PPH
Penyelenggaraan urusan pangan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 pengganti Undang-
Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996. Dalam Undang-Undang Pangan ini ditekankan pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat perorangan,
dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara bermanfaat.
Dewasa ini situasi kualitas konsumsi pangan masyarakat masih dirasakan kurang beragam dan bergizi seimbang. Padahal konsumsi
pangan dengan gizi cukup dan seimbang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan intelegensia manusia.
Volume dan kualitas komsumsi pangan dan gizi di dalam rumah tangga juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, pengetahuan dan
budaya masyarakat. Indikator kualitas komsumsi pangan ditunjukan oleh skor Pola Pangan Harapan PPH yang dipengaruhi oleh
keragaman dan keseimbangan konsumsi antar kelompok makanan. Skor Pola Pangan Harapan PPH adalah komposisi kelompok
pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya dan menggambarkan keragaman
ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk. Semakin tinggi
4852.9814 4023.74
3280 3520.26
3280 5918.27
4907 4000
4293 4000
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000
2009 2010
2011 2012
2013 SPM AKE
AKE Ketersediaan
Energi
SPM AKE 2.200 kalkaphr
II - 61 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
skor PPH semakin beragam pangan yang dikonsumsi dan semakin baik zat gizi yang diperoleh. PPH biasanya digunakan untuk perencanaan
konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan yang ideal di suatu wilayah.
Menurut Susenas 2011, Tingkat Pola Pangan Harapan PPH di Indonesia pada periode tahun 2009-2011 mengalami fluktuasi mulai
dari 75,7 pada tahun 2009 naik menjadi 77,5 pada tahun 2010, kemudian turun lagi pada tahun 2011 menjadi 77,3 dan tingkat PPH
pada tahun 2012 bahkan cenderung mengalami penurunan lagi. Perkembangan capaian indikator diversifikasi pangan di Kabupaten
Jombang yang ditunjukan dengan skor PPH selama tahun 2009 - 2012 menunjukan adanya penurunan rata-rata 3,16 per tahun. Realisasi
pencapaian skor Pola Pangan Harapan tahun 2012 sebesar 81,7 lebih rendah dari standart pelayanan minimal 90. Dari trend skor pola
pangan harapan tersebut maka mutu dan keragaman pangan serta keseimbangan gizi sudah cukup baik, namun ada beberapa kelompok
pangan yang belum mencapai target skor maksimal yaitu kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, buahbiji berminyak, kacang-
kacangan, gula, buah dan sayur. Selanjutnya upaya diversifikasi pangan non beras harus lebih diintensifkan dan terintegrasi dengan
program-program lainnya. Perkembangan skor Pola Pangan Harapan PPH selama tahun 2009 - 2012 sebagaimana grafik berikut:
Grafik 2.25 Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan
Tahun 2009-2012
Sumber data: Kantor Ketahanan Pangan
2009 2010
2011 2012
Skor PPH 90.20
90.40 89.50
81.70 76.00
78.00 80.00
82.00 84.00
86.00 88.00
90.00 92.00
Ax is
T it
le
SPM PPH 90
II - 62 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Diversifikasi konsumsi pangan tidak
hanya sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada beras tetapi juga upaya peningkatan perbaikan gizi untuk mendapatkan manusia
yang berkualitas dan mampu berdaya saing dalam percaturan globalisasi.
c Menurunnya jumlah daerah rawan pangan
Penanganan kerawanan pangan adalah penanganan kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat, atau rumah
tangga, pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologi bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat. Kerawanan
pangan sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang ditentukan oleh
tingkat pendapatannya,
rendahnya tingkat
pendapatan memperburuk konsumsi energi dan protein.
Di Kabupaten Jombang tidak terdapat daerah rawan pangan, namun masih ditemukan 8 Desa di 4 Kecamatan yang hampir rawan
pangan yaitu Desa Mundusewu dan Desa Ngrimbi Kecamatan Bareng, Desa Jipurapah dan Desa Gebangbunder Kecamatan Plandaan, Desa
Pandan Blole dan Desa Gedongombo Kecamatan Ploso serta Desa Munungkerep dan Desa Genengan Jasem Kecamatan Kabuh.
Kebijakan urusan Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Jombang dalam rangka meningkatkan pengamanan ketahanan pangan
diarahkan untuk: a.
Mempertahankan tingkat produksi beras dengan ketersediaan minimal yang cukup untuk mendukung kemandirian pangan;
b. Meningkatkan ketersediaan pangan ternak dan ikan dari dalam
negeri, melalui peningkatan populasi hewan dan produksi pangan hewani dari produksi dalam negeri agar ketersediaan dan
keamanan pangan
hewani dapat
lebih terjamin
untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia;
c. Melakukan
diversifikasi pangan
untuk menurunkan
ketergantungan pada beras, dengan konsumsi pangan alternatif berbahan lokal.
Diversifikasi pangan saat ini adalah kunci keberhasilan dalam mempertahankan ketahanan pangan. Program Diversifikasi Pangan ini
II - 63 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
merupakan langkah jitu untuk meredam gejolak pangan dunia dan nasional ditengah ancaman perubahan iklim. Selain itu, diversifikasi
pangan menjadi cara mengembangkan kearifan lokal melalui pengoptimalan sumber daya yang ada. Implementasi diversifikasi
pangan berbasis kearifan lokal memerlukan strategi dan komitmen yang kuat dari pemerintah, petani, pengusaha, dan masyarakat.
Keberhasilan program ini memerlukan kerjasama dan koordinasi yang dikuat dari berbagai pemangku kepentingan. Dimana pemerintah
memegang peranan penting dalam membuat kebijakan yang pro pertanian lokal.
9 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, selama kurun waktu 2009-2013 sebagaimana table berikut :
Tabel 2.20 Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten
Jombang Tahun 2009-2012
NO INDIKATOR
SAT CAPAIAN
2009 2010
2011 2012
1. Jumlah
kejadian Kasus
71 92
70 65
Sumber : BPPKB Masih banyaknya kejadian kekerasan terhadap perempuan dan
anak yang terjadi menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melaporkan tindak kekerasan yang terjadi semakin meningkat. Selain
itu juga menunjukkan bahwa lembaga P2TP2A yang dibentuk telah menjadi lembaga rujukan yang mendapat kepercayaan tinggi dari
masyarakat.
10 Urusan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera
a Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan
penduduk LPP
adalah Angka
yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka
waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2009
– 2012 mengalami penurunan yang sangat
II - 64 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
signifikan, yaitu dari sebesar 0,94 pada tahun 2009 menjadi sebesar 0,69 pada tahun 2012. Dengan capaian ini, maka target LPP yang
ditetapkan secara nasional pertumbuhan penduduk 1,1 pada tahun 2014, telah terlampaui.
Perkembangan LPP Kabupaten Jombang sebagaimana grafik berikut :
Grafik 2.24 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jombang
Tahun 2009-2012
Sumber : BPPKB, 2013
11 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian, dan
Persandian a
Indeks Kepuasan Masyarakat
Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas
yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa,
sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah
melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional PROPENAS, perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok
II - 65 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian
terhadap unsur pelayanan yang masih perfu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan
kualitas pelayanannya. Kinerja pelayanan pemerintah Kabupaten Jombang kepada
masyarakat dinilai
menggunakan indikator
Indeks Kepuasan
Masyarakat IKM. IKM diukur pada SKPD penyelenggara pelayanan masyarakat dan urusan pemerintahan yang penilaiannya berdasarkan
14 unsur pelayanan. Semakin tinggi IKM menunjukkan semakin baiknya pencapaian sasaran meningkatnya aksesibilitas masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah daerah. Realisasi selama 5 tahun terakhir pada kelompok dinas dan
kelompok kecamatan menunjukkan trend naik, sementara pada kelompok
badan menunjukkan
kecenderungan turun.
Hasil pengukuran IKM sampai dengan tahun 2012 pada semua kelompok
termasuk dalam kategori BAIK, dengan nilai rata-rata IKM pada kelompok Badan Daerah sebesar 75,55; kelompok Dinas Daerah
sebesar 76,42; dan kelompok kecamatan sebesar 74,33. Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2009
– 2012 terdapat peningkatan rata- rata IKM sebesar 0,87. Artinya pelayanan yang diberikan pada
masyarakat pada dari tahun ke tahun telah mengalami peningkatan. Perkembangan IKM Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2009
– 2012 sebagaimana grafik berikut :
Grafik 2.25 IKM Kabupaten JombangTahun 2009 - 2012
Sumber : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah
II - 66 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
12 Urusan Sosial
a Jumlah Penyandang Masalah Sosial dan Kesejahteraan
Jumlah PMKS di Kabupaten Jombang yang terdiri dari 28 jenis PMKS selama tahun 2009
– 2012 mengalami penurunan sebanyak 90 orang yaitu dari sebanyak 107.026 orang pada tahun 2009 menjadi
sebanyak 106.936 orang pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya berikut gambaran jumlah PMKS di Kabupaten Jombang yang
tergambar dalam grafik:
Grafik 2.26 Jumlah PMKS Kabupaten Jombang Tahun 2009
– 2012
Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Jombang
13 Urusan Kebudayaan
a Jumlah Prestasi Seni dan Budaya
Pada tahun 2012 Kabupaten Jombang telah memiliki 490 kelompok seni dan budaya dan telah melahirkan banyak prestasi.
Sepanjang tahun 2009-2013 Pemerintah Kabupaten Jombang telah melakukan upaya-upaya pembinaan terhadap seluruh potensi budaya
yang ada. Hal ini di lakukan dalam rangka memelihara nilai-nilai kearifan lokal yang sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Hasil dari pembinaan seluruh potensi budaya yang ada, selama 5 tahun terakhir telah tercapai prestasi budaya sebanyak 38 prestasi
pada 20 event. Perkembangan jumlah prestasi Budaya di Kabupaten Jombang
sebagaimana grafik berikut:
II - 67 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Grafik 2.27 Perkembangan Jumlah Prestasi Budaya Tahun 2009-2013
Sumber : Disporabudpar, diolah
14 Urusan Kearsipan
a Meningkatnya persentase instansi yang telah menerapkan
pengelolaan arsip secara baku
Untuk lebih
meningkatkan informasi
pembangunan yang
berkualitas maka salah satu perangkat yang dibutuhkan adalah sistem kearsipan yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah
Kabupaten Jombang melaksanakan pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan arsip berupa boks arsip, mesin penghancur kertas, rak
arsip, yang dibutuhkan oleh seluruh SKPD se-Kabupaten Jombang serta
melakukan pembinaan
perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pertanggungjawaban,
pelaporan, monitoring
dan evaluasi kepada arsiparis pengelola arsip terutama di desa.
Sampai dengan tahun 2012 seluruh SKPD telah dapat melaksanakan tertib administrasi kearsipan sesuai standar Peraturan
Bupati Nomor 15 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas. Capaian ini didorong oleh telah meningkatnya kapasitas pengelola kearsipan dan
meningkatnya pemahaman tentang pentingnya nilai arsip bagi SKPD tersebut. Pengelolaan Sistem kearsipan yang baik ini ditunjang oleh
kelengkapan alat kearsipan yang memadai di seluruh SKPD serta dukungan Tim Pemilah Arsip yang telah dibentuk.
2 4
6 8
10 12
14
2009 2010
2011 2012
2013
5 13
7 9
4
II - 68 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Aspek daya
dukung pengelolaan
arsip di
Kecamatan mempengaruhi kinerja Kecamatan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Jombang menaruh perhatian khusus atas aspek tersebut. Dari jumlah seluruh Kecamatan
yang ada, pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, seluruhnya sebanyak 21 Kecamatan telah memenuhi ketentuan penyimpanan
arsip daerah secara baik atau 100.
15 Urusan Perpustakaan
a Jumlah pengunjung perpustakaan Kabupaten Jombang
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban
sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan
kehidupan. Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat tercapai, diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan
berbagai sumber informasi bisa diperoleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat diperoleh melalui perpustakaan. Dalam arti
tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan,
namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi,
dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang
merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses
informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan
modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital dalam bentuk data yang
bisa diakses lewat jaringan komputer. Keberadaan Perpustakaan tentunya sangat bermanfaat unutk
perkembangan keilmuan di suatu daerah. Dengan semboyan buku adalah jendela dunia tentunya sudah sewajarnya perpustakaan
menjadi tempat yang menarik untuk di kunjungi. Pengunjung
II - 69 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
perpustakaan adalah pemakai perpustakaan yang berkunjung ke perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam satu 1 tahun.
Selama kurun waktu tahun 2009-2012 perkembangan jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Kabupaten Jombang
sangat menggembirakan. Pada tahun 2009 jumlah pengunjung mencapai 19.614 pengunjung, tahun 2010 mencapai 44.900
pengunjung, tahun 2011 mencapai 86.666 pengunjung, tahun 2012 mencapai 73.230 pengunjung, dan pada tahun 2013 mencapai 87.355
pengunjung. Perkembangan pengunjung perpustakaan selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan pengunjung sebesar 273,26.
Perkembangan jumlah pengunjung perpustakaan pemda selama 5 tahun terakhir sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
Grafik 2.27 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Kabupaten Jombang
Tahun 2009-2013
Sumber data : Kantor Arsip, PDE dan Perpustakaan
Dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat ke Perpustakaan Daerah maupun untuk memperluas akses informasi
bacaan telah dilakukan beberapa upaya, beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Peningkatan jumlah sarana dan prasarana perpustakaan daerah
yaitu berupa penambahan buku setiap tahun yang dilakukan melalui dana APBD Kab. Jombang dan bantuan buku dari
Pemerintah Pusat. Peningkatan tersebut yakni dari sebanyak 8.236 judul buku dengan jumlah buku sebanyak 15.063
eksemplar pada tahun 2009, menjadi sebanyak 12.430 judul buku dengan jumlah buku sebanyak 24.775 eksemplar. Peningkatan
judul buku ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu
19.614 44.900
86.666 73.230
87.355
20000 40000
60000 80000
100000
2009 2010
2011 2012
2013
II - 70 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
buku untuk peningkatan usahakewirausahaan, serta buku yang dikarang oleh putra Jombang.
2. Pengembangan
perpustakaan keliling
yang menjangkau
masyarakat hingga ke pelosok desa sehingga meningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi melalui buku bacaan.
3. Penambahan jam pelayanan perpustakaan yang sebelumnya
pukul 10.00 pagi sampai dengan pukul 15.00 sore selama 5 hari kerja, diperpanjang menjadi 6 hari kerja mulai pukul 7.00 pagi
sampai dengan pukul 20.00 malam. 4.
Pameran buku yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali. 5.
Peningkatan kapasitas pustakawan dengan memfasilitasi Musyawarah Pustakawan Sekolah MPS
6. Peningkatan kapasitas Perpustakaan Umum dengan adanya ruang
baca anak. 7.
Peningkatan rasa aman dan nyaman dengan terbangunnya tempat parkir beserta peralatan pengamanannya CCTV.
B. Fokus Layanan Urusan Pilihan
1. Urusan Kelautan dan Perikanan
a Peningkatan Produksi dan Produktifitas Hasil Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan dimulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan atau disebut
sebagai usaha
agribisnis. Pada
umumnya usaha
perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia.
Di Kabupaten Jombang yang tidak memiliki wilayah perairan laut hanya mengandalkan hasil perikanan air tawar. Perkembangan
capaian kinerja produksi perikanan selama tahun 2009 –2013
menunjukan trend meningkat sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
Grafik 2.28 Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan
II - 71 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Tahun 2010-2013
Sumber data: Dinas Peternakan dan Perikanan
Perkembangan produksi perikanan tahun 2009 – 2013
meningkat rata-rata 18,57 per tahun dari sebesar 9.060,4 ton pada tahun 2009 menjdi sebesar 15.945,95 ton pada tahun 2013.
Pencapaian target produksi tersebut antara lain ditentukan oleh keberhasilan intensifikasi program perikanan budidaya, adanya
program restocking ikan yaitu penebaran benih ikan di perairan umum seperti embung, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan
petani ikan dalam teknis budidaya ikan sehingga kematian ikan dapat ditekan dan akhirnya produksi dapat meningkat.
2. Urusan Pertanian
a Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan
Subsektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, baik
dikala kondisi ekonomi normal maupun saat menghadapi krisis. Tanaman pangan sangat relevan untuk di jadikan pilar ekonomi di
daerah, mengingat sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap daerah yang siap didayagunakan untuk membangun ekonomi adalah sumber
daya pertanian tanaman pangan. Begitu juga halnya di Kabupaten Jombang, dengan produksi tanaman pangan dijadikan andalan daerah,
sehingga peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan harus menjadi prioritas utama.
9,060.40 9,158.60
15,746.60 15,747.90
15,945.95
- 2,000.00
4,000.00 6,000.00
8,000.00 10,000.00
12,000.00 14,000.00
16,000.00 18,000.00
2009 2010
2011 2012
2013
II - 72 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Secara umum produksi tanaman pangan utama padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2013 dapat
dikatakan mengalami peningkatan jika dibandingkan produksi tanaman pangan utama pada tahun 2009. Perkembangan produksi
tanaman pangan utama padi, jagung dan kedelai sebagaimana grafik berikut:
Grafik 2.29 Perkembangan Produksi Tanaman Pangan Utama
di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013
Sumber: Dinas Pertanian
Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa produksi padi selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan dengan
pertumbuhan rata-rata 0,67 per tahun dari sebanyak 426.092 ton pada tahun 2009 menjadi sebanyak 418.050 ton pada tahun 2013.
Namun pada tahun 2011 mengalami penurunan akibat serangan organisme pengganggu tanaman karena dampak anomali iklim pada
tahun 2010. Produksi beras tahun 2012 mengalami peningkatan cukup besar yaitu 20,86 dari produksi tahun 2011, keberhasilan ini
mendapatkan apresiasi dari Presiden sebagai Kabupaten yang berhasil meningkatkan produksi beras di atas 5.
Perkembangan produksi jagung selama lima tahun terakhir dapat dikatakan meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 3,28 per
tahun dari sebesar sebesar 180.820 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 193.842 ton pada tahun 2013. Sedangkan perkembangan
produksi kedelai selama lima tahun terakhir dapat dikatakan
- 50,000
100,000 150,000
200,000 250,000
300,000 350,000
400,000 450,000
500,000
Padi Jagung
Kedelai 2009
426,092 180,820
7,070 2010
464,833 188,392
8,886 2011
382,588 186,873
8,707 2012
462,385 242,666
13,000 2013
418,050 193,842
9,017 T
o n
Produksi Tanaman Pangan Utama Ton
II - 73 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 10,59 per tahun dari sebesar sebesar 7.070 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 9.017 ton
pada tahun 2013. Produksi tanaman pangan utama baik padi, jagung maupun
kedelai tahun 2013 mengalami menurunan jika dibandingkan produksi tahun 2012. Hal ini disebabkan selain turunnya luas panen juga
disebabkan adanya perubahan iklim anomali iklim dimana terjadi kemarau basah yaitu masih terjadi hujan pada musim kemarau. Hal
ini berakibat berkurangnya intensitas penyinaran matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis pengisian bulir padi, jagung
maupun kedelai. Satu yang tidak bisa luput ketika membahas usaha tani
tanaman pangan padi, jagung dan kedelai adalah produktivitas tanaman. Produktivitas adalah kemampuan suatu tanah untuk
menghasilkan suatu tanaman yang sedang diusahakan dengan system pengelolaan tertentu. Produktivitas disebut juga dalam faktor produksi,
karena dapat menunjang pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Produktivitas tanaman biasa dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan
usaha tani. Suatu daerah yang rata-rata produktivitas tanamannya tinggi dipersepsikan telah berhasil dalam menerapkan teknologi usaha
taninya atau dianggap teknik budidayanya lebih maju daripada daerah lain yang memiliki produktivitas lebih rendah.
Secara umum produktivitas tanaman pangan utama padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Jombang tahun 2013 menunjukan
adanya peningkatan jika dibandingkan tahun 2009. Perkembangan produktivitas tanaman pangan utama selama 5 lima tahun terakhir
sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
II - 74 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Grafik 2.32 Perkembangan Produtivitas Tanaman Pangan Utama Padi, Jagung
dan Kedelai di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012
Sumber: Dinas Pertanian
Produktivitas padi selama kurun waktu lima tahun terakhir turun rata-rata 0,35 per tahun dari sebesar 61,44 kwHa pada tahun
2009 menjadi 57,97 kwHa pada tahun 2013. Untuk komoditi jagung meningkat rata-rata 10,08 per tahun dari sebesar 48,15 kwHa pada
tahun 2009 menjadi 68,23 kwHa pada tahun 2013. Sedang untuk komoditi kedelai meningkat rata-rata 16,2 dari sebesar 10,12 kwHa
pada tahun 2009 menjadi 17,67 KwHa pada tahun 2013. Produktivitas tanaman pangan utama baik padi, jagung maupun
kedelai tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan produktivitas tahun 2012, disebabkan perubahan iklim yaitu terjadi
kemarau basah.
b Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura
Tanaman hortikultura utama di kabupaten Jombang adalah Cabai, Durian dan Mangga. Secara umum produksi tanaman
holtikultura utama di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 – 2013
cenderung mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
padi jagung
kedelai 2009
,61.44 ,48.15
,10.12 2010
,64.78 ,58.87
,11.45 2011
,53.85 ,67.59
,13.83 2012
,65.33 ,79.03
,19.21 2013
,57.97 ,68.23
,17.67 P
ro d
u kt
iv it
a s
K w
H a
II - 75 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Grafik 2.33 Perkembangan Produksi Tanaman Hortikultura Utama
Cabai, Durian dan Mangga di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013
Sumber: Dinas Pertanian Produksi tanaman hortikultura cabai, durian dan mangga
selama tahun 2009 - 2013 menunjukkan trend yang meningkat, dengan peningkatan produksi cabai rata-rata 64,23 per tahun dari
sebesar 1.135,9 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 4.569 ton pada tahun 2013. Untuk komoditi durian terjadi peningkatan rata-rata
5,14 per tahun dari sebesar 10.881,4 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 10.197 ton pada tahun 2013. Sedangkan untuk komoditi
mangga meningkat rata-rata 106,83 per tahun dari sebesar 5.092,6 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 23.985 ton pada tahun 2013.
Namun Produksi mangga pada tahun 2013 terjadi penurunan jika dibandingka tahun 2012, hal ini disebabkan karena pada saat
tanaman berbunga terjadi hujan dan angin yang menyebabkan bunga gugur dan gagal menjadi buah.
Secara umum produktivitas tanaman hortikultura utama Cabai, Durian dan Mangga di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 -
2013menunjukan trend yang meningkat. Perkembangan produktivitas tanaman hortikultura utama di Kabupaten Jombang sebagaimana
grafik berikut:
Cabai Durian
Mangga 2009
1,135.90 10,881.40
5,092.60 2010
,665.00 7,879.00
7,543.00 2011
1,936.00 11,409.00
39,451.00 2012
2,943.00 7,332.00
32,520.00 2013
4,569.00 10,197.00
23,985.00 P
ro d
u ks
i t
o n
Perkembangan Produksi Hortikultura Tahun 2009 - 2013
II - 76 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Grafik 2.34 Perkembangan Produktivitas Hortikurkura Utama Cabai, Durian
dan Mangga di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012
Sumber: Dinas Pertanian Produktivitas tanaman Cabai selama tahun 2009 - 2013
menunjukkan peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata 44,15 per tahun dari sebesar 20,95 kwHa pada tahun 2009 menjadi sebesar
25,15 KwHa pada tahun 2013. Untuk komoditi mangga meningkat rata-rata 41,28 per tahun dari sebesar 25 Kgpohon pada tahun
2009 menjadi sebesar 65 Kgpohon pada tahun 2013. Sedang produktivitas durian mengalami penurunan rata-rata 3,78 per tahun
dari sebesar 127,34 Kgpohon pada tahun 2009 menjadi sebesar 108 Kgpohon pada tahun 2013.
Sebenarnya upaya
untuk meningkatkan
produksi dan
produktivitas tanaman pangan dan hortikultura tahun 2013 sudah banyak dilaksanakan antara lain melalui upaya-upaya intensifikasi
dan ekstensifikasi usaha tani, penyediaan sarana prasarana produksi serta emanfaatan teknologi tepat guna dalam sistem usaha tani namun
hal tersebut belum mampu meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan.
Cabai KwHa Durian Kgpohon
Mangga Kgpohon 2009
,20.95 ,127.34
,25.00 2010
,19.62 ,122.20
,24.35 2011
,20.36 ,124.20
,62.34 2012
,69.87 ,105.60
,83.40 2013
,25.15 ,108.00
,65.00
Produktivitas Hortikultura Tahun 2009 - 2013
II - 77 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
c Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah danatau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai meliputi mengolah, memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, permodalan
serta manajemen
untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi
pelaku usaha
perkebunan dan
masyarakat.Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan pokok maupun sayuran melainkan tanaman yang umumnya
berukuran besar dengan waktu penanaman yang relatif lama. Tanaman perkebunan di Kabupaten Jombang yang utama
adalah Tebu, Tembakau dan Cengkeh. Secara umum perkembangan produksi tanaman perkebunan selama lima tahun terakhir dapat
dikatakan mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
Grafik 2.34 Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Tebu, Tembakau
dan Cengkeh di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013
Sumber data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Perkembangan produksi tebu selama lima tahun terakhir
meningkat rata-rata 4,82 per tahun dari sebesar 1.008.056,25 ton tahun 2009 menjadi sebesar 1.137.084,3 ton pada tahun 2013. Untuk
produksi tembakau meningkat rata-rata 165,78 per tahun dari
- 200,000.00
400,000.00 600,000.00
800,000.00 1000,000.00
1200,000.00
Tebu Tembakau daun
basah Kakao
2009 1008,056.25
20,012.83 ,177.83
2010 1038,943.30
5,775.64 ,134.82
2011 787,974.53
47,509.00 ,136.47
2012 974,115.80
66,896.78 ,141.30
2013 1137,084.30
47,402.47 ,141.30
T o
n
Produksi Tanaman Perkebunan ton
II - 78 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
sebesar 20.012,83 ton pada tahun 2009 menjadi sebesar 47.402,47 ton pada tahun 2013. Sedangkan untuk produksi kakao mengalami
penurunan rata-rata 4,86 per tahun dari sebesar 177,83 ton pada tahun 2009 menjadi 141,3 ton pada tahun 2013.
Sedangkan gambaran produktivitas tanaman perkebunan selama lima tahun terakhir sebagaimana grafik berikut:
Grafik 2.34 Perkembangan Produktivitas Tanaman Perkebunan Tebu,
Tembakau dan Cengkeh di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013
Sumber data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Perkembangan produktivitas tebu selama lima tahun terakhir
meningkat rata-rata 0,61 per tahun dari sebesar 886,24 KgHa tahun 2009 menjadi sebesar 871,02 KgHa pada tahun 2013. Untuk
produktivitas tembakau meningkat rata-rata 179,43 per tahun dari sebesar 5.199,8 KgHa pada tahun 2009 menjadi sebesar 11.116
KgHa pada tahun 2013. Sedangkan untuk produktivitas kakao mengalami penurunan rata-rata 0,34 per tahun dari sebesar 186,25
KgHa pada tahun 2009 menjadi 183,27 KgHa pada tahun 2013.
d Populasi dan Produksi Hasil Peternakan
Peternakan adalah
kegiatan mengembangbiakan
dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil
dari kegiatan tersebut. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan
- 2,000.00
4,000.00 6,000.00
8,000.00 10,000.00
12,000.00 14,000.00
16,000.00
Tebu Tembakau daun
basah Kakao
2009 ,886.24
5,199.80 ,186.25
2010 ,883.00
1,290.00 ,174.86
2011 ,692.59
11,500.00 ,177.00
2012 ,795.92
14,100.00 ,183.27
2013 ,871.02
11,116.00 ,183.27
K g
H a
Produktivitas tanaman perkebunan KgHa
II - 79 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang
peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing dan dombadan
ternak unggas yaitu ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras dan itik. Secara umum populasi ternak ruminansia dan unggas di
Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2013 sebagaimana grafik berikut:
Grafik 2.36 Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Jombang
Tahun 2009-2013
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Perkembangan populasi ternak ruminansia selama tahun 2009
– 2013 menunjukkan trend yang terus meningkat dengan peningkatan
rata-rata 9,84 per tahun dari sebanyak 217.291 ekor pada tahun 2009 menjadi sebanyak 315.170 ekor pada tahun 2013. Untuk
populasi ternak unggas mengalami peningkatan rata-rata 1,53 per tahun dari sebanyak 7.910.135 ekor pada tahun 2009 menjadi
sebanyak 8.390.564 ekor pada tahun 2013.
e Produksi Hasil Peternakan Daging, telur dan susu
Perkembangan produksi daging, telur dan susu di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2012 secara umum mengalami
peningkatan sebagaimana grafik 2.37
Grafik 2.37
Ternak ruminansia Ternak unggas
2009 217,291.00
7910,135.00 2010
245,512.00 8175,214.00
2011 262,029.00
7884,475.00 2012
302,632.00 8065,500.00
2013 315,170.00
8390,564.00 P
o p
u la
si e
ko r
II - 80 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Perkembangan Produksi Daging, Telur dan Susu Di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Perkembangan produksi daging selama tahun 2009
– 2012 meningkat rata-rata 2,89 per tahun dari sebanyak 15.851 ton pada tahun 2009
menjadi sebanyak 17.222 ton pada tahun 2012. Sedang untuk produksi telur mengalami penurunan rata-rata 2,84 per tahun dari
sebesar 14.600 ton pada tahun 2009 menjadi sebanyak 13.116 ton pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena adanya penurunan
populasi ternak ayam ras petelur rata-rata 2,79 per tahun. Untuk produksi susu meningkat rata-rata 8,5 dari sebanyak 5.104.460 liter
pada tahun 2009 menjadi sebanyak 6.452.000 liter pada tahun 2012.
3. Urusan Kehutanan
a Produksi dan Produktivitas Kehutanan
a Produksi dan Produktivitas Kehutanan
Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia.
Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan pengelolaan sumber daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya hutan
dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan.Kehutanan bukan hanya berfungsi sebagai pelestari ekosistem, tetapi juga menghasilkan
sesuatu hal yang produktif. Perkembangan produksi hasil hutan di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 - 2012 secara umum terlihat
pada grafik berikut:
Grafik 2.38
- 2,000
4,000 6,000
8,000 10,000
12,000 14,000
16,000 18,000
Daging ton Telur ton
Susu 000 liter 2009
15,851 14,600
5,104.46 2010
16,311 11,931
5,824.85 2011
17,640 12,207
5,591.61 2012
17,222 13,116
6,452.00 P
ro d
u ks
i
Perkembangan Produksi Daging, Telur dan Susu Tahun 2009 - 2012
II - 81 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Perkembangan Produksi hasil hutan Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Perkembangan produksi hasil hutan kayu tahun 2009
– 2013 meningkat rata-rata 2,8 per tahun dari sebesar 3.173,05 m
3
pada tahun 2009 menjadi sebesar 2.209,18 m
3
pada tahun 2013. Produksi hasil hutan kayu tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan
produksi tahun 2011 yaitu hanya tercapai 1.762,28 m
3
disebabkan karena rata-rata kepemilikan kayu rakyat belum mencapai umur layak
untuk ditebang sudah masa tebang pada jenis tanaman keras berumur pendek. Selain itu penurunan produksi hasil hutan secara
tidak langsung didukung oleh adanya peningkatan kemampuan sumber daya manusia secara administratif dan teknis dari
pelaksanaan Diklat tenaga teknis pengelolaan hutan produksi lestari Ganis PHPL di Kabupaten Jombang dan prioritas pengembangan
hutan rakyat
diarahkan pada
upaya-upaya pelestarian
dan perlindungan sumber daya alam dengan penekanan implementasi
pada tahapan mewujudkan sertifikasi hutan rakyat. Pencapaian target produksi hasil hutan rakyat ditempuh dengan
tetap memperhatikan aspek kelestarian hutan, dengan cara: 1.
Melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan dengan penanaman pohon pada lahan kritis, lahan kosong dan lahan kurang
produktif;
- ,500.00
1,000.00 1,500.00
2,000.00 2,500.00
3,000.00 3,500.00
4,000.00 4,500.00
5,000.00
2009 2010
2011 2012
2013 3,173.05
3,609.95 4,918.77
1,762.28 2,209.18
m 3
Produksi Hasil Hutan Kayu
Perkembangan Produksi Hasil Hutan Kayu Tahun 2009 - 2013
Produksi Hasil hutan Kayu
II - 82 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
2. Meningkatkan teknik budidaya tanaman kayu-kayuan dan
tanaman bawah tegakan yang berumur panjang dan pendek serta Multi Purphose Trees Species MPTS sesuai dengan fungsi
alam karakteristik masing-masing wilayah. 3.
Penguatan kelembagaan kelompok hutan rakyat melalui sertifikasi ecolabelling hutan rakyat
4. Penguatan SDM melalui Diklat tenaga teknis pengelolaan hutan
produksi lestari Ganis PHPL
b Luas Lahan Kritis
Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif, bersifat tandus, gundul, tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian, karena tingkat
kesuburannya sangat rendah meskipun dikelola, produktivitasnya sangat rendah. Bahkan, dapat terjadi jumlah produksi yang diterima
jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya. Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara
lain sebagai berikut: a.
Kekeringan, biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan. b.
Genangan air yang terus-menerus. c.
Erosi tanah dan masswasting yaitu gerakan masa tanah menuruni lereng yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan,
dan daerah yang miring. d.
Pengolahan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan.
e. Masuknya material yang tak dapat diuraikan oleh bakteri misalnya
plastikdan dapat bertahan lama masuk ke lahan pertanian sehingga sangat mengganggu kelestarian kesuburan tanah.
Lahan kritis memiliki kondisi lingkungan yang sangat beragam tergantung pada penyebab kerusakan lahan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa kondisi lahan kritis menyebabkan tanaman tidak cukup mendapatkan air dan unsur hara, kondisi fisik tanah yang
tidak memungkinkan akar berkembang dan proses infiltrasi air hujan, kandungan garam yang tinggi akibat akumulasi garam sekunder atau
tanaman keracunan oleh unsur toksik yang tinggi. Lahan kritis ditandai oleh rusaknya struktur tanah, menurunnya kualitas dan
kuantitas bahan organik, defisiensi hara dan terganggunya siklus hidrologi, perlu direhabilitasi dan ditingkatkan produktivitasnya agar
II - 83 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
lahan dapat kembali berfungsi sebagai suatu ekosistem yang baik atau menghasilkan sesuatu yang bersifat ekonomis bagi manusia.
Lahan Kritis yang tidak memberikan atau meningkatkan produktifitas lahan seharusnya di rehabilitasi agar menjadi lahan
potensial. Perkembangan luasan rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Jombang selama tahun 2009-2012 secara umum
menunjukan trend meningkat. Secara umum produksi hasil hutan sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
Grafik 2.35 Perkembangan Luasan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun
2009-2012
Sumber data: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Perkembangan luasan rehabilitasi hutan dan lahan selama
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan rata- rata 6,59 per tahun dari sebesar 2.066,5 Ha pada tahun 2009
menjadi sebesar 1.097,03 Ha pada tahun 2013 disebabkan oleh prioritas rehabilitasi hutan dan lahan tidak hanya pada aspek
penanaman vegetatif namun juga kepada pembangunan bangunan sipil teknis berupa dam penahan, dam pengendali, gully plug,
penyelamat tebing, sumur resapan, biopori, dan rorak.
4. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral
a. Energi Listrik
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, salah satu tujuannya adalah untuk
meningkatkan akses masyarakat yang tidak mampu dan atau
- ,500.00
1,000.00 1,500.00
2,000.00 2,500.00
3,000.00 3,500.00
2009 2010
2011 2012
2013 2,066.50
3,138.77 2,748.87
2,465.82
1,097.03 Rehabilitasi
hutan dan lahan
II - 84 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil
dan merata
dengan cara
menyediakan bantuan
untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak
mampuserta membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat mengurangi disparitas antar daerah.
Dalam upaya mewujudkan peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu danatau terpencil terhadap energi, maka
Pemerintah Kabupaten Jombang mengembangkan jaringan listrik pedesaan, yang dilakukan untuk: 1 Meningkatkan pemenuhan
kebutuhan dasar bagi masyarakat yang kurang mampu; 2 Menurunkan pengeluaran keluarga miskin dalam penggunaan
minyak tanah
untuk lampu
penerangan; 3
Memperkecil pembiayaan pembangunan dalam rangka pengembangan energi
listrik bagi daerah-daerah terpencil. Dalam kurun waktu 2 tahun, telah terealisasi penyambungan Listrik Perdesaan untuk 197
Rumah Tangga Miskin.
Tabel 2.21. Perkembangan Pemasangan Listrik Perdesaan Bagi RTM
Tahun 2011-2012
No Lokasi
Realisasi RTM Kecamatan
Desa Dusun
2011 2012
1 Bareng Jenisgelaran
Ngadirejo Pakel
Curahparas 57
2 Wonosalam Wonosalam
Ampelgading 25
Pucangrejo 33
3 Kabuh Pengampon
Jatirajah Lor 19
Mangunan Jatirajah Kidul
43 Tanjungwadung Tanjungbaru
23 4 Plandaan
Jipurapah Tambak Kulon
11 Klitih
Tambak Wetan 8
Papringan 32
5 Ngusikan Sumbernongko
Candilor 15
TOTAL 127
139
Sumber data: Dinas PU Bina Marga dan Pengairan
b. Potensi Pertambangan
Berdasarkan hasil kajian, bahwa Kabupaten Jombang memiliki cadangan sumber daya mineral, yang terdiri atas bahan
galian tanah urug, lempung, pasir batu, dan andesit. Berdasarkan
II - 85 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
hasil kajian dimaksud, didapatkan data bahwa potensi tambang yang layak untuk dilakukan eksplorasi dengan memperhatikan
situs budaya, RTRW, dan lingkungan, terdapat empat jenis bahan galian, yakni: 1 Lempung, dengan volume 510.078 m³ yang
tersebar di Kecamatan Tembelang, Kesamben, Sumobito, Jogoroto, Ngoro, Diwek, dan Gudo; 2 Pasir batu, dengan volume
1.690.050m³ yang tersebar di Kecamatan Ngoro dan Mojowarno; 3 Andesit, dengan volume 1.369.722 m³ yang tersebar di Kecamatan
Bareng dan Wonosalam; 4 Tanah urug, dengan volume 9.642.696 m³ yang tersebar di Kecamatan Jombang, Ngoro, Bareng,
Wonosalam, Perak, Plandaan, Kabuh, dan Ngusikan.
5. Urusan Perindustrian
a Volume Usaha Industri Kecil dan Menengah
Sebagian besar kegiatan industri kecil berlokasi di daerah pedesaan dengan sifat dan metode pengusahaan yang tradisional, dan
masih sangat tergantung pada pasaran lokal. Jenis industri kecil, menengah serta industri kerajinan rumah tangga mendapatkan
perhatian yang cukup besar dari pemerintah sebagai salah satu alternative dalam mengupayakan penciptaan dan perluasan tenaga
kerja, serta meningkatkan pendapatan seluruh rakyat, guna mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur.
Penciptaan dan perluasan tenaga kerja melalui peningkatan persentase volume usaha industri kecil dan menengah mulai
digalakkan di Kabupaten Jombang. Hal tersebut tergambar jelas dari data
Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan
Pasar yang
menggambarkan trend positif perkembangan volume usaha industri kecil dan menengah. Berikut ini adalah grafik perkembangan volume
usaha industri kecil dan menengah selama 5 tahun terakhir: Grafik 2.37
Perkembangan Volume Usaha Industri Kecil dan Menengah Tahun 2009-2013
II - 86 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Sumber data : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Berdasarkan
grafik tersebut
di atas
diketahui bahwa
perkembangan pencapaian volume usaha industri kecil dan menengah selama tahun 2009 sampai dengan 2013 meningkat sebesar
Rp.143.722.560.000,00 atau tumbuh rata-rata 11,37 per tahun dari volume usaha IKM tahun 2009 sebesar Rp.271.714.351.000,00
menjadi Rp.415.436.911.000,00
pada tahun
2013. Hal
ini menunjukan adanya peningkatan kapasitas usaha industri kecil dan
menengah karena iklim usaha yang kondusif dan industri yang berdaya saing, sehingga diharapkan dapat mewujudkan jejaring
agribisnis yang kuat dan kokoh serta mampu menyumbang PDRB Kabupaten Jombang tahun 2012 dari sektor industri pengolahan
sebesar 11,6 dengan sumbangan terbesar dari sub sektor makanan, minuman dan tembakau, diikuti sub sektor tekstil, barang kayu dan
hasil hutan lainnya serta barang kulit dan alas kaki. Jumlah industri yang memiliki izin selama tahun 2009 sampai
dengan tahun 2013 meningkat sebanyak 37 industri atau tumbuh rata-rata 18,14 per tahun dari sebanyak 210 industri pada tahun
2009 menjadi sebanyak 407 industri pada tahun 2013. Industri yang diterbitkan izin usahanya selama tahun 2013 tersebut terdiri dari 20
industri dengan permodalan antara Rp.6.000.000,00 sampai dengan Rp.200.000.000,00, sebanyak 16 industri dengan permodalan antara
Rp.201.000.000,00 sampai dengan Rp.10.000.000.000,00 dan 1 industri dengan permodalan lebih besar dari Rp.10.000.000.000,00.
Perkembangan jumlah industri yang memiliki izin selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
Grafik 2.38
2009 2010
2011 2012
2013 271714351,000
298885786,100 315752080,000
384693807,300 415436911,000
Volume Usaha IKM Rp.
II - 87 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Perkembangan Jumlah Industri yang memiliki Izin Selama tahun 2009 - 2013
Sumber data: Badan Pelayanan Perizinan
6. Urusan Pariwisata
b Jumlah Kunjungan Wisata
Wisata Religi merupakan salah satu jenis wisata yang menjadi andalan di Kabupaten Jombang. Keberadaan makam Presiden
Abdurahman Wahid pahlawan Nasional turut andil memberikan dampak signifikan terhadap jumlah wisatawan yang mengunjungi
Kabupaten Jombang. Jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2009
– 2012 mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dari sebanyak 146.548 orang pada tahun 2009,
menjadi sebanyak 1.424.404 orang wisatawan pada tahun 2012. Perkembangan kunjungan wisata ke Kabupaten Jombang selama 5
tahun terakhir sebagaimana grafik berikut :
Grafik 2.39 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata
Tahun 2009-2013 Tribulan I
50 100
150 200
250 300
350 400
450
2009 2010
2011 2012
2013 210
262 322
370 407
Jumlah IKM yg memiliki izin Kumulatif
Jumlah IKM yg memiliki izin Kumulatif
II - 88 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018
Sumber : Disporabudpar Kabupaten Jombang
2.4 Aspek Daya Saing Daerah A.