Fokus Layanan Urusan Wajib

II - 37 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 cabang olahraga yang dibina oleh Pemerintah Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut : Grafik 2.13 Jumlah Cabang Olahraga Berprestasi Tingkat ProvinsiNasional Tahun 2009-2013 Sumber: Disporabudpar, Tahun 2013 b Lapangan Olahraga Sampai dengan tahun 2012, jumlah lapangan olahraga sebanyak 932 buah terdiri dari lapangan volley sebanyak 388 buah, lapangan sepak bola sebanyak 349 buah, lapangan basket sebanyak 91 buah, lapangan bulutangkis sebanyak 79 buah dan kolam renang sebanyak 25 buah. Dengan ketersediaan jumlah lapangan olahraga yang ada tersebut, maka yang perlu untuk ditingkatkan adalah peningkatan kualitas lapangan olah raga sesuai standar nasional, serta pemanfaatan dan pemeliharaannya. Dengan tersedianya lapangan olahraga yang memenuhi standar, maka diharapkan mampu mendukung peningkatan potensi dan prestasi olahraga di Kabupaten Jombang.

2.3 Aspek Pelayanan Umum

A. Fokus Layanan Urusan Wajib

1 Urusan Pendidikan a Angka Partisipasi Sekolah APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. APS adalah jumlah murid kelompok usia pendidikan dasar 7-12 tahun dan 13-15 tahun yang masih menempuh pendidikan dasar per jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Perkembangan APS di Kabupaten Jombang dapat dilihat dalam dua tabel sebagai berikut: 2 4 6 8 10 12 2009 2010 2011 2012 2013 4 5 4 6 11 II - 38 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Tabel 2.12 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah APS KabupatenJombangTahun 2009-2012 No. Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 1 SDMI 1.1. Jumlah siswa usia 7-12 thn bersekolah di SDMI 123.252 123.144 121.239 122.192 1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 120.260 119.760 119.610 120.460 1.3. APS SDMI 102,49 102,83 101,36 101,44 2 SMPMTs 2.1. Jumlah siswa usia 13-15 thn bersekolah di SMPMTS 64.953 66.196 63.920 66.139 2.2. Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 64.377 63.877 63.377 65.322 2.3. APS SMPMTs 100,89 103,63 100,86 101,22 3 SMAMASMK 3.1 Jumlah siswa usia 16-18 thn bersekolah di SMASMKMA 42.344 43.490 46.686 50.516 3.2 Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 58.197 57.697 57.197 61.046 3.3 APS SMAMASMK 72,76 75,38 81,62 82,75 Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2012 Dari tabel di atas dapat dilihat perkembangan angka partisipasi sekolah pendidikan dasar untuk SDMI cenderung fluktuasi. Memperhatikan perkembangan mulai tahun 2009 yang sebesar 102,49, tahun 2010 sebesar 102,83 dan menjadi 101,36 tahun 2011, akan tetapi di tahun 2012 ada kenaikan meski tidak signifikan menjadi 101,44. Untuk tingkat SMPMTs juga mengalami perkembangan yang fluktuasi, yakni dari sebesar 100,89 pada tahun 2009, turun menjadi sebesar 103,63 pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar 100,86, tapi kemudian mengalami kenaikan menjadi 101,22 pada tahun 2012. Selanjutnya perkembangan angka partisipasi sekolah tingkat SMAMASMK setiap tahun mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 82,75 di tahun 2012. Sedangkan perkembangan APS menurut kecamatan di Kabupaten Jombang pada tahun 2012 tersaji dalam tabel berikut: Tabel2.13 II - 39 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Angka Partisipasi Sekolah APS Menurut Kecamatan di Kabupaten JombangTahun 2012 No. Kecamatan SDMI SMPMTs SMAMASMK Jumlah murid usia 7- 12 th Jumlah penddk usia 7- 12 th APS Jumlah murid usia 13-15 th Jumlah penddk usia 13- 15 th APS Jumlah murid usia 16-18 th Jumlah penddk usia 16- 18 th APS 1 Bandarkdm 4.269 5.075 84,12 1.342 1.736 77,30 1.333 2.248 59,30 2 Perak 5.073 4.969 102,09 3.414 3.414 100,00 3.114 2.723 114,36 3 Gudo 4.805 5.452 88,13 1.350 2.168 62,27 806 2.649 30,43 4 Diwek 10.468 9.795 106,87 7.144 5.763 123,96 4.794 4.761 100,69 5 Ngoro 10.943 7.976 137,20 3.770 4.181 90,17 3.035 3.708 81,85 6 Mojowarno 8.870 9.294 95,44 3.092 3.350 92,30 1.140 4.458 25,57 7 Bareng 4.458 5.690 78,35 2.077 2.221 93,52 625 2.845 21,97 8 Wonosalam 2.983 3.487 85,55 1.231 1.496 82,29 315 1.786 17,64 9 Mojoagung 8.027 8.271 97,05 4.197 4.243 98,92 1.992 3.948 50,46 10 Somobito 7.435 8.075 92,07 3.136 3.436 91,27 2.913 3.796 76,74 11 Jogoroto 6.830 6.909 98,86 3.814 3.968 96,12 2.510 2.699 93,00 12 Peterongan 6.029 5.768 104,52 4.561 3.774 120,85 3.018 2.867 105,27 13 Jombang 14.910 8.862 168,25 11.339 9.009 125,86 8.790 6.447 136,34 14 Megaluh 3.283 3.510 93,53 1.675 1.839 91,08 563 1.530 36,80 15 Tembelang 4.975 4.914 101,24 2.776 3.457 80,30 8.898 1.927 461,75 16 Kesamben 5.603 6.302 88,91 3.866 2.339 165,28 1.251 3.115 40,16 17 Kudu 2.423 2.916 83,09 1.364 1.498 91,05 785 1.715 45,77 18 Ploso 3.188 3.850 82,81 1.585 2.166 73,18 2.907 2.353 123,54 19 Kabuh 3.080 3.719 82,82 1.355 1.681 80,61 572 2.204 25,95 20 Plandaan 2.802 3.429 81,71 1.399 1.773 78,91 617 2.045 30,17 21 Ngusikan 1.738 2.197 79,11 1.652 1.810 91,27 538 1.222 44,03 Jumlah 122.192 120.460 101,44 66.139 65.322 101,22 50.516 61.046 82,75 Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2012 Jika dilihat per kecamatan, APS cenderung tinggi untuk kecamatan-kecamatan di wilayah perkotaan, dan sebaliknya untuk wilayah kecamatan yang pinggiran cenderung rendah. Hal ini bisa dipahami dengan banyaknya fasilitas pendidikan di wilayah perkotaan baik secara jumlah maupun mutu. b Rasio Ketersediaan SekolahPenduduk Usia Sekolah II - 40 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan SDMi, SMPMts dan SMAMA.SMK per jumlah penduduk usia pendidikanSDMi, SMPMts dan SMAMA.SMK. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan SDMi, SMPMts dan SMAMA.SMK. Untuk mengetahui rasio ketersediaan sekolahpenduduk usia sekolah tersaji pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.14 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Jombang Tahun 2009-2012 No. Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 1 SDMI 1.1. Jumlah gedung sekolah 834 832 822 824 1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 120.260 119.760 119.610 120,460 1.3. Rasio 144,20 143,94 145,51 146,00 2 SMPMTs 2.1. Jumlah gedung sekolah 240 243 237 241 2.2. Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 64.377 63.877 63.377 65,322 2.3. Rasio 268,24 262,87 267,41 271 3 SMAMASMK 3.1 Jumlah gedung sekolah 176 181 178 181 3.2 Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 58.197 57.697 57.197 61,046 3.3 Rasio 330,66 318,77 321,33 337 Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2012 Dari tabel di atas dapat dilihat kecenderungan rasio ketersediaan sekolah menunjukkan tren yang semakin menurun, utamanya tahun 2011, akan tetapi pada tahun 2012 mengalami kenaikan disemua jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin terfasilitasinya kegiatan pendidikan melalui peningkatan jumlah sarana gedung sekolah di Kabupaten Jombang. Jika dibandingkan dengan standar nasional, maka pada tahun 2012 rasio ketersediaan sekolah untuk tingkat SD sebesar 1:146 atau masih dibawah standar nasional yang sebesar 1:170. Untuk tingkat SMP rasio ketersediaan sekolah sebesar 1:271 atau masih dibawah standar nasional yakni II - 41 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 sebesar 1:306. Sedangkan untuk tingkat SMA rasio ketersediaan sekolah sebesar 1:337 Memperhatikan perkembangan ketersediaan sekolah per kecamatan, rasio ketersediaan sekolah cenderung kecil untuk kecamatan-kecamatan di wilayah perkotaan, sebaliknya untuk kecamatan di wilayah pinggiran cenderung besar. Hal ini menunjukkan masih terpusatnya sarana pendidikan di wilayah perkotaan, terutama dalam hal kuantitasnya. Rasio ketersediaan sekolah menurut kecamatan sebagaimana tersaji dalam tabel berikut: Tabel 2.15 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012 Menurut Kecamatan di Kabupaten Jombang No. Kecamatan SDMI SMPMTs SMAMASMK Jumlah gedung sekolah Jumlah penddk usia 7- 12 th Rasio Jumlah gedung sekolah Jumlah penddk usia 13- 15 th Rasio Jumlah gedung sekolah Jumlah penddk usia 16-18 th Rasio 1 Bandarkdm 32 5.075 159 6 1.736 289 2 2.248 1.124 2 Perak 36 4.969 138 10 3.414 341 10 2.723 272 3 Gudo 32 5.452 170 5 2.168 434 2 2.649 1.325 4 Diwek 71 9.795 138 30 5.763 192 29 4.761 164 5 Ngoro 53 7.976 150 17 4.181 246 16 3.708 232 6 Mojowarno 52 9.294 179 18 3.350 186 10 4.458 446 7 Bareng 43 5.690 132 6 2.221 370 3 2.845 948 8 Wonosalam 27 3.487 129 6 1.496 249 3 1.786 595 9 Mojoagung 47 8.271 176 18 4.243 236 13 3.948 304 10 Somobito 50 8.075 162 13 3.436 264 5 3.796 759 11 Jogo Roto 37 6.909 187 18 3.968 220 9 2.699 300 12 Peterongan 36 5.768 160 14 3.774 270 14 2.867 205 13 Jombang 75 8.862 118 30 9.009 300 36 6.447 179 14 Megaluh 32 3.510 110 6 1.839 307 5 1.530 306 15 Tembelang 37 4.914 133 9 3.457 384 6 1.927 321 16 Kesamben 41 6.302 154 10 2.339 234 3 3.115 1.038 17 Kudu 21 2.916 139 4 1.498 375 5 1.715 343 18 Ploso 24 3.850 160 5 2.166 433 5 2.353 471 19 Kabuh 30 3.719 124 6 1.681 280 2 2.204 1.102 20 Plandaan 29 3.429 118 6 1.773 296 1 2.045 2.045 21 Ngusikan 19 2.197 116 4 1.810 453 2 1.222 611 Jumlah 824 120.460 146 241 65.322 271 181 61.046 337 Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2012 c Rasio GuruMurid Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan SDMi, SMPMts dan SMAMA.SMK per jumlah murid pendidikan SDMi, SMPMts dan SMAMA.SMK. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar, disamping juga untuk II - 42 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Untuk mengetahui rasio guru terhadap murid dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.16 Rasio Guru dan Murid Semua Jenjang Pendidikan Tahun 2009-2012 No. Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 1 SDMI 1.1. Jumlah Guru 8.941 9.101 9.018 9,179 1.2. Jumlah Murid 124.709 125.718 126.653 127.556 1.3. Rasio 13,95 13,81 14,04 14,00 2 SMPMTs 2.1. Jumlah Guru 5.714 5.742 5.645 5724 2.2. Jumlah Murid 65.555 65.245 64.220 67.445 2.3. Rasio 11,47 11,36 11,38 12,00 3 SMAMASMK 3.1 Jumlah Guru 5.271 5.333 5.371 5.369 3.2 Jumlah Murid 53.435 54.664 56.595 60.588 3.3 Rasio 10,14 10,25 10,54 11,00 Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2012 Dari tabel diatas dapat dilihat kecenderungan rasio jumlah guru dan murid menunjukkan tren yang stabil dalam periode 4 tahun terakhir, baik untuk tingkat SD maupun SMP. Hal ini menunjukkan tetap terjaganya perbandingan jumlah ideal antara guru dan murid di Kabupaten Jombang, sehingga mutu pengajaran tetap terjaga. Rasio jumlah guru dan murid tidak terpengaruh oleh kondisi wilayah kecamatan di perkotaan ataupun di pinggiran, karena bisa jadi yang di pinggiran lebih rendah rasionya. Sedangkan jika dibandingkan dengan standar nasional, maka pada tahun 2012 rasio jumlah guru dan murid sebesar 1:14 masih di bawah standar nasional sebesar 1:23. Demikian juga pada tingkat SMP rasio jumlah guru dan murid sebesar 1:12 masih di bawah standar nasional yang sebesar 1:16. Sedangkan rasio jumlah guru dan murid sebesar 1:11. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah guru untuk jenjang pendidikan dasar, baik SD maupun SMP, telah mencukupi perbandingan ideal yang ditetapkan secara nasional. Rasio jumlah II - 43 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 guru dan murid tingkat SDMi, SMPMTs dan SMAMASMK menurut kecamatan tersaji dalam tabel berikut: Tabel 2.17 Rasio Guru dan Murid Semua Jenjang Pendidikan Tahun 2012 Menurut Kecamatan di Kabupaten Jombang No. Kecamatan SDMI SMPMTs SMAMASMK Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio 1 Bandarkdm 359 4.524 13 111 1.404 13 69 815 12 2 Perak 368 5.328 14 261 3.476 13 250 4.694 19 3 Gudo 334 5.060 15 116 1.412 12 61 741 12 4 Diwek 803 10.723 13 714 7.206 10 713 6.594 9 5 Ngoro 851 11.198 13 341 3.832 11 345 3.089 9 6 Mojowarno 640 9.125 14 348 3.154 9 160 849 5 7 Bareng 346 4.713 14 143 2.139 15 61 674 11 8 Wonosalam 245 3.238 13 96 1.293 13 61 415 7 9 Mojoagung 493 8.282 17 357 4.259 12 370 5.407 15 10 Somobito 515 7.690 15 260 3.198 12 151 1.465 10 11 Jogo Roto 553 7.085 13 399 3.876 10 389 2.097 5 12 Peterongan 419 6.284 15 369 4.623 13 611 4.593 8 13 Jombang 1.002 15.174 15 897 11.405 13 1.343 21.621 16 14 Megaluh 316 3.538 11 152 1.737 11 125 339 3 15 Tembelang 385 5.230 14 225 2.838 13 171 1.160 7 16 Kesamben 399 5.858 15 315 3.928 12 76 924 12 17 Kudu 193 2.678 14 127 1.426 11 155 1.167 8 18 Ploso 251 3.443 14 127 1.647 13 128 2.711 21 19 Kabuh 248 3.335 13 113 1.417 13 55 631 11 20 Plandaan 296 3.057 10 121 1.461 12 36 362 10 21 Ngusikan 163 1.993 12 132 1.714 13 39 240 6 Jumlah 9.179 127.556 14 5.724 67.445 12 5.369 60.588 11 Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2012 d Fasilitas Pendidikan Dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan terbaik kepada masyarakat diperlukan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Jombang bersama seluruh stakeholder yang ada berupaya menjamin ketersediaan bangunan sekolah dalam kondisi baik. Perkembangan jumlah bangunan sekolah dalam kondisi baik selama dua tahun terakhir menunjukan tren yang naik. Untuk SDMI mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2011 yakni II - 44 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 dari 63 meningkat menjadi 81,98. Demikian pula untuk SMPMTs menunjukan tren yang meningkat, dari 76,61 pada tahun 2009 naik menjadi 97,68 pada tahun 2012. Adapun untuk SMASMKMA cenderung stabil yakni dari 91,95 pada tahun 2009 turun sedikit menjadi 90,21 pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 naik lagi menjadi 91,25 dan di tahun 2012 tetap 91,25. Perkembangan jumlah bangunan sekolah kondisi baik tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 tersaji pada grafik berikut: Grafik 2.14 Perkembangan Bangunan Sekolah Kondisi Baik di Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012 Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2010-2012 Terjadinya kenaikan signifikan atas prosentase bangunan sekolah kondisi baik pada SDMI pada tahun 2012 lebih dipengaruhi oleh terealisasinya rehabilitasi gedung SD dan SMP yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus DAK. 2 Urusan Pekerjaan Umum a Sanitasi Salah satu aspek yang penting dalam menjaga kualitas lingkungan adalah dengan menjaga kondisi sanitasi masyarakat. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Jombang rumah tangga dengan akses sanitasi layak, yang ditinjau dari kepemilikan jamban sehat sehat, mengalami peningkatan dari 60,28 pada tahun 2009, menjadi 84,19 pada tahun 2012. Jika ditinjau dari tingkat timbulan sampah pada tahun 2012 mencapai 116,71 tonhari, sedangkan sampah yang terangkut mencapai 67,69 tonhari atau sebesar 58. Memperhatikan hal tersebut dari total timbulan sampah per hari selain yang terangkut SDMI SMPMTS SMASMKMA 2010 63.00 82.58 90.21 2011 57.47 83.99 91.25 2012 81.98 97.68 91.25 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 II - 45 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 untuk sampah yang diolah per harinya sebesar 14,23 atau 16,61 tonhari, dari total sampah yang diolah tersebut yang diolah untuk dijadikan kompos sebesar 10,96 atau 12,79 tonhari dan untuk di daur ulang sebesar 3,84 atau 3,82 tonhari. Selain itu dari total timbulan sampah per harinya, masih terdapat yang tidak terangkut maupun diolah yaitu sebesar 27,77 atau 32,41 tonhari. Meninjau dari tingkat pelayanan persampahan mencapai 83,22, hal ini mengandung makna bahwa dari total wilayah yang harus dilayani yaitu seluas 3.479 Ha baru dapat direalisasikan di wilayah perkotaan saja yaitu seluas 2.895 Ha. Sedangkan untuk jumlah penduduk yang harus terlayani sampai dengan tahun 2012 mencapai 58, atau dari total jumlah penduduk di wilayah perkotaan sebesar 96.704 jiwa baru bisa melayani penduduk sebesar 56.088 jiwa. Terkait dengan penanganan sanitasi lingkungan khususnya drainase lingkungan untuk wilayah perkotaan Jombang, bahwa dengan semakin meningkatnya perkembangan kawasan pemukiman mengakibatkan sering terjadinya genangan di beberapa lokasi dengan luasan mencapai 7.111 m² pada tahun 2013. b Air Bersih Untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari masyarakat di Kabupaten Jombang memperoleh air dari berbagai sumber baik dengan menggunakan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan. Sarana air bersih perpipaan diperoleh dari PDAM dan non PDAM yang dikelola masyarakat. Sistem air minum non perpipaan menggunakan sumur gali, penangkap air hujan serta dari mobil tangki. Penggunaan penangkap air hujan sebagai sumber air bersih terutama dilakukan oleh masyarakat yang kesulitan mendapatkan sumber air minum, dimana alternatif sumber air lainnya baik sistem perpipaan maupun sistem lain tidak memungkinkan. Di Kabupaten Jombang penduduk dengan akses air minum ”Aman” sebesar 73,845 penduduk. Prosentase penggunaan sumber air minum penduduk kategori ”Aman” masing-masing jenis sumber di Kabupaten Jombang. Tabel 2.18. Prosentase Penduduk Dengan Akses Air Minum “Aman” No Sumber air Prosentase 1 PDAM 7,84 2 SGL 38,71 II - 46 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 3 SPT 26,95 4 Lainnya 0,00 5 HIPPAM 2,23 Total 73,845 Sumber : Hasil Analisa Menurut hasil proyeksi menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Jombang secara berturut-turut adalah 1.261.051 jiwa tahun 2013, 1.365.215 jiwa tahun 2017, 1.477.984 jiwa tahun 2022 dan 1.600.067 tahun 2027. Penduduk sejumlah tersebut harus semuanya 100 terlayani oleh air minum yang aman. Di wilayah-wilayah khususnya perkotaan atau kecamatan dengan jumlah penduduk besar harus mendapat prioritas yang lebih besar dalam pemenuhan air minum, dilihat dari data proyeksi jumlah penduduk menunjukkan bahwa Kecamatan Jombang memiliki jumlah penduduk paling besar yaitu 143.926 jiwa tahun 2013, 155.815 jiwa tahun 2017, 168.685 jiwa tahun 2022 dan 182.619 tahun 2027. Kedua adalah Kecamatan Diwek, secara berturut-turut yaitu 105.893 jiwa tahun 2013, 114.640 jiwa tahun 2017, 124.110 jiwa tahun 2022 dan 134.361 tahun 2027. Di Kabupaten Jombang secara garis besar, terdapat 2 jenis kebutuhan air yaitu untuk memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga dan kebutuhan non domestik memenuhi kebutuhan non rumah tangga, kebutuhan air bersih untuk kebutuhan domestik rumah tangga merupakan kebutuhan penduduk untuk masak, mandi, cuci dan kakus. Besarnya pemakaian untuk keperluan ini bervariasi untuk setiap wilayah. Standart yang biasa digunakan sebagai dasar perkiraan adalah “Kategori Kota dan S tandar kebutuhan Air Bersih Untuk Rumah Tangga” yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya. Selain dari standar tersebut, kebutuhan air bersih juga dapat diambil berdasar pemakaian konsumen yang tercatat dalam rekening bulanan PDAM. Berdasar data pemakaian air dan data jumlah rekening yang ada di PDAM Kabupaten Jombang Bulan Juni tahun 2013 dari data jumlah pemakaian air dan jumlah rekening diketahui bahwa pemakaian air rata-rata di PDAM sebesar 122 Loranghari dengan asumsi satu sambungan digunakan oleh enam jiwa. Jumlah pemakaian ini bervariasi di masing - masing unit yang berkisar antara 81 – 115 Loranghari. Pemakaian air tertinggi berada di BNA Jombang dan IKK Diwek yaitu 115 Loranghari dan konsumsi II - 47 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 terendah di IKK Kabuh sebesar 81 Loranghari. Sedangkan kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan non rumah tangga, yaitu untuk kegiatan ekonomi dan perkotaan misalnya untuk industri, perkantoran, pertokoan, hotel, penginapan, rumah makan, rumah sakit, puskesmas, sekolah, rumah ibadah, dan lain-lain. Perhitungan secara pasti untuk mengetahui kebutuhan air jenis ini sangat sulit dilakukan, karena beragamnya jenis fasilitas serta setiap sambungan akan memerlukan air yang berbeda dengan sambungan lainnya. Untuk memperkirakan kebutuhan non domestik, dilakukan dengan mengambil prosentase dari kebutuhan domestik. Berdasar data pemakaian air di PDAM Kabupaten Jombang, jumlah pemakaian air non domestik Kabupaten Jombang pada bulan Agustus 2012 sebanyak 25.237 m3 sedang pemakaian total pada bulan yang sama sebesar 257.328 m3. Jika dibandingkan dengan jumlah pemakaian total, Konsumsi air non domestik ini sekitar 8,26 dari total konsumsi air di Kabupaten Jombang. Dalam penyusunan Rencana Induk ini direncanakan kebutuhan air non domestik dialokasikan sebesar 15 dari kebutuhan domestik. Angka 15 ini tetap sampai dengan akhir perencanaan dengan asumsi bahwa perkembangan kebutuhan air non domestik sebanding dengan peningkatan kebutuhan air domestik. Disamping itu untuk pembangunan dan penyediaan air bersih diarahkan pada daerah-daerah yang masuk kategori rawan air bersih, dengan harapan masyarakat dapat memperoleh kebutuhan air bersih yang cukup sesuai baku mutu air dan memenuhi syarat kesehatan, karena dengan semakin banyak masyarakat yang memperoleh air bersih maka akan semakin baik kondisi kesehatannya, memperhatikan hal tersebut ukuran air bersih dikatakan sehat apabila memenuhi kelayakan secara fisik, kimia dan bakteriologis. Merujuk dari ketentuan tersebut maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih khususnya pada wilayah yang dikategorikan sering mengalami kerawanan ketersediaan air bersih bagi wilayah perdesaan dan wilayah sekitar hutan, berdasarkan data di wilayah Kabupaten Jombang terdapat 48 desa pada 9 kecamatan. Realisasi yang telah dicapai sampai dengan tahun 2013 adalah dengan melakukan kegiatan penyusunan studi geolistrik pada 23 titik lokasi II - 48 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 dan pengeboran air bersih pada 35 lokasi pada daerah rawan air bersih. 3 Urusan Perumahan Kabupaten Jombang sesuai arahan RTRW Provinsi Jawa Timur bahwasannya berdasarkan rencana struktur ruang khususnya dalam rencana sistem perkotaan adalah sebagai Pengembangan Kegiatan Lokal, atau masuk dalam bagian Wilayah Pengembangan dari Germakertasusila Plus yang diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri. Disamping hal itu Kabupaten Jombang juga dilewati jalur jalan tol trans jawa yang memungkinkan Kabupaten Jombang akan menjadi daerah tujuan investasi di Jawa Timur, memperhatikan hal tersebut Kabupaten Jombang dalam jangka waktu 5 lima tahun kedepan perlu mempersiapkan prasarana, sarana serta utilitas yang salah satunya adalah perumahan baik yang diselenggarakan secara mandiri oleh masyarakat maupun oleh pengembang. Jika ditinjau dari data yang ada saat ini yaitu sampai dengan tahun 2013 jumlah rumah sebanyak 394.202 unit, dengan rata-rata pertambahan rumah dalam kurun waktu 5 lima tahun terakhir sebesar 7,5. Dari kondisi tersebut apabila dikaitkan dengan jumlah backlog rumah yang ada di Kabupaten Jombang dengan asumsi 1 Kepala Keluarga menempati 1 Rumah dimana sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah Kepala Keluarga sebanyak 442.054 KK, maka pada tahun 2013 masih terdapat adanya kekurangan hunian sebesar 47.852 unit. Dalam rencana penataan kawasan permukiman di wilayah Kabupaten Jombang, disamping hal-hal sebagaimana tersebut diatas, maka yang dipandang perlu untuk menjadi perhatian adalah berkenaan dengan keberadaan kawasan permukiman yang tertata maupun yang tidak tertata. Makna dari kawasan permukiman yang tertata disini adalah kawasan permukiman yang tertib baik konfigurasi tapaknya yaitu kondisi bangunan, kondisi jaringan jalan dan lahan yang tidak melanggar aturan dan kaidah tata ruang dan ketentuan zonasi serta memiliki legalitas. Dari data yang ada saat ini kawasan permukiman di Kabupaten Jombang seluas 27.862,05 Ha, berdasarkan total luasan II - 49 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 permukiman tersebut dari 21 kecamatan maka prosentase luas permukiman tertata yang paling kecil berada di kecamatan jombang yaitu mencapai 54,30 atau seluas 1.049,98 Ha dari total keseluruhan luas permukiman yaitu 1.933,81 Ha, sehingga masih terdapat 45,7 atau seluas 883,83 Ha pada kondisi belum tertata yaitu yang berada di desa Jombang, desa Sambong Dukuh dan desa Candimulyo. Disamping itu berdasarkan hasil pendataan terhadap kondisi rumah masyarakat di Kabupaten Jombang, masih terdapat 11.400 rumah dari total rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang sebesar 74.300 rumah tangga. Untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan rumah yang layak huni dan lingkungan permukiman yang sehat, Pemerintah Kabupaten Jombang melaksanakan kegiatan rehabilitasi rumah yang tidak layak huni maupun peningkatan lingkungan permukiman, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Realisasi Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2009 – 2013 Anggaran APBD APBN KODAM CSR 2009 400 50 2010 190 50 1.000 2011 448 605 100 2012 119 708 1.000 2013 381 2.000 Total 1.538 3.413 2.000 100 4 Urusan Penanaman Modal Pada tahun 2013 Kabupaten Jombang mampu mengukir prestasi untuk urusan penanaman modal dengan diperolehnya penghargaan Investment Award peringkat 3 se-Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Jombang menjadi sasaran lokasi investasi PMA dan PMDN peringkat ke 7 dari 38 kabupatenkota di Jawa Timur. Berdasarkan ijin prinsip yang dikeluarkan Pemerintah Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Jombang memberikan kontribusi investasi sebesar 2,79 dari seluruh nilai investasi di Jawa Timur. Hal ini berarti Kabupaten Jombang merupakan Kabupaten yang kondusif untuk berinvestasi. Berikut ini indikator yang bisa menjadi acuan terhadap iklim investasi dan penanaman modal di Kabupaten Jombang: a Jumlah Investor Berskala Nasional PMDNPMA II - 50 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Perkembangan jumlah PMA dan PMDN di Kabupaten Jombang dalam periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tribulan pertama menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah PMA dan PMDN yang tercatat di Kantor Penanaman Modal Kabupaten Jombang pada tahun 2009 sebanyak 9 perusahaan dan meningkat menjadi sebanyak 19 perusahaan pada tahun 2012. Capaian peningkatan jumlah investor pada kurun waktu lima tahun mencapai 111,11 Untuk lebih meningkatkan investasi di daerah, maka perlu dilakukan peningkatan upaya promosi potensi daerah secara efektif serta memberikan kepastian perizinan kepada investor, baik dalam maupun luar negeri, yang akan menginvestasikan dananya di Kabupaten Jombang. Peningkatan investasi dan usaha di Kabupaten Jombang akan menambah perluasan dan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat Jombang. Grafik 2.15 Perkembangan Jumlah PMA dan PMDN Tahun 2009 –2013 Sumber: Kantor Penanaman Modal, Tahun 2013 Tribulan 1 - 2013 b Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional PMDNPMA Perkembangan investasi di daerah yang bersumber dari PMAPMDN pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tribulan pertama menunjukkan tren peningkatan namun dengan pertumbuhan yang fluktuatif. Nilai investasi PMA PMDN pada tahun 2009 sebesar Rp.275.050.499.000,- meningkat menjadi Rp. 10.665.767.195.712,- atau naik sebesar Rp. 10.390.716.696.712,- Grafik 2.16 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah PMDN ,1 ,1 ,5 ,6 ,6 Jumlah PMA 8 9 10 11 11 Jumlah PMAPMDN ,9 ,10 ,15 ,17 ,17 Ju m la h P e ru sa h a a n II - 51 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Perkembangan Kinerja Penanaman ModalInvestasi Tahun 2009-2013 Sumber: Kantor Penanaman Modal, Tahun 2013 Tribulan 1 – 2013 Dari grafik di atas terlihat bahwa perkembangan nilai investasi daerah secara akumulatif menunjukkan peningkatan. Lonjakan investasi terjadi pada tahun 2010 dan pada tahun-tahun berikutnya. Rencana pembangunan infrastruktur strategis nasional di Kabupaten Jombang serta kesiapan Kabupaten Jombang dalam memfasilitasi pembangunan kawasan industri akan dapat mendongkrak pertumbuhan investasi di masa mendatang. 5 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah a Meningkatnya persentase koperasi sehat Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum yang kegiatannya berdasarkan atas asas kekeluargaan guna mencapai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pada dasarnya koperasi merupakan organisasi yang menyisyaratkan kemandirian yaitu koperasi akan berkembang dalam suasana kemandirian. Artinya, berkembang atau tidaknya koperasi sangat tergantung seberapa kuat fundamen internal mendukung ketercapaian tujuan berkoperasi. Adanya kesamaan kepentingan ekonomi dari para anggota-anggotanya, adanya pengurus yang memiliki motivasi kuat dan sanggup amanah serta tersedianya manajemen yang profesional merupakan kunci keberhasilan pembangunan koperasi. - 1000000000,000 2000000000,000 3000000000,000 4000000000,000 5000000000,000 6000000000,000 7000000000,000 8000000000,000 9000000000,000 10000000000,000 Realisasi Investasi PMAPMDN Investasi PMAPMDN 2009 2010 2011 2012 2013 II - 52 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Pengelolaan koperasi sebaiknya berpedoman pada Tiga Sehat, yaitu sehat organisasi, sehat usaha, dan sehat mental. Pembinaan koperasi dengan berpedoman pada Tiga Sehat tersebut diharapkan jumlah koperasi sehat di Kabupaten Jombang meningkatkan dan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM menunjukkan bahwa dalam 5 lima tahun terakhir terjadi peningkatan baik jumlah koperasi maupun prosentase koperasi sehat di Kabupaten Jombang. Hasil pengembangan kinerja koperasi di Kabupaten Jombang tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.18 Perkembangan Kelembagaan Koperasi Tahun 2009 –Tahun 2013 Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 R 1 Koperasi Sehat 205 235 265 294 325 12,22 2 Koperasi sehat 33,94 29,16 32,48 35,94 39,59 4,53 3 Koperasi Tidak Aktif 57 58 55 55 55 -0,86 4 Koperasi Aktif 547 748 761 763 766 9,79 5 Koperasi Aktif 90,56 92,80 93,26 93,28 93,30 0,75 6 Jumlah Koperasi 604 806 816 818 821 8,83 Sumber data : Dinas Koperasi, UMKM Grafik 2.17 Perkembangan Kinerja Peningkatan Kualitas Kelembagaan KoperasiTahun 2009-2013 Sumber Data : Dinas Koperasi UMKM Berdasarkan data di atas diketahui bahwa perkembangan jumlah koperasi tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Koperasi sehat Koperasi Aktif 2009 2010 2011 2012 2013 II - 53 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 peningkatan sebanyak 217 unit dari sebanyak 604 unit pada tahun 2009 menjadi sebanyak 821 unit pada tahun 2013. Perkembangan jumlah koperasi selama lima tahun terakhir dapat tumbuh rata-rata 8,83 per tahun. Sedangkan prosentase Koperasi sehat mengalami peningkatan rata-rata 4,53 per tahun dari sebesar 33,94 pada tahun 2009 meningkat menjadi 39,59 pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat koperasi dalam menunjang aktivitas perekonomian masyarakat melalui usaha ekonomi produktif. Diharapkan perkembangan jumlah koperasi tersebut mempunyai korelasi positif terhadap peningkatan kesejahteraan anggota koperasi khususnya dan masyarakat secara umum. Sedangkan untuk prosentase koperasi aktif rata-rata meningkat 0,75 per tahun dari sebesar 90,56 pada tahun 2009 meningkat menjadi 93,30 pada tahun 2013. Masih rendahnya progres peningkatan prosentase koperasi aktif tersebut menunjukan masih banyak koperasi yang membutuhkan pendampingan baik dari segi manajerial, pengelolaan keuangan, hingga penyusunan laporan pembukuan menuju terlaksanana Rapat Anggota Tahunan RAT yang tepat waktu. b Persentase Koperasi wanita aktif Dari jumlah koperasi sebanyak 821 unit di Kabupaten Jombang tersebut terdapat 312 unit Koperasi Wanita di 306 desakelurahan sebagai bentuk revitalisasi lembaga keuangan mikro di tingkat desakelurahan dan diharapkan dapat menjadi wadah pengembangan ekonomi lokal berbasis pada usaha rumah tangga yang banyak dikelola oleh kaum wanita. Selain itu, juga sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat perdesaan khususnya pelaku usaha mikro terhadap rentenir dan atau Usaha Simpan PinjamKoperasi Simpan Pinjam liar. Berkembangnya koperasi wanita tersebut diharapkan bukan saja memotong jalur kemiskinan di lingkungan wanita saja, namun juga untuk menanamkan jiwa wirausaha dan nilai-nilai berkoperasi di lingkungan generasi yang akan datang melalui media keluarga. 6 Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil a Cakupan Penerbitan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk II - 54 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Pelayanan kependudukan yang telah dilakukan sepanjang tahun 2009 – 2013 tribulan I meliputi pelayanan KTP, KK, dan mutasi kependudukan. Sampai dengan tahun 2013 tribulan I telah dilakukan pelayanan sebanyak 969.486 lembar yaitu untuk pelayanan KTP sebanyak 445.066 lembar, pelayanan KK sebanyak 309.835 lembar, dan pelayanan mutasi sebanyak 214.585 lembar. Sampai dengan akhir tahun 2012, jumlah warga yang wajib memiliki KTP sebanyak 1.058.322 orang. Dari jumlah tersebut 991.263 orang atau 93,66 telah memiliki KTP dan sisanya hanya sebanyak 67.059 orang atau 6,34 belum memiliki KTP. Capaian ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tertib administrasi kependudukan dan banyaknya kemudahan bagi masyarakat yang mengurus KTP dan KK. Selain pelayanan KTP dan KK, Pemerintah Kabupaten Jombang juga telah melayani administrasi mutasi kependudukan bagi penduduk yang memerlukan perubahan data kependudukan. Pelayanan mutasi kependudukan sampai dengan tahun 2013 tribulan I sebanyak 1639 orang Keberhasilan pelayanan di bidang kependudukan ini ditunjang oleh terbentuknya Tim Penyuluhan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk KTP dan Kartu Keluarga KK di Kabupaten Jombang. Perkembangan pelayanan kependudukan di Kabupaten Jombang sebagaimana grafik berikut : Grafik 2.18 Pelayanan Kependudukan Tahun 2009-2013 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil - 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 2010 2011 2012 2013 KTP 85,453 71,424 211,788 50,310 KK 74,579 59,708 101,129 41,892 Mutasi 23,359 106,397 19,683 23,835 II - 55 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 b Cakupan Penerbitan Akte Pencatatan Sipil Akta Kelahiran adalah Bukti Sah mengenai Status dan Peristiwa Kelahiran Seseorang yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bayi yang dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam Kartu Keluarga dan diberi Nomor Induk Kependudukan NIK sebagai dasar untuk memperoleh pelayanan masyarakat Lainnya. Pelayanan akta pencatatan sipil bertujuan untuk memberikan kepastian hukum terhadap setiap warga negara khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Jombang. Jumlah pelayanan akta pencatatan sipil yang diberikan sampai dengan tahun 2013 tribulan I sebanyak 207.807 lembar akta. Pelayanan terbanyak terjadi pada tahun 2010 dimana dalam satu tahun telah diterbitkan sebanyak 100.892 akta yang terdiri dari 100.386 akta kelahiran dan sisanya adalah akta catatan sipil lainnya. Melonjaknya jumlah pelayanan akta kelahiran ini disebabkan oleh berakhirnya program pelayanan akta melalui program dispensasi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun 2009 tanggal 24 Juli 2009 pada Desember 2010, sehingga masyarakat berduyun-duyun untuk mendapatkan akte kelahiran gratis pada tahun tersebut. Perkembangan pelayanan akta pencatatan sipil selama 5 tahun terakhir sebagaimana tergambar dalam grafik berikut : Grafik 2.19 Perkembangan Pelayanan Akta Pencatatan Sipil Tahun 2009-2013 Tribulan Pertama Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 7 Urusan Ketenagakerjaan a Tingkat Pengangguran Terbuka II - 56 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Pengangguran Terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah berkerja, atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2009 – 2012 mengalami tren turun naik, turun pada tahun 2010 kemudian naik pada tahun 2011 dan turun lagi pada tahun 2012. Secara akumulasi, selama 5 tahun terakhir jumlah angkatan kerja mengalami penurunan sebanyak 91.373 orang atau turun sebesar 13,18. Penduduk yang bekerja di Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2009 – 2012 mengalami tren turun naik. Secara keseluruhan terjadi penurunan sebanyak 88.738 orang, yaitu dari sebanyak 650.361 orang pada tahun 2009 menjadi sebanyak 561.623 orang pada tahun 2012 atau turun sebanyak 13,64. Jumlah penganggur di Kabupaten Jombang selama tahun 2009 – 2012 mengalami tren turun naik. Secara akumulatif jumlah pengangguran selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan sebanyak 2.635 orang, yaitu dari sebanyak 42.926 orang pada tahun 2009 menjadi sebanyak 40.291 orang pada tahun 2012 atau turun sebesar 6,14. Grafik 2.20 Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten Jombang Tahun 2009 - 2012 II - 57 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, diolah Tingkat pengangguran terbuka selama tahun 2009 – 2011 mengalami tren menurun yang sangat signifikan, yaitu dari sebesar 6,19 pada tahun 2009, kemudian menurun menjadi 5,27 pada tahun 2010, dan menurun menjadi 4,24 pada tahun 2011. Namun pada tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah pengangguran yang signifikan, sehingga mengakibatkan peningkatan TPT menjadi sebesar 6,69. Jika dilihat bahwa jumlah pengangguran terbesar pada tahun 2012 didominasi oleh penduduk golongan umur 15 – 19 tahun sebesar 9.984 orang atau 24,78 dan golongan umur 20 – 24 tahun sebesar 12.520 orang atau 31,07 maka peningkatan TPT pada tahun 2012 ini diduga disebabkan oleh anak-anak usia sekolah SMA dan lulusan SMA yang tidak sekolah lagi dan mencari pekerjaan. Pada tahun 2012 jumlah pencari kerja yang terdaftar mencapai 5.648, sementara lowongan pekerjaan yang tersedia mencapai 5.306 orang, akan tetapi pencari kerja yang berhasil ditempatkan hanya mencapai 2.147 orang, maka dapat disimpulkan bahwa kapasitas tenaga kerja belum mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja yang ada. Grafik 2.21 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Jombang Tahun 2009-2013 II - 58 RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 Sumber : Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional, diolah 8 Ketahanan Pangan a Kecukupan protein per kapita Protein adalah suatu senyawa organik yang digunakan oleh tubuh sebagai zat pembangun atau pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh seperti pengatur serta mempertahankan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, kecukupan protein cukup berpengaruh terhadap tingkat kualitas kesehatan masyarakat.Selain itu, protein juga sebagai cadangan energi jika karbohidrat dan lemak sudah habis. Karena adanya fungsi inilah maka penentuan kecukupan protein dilakukan pada saat kecukupan energi terpenuhi. Ketersediaan energi dan protein penduduk Kabupaten Jombang selama tahun 2009 – 2013 telah melampaui angka kecukupan energi dan protein yang ditetapkan pada Standar Pelayanan Minimal ketahanan pangan yaitu angka kecukupan energi sebesar 2200 kalorikapitahr dan protein sebesar 57 grkapitahr Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 2004. Perkembangan Ketersediaan dan Angka Kecukupan Protein AKP sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 2.22 Perkembangan Ketersediaan dan Angka Kecukupan Protein Tahun 2009-2013

6.19 5.27