f kerja fisik atau exercise yang bersifat memperkuat efek insulin terhadap metabolisme karbohidrat.
2.6 Diabetes Mellitus
2.6.1 Definisi
Diabetes adalah suatu penyakit yang ditandai bahwa tubuh tidak dapat menghasilkan atau terjadi gangguan dalam penggunaan insulin ADA, 2008.
2.6.2 Klasifikasi
Tipe utama penyakit diabetes adalah sebagai berikut: a.
Diabetes mellitus tipe 1 Diabetes tipe 1 atau insulin dependent diabetes mellitus IDDM adalah
diabetes mellitus yang selalu membutuhkan terapi insulin dari luar untuk pengaturan aktivitas. Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang ditandai oleh tingginya
level glukosa darah yang disebabkan oleh ketidakcukupan atau ketiadaan hormon insulin, sehingga gula darah tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan
sebagai energi. Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin. Pada saat didiagnosa hanya sedikit sel
β sehat yang memproduksi insulin. Kerusakan sel
β secara agresif menyebabkan penyakit nampak dalam
beberapa bulan pada anak yang masih muda, meskipun ada juga proses yang
akan berlanjut dalam beberapa tahun, bahkan pada beberapa kasus ada yang berlanjut lebih dari 10 tahun..
Diabetes tipe 1 diperkirakan 5-10 diderita oleh penduduk Amerika. Diabetes mellitus jenis ini paling sering terdapat pada anak-anak dan dewasa muda.
Pemberian insulin sangat penting untuk merubah glukosa, karbohidrat dan zat makanan lainnya untuk dijadikan energi. Pemberian insulin eksogen terutama
tidak hanya untuk menurunkan kadar glukosa plasma melainkan juga untuk menghindari ketoasidosis diabetika KAD dan mempertahankan kehidupan.
Universitas Sumatera Utara
Komplikasi penyakit yang dapat terjadi pada diabetes tipe 1 adalah: i.
Penyakit jantung, orang yang menderita diabetes harus berhati – hati kemungkinan akan mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah.
Diabetes dapat meningkatkan resiko serangan jantung, strok, dan komplikasi yang erat hubungannya dengan sistem sirkulasi.
ii. Nefropati, diabetes dapat menyebabkan kerusakan ginjal, tidak hanya
menyebabkan gagal fungsi ginjal namun juga akan kehilangan kemampuan untuk menyaring produk – produk sampah dalam darah,
hal ini yang disebut dengan nefropati. iii.
Komplikasi pada mata, diabetes dapat menyebabkan permasalahan pada mata dan bahkan dapat terjadi kebutaan. Penderita diabetes
memiliki resiko kebutaan yang lebih besar dari orang normal tanpa diabetes. Pengetahuan dan pengobatan secara dini dapat
menyelamatkan mata dari kebutaan. iv.
Diabetes neuropati dan kerusakan sel saraf, salah satu komplikasi yang paling umum diderita pasien diabetes adalah neuropati. Neuropati
merupakan kerusakan sel saraf yang berkelanjutan dan menyebar ke seluruh tubuh, yaitu yang menghubungkan spinal cord dengan otot,
kulit, pembuluh darah dan organ-organ lainnya. v.
Komplikasi pada kaki, penderita diabetes dapat mengalami permasalahan pada kaki. Permasalahan pada kaki sering terjadi ketika
terjadi kerusakan saraf kaki atau sedikitnya aliran darah yang masuk. vi.
Komplikasi pada kulit, sekitar satu dari tiga penderita diabetes akan pernah mengalami kelainan kulit akibat dari diabetes selama hidup
mereka. Faktanya, terkadang gejala awal diabetes ditunjukkan dengan
Universitas Sumatera Utara
adanya kelainan pada kulit dan hal ini dapat segera dicegah jika penanganannya sedini mengkin.
vii. Depresi, semangat hidup turun, sedih dan hidup seperti tidak punya
harapan. Perasaan ini akan dialami selama 2 sampai 3 minggu bahkan lebih pada tingkat depresi yang lebih serius ADA, 2008.
b. Diabetes melitus tipe 2
Diabetes tipe 2 sering juga disebut noninsulin dependent diabetes mellitus NIDDM, sebab tidak membutuhkan penambahan hormon insulin untuk
mempertahankan keseimbangan glukosa darah. Diabetes tipe 2 merupakan akibat lemahnya kemampuan pankreas mensekresikan insulin, selain itu juga lemahnya
aksi insulin, menjadi penyebab menurunnya sensitivitas insulin. Penurunan sensitivitas insulin terjadi pada pintu masuk di permukaan sel tubuh yang
dinamakan reseptor insulin. Reseptor insulin akan memberikan signal pada transporter glukosa untuk memungkinkan lewatnya glukosa yang dibawa oleh
hormon insulin masuk ke dalam sel. Di dalam mitokondria, gula kemudian akan digunakan untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk melangsungkan
fungsi setiap sel tubuh. Penyebab terjadinya penurunan sensitivitas insulin adalah karena
peningkatan kebutuhan sekresi insulin untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Meningkatnya sekresi insulin akan menginduksi kegagalan sel
β pankreas menghasilkan insulin. Orang obesitas dan kurang olah raga mempunyai resiko
terhadap penyakit diabetes tipe 2, dengan gejala penurunan sensitivitas insulin yang ditandai dengan : a jumlah insulin di dalam darahnya meningkat lebih
tinggi dibandingkan dengan orang normal, b penyuntikan insulin tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah dalam keadaan rusaknya sensitivitas insulin.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Media Informasi Peresepan Rasional bagi Tenaga Kesehatan Indonesia 2001 pada penderita diabetes tipe 2, terdapat tiga kemungkinan
kondisi abnormal. Pertama, mutlak kekurangan insulin dalam arti sekresi hormon insulin berkurang karena kerusakan sel-sel
β pankreas. Kedua, relatif kekurangan insulin karena sekresi insulin tidak mencukupi dengan adanya kebutuhan
metabolisme yang meningkat misalnya pada pasien yang kelebihan berat badan. Ketiga, resisten terhadap insulin dan hiperinsulinemia karena penggunaan insulin
yang kurang sempurna. Gejala-gejala yang sering muncul pada diabetes tipe 2 adalah cepat lelah; sering kencing; sering lapar dan sering haus; penglihatan
menjadi kabur; lambatnya penyembuhan penyakit kulit, gusi dan infeksi saluran kencing; terasa gatal pada bagian kelamin; mati rasa pada kaki atau tungkai; dan
penyakit jantung. Obesitas atau kelebihan simpanan lemak sering mengiringi atau mendahului terjadinya penyakit diabetes tipe 2.
Pada penderita diabetes mellitus tipe sering 2 ditemukan penurunan sensitivitas insulin. Penurunan sensitivitas insulin adalah kelainan metabolik yang dicirikan
oleh menurunnya sensitivitas jaringan terhadap insulin. Menurut NDIC 2006 penurunan sensitivitas insulin adalah kondisi diam yang meningkatkan rantai
perkembangan penyakit diabetes mellitus dan penyakit jantung. Penurunan sensitivitas insulin terjadi ketika jaringan gagal merespon insulin secara normal.
Diabetes tipe 2 sering disertai oleh penurunan sensitivitas insulin pada organ sasaran yang mengakibatkan penurunan responsivitas, baik terhadap insulin
endogenus maupun eksogenus Rimbawan dan Siagian 2004. Penurunan sensitivitas insulin mungkin terjadi pada banyak tahapan dalam aksi biologi
insulin, dari awal telah terjadi pengikatan permukaan sel reseptor pada proses phosphorilasi yang dimulai oleh autophosphorilasi pada reseptor insulin.
Universitas Sumatera Utara
Penurunan sensitivitas insulin biasanya paling banyak ditemukan pada kegemukan dengan polycystic ovary syndrome PCOS pada wanita 65, tetapi dapat juga
ditemukan pada 20 persen dari lean PCOS pada wanita Dale et al., 1998. Orang dengan diabetes tipe 2 mempunyai banyak insulin dalam tubuhnya, tetapi respon
tubuhnya terhadap insulin dalam keadaan yang tidak normal dan mengalami penurunan sensitivitas insulin, artinya tubuh resisten terhadap insulin dalam
keadaan normal. Proses uptake glukosa yang dimediasi oleh insulin ditunjukkan pada
Gambar 2.1. Insulin yang diproduksi sel β pankreas akan menempati reseptornya,
yang kemudian akan menghasilkan signal transduction pada transporter glucose untuk dapat melakukan penyerapan glukosa, sehingga glukosa yang tersebar
dalam darah akan masuk ke dalam sel. Menurut Rimbawan dan Siagian 2004 penurunan sensitivitas insulin
pada penderita diabetes tipe 2 dapat disebabkan oleh kerusakan signal transduction. Kerusakan ini dapat dimulai dari insulin abnormal sampai kerusakan
penerima insulin pada pengangkut glukosa. Hubungan langsung antara penurunan sensitivitas insulin dan kegemukan
telah diketahui dengan baik, dan kegemukan adalah salah satu faktor penting untuk memprediksi diabetes tipe 2.
Kegemukan berhubungan dengan lemahnya signal insulin, dan pola tertentu dari penyimpanan lemak misalnya penyimpanan lemak dalam perut
lebih berhubungan dengan penurunan sensitivitas insulin. Meskipun otot rangka biasanya dianggap sebagai jaringan utama yang menggunakan glukosa,
pengambilan glukosa juga berhubungan dengan jaringan adipose.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Mediasi insulin dalam proses uptake glukosa dikutip dari Cartailler2004
Diabetes dapat terjadi pada semua orang tanpa melihat umur dan ras, namun ada beberapa kelompok memiliki resiko menderita diabetes tipe 2 yang
lebih besar dari pada yang lain yaitu Afrika, Amerika, dan Asia AmerikaPasifik ADA, 2008.
Diabetes tipe 2 sering kali dijumpai pada pria maupun wanita berusia di atas 40 tahun yang memiliki kelebihan berat badan. Sampai saat ini, diabetes tipe
2 dikenal sebagai serangan diabetes bagi orang dewasa, karena kasus tersebut tidak dijumpai pada anak-anak. Diabetes tipe 2 dapat menjadi pintu gerbang bagi
berbagai penyakit yang dapat mengancam kehidupan, resiko terbesarnya adalah meningkatnya resiko kemungkinan berkembangnya penyakit jantung koroner
PJK D’Adamo and Whitney, 2007. c.
Diabetes pada masa kehamilan Diabetes pada masa kehamilan di alami sekitar 4 pada semua wanita
hamil, sekitar 135.000 kasus di Amerika setiap tahunnya. Pada pasien-pasien ini toleransi glukosa dapat kembali normal setelah persalinan ADA, 2008.
Universitas Sumatera Utara
d. Pra-diabetes
Pra-diabetes merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari normalnya, tetapi tidak sampai didiagnosis
sebagai diabetes tipe 2. Ada sekitar 54 juta orang Amerika menderita pra-diabetes, dan sekitar 20,8 juta orang menjadi menderita diabetes ADA, 2008.
2.6.3 Diagnosis Diabetes Mellitus