Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu penyediaan sampel, penyediaan sedian uji, pengujian efek hipoglikemik dan uji preparat histologi
pankreas.
3.1 Alat - alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, neraca listrik Chyo JP2-600, neraca hewan Presica Geniweigher,
GW–1500, aluminium foil, mortir dan stamfer, kandang tikus, oral sonde, spuit 1 ml Terumo, spuit 3 ml Terumo, glukometer Accutrend-Roche, kertas saring,
alat bedah. Mikrotum, mikroskop, dan kamera digital.
3.2 Bahan - bahan 3.2.1 Bahan Uji
Buah kelapa Cocos nucifera.
3.2.2 Bahan Kimia
Etanol 96 E-Merck, aqua pro injeksi, asam sitrat E-Merck, natrium sitrat E-Merck, Streptozotocin, Glibenklamid, glucocard test Accutrend II.
3.2.3 Hewan Percobaan
Hewan yang digunakan adalah tikus putih jantan dengan berat badan 150 – 200 gram sebanyak 30 ekor. Sebelum percobaan dimulai terlebih dahulu tikus
dipelihara selama 2 minggu dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan lingkungannya Ditjen POM, 1979.
3.3 Penyediaan Bahan Uji
Universitas Sumatera Utara
Sampel yang digunakan adalah daging kelapa tua segar. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan sampel
buah kelapa yang lain. Sampel diambil dari Teluk Kijing, propinsi Jambi.
3.4 Pembuatan VCO
Kulit kelapa tua segar dikupas, kemudian dibelah dua dan di cuci sampai bersih. Selanjutnya diparut, parutan yang diperoleh segera tidak lebih dari 20
menit dicampurkan dengan air bersih dengan perbandingan 3 tiga biji kelapa : 1 satu liter air bersih, lalu diperas dengan kain kasa. Hasilnya disebut santan, di
tempatkan dalam wadah transparan kemudian di mikser dengan waktu ± 10 menit untuk 1 satu liter santan. Hasil mikser didiamkan selama 8 jam.
Hasil pendiaman santan yang dimikser akan terbentuk 3 tiga lapisan, yaitu lapisan atas: blondo, Lapisan tengah: VCO, dan lapisan bawah: air. Lapisan VCO
diambil dan disaring 2 dua kali dengan kertas saring, sehingga diperoleh VCO murni dan disimpan dalam wadah tertutup.
3.5 Penyiapan Penginduksi, Bahan Uji dan Obat Pembanding untuk
Pengujian Farmakologi 3.5.1 Pembuatan Larutan Asam Sitrat 0,1 M
Ditimbang 2,1 g asam sitrat dilarutkan dalam akuades hingga 100 ml
3.5.2 Pembautan Larutan Natrium Sitrat 0,1 M
Ditimbang 2,9 g natrium sitrat dilarutkan dalam akuades 100 ml.
3.5.3 Pembuatan Larutan Dapar Sitrat pH 4,5
Diambil 26,75 ml larutan asam sitrat dan 34,25 ml larutan natrium sitrat, lalu dicukupkan dengan akuades hingga 100 ml.
3.5.4 Pembuatan larutan Streptozotocin
Universitas Sumatera Utara
Ditimbang 335,7 mg serbuk streptozotocin, dilarutkan seperlunya dalam larutan dapar sitrat pH 4,5.
3.5.5 Pembuatan Suspensi CMC 0,5
Sebanyak 0,5 g CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi 25 ml akuades panas. Didiamkan 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan, setelah
dikembangkan, digerus lalu diencerkan dengan sedikit air. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer yang telah dikalibrasi 100 ml. Volumenya dicukupkan dengan
akuades hingga 100 ml.
3.5.6 Pembuatan Suspensi Glibenklamid 0,02 dalam Larutan CMC 0,5
Sebanyak 20 mg glibenklamid digerus, dan ditambahkan larutan CMC 0,5 sedikit demi sedikit sambil digerus terus lalu diencerkan dengan sedikit air.
Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah dikalibrasi 100 ml, dicukupkan dengan akuades hingga 100 ml.
3.6 Prosedur Kerja Untuk Pengujian Farmakologi
Tikus dipuasakan tidak makan tapi tetap minum selama lebih kurang 18 jam. Kemudian berat badan ditimbang dan diukur kadar gula darah puasa.
Diberikan secara intravena iv Larutan streptozotocin 40 mgkg bb. Lalu diukur kadar gula darah tikus pada hari ke-3 dan ke-7. Pada hari ke-7, hewan yang
memiliki kadar gula darah KGD lebih tinggi dari 250 mgdl dipisahkan dan dijadikan sebagai hewan uji. Hewan yang KGD lebih rendah dari 250 mgdl
diinduksi kembali. Kemudian masing – masing tikus diberi:
Kelompok 1 : Tanpa pemberian glibenklamid dan bahan uji
Kelompok 2 : Sediaan VCO dosis 2 mlkg bb per oral.
Kelompok 3 : Sediaan VCO dosis 4 mlkg bb per oral.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok 4 : Sediaan VCO dosis 8 mlkg bb per oral.
Kelompok 5 : Larutan glibenklamid dosis 1 mgkg bb per oral.
lalu diukur kadar gula darah tikus pada hari ke-3 dan ke-6. Pada hari ke-6, hewan uji dilakukan pembedahan dan bagian organ pankreas dilakukan uji preparat
histologi di Fakultas Kedokteran USU. Diamati luas pankreas pada masing- masing perlakuan
.
3.7 Pembedahan Hewan Uji