Gambar 2.3 Struktur kimia streptozotosin Agung, 2006
2.6.5 Efek Akut Diabetes Mellitus
Ketika kadar glukosa darah meninggi ke tingkat ketika jumlah glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas sel-sel tubulus melakukan reabsorbsi, glukosa
akan terdapat dalam urin glukosuria. Glukosa dalam urin menimbulkan efek osmotik yang menarik H
2
O bersamanya, menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuria sering berkemih. Cairan yang berlebihan keluar dari tubuh
menyebabkan dehidrasi, yang pada gilirannya akan menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena volume darah turun secara signifikan. Kegagalan sirkulasi,
apabila tidak diperbaiki, dapat menyebabkan kematian karena aliran darah ke otak turun atau menimbulkan gagal ginjal sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak
adekuat. Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstrasel yang hipertonik.
Sel-sel otak sangat peka terhadap penciutan, sehingga timbul gangguan fungsi sistem saraf. Gejala khas lain pada diabetes mellitus adalah polidipsia rasa haus
berlebihan, yang sebenarnya merupakan mekanisme kompensasi untuk mengatasi dehidrasi Sheerwood, 1996. Oleh karena terjadi defisiensi glukosa intrasel,
nafsu makan appetite meningkat, sehingga timbul polifagia pemasukan makanan berlebihan. Akan tetapi, walaupun terjadi peningkatan pemasukan
makanan, berat tubuh menurun secara progresif akibat defisiensi insulin pada metabolisme lemak dan protein. Sintesis trigliserida menurun saat lipolisis
meningkat, sehingga terjadi mobilisasi besar-besaran asam lemak dari simpanan trigliserida. Peningkatan asam lemak dalam darah digunakan oleh sel sebagai
sumber energi alternatif. Peningkatan penggunaan lemak oleh hati menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran berlebihan badan keton mencakup beberapa asam seperti asam asetoasetat yang berasal dari penguraian tidak sempurna lemak oleh hati, ketosis
ini menyebabkan asidosis metabolik progresif. Asidosis menekan fungsi otak dan, apabila cukup parah, dapat menyebabkan koma diabetes dan kematian
Sheerwood, 1996. Tindakan kompensasi untuk asidosis metabolik adalah peningkatan
ventilasi untuk meningkatkan pengeluaran CO
2
pembentuk asam. Ekshalasi salah satu badan keton, yaitu aseton menyebabkan nafas berbau buah. kadang-kadang
karena bau ini seorang pasien kolaps akibat koma diabetes secara salah disangka orang yang lewat sebagai peminum anggur yang pingsan karena kebanyakan
minum. Orang dengan diabetes tipe 1 jauh lebih rentan mengalami ketosis daripada pengidap diabetes tipe 2 Sheerwood, 1996.
Efek tidak adanya insulin pada metabolisme protein, menyebabkan pergeseran ke arah katabolisme protein. Penguraian protein-protein otot
menyebabkan otot rangka lisut dan melemah dan pada diabetes anak, penurunan pertumbuhan keseluruhan. Penurunan asupan asam amino disertai peningkatan
penguraian protein meyebabkan peningkatan asam amino dalam darah. Peningkatan asam amino dalam sirkulasi darah dapat digunakan untuk
glukoneogenesis, yang semakin memperparah hiperglikemia Sheerwood, 1996.
2.6.6 Komplikasi Diabetes Mellitus