Legalitas Susunan Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan

BAB III IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 1 TAHUN 2013 DALAM PEMBINAAN

DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI TP PKK KABUPATEN KUTAI TIMUR

A. Legalitas Susunan Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan

Keluarga Kabupaten Kutai Timur Menurut para ahli organisasi pengertian organisasi yang umum kita dengar adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian organisasi berbeda dengan pengertian kelompok, akan tetapi apabila bila dilihat dari alasan atau sebab sebab orang berkelompok, maka apabila memiliki tujuan bersama maka kelompok tersebut akan bekerja sama untuk tujuan tersebut. 33 Ahli lain menuturkan organisasi adalah kerja sama dua orang atau lebih, dan merupakan suatu sistem dari segala aktivitas atau segala kekuatan perorangan yang dikoordinasikan secara sadar. Pengertian organisasi yang dikembangkan oleh ahli ini menekankan pada bagian koordinasi dan sadar yang memiliki sistem. Hal tersebut wajar dikarenakan tujuan bersama yang dibuat oleh setiap anggota organisasi haruslah secara sadar kritis terbangun dalam visi misi organisasi. 34 Untuk menjalankan suatu pengurusan terhadap organisasi, perlu adanya suatu keselarasan visi dan misi dari masing-masing pihak di dalam organisasi tersebut, keselarasan tujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan bersama, adanya struktur jabatan yang 33 Schermerhorn, J.R.Jr., Manajemen Buku I, Edisi Bahasa Indonesia Management 5e, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003, hlm 45. 34 Bernard Chester, Kebijakan Kinerja Karyawan, Cambrigde Mass, Harvard University Press 1999, hlm 79 terorganisir, dan adanya pembagian kerja yang jelas dari masing-masing pihak agar mengerti pekerjaan apa yang hendak di jalankan. Dalam Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Kutai Timur dalam Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 260K.6852011 yang ditetapkan langsung oleh bupati pada saat itu dimana dinilai sesuai dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 2013 pasal 8 ayat 1, 2, dan 3 yang mengatur bahwasanya pelantikan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga di kabupaten harus berdasarkan penetapan dari keputusan Bupati, dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga harus isteri daripada Bupati yang menjabat, sedangkan Wakil Ketua I Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga harus isteri daripada Wakil Bupati yang sedang menjabat. Sedangkan keanggotaan lainnya di isi oleh individu yang sukarela dan mampu serta peduli terhadap kesejahteraan keluarga, dan juga tidak mewakili suatu organisasi, lembaga, dan partai politik tertentu. Dalam Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 260K.6852011 Tentang Penetapan Keanggotan Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Kutai Timur Masa Bhakti 2011-2016, di tetapkan juga Ketua Dewan Penyantun serta Anggota Dewan Penyantun, yang tidak secara langsung mengatasnamakan seseorang , melainkan mengatasnamakan jabatan-jabatan struktural yang terkait. Hal ini tidak secara tegas di atur di dalam Permendagri No 1 Tahun 2013 tetapi di atur pada peraturan pendahulunya di Kepmen No 53 Tahun 2000 pasal 12. Susunan Ketua Dewan Penyantun serta Anggota Dewan Penyantun adalah sebagai berikut : Ketua Dewan Penyantun : Bupati Kutai Timur Anggota Dewan Penyantun : 1. Kepala Badan Lingkungan Hidup 2. Kepala Bappeda 3. Kepala Bapemas dan Pemdes 4. Kepala Kementerian Agama 5. Kepala Pengadilan Negeri 6. Kapolres 7. Kepala Dinas Pendidikan 8. Kepala Disperindag 9. Kepala Dinas Pertanian 10. Kepala Dinas Kesehatan 11. Kepala Badan PP KB 12. Kepala Dinas Sosial 13. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan 14. Kepala Dinas Tenaga Kerja 15. Kepala Badan Ketahanan Pangan Penyuluhan 16. Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya 17. Kepala Dinas Koperasi Sewaktu Skripsi ini ditulis belum ada perubahan baru dalam Keanggotaan Pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, karena Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 260K.6852011 berlaku hingga tahun 2016. Tapi patut di perhatikan perbedaan antara Kepmen No. 53 Tahun 2000 dengan Permendagri No. 1 Tahun 2013, di mana di Kepmen No. 53 Tahun 2000 di atur tentang dewan penyantun sementara di Permendagri No. 1 Tahun 2013 tidak di atur secara pasti dan tegas. Dalam wawancara kami dengan salah seorang anggota Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga , Penulis sempat menanyakan relevansi maupun efektifitas daripada Dewan Penyantun bagi Pelaksanaan Program Kerja yang dilaksanakan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Menurut narasumber, bahwa dewan penyantun sangat berpengaruh dalam berjalannya program kerja yang dilakukan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, narasumber mencontohkan apabila Kelompok Kerja Pokja IV yang bergerak pada bidang kesehatan, melakukan kegiatan seperti penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat dalam suatu lingkungan warga, Dinas Kesehatan ikut terlibat di dalamnya, terutama dalam urusan pendanaan acara tersebut, dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga bertindak dalam mengumpulkan masyarakat dan menjalankan kegiatan tersebut. Hal ini selama ini dapat terwujud menurut narasumber di karenakan sebagai salah satu anggota dewan penyantun, Kepala Dinas Kesehatan merasa memiliki daripada Tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga itu sendiri, sehingga dalam menjalankan program-program yang berkaitan langsung kepada masyarakat, merasa penting untuk melibatkan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, maupun apabila Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ingin menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan berkoordinasi dulu dengan Dinas Kesehatan. Dimana Kepala Dinas Kesehatan yang bersangkutan juga termasuk anggota Dewan Penyantun Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, menurut narasumber juga dalam kegiatan lainnya yang berkaitan dengan dinas pemerintahan yang terkait, Kepala Dinas dari Dinas tersebut sangat tanggap dan membantu Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga dalam menyelenggrakan kegiatannya khususnya dalam segi pendanaan. Menyinggung tentang susunan pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Kutai Timur, yang mana di tetapkan pada 2011, sewaktu masih berlakunya Kepmen Nomor 53 tahun 2000, terlihat tidak memiliki konfrontasi yang mendasar dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 2013, dalam segi kewenangan yang menjabat sebagai Ketua dan Wakil Ketua, Penetapan Pejabat Negara dalam melantik. Hanya saja dalam Permendagri Nomor 1 Tahun 2013 \tidak mengatur secara tegas tentang Dewan Penyantun yang dinilai sendiri oleh anggota Tim Penggerak Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga sangat berguna dalam membantu Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mana dapat membantu memberdayakan masyarakat.

B. Pelaksanaan Program pokok Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan