BAB II KAJIAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
A. Sejarah dan Perkembangan Tindak Pidana Pencucian Uang
Problematik pencucian uang yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Money Laundering, sekarang mulai banyak dibahas dalam buku-buku teks,
baik dibidang hukum pidana, ekonomi maupun kriminologi. Ternyata problematika uang haram ini telah menyita perhatian dunia internasional karena
dimensi dan implikasinya yang melanggar batas-batas negara. Pencucian uang atau money laundering, bukan suatu tindak pidana yang
baru. Kejahatan ini sudah berlangsung cukup lama dan mencakup ke berbagai bidang kehidupan. Pencucian uang money laundering dikenal sejak tahun 1930
di Amerika Serikat, dimana munculnya istilah ini erat kaitannya dengan perusahaan laundry. Pada saat itu kejahatan ini dilakukan oleh organisasi
kejahatan mafia melalui pembelian perusahaan–perusahaan yang sah dan resmi. Investasi terbesar adalah perusahaan pencucian pakaian laundry yang ketika itu
sangat terkenal di Amerika, yang kemudian digunakan oleh organisasi tersebut sebagai tempat pencucian uang yang dihasilkan dari kegiatan illegal atau hasil
kejahatan.
17
Money laundering sebagai salah satu jenis kejahatan kerah putih white
collar crime yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 1967. Pada saat itu, seorang
perompak di laut, Henry Every, dalam perompakan terakhirnya merompak kapal
17
Adrian Sutedi, Op cit, hal. 1
Universitas Sumatera Utara
Portugis berisi berlian senilai £325.000 poundsterling setara Rp. 5.671.250.000. Harta rampokan tersebut kemudian dibagi bersama anak buahnya, dan bagian
Henry Every ditanamkan pada transaksi perdagangan berlian dimana ternyata perusahaan berlian tersebut juga merupakan perusahaan pencucian uang milik
perompak lain di darat. Istilah money laundering baru muncul ketika Al Capone, salah satu mafia
besar di Amerika Serikat, pada tahun 1920-an, memulai bisnis Laundromats tempat cuci otomatis. Kegiatan ini dimulai pada tahun 1900-an, dimana
Alphonso Capone atau lebih dikenal dengan Al Capone, yang membangun suatu usaha dari hasil kejahatan dimana-mana di wilayah Amerika. Ia adalah seorang
yang menapak hingga mencapai posisi tertinggi dari profesi kejahatan yang dipilihnya dan membentuk sebuah organisasi yang bernama “Al Phonso Capone
Second Hand Furniture Inc” Chicago . Al Capone, penjahat terbesar Amerika di
masa lalu ini mencuci uang hitam dari hasil kejahatannya dengan menggunakan si genius Meyer Lansky, orang Polandia. Lansky adalah seorang akuntan, mencuci
uang kejahatan Al capone melalui usaha binatu laundry. Demikianlah muncul asal mula nama money laundering. Dalam laporan tahunan perusahaan tersebut
tahun 1930 yang mempunyai markas di Metropole Levington Hotel Chicago, mayoritas usahanya dipusatkan di Chicago, Cicero, Miami dan Florida. Usaha
utamanya dibagi dalam divisi–divisi, yaitu divisi pembuatan dan distribusi minuman keras, divisi perjudian, divisi layanan hiburan, divisi asurasi dan
industri. Perusahaan tersebut didirikan pada tahun 1920 dan menghasilkan uang dalam setahun sebesar US 100 juta atau dalam rupiah Rp. 900. 000.000.000 900
Universitas Sumatera Utara
milyar rupiah, dimana Al Capone sendiri sebagai pelaku kejahatan dipenjara bukan karena keterlibatannya dalam pembunuhan, pemerasan, penjualan obat
bius, namun semata-mata karena menghasilkan uang dan tidak melaporkannya. Bisnis ini dipilih karena menggunakan uang tunai yang mempercepat
proses pencucian uang agar uang yang mereka peroleh dari hasil pemerasan, pelacuran, perjudian, dan penyelundupan minuman keras terlihat sebagai uang
yang halal. Walau demikian, Al Capone tidak dituntut dan dihukum dengan pidana penjara atas kejahatan tersebut, akan tetapi lebih karena telah melakukan
penggelapan pajak. Selain Al Capone, terdapat juga Meyer Lansky, mafia yang menghasilkan uang dari kegiatan perjudian dan menutupi bisnis ilegalnya itu
dengan mendirikan bisnis hotel, lapangan golf dan perusahaan pengemasan daging. Uang hasil bisnis illegal ini dikirimkan ke beberapa bank-bank di Swiss
yang sangat mengutamakan kerahasian nasabah, untuk didepositokan. Deposito ini kemudian digunakan untuk mendapatkan pinjaman yang dipergunakan untuk
membangun bisnis legalnya. Berbeda dengan Al Capone, Meyer Lansky justru terbebas dari tuntutan melakukan penggelapan pajak, tindak pidana termasuk
tindak pidana pencucian uang yang dilakukannya.
18
18
Tb. Irman, Op cit, hal. 39
Pada tahun 1980-an uang hasil kejahatan semakin berkembang seiring dengan berkembangnya bisnis haram, seperti perdagangan narkotika dan obat bius
yang mencapai miliaran rupiah. Karenanya muncul istilah narco dollar yang berasal dari uang haram hasil perdagangan narkotik.
Universitas Sumatera Utara
Paling sedikit ada sembilan 9 faktor yang menjadi pendorong maraknya kegiatan pencucian uang yakni:
19
1. Globalisasi sistem keuangan. Pino Arlacchi, Executive Director UN Offices for Drug Control and Crime
Prevention menyatakan bahwa, Globalization has turned the international
financial system into a money launderer`s dream, and this criminal process siphons away billions of dollars per year from economic growth at a time
when the financial health of every country affects the stability of the global marketplace.
Perkembangan global mengarahkan sistem keuangan internasional kepada pelaku pencucian uang, dan proses kejahatan ini
mengalirkan miliaran dollar per tahun dari pertumbuhan ekonomi dalam satu waktu ketika kesehatan keuangan di setiap negara mempengaruhi kestabilan
dari pasar global. 2. Kemajuan di bidang teknologi.
Dalam hal ini, yang paling mendorong maraknya pencucian uang adalah teknologi di bidang informasi. Salah satunya adalah kemunculan internet di
dunia maya cyber space. Dengan kemajuan teknologi informasi tersebut, batas-batas negara menjadi tidak berarti lagi. Dunia menjadi satu kesatuan
tanpa batas. Akibatnya, kejahatan-kejahatan terorganisasi organized crime yang diselenggarakan organisasi-organisasi kejahatan criminal organizations
menjadi mudah dilakukan secara lintas batas negara-negara. Kejahatan-
19
http:www.jdih.bpk.go.idinformasihukumMoneyLaundring.pdf
Universitas Sumatera Utara
kejahatan tersebut kemudian berkembang menjadi kejahatan-kejahatan transnasional.
3. Ketentuan rahasia bank yang sangat ketat pada suatu negara. Berkaitan dengan reformasi di bidang perpajakan tax reforms, Uni Eropa
baru-baru ini mengimbau negara-negara anggotanya meniadakan ketentuan- ketentuan yang menyangkut rahasia bank. Menurut delegasi Inggris, Uni
Eropa hanya dapat secara serius memerangi tax evasion sebagai kejahatan asal pencucian uang apabila Uni Eropa mempertimbangkan mengenai
dihapuskannya ketentuan rahasia bank. 4. Ketentuan perbankan di suatu negara yang memperbolehkan penggunaan
nama samaran atau anonim bagi nasabah individu dan korporasi yang menyimpan dana di suatu bank.
5. Munculnya jenis uang baru yang disebut electronic money e-money, Hal ini tidak terlepaskan dengan maraknya electronic commerce e-commerce
melalui internet. Praktik pencucian uang yang dilakukan dengan menggunakan jaringan internet cyber space ini disebut cyber laundering. Produk-produk e-
money yang telah dikembangkan terutama untuk digunakan melalui jaringan
komputer terbuka open computer networks, tanpa melakukan face-to-face purchases
pembelian yang dilakukan dengan langsung hadirnya penjual dan pembeli di tempat berlangsungnya kegiatan jual beli.
Universitas Sumatera Utara
6. Dimungkinkannya praktik pencucian uang dilakukan secara layering pelapisan.
Dengan cara layering, pihak yang menyimpan dana di bank nasabah penyimpan dana atau deposan bank bukanlah pemilik yang sesungguhnya
dari dana itu. Deposan tersebut hanyalah bertindak sebagai kuasa atau pelaksana amanah dari pihak lain yang menugasinya untuk mendepositokan
uang itu di sebuah bank. Sering pula terjadi bahwa pihak lain tersebut juga bukan pemilik yang sesungguhnya dari dana itu, tetapi hanya menerima
amanah atau kuasa dari seseorang atau pihak lain yang menerima kuasa dari pemilik yang sesungguhnya.
7. Karena berlakunya ketentuan hukum terkait kerahasiaan hubungan antara lawyer dan kliennya, dan antara akuntan dan kliennya.
Dalam hal ini, dana simpanan di bank-bank sering diatasnamakan suatu kantor pengacara. Menurut hukum di kebanyakan negara yang telah maju,
kerahasiaan hubungan antara klien dan lawyer dilindungi oleh undang-undang. Para lawyer yang menyimpan dana simpanan di bank atas nama kliennya tidak
dapat dipaksa oleh otoritas yang berwenang untuk mengungkapkan identitas kliennya.
8. Pemerintah dari suatu negara kurang bersungguh-sungguh untuk memberantas praktik pencucian uang yang dilakukan melalui sistem perbankan.
Dengan kata lain, pemerintah yang bersangkutan memang dengan sengaja membiarkan praktik pencucian uang berlangsung di negaranya guna
Universitas Sumatera Utara
memperoleh keuntungan dengan penempatan uang-uang haram di industri perbankan untuk membiayai pembangunan.
9. Tidak dikriminalisasikannya perbuatan pencucian uang di suatu negara. Dengan kata lain, negara tersebut tidak memiliki undang-undang tentang
pemberantasan tindak pidana pencucian uang yang menentukan perbuatan pencucian uang sebagai tindak pidana.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan globalisasi di sektor perbankan, dewasa ini banyak bank telah menjadi sasaran utama untuk kegiatan
pencucian uang disebabkan sektor inilah yang banyak menawarkan jasa–jasa instrumen dalam lalu lintas keuangan yang dapat digunakan untuk
menyembunyikanmenyamarkan asal usul suatu dana. Dengan adanya globalisasi perbankan dana hasil kejahatan mengalir atau bergerak melampaui batas yuridiksi
negara dengan memanfaatkan faktor rahasia bank yang umumnya dijunjung tinggi oleh perbankan. Melalui mekanisme ini maka dana hasil kejahatan bergerak dari
suatu negara ke negara lain yang belum mempunyai sistem hukum yang cukup kuat untuk menanggulangi kegiatan pencucian uang atau bahkan bergerak ke
negara yang menerapkan ketentuan rahasia bank secara sangat ketat. Untuk Indonesia, isu pencucian menjadi masalah penting oleh karena
dalam beberap kali review oleh FATF, terhadap pelaksanaan rezim anti-money laundering di Indonesia, yaitu pada bulan Juli 2001, Februari 2003 dan terakhir
Februari 2004, Indonesia masih terdaftar dalam NCCTs Non Cooperative Countries and Teorities
. Penyebab dicantumkannya Indonesia dalam daftar tersebut pada Juni 2001 adalah tidak adanya undang-undang yang menetapkan
Universitas Sumatera Utara
pencucian uang sebagai tindak pidana, dan pada saat ini telah ada UU No.15 tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan UU No.25 tahun 2003 tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang.
B. Objek dan Tujuan Tindak Pidana Pencucian Uang