masalah pokok yang sangat dominan yaitu “kebenaran” bahwa telah terjadi sesuatu kejahatan atau tindak pidana yang harus dibuktikan oleh perangkat hukum
baik oleh manusianya maupun oleh undang–undangnya. Maka yang menjadi masalah utama adalah ”kebenaran terjadinya suatu kejahatan” atau tindak pidana
yang dibuktikan oleh perangkat hukum yang ada, sehingga diperlukan memberikan kepastian yang layak menurut akal tentang apa hal tertentu itu
sungguh–sungguh terjadi dan apa sebab demikian halnya. Indonesia merupakan surga bagi pelaku pencucian uang. Hal ini
disebabkan antara lain ketentuan deposito dari nasabah yang tidak boleh diusut asal–usulnya dan kerahasiaan nasabah yang begitu ketat. Sebagai salah satu entry
bagi masuknya uang hasil tindak pidana, bank harus mengurangi resiko digunakannya sebagai sarana pencucian uang dengan cara mengenal dan
mengetahui identitas nasabah, memantau transaksi dan memelihara profil nasabah, serta melaporkan adanya transaksi keuangan yang mecurigakan yang
dilakukan oleh pihak yang menggunakan jasa bank. Berkenaan dengan pencegahan dan pemberantasan pencucian uang pada penyedia jasa keuangan,
salah satunya dalam hal ini yng dilakukan oleh pihak bank, adalah dengan diterapkannya “Prinsip Mengenal Nasabah”.
4
B. Perumusan Masalah
Problematika pencucian uang atau biasa disebut money laundering, semakin menarik perhatian dan menjadi pembahasan. Ternyata problematik uang
haram yang berhubungan dengan perbankan ini meminta perhatian dunia
4
Adrian Sutedi, Op. cit, hal. 147.
Universitas Sumatera Utara
internasional karena dimensinya. Dilihat dari dimensi ruang, pencucian uang ini tidak terbatas pada tempat tertentu saja, bisa melewati batas–batas teritorial suatu
negara. Begitu pula dilihat dari dimensi waktu, pencucian uang dapat berlangsung seketika namun dapat juga berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Sebagai suatu fenomena kejahatan yang menyangkut, terutama dunia kejahatan yang dinamakan “organized crime” ternyata ada pihak–pihak tertentu
yang ikut menikmati keuntungan dari lalu-lintas pencucian uang tanpa menyadari akan dampak kerugian yang ditimbulkan. Erat bertalian dengan hal ini adalah
dunia perbankan, yang pada satu pihak beroperasional atas dasar kepercayaan para konsumen, namun satu pihak dapat menjadi alat bagi pencucian uang. Untuk
menunjukkan kredibilitasnya, maka bank selaku penyedia jasa keuangan berusaha untuk membuktikan bahwa bank merupakan instrumen dari bagian pencegahan
dan pemberantasan pencucian uang, bukan bagian dari pencucian uang tersebut. Salah satunya dengan melaksanakan Prinsip Mengenal Nasabah atau KnowYour
Customer Principle . Penerapan prinsip mengenal nasabah ini didasari
pertimbangan bahwa prinsip mengenal nasabah tidak saja penting dalam rangka pemberantasan pencucian uang, tetapi juga dalam rangka penerapan prudential
bank, untuk melindungi bank dari berbagai resiko dalam berhubungan dengan nasabah dan counter–party.
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah :
1. Apa yang menjadi latar belakang lahirnya prinsip mengenal nasabah? 2. Apa yang menjadi tujuan dan orientasi penerapan prinsip mengenal nasabah?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana pelaksanaan kerja sama antara bank dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK dalam mencegah tindak pidana
pencucian uang berkaitan dengan prinsip mengenal nasabah?
C. Tujuan Penulisan