BAB 4
BAHAN DAN METODA
4.1 Metoda Penelitian
Metoda yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel plankton adalah ”Purposive Random Sampling” pada 4 stasiun pengamatan
yang dapat mewakili seluruh badan perairan danau.
4.2 Pengambilan Sampel
Ditentukan lokasi pengambilan sampel, kemudian dibagi dalam 4 stasiun. Pengambilan sampel di setiap stasiun dilakukan dengan 3 kali ulangan di 3 titik yang
berbeda, pengambilan sampel pada masing-masing titik atau ulangan dilakukan pada 3 kedalaman yang berbeda pula yaitu kedalaman 0 m permukaan, 1,5 m batas
penetrasi cahaya dan 3 m dibawah batas penetrasi cahaya.
Pengambilan sampel pada permukaan 0 m dilakukan dengan cara sebagai berikut : diambil sampel air dengan menggunakan ember bervolume 5 liter, kemudian
dituang ke dalam plankton-net. Hal ini dilakukan sebanyak 5 kali sehingga volume air yang disaring ke plankton net berkisar 25 liter. Sampel air yang tertampung di dalam
plankton-net kemudian dituang ke dalam botol film, selanjutnya ditetesi lugol sebanyak 2 tetes, dan diberi label.
Pengambilan sampel pada permukaan 1,5 m dan 3 m dilakukan dengan cara sebagai berikut : dimasukkan lamnot ke dalam badan perairan dengan kedalaman 1,5
m dan 3 m, kemudian lamnot ditarik kembali dan sampel air yang tertampung dalam
Universitas Sumatera Utara
lamnot dituang ke dalam ember. Pengambilan air pada masing-masing kedalaman dilakukan sampai ember 5 liter penuh. Kemudian sampel air yang terdapat di dalam
ember disaring ke dalam plankton-net. Hal ini dilakukan sebanyak 5 kali sehingga volume air yang disaring ke plankton net berkisar 25 liter dan sampel yang
tertampung dalam plankton net dituang ke dalam botol film, dan diberi lugol sebanyak 3 tetes dan diberi label.
Selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi Edmondson 1963, Bold Wynne 1985, Pennak
1978 dan Streble Krauter 1988.
4.3 Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan
4.3.1 Temperatur
Sampel air diambil, kemudian dituang ke dalam erlenmeyer dan diukur dengan menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan ke dalam air selama
± 10 menit kemudian dibaca skalanya.
4.3.2 Dissolved Oxygen DO
Oksigen terlarut DO diukur dengan menggunakan Metoda Winkler. Sampel air diambil dari masing-masing kedalaman dan dimasukkan ke dalam botol winkler
kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut Lampiran 5.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Biochemical Oxygen Demand BOD
Pengukuran BOD
5
dilakukan dengan Metoda Winkler. Sampel air yang diambil dari masing-masing kedalaman dimasukkan ke dalam botol winkler sebelum
diinkubasi diukur nilai DO awal . Kemudian, diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20
C. Setelah 5 hari diukur nilai DO akhir, kemudian nilai BOD
5
dihitung dengan cara mengurangkan DO awal dengan DO akhir, bagan kerja terlampir. Pengukuran
BOD dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara Medan Lampiran 6.
4.3.4 Penetrasi Cahaya
Penetrasi cahaya diukur dengan menggunakan keping sechii yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping sechii antara terlihat dengan tidak, kemudian diukur
panjang tali yang masuk ke dalam air.
4.3.5 pH Derajat Keasaman
pH diukur dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air yang diambil dari masing-masing kedalaman sampai angka yang
tertera pada alat konstan dan dibaca angka yang tertera pada pH meter tersebut.
4.3.6 Kandungan Nutrisi Nitrat dan Fosfat
Pengukuran kandungan Nitrogen dan Fosfor dilakukan di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Sumatera Utara Medan, dengan
menggunakan alat spektrofotometer. Cara pengukuran kandungan nutrisi Nitrat dan Fosfat terlampir pada bagan lampiran 7 dan 8.
Universitas Sumatera Utara
4.3.7 Kejenuhan Oksigen
Nilai kejenuhan oksigen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kejenuhan = O
2
u x 100 O
2
t O
2
u = nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgl O
2
t = nilai konsentrasi oksigen sebenarnya pada tabel sesuai dengan besarnya suhu
Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia beserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan Dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia P
Kimia Perairan. No Parameter Fisik Kimia
Satuan Alat
Tempat Pengukuran
1 Temperatur Air
Termometer Air Raksa C
In – situ
2 Penetrasi Cahaya cm
Keping Sechii In – situ
3 pH Air -
pH meter In – situ
4 Dissolved Oxygen DO mgl
Metoda Winkler In – situ
5 Biochemical Oxygen Demand BOD
mgl
Metoda Winkler dan Inkubasi
Laboratorium 6 Kejenuhan O
2
-
In – situ
7 Kandungan Nitrat mgl
Spektrofotometer
Laboratorium 8 Kandungan Fosfat
mgl
Spektrofotometer
Laboratorium
4.4 Pengamatan di Laboratorium
Sampel air yang diperoleh dibawa ke laboratorium Ekologi FMIPA USU dan diamati dengan sedgewick-Rafter di bawah mikroskop. Plankton yang diperoleh
diidentifikasi dengan menggunakan buku acuan identifikasi Edmondson 1963, Bold Wynne 1985, Pennak 1978, dan Streble Krauter 1988.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Analisis Data