Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi

semua ini diperlukan dana untuk membiayainya yang disebut dana investasi. Dengan adanya kegiatan produksi, maka terciptalah kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkatkan yang akan menciptakan atau meningkatkan permintaan dipasar. Pasar berkembang menyebabkan volume kegiatan produksi, kesempatan kerja dan pendapatan di dalam negeri meningkat, maka terciptalah pertumbuhan ekonomi.

2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori Pertumbuhan Klasik Dalam sejarah pemikiran ekonomi para penulis ekonomi pada bagian kedua abad ke-18 dan permulaan abad ke-20 lazim digolongkan sebagai kaum Klasik. Ahli-ahli ekonomi yang temasuk dalam golongan tersebut adalah Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus dan Jhon Stuart Mill. menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat tekhnologi yang digunakan Sukirno 2003:430. Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis pendapatan, yaitu: upah para pekerja, keuntungan para pengusaha dan sewa tanah yang diterima pemilik tanah. Dimana kenaikan upah ini akan menyebabkan pertambahan penduduk dan juga tingkat keuntungan merupakan faktor yang menentukan besarnya pembentukan modal, Universitas Sumatera Utara apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkat stationary state. Hukum hasil lebih yang makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan, tanpa adanya kemajuan tekhnologi, pertambahan pemduduk akan menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, akan tetapi menaikkan tingkat sewa tanah Sukirno 2007: 247. Berdasarkan teori pertumbuhan klasik, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan katerkaitan antara pendapatan perkapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinakan Teori Penduduk Optimun. Penduduk yang terus bertambah akan menyebabkan pada suatu jumlah penduduk tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan perkapita. Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai nilai maksimum. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimum. Pendapatan perkapita Y Y 1 Y 2 Ypk Ypk Jumlah Penduduk N N 1 N 2 Gbr. Teori Penduduk Optimum Universitas Sumatera Utara Keterangan: Kurva Y pk menunjukkan tingkat pendapatan perkapita pada berbagai jumlah penduduk, dan M adalah jumlah penduduk sebanyak N dan pendapatn perkapita yang paling maksimum adalah Y . b. Teori Schumpeter Dalam beberapa dasawarsa pertama abad ke-20, hanya segolongan kecil ahli ekonomi yang memfokuskan perhatian mereka terhadap masalah pembangunan. dari mereka adalah Joseph Schumpeter yang terkenal dengan teori schumpeter. Di dalam mengemukakan teori pertumbuhannya, Shcumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa pertumbuhan ekonomi sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk melakukan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat ekonomi negara. maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. kenaikan tersebut mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan atas dua golongan, penanaman modal ekonomi dan penanaman modal terpengaruh. Universitas Sumatera Utara Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu perekonomian makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka petumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau stationary state. Akan tetapi berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan schumpeter tingkat keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pembangunan yang tinggi. c. Teori Harood-Domar Teori harrod-domar merupakan perluasan dari anlisis keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Karena teori Harrid-Domar menganggap rasio modal produksi tetap, teori tersebut mengatakan pertambahan kapasitas barang modal tergantung kepada dua faktor, yaitu rasio modal produksi itu sendiri misalnya bernilai COR capital output ratio dan investasi yang dilakukan pada tahun tersebut. Teori Harrod- Domar adalah perluasan dari analisis keynes. Dengan demikina teori ini berpendapat bahwa kapasitas penuh pada tahun berikut akan tercapai apabila pengeluaran agregat bertambah dengan cukup besar sehingga tercapai keadaan: Universitas Sumatera Utara Besarnya pertambahan pendapatan nasional tergantung kepada besarnya multiplier, dan pertambahan pendapatan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Sekarang telah diperoleh tiga persamaan, dengan demikian : atau Teori Harrod-Domar dikembangkan secara terpisah sendiri-sendiri dalam periode yang bersamaan oleh E.S Domar 1947-1948 dan R.F Harrod 1939-1948. Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output. Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari bagian produksi pendapatan nasional yang ditabung. a Investasi Tingkat output suatu perekonomian mempunyai hubungan yang proporsional konstan dengan jumlah stok barang modal. Seandainya tingkat output dinotasikan Y dan stok barang modal dinotasikan K, maka: Y=α K Dimana α adalah ratio output barang modal capital-output ratio, disingkat ICOR, yaitu angka yang menunjukkan berapa jumlah output yang dihasilkan dari stok barang modal yang tersedia. Nilainya adalah positif namun lebih kecil daripada 1 0α1 Universitas Sumatera Utara b Tabungan Telah dikatakan bahwa untuk mampu melakukan investasi, perekonomian harus menyisihkan outputnya sebagai tabungan. Bila tabungan merupakan bagian proporsional konstan dari pendapatan, hubungan tabungan S dengan output Y adalah: S = σ Y Nilain ya adalah positif namun lebih kecil daripada 1 0σ1 c pertumbuhan ekonomi Tingkat pertumbuhan output keseimbangan tercapai pada saat I=S. d. Teori Pertumbuahn Neo-kalsik teori pertumbuhan neo kalsik melihat sudut pandang yang berbeda yaitu dari sudut penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow, ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam pandangan persamaan ini dapat dinyatakan dengan persamaan: ΔY = f ΔK,ΔL,ΔT Dimana: ΔY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. ΔK adalah tingkat pertumbuahan modal. ΔL adalah tingkat pertumbuhan penduduk. ΔT adalah tingkat pertumbuhan tekhnologi. Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik atau persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian Universitas Sumatera Utara empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: “ faktor terpenting mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan tekhnologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja”. Sumbangan terpenting dari teori pertumbuhan Neo-Klasik bukanlah menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor produksi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

2.1.3 Produk Domestik Regional Bruto PDRB