Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini terarah pada pola atau arah hubungan kausalitas antara investasi dan pertumbuhan ekonomi, mendapat perhatian penuh karena mengingat investasi merupakan faktor pendukung terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ekonomi pembangunan diketahui bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan investasi, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, memiliki hubungan kausalitas timbal balik yang positif. Hubungan timbal balik tersebut terjadi karena semakin tinggi tingkat perekonomian suatu negara, berarti semakin besar bagian dari pendapatan yang bisa ditabung, sehingga investasi yang diciptakan akan semakin besar pula. Dalam kasus ini investasi merupakan fungsi dari pertumbuhan ekonomi Sumanjaya, 2005. Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekonomian dari suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan meningkatnya jumlah barang dan jasa output yang dihasilkan oleh suatu daerah, dalam hal ini adalah Kota Medan. Untuk melihat fluktusasi ekonomi secara rill dari tahun ke tahun tergambar dari kenaikan pendapatan perkapita dan lajunya dengan menggunakan tingkat pertumbuhan PDB untuk tingkat nasional dan PDRB untuk tingkat wilayah regional. Yaitu apabila pertumbuhan ekonomi positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan penurunan. Universitas Sumatera Utara Motor penggerak dari pertumbuhan adalah investasi. Pada perekonomian tertutup, sumber dana investasi semata-mata berasal dari tabungan domestik. Sedangkan pada perekonomian terbuka sumber dana dapat diperoleh melalui dana dari luar wilayah. Pertumbuhan produksi pada dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan faktor-faktor produksinya. Salah satu faktor produksi tersebut adalah modal investasi. Banyak studi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah erat kaitannya dengan tingkat produktivitas penggunaan modal inve stasi. Sejak tahun 2001 penanaman modal investasi di Kota Medan secara berangsur-angsur mulai menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Hal ini tidak saja didukung oleh faktor-faktor ekonomi yang dimiliki, tetapi didukung juga oleh faktor-faktor non ekonomi, sehingga menciptakan iklim dan lingkungan penanaman modal yang semakin kondusif dari waktu ke waktu. Perkembangan positif penanaman modal selama tahun 2005-2007 dapat dilihat dari perkiraan nilai investasi di berbagai sektor lapangan usaha, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN maupun Penanaman Modal Asing PMA, di samping sektor Pemerintah dan rumah tangga. Penanaman modal asing berkembang sejalan dengan kebutuhan suatu negara dalam melaksanakan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Kebutuhan tersebut timbul akibat ketidakmampuan suatu negara memenuhi kebutuhan akan modal, sehingga penanaman modal menjadi salah satu alternatif terbaik selain hutang luar negeri. Ciri khusus suatu kegiatan penanaman modal tidak saja menyangkut jangka menengah namun jangka panjang. Secara historis di negara kita, kegiatan Universitas Sumatera Utara penanaman modal sejak semula memang kurang dihayati sebagai kegiatan yang kurang berarti. Sebenarnya sejak zaman penjajahan kegiatan perdagangan sudah cukup menunjukan kemajuan yang berarti, namun kegiatan penanaman modal asing pada masa itu tidak seberapa maju. Laju pertumbuhan kota Medan pada tahun 2006 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini pertumbuhan Kota Medan hanya mencapai 7,7 persen. Ada beberapa sektor yang pertumbuhannya di atas rata-rata yakni sektror penggalian 18,99 persen, sektor bangunan 11,01 persen, sektor pertanian 6,88 persen dan jasa-jasa 10,65 persen. Jika dilihat kontribusi masing-masing sektor pendapatan regional tahun 2006 masih sangat dominan berasal dari sektor transportasi telekomunikasi sebesar 25,92 persen. Sedangkan sektor lainnya juga cukup dominan antara lain sektor industri sebesar 16,27 persen, sektor angkutan sebesar 18,45 persen, sektor keuangan sebesar 13,64 persen dan sektor jasa sebesar 10,72 persen. Berdasarkan harga berlaku pada tahun 2005 pendapatan perkapita telah mencapai Rp. 18.364.868,23 sedangkan tahun 2006 menjadi sebesar sebesar Rp. 20.780.909,31 Badan Pusat Statistik, 2008. Penelitian ini dilakukan di Pulau Sumatera karena pulau ini mempunyai posisi yang strategis untuk dikembangkan, khususnya Sumatera Utara yaitu Kota Medan. Ditinjau dari sumber daya alam yang dimiliki Kota Medan mempunyai kemungkinan yang sangat besar untuk beraktifitas penanaman modal yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN maupun Penanaman Modal Asing PMA, karena banyaknya tersedia berbagai bahan mentah dari berbagai sektor seperti hasil peanian, perkebunan, perikanan dan yang lainnya dapat dipergunakan Universitas Sumatera Utara sebagai sektor industri dan juga Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang dan jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional serta nasional. Kota medan merupakan kota ke 3 tiga terbesar di Indonesia setelah kota Jakarta dan Surabaya, dilihat dari luasnya wilayah, jumlah penduduk, aktivitas industri dan perdagangan barang dan jasa. Saat ini pemerintah kota medan sedang berusaha pula untuk memperbesar luas wilayahnya. Melihat kondisi ini peluang bisnis di berbagai bidang seperti bidang industri, pariwisata, perbankan dan lain- lain akan semakin menjanjikan keuntungan bagi para investor lokal dan asing http:www.medankita.com. Universitas Sumatera Utara Umumnya daerah dengan intensitias kegiatan ekonomi dengan peningkatan nilai investasi yang tinggi setiap tahun akan memberikan kontribusi cukup besar terhadap pajak atau PDRB. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang membahas masalah tersebut dengan judul “Analisis Kausalitas Antara Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan”.

1.2. Perumusan Masalah