Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul
Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia,
8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya.
Tabel 4.2
Perbandingan Etnis di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000 Etnis
Tahun 1930 Tahun 1980
Tahun 2000
Jawa 24,9
29,41 33,03
Batak 10,7
14,11 -- lihat Catatan
Tionghoa 35,63
12,8 10,65
Mandailing 6,43
11,91 9,36
Minangkabau 7,3
10,93 8,6
Melayu 7,06
8,57 6,59
Karo 0,19
3,99 4,10
Aceh --
2,19 2,78
Sunda 1,58
1,90 --
Lain-lain 16,62
4,13 3,95
Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut
Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa.
4.4 Sejarah Kota Medan
Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833
menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk
Universitas Sumatera Utara
200 orang dan dinyatakan sebagai tempat kediaman Sultan Deli. Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah
kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan
Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari
mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan.
Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang
Minangkabau, Mandailing, dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru, dan
ulama. Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal,
dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir
delapan belas kali lipat.
4.5 Potensi Wilayah
4.5.1 Lingkungan Bisnis
Sebagai aktivitas yang diorientasikan untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis, kegiatan bisnis merupakan bidang yang sangat luas dan terkait
Universitas Sumatera Utara
dengan bidang-bidang lainnya. Perubahan kondisi atau kebijakan dalam bidang lain akan selalu mempengaruhi kondisi bisnis yang ada. Kegiatan bisnis, terlebih
yang berskala besaar, akan sangat dipengaruhi lingkungan nasional, budaya, hukum, politik, teknologi, hankam, dan lain-lain khususnya lingkungan makro
ekonomi. Kondisi saling ketergantungan tersebut merupakan alasan kuat bagi
Pemerintah Kota Medan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, untuk selalu berusaha menciptakan iklim atau lingkungan yang kondusif bagi
kegiatan bisnis di kota ini, baik bagi bisnis lokal, domestik, maupun asing. Kenyataan menunjukkan bahwa faktor yang menciptakan lingkungan bisnis yang
kondusif sangat kompleks, saling ketergantungan, pengaruh mempengaruhi antar berbagai faktor sehingga sangat multi dimensi. Untuk itulah Pemko Medan secara
intens dan terus menerus selalu melakukan dialog, berinteraksi dengan seluruh kalangan dan lapisan masyarakat untuk membangun dan menciptakan lingkungan
bisnis yang kondusif bagi semua pelaku bisnis tanpa diskriminatif.
4.5.2 Kemitraan Antara Pemerintah Kota, Swasta, dan Masyarakat
Dalam pembangunan Kota Medan paling tidak ada lima pelaku yang paling menonjol; Pemerintah, Swasta dunia usaha, Masyarakat, Profesional, dan
Intelektual. Demikian juga dalam kegiatan ekonomi, selain dikenal sektor publik yang diperankan oleh Pemerintah juga tidak kalah pentingnya sektor Swasta dan
Masyarakat. Bahkan dilihat dari kontribusi masing-masing sektor, sektor Swasta memberikan sumbangan jauh lebih besar, bahkan mencapai 80 dari total
investasi yang ada. Dengan demikian sektor Pemerintah hanya memberikan
Universitas Sumatera Utara
sumbangan 20. Oleh karena itu salah satu kebijakan penting yang ditempuh Pemko Medan adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi sektor Swasta
dan Masyarakat untuk terlibat tidak saja dalam aktivitas-aktivitas yang diorientasikan mencari laba, tetapi juga kegiatan pembangunan kota secara
keseluruhan. Untuk mendorong partisipasi luas Swasta dan Mmasyarakat dalam
pembangunan kota maka salah satu cara taktik yang ditempuh adalah membangun kemitraan antara Pemko, Swasta dan Masyarakat dengan dukungan
kaum profesional dan Intelektual. Berbagai kemitraan dan kerjasama tersebut terus dibangun dan
dikembangkan dengan dasar saling memperkuat, saling membutuhkan dan saling menguntungkan satu sama lain. Adalah komitmen Pemko Medan untuk
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi sektor Swasta dan Masyarakat untuk terlibat dalam proyek pembangunan kota sektor publik, dengan berbagai
bentuk perjanjian yang mungkin dilaksanakan seperti sistem kontrak sewa dan lain-lain. Dengan demikian tanggung jawab pembangunan kota, dipandang
merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh lapisan masyarakat.
4.5.3 Peran Institusional Bisnis Kadin
Sebagai wilayah ekonomi yang sangat mengandalkan sektor kegiatan ekonomi sekunder dan tertier maka peran Kamar dagang dan Industri Kadin
Cabang Medan dirasakan demikian penting dan strategis. Karenanya adalah wajar jika hampir seluruh pelaku bisnis yang ada di Medan, khususnya yang bergerak di
Universitas Sumatera Utara
bidang perdagangan lokalluar negeri dan produksi barangjasa merupakan anggota aktif asosiasi bisnis tersebut.
Sebagai wadah bagi para pelaku bisnis, Kadin telah memberikan berbagai sumbangan besar untuk menumbuh kembangkan kegiatan bisnis yang ada.
Berbagai peran yang dijalankan Kadin Cabang Medan, antara lain memberikan informasi yang dibutuhkan oleh kaum industrian dan usahawan seperti: peluang
pasar,komodditif unggulan, kondisi persaingan pasar, calon mitra usaha, lokasi bisnis, dan lain-lain.
Di samping itu asosiasi ini juga sangat berperan dalam pengembangan jiwa wirausaha baik bagi calon pengusaha maupun yang sudah meniti karir
sebagai pengusaha melalui berbagai diklat pengembangan SDM yang dilakukan. Bahkan pegembangan SDM merupakan salah satu aspek penting yang terus
menerus dijalankan dengan berbagai metode yang mempergunakan alat bantu satelit sebagai sarana diklat. Sebagai wadah yang menghimpun seluruh
kepentingan industriawan dan usahawan, Kadin Cabang Medan juga aktif memberikan rekomendasi kepadda Pemerintah Kota sebagai bahan pertimbangan
penyusunan kebijakan oleh Pemko Medan, khususnya yang terkait dengan berbagai insentif berusaha untuk dapat menarik investor agar bersedia
menanamkan modalnya dan memilih lokasi berivestasi di Kota Medan.
4.5.4 Kebijakan Terhadap Investasi Asing
Berbagai terobosan dilakukan Pemerintah Kota untuk dapat menarik minat investor asing, mulai dari penyempurnaan pelayanan perizinan investasi sampai
kepada pemberian insentif baik yang bersifat langsung maupaun tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai langkah debirokasi daan deregulasi terus dilanjutkan untuk menciptakan efisiensi berusaha dasn berivestasi termasuk konsistensi aturan dan kepastian
hukum untuk meminimalisir ketidakpastian berusaha bagi investasi asing.
Dalam operasionalisasinya, berbagai langkah yang sedang, telah dan akan dilakukan Pemko Medan adalah:
•
Membentuk institusi Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Medan sebagai institusi yang menyelenggarakan kewenangan perizinan investasi
baik yang bersifat PMDN, maupun sebahagian PMA, yang sebelumnya ada pada pemerintah pusatpropinsi, dalam layanan sistem satu atap, one
stop service.
•
Membentuk Medan Bisnis Forum MBF sebagai wadah kemitraan antara Pemko, Masyarakat dan Dunia Usaha swasta yang berfungsi sebagai
forum komunikasi, fasilitator, mediator, kegiatan bisnis dan investasi usaha swasta dan asing.
•
Mempersiapkan Unit Pelayanan Terpadu UPT Satu Atap, sebagai bentuk pengintegrasian pelayanan perizinan bagi insvestor dalam negeri dan asing
sehingga diharapkan dapat lebih sederhana, cepat, mudah, murah, terbuka, baku, efisien dan ekonomis terjangkau.
•
Mengusahakan insentif dan kemudahan melalui Pemerintah Pusat dengan pemberian:
o
Keringanan bea masuk, impor barang-barang modal mesin, bahan baku, dan lain-lain sesuai dengann SK Mentri Keuangan No.
135KM 052000.
Universitas Sumatera Utara
o
Pembebasan Ppn atas impor dan atau penyerahan barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis, sesuai dengan SK menteri
keuangan RI No.155KMK 032001.
o
Memberikan visa izin tinggal sementara dan atau izin tinggal terbatas bagi perusahaan yang ingin memperkerjakan tenaga kerja
asing, melalui Ditjen Imigrasi kantor Imigrasi setempat.
o
Menggalang kerjasama perdagangan dan investasi dalam waadah- wadah regional seperti IMT-GT, Sisterr City dan lain-lain.
o
Peningkatan pelayanan padaa pintu-pintu masuk khususnya bandara dan pelabuhan, sehingga menciptakan budaya yang maju.
o
Melakukan koordinasi secara terus menerus dengan kepolisian dan TNI untuk memberikan rasa aman dan tenteram bagi seluruh
pelaku bisnis baik domestik maupun asing yang ada di Kota Medan.
Berbagai langkah yang telah, sedang dan akan dilanjutkan tersebut diharapkan juga menghapus perbedaaan perlakuan antara invetor asing dan lokal,
sehingga investor asing dapat memiliki akses yang sama termasuk dari lembaga perbankan domestiklokal menyamakan perlakuan terhadap investor. Di
samping itu diharapkan regulasi lebih berpihak kepada pasar serta transparan dengan mengusahakan mengurangi jumlah larangan yang terdapat pada negative
investment list
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Penggolongan Jenis dan Tarif Paling Tinggi dari Pajak Daerah Jenis Pajak Daerah KotaKab
Tarif Paling Tinggi
Pajak hotel dan restauran 10
Pajak hiburan 35
Pajak reklame 25
Pajak penerangan jalan 10
Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.
20 Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian
golongan C 20
Sumber: Pemko Medan
4.5.5 Dukungan Lembaga Keuangan
Sebagai salah satu kegiatan ekonomi, keberadaan lembaga keuangan, khususnya perbankan di Kota Medan dirasakan sangat strategis khususnya untuk
mendukung ketersediaan modal, baik yang bersifat modal investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Rusaknya sistem perbankan sebagai akibat krisis ekonomi
ternyata tidak sampai menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Salah satu indikasinya adalah terus meningkatnya simpanan
dana masyarakat pada perbankan, baik yang berbentuk giro, tabungan, deposito, maupun dana pihak ketiga.
Saat ini paling tidak ada 40 bank yang beroperasi di Kota Medan, baik jenis bank umum devisa, bukan devisa, termasuk bank perkreditan rakyat BPR.
Walaupun fungsi intermidiasi perbankan sejak krisis ekonomi belum pulih sepenuhnya, namun data hingga posisi bulan Maret 2001 menunjukkan
meningkatnya penggunaan fasilitas kredit perbankan secara nominal maupun pertumbuhan kreditnya oleh para pengusaha debitur. Total kredit yang tersalur
di Kota Medan per 31 Maret 2001 telah mencapai Rp 8,1 trilyun Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Rp 9,5 trilyun. Kredit yang paling banyak digunakan adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan konsumsi. Dengan adanya investasi dan dorongan
kredit perbankan tersebut kontribusi PDRB Medan terhadap Propinsi Sumatera utara mencapai rata-rata 21.
Sedangkan dilihat dari segi pertumbuhan ekonominya menunjukkan tingkat elastisitas yang tinggi terhadap pertumbuhan propinsinya, artinya jika
pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara positif, maka pertumbuhan ekonomi Kota Medan menunjukkan angka positif yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi
propinsinya. Ini menunjukkan Kota Medan masih merupakan mesin pembangunan bagi daerah kota dan kabupaten lainnya di Sumatera Utara. Namun
demikian untuk memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat minimal sama dengan masa sebelum krisis 6 sd 7, Kota Medan masih membutuhkan dana investasi
paling tidak mencapai 12 trilyun rupiah, untuk 5 lima tahun ke depan. Disamping kesiapan perbankan di Kota Medan untuk berpatisipasi dalam
pembiayaan investasi, dan modal kerja, Lembaga keuangan BI Cabang Medan juga concern terhadap informasi bisnis. Oleh karenanya BI juga menyediakan
Sistem Informasi Baseline SIB dan Sistem Informasi Agrobisnis berorientasi ekspor SIABE. Adanya SIB tersebut atelah memberikan informasi bagi
wirausahawan dalam berbagai bentuk identifikasi peluang usaha yang ada, sedang adanya SIABE juga telah memberikan informasi lengkap tentang produk-produk
agro industri yang telah diekspor ke berbagai negara tujuan, termasuk asal komoditi, teknologi pengolahan, daftar eksportir, pasar ekspor dan standar mutu
produk.
Universitas Sumatera Utara
Bantuan teknis BI juga meliputi bantuan teknis pengembangan Usaha Kecil dan Mikro PUKM dengan sasaran sektor perbankan dalam bentuk
penelitian dan pelatihan. Untuk pemberian informasi yang mencakup perkembangan asset, dana, kredit, kliring, jumlah perbankan, inflasi, kurs
perdagangan internasional, investasi dan lain-lain, BI juga menerbitkan secara rutin bulanan, triwulan, semesteran Buku Statistik Ekonomi dan Keuangan
Daerah, sehingga memberikan gambaran perkembangan ekonomi regional. Dengan demikian lembaga keuangan yang ada, kenyataannya telah memberikan
peranan penting bagi mendorong iklim investasi di Kota Medan. Sumber Informasi: Buku Kota Medan Pintu Gerbang Bappeda
4.6 Struktur Ekonomi dan Perkembangan PDRB
Struktur ekonomi kota Medan adalah semi industri lokal. Secara keseluruhan, pada tahun 2006 sektor tersier memberikan kontribusi terbesar yaitu
68,70 terhadap PDRB dan sektor skunder memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 28,31 dan sektor primer hanya memberikan kontribusi sebesar
2,97. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap
pembentukan PDRB Kota Medan selama periode tahun 2004-2006 adalah sektor perdaganganhotelrestoran, disusul oleh sektor transportasitelekomunikasi,
sektor industri pengolahan dan sektor keuanganjasa. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian Kota Medan digerakkan sektor-sektor tersier dan sekunder
secara dominan. Sumber : Script Medan Selayang Pandang 2008
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku Gross Regional Domestic Product of Medan City at Current Price
2005-2007 Jutaan Rupiah Million Rps
Lapangan usaha Industrial origin
2005 2006
2007 1
2 3
4 1. Pertanian
Agriculture 1 306 921.44
1 427 430.11 1 580 644.71 2. Penggalian
Quarrying 2 596.57
3 283.61 3 089.43
3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry
7 094 919.38 7 960 595.91 9 029 327.78
4. listrik,Gas dan Air Minum Electricity,Gas and Water
917 530.98 1 102 658.52 1 040 734.67
5. Bangunan Construction
3 502 798.64 4 795 785.16 5 420 082.16
6. Perdagangan,Hotel dan Restoran Trade,Hotel and Restaurant
11 271 818.27
12 692 841.73
14 106 440.58
7. Pengangkutan dan Transportasi Transportation and communication
7 979 778.29 9 164 618.54
10 548 090.28
8. Keuangan, Ansuransi,Usaha Persewaan Bangunan,Tanah dan jasa perusahaan
Finance Intermediaries,Insurance ,Building
Rental and Corporate Service 6 063 875.99
6 550 498.59 7 833 875.96
9. Jasa-jasa Service
4 652 210.64 5 152 234.71 5 893 299.08
PDRB Gross Regional Domestic Product
42 792 450.19
48 849 946.89
54 455 584.62
Sumbersoursce: BPS Kota Medan Statistic of Indonesia of Medan City Keterangannote Angka perbaikan Revised Figures
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku Growth of Gross Regional Domestic Product of Medan City at Current Price
2005-2007
Lapangan usaha Industrial origin
2005 2006
2007 1
2 3
4 1. Pertanian
Agriculture 29.11
9.22 10.73
2. Penggalian Quarrying
18.14 26.46
-5.91 3. Industri Pengolahan
Manufacturing Industry 26.64
12.20 13.43
4. listrik,Gas dan Air Minum Electricity,Gas and Water
1.95 20.18
-5.62 5. Bangunan
Construction 20.42
36.91 13.02
6. Perdagangan,Hotel dan Restoran Trade,Hotel and Restaurant
26.01 12.61
11.14 7. Pengangkutan dan Transportasi
Transportation and communication 40.25
14.85 15.10
8. Keuangan, Ansuransi,Usaha Persewaan Bangunan,Tanah dan jasa perusahaan
Finance Intermediaries,Insurance ,Building
Rental and Corporate Service 30.28
8.02 19.59
9. Jasa-jasa Service
36.83 10.75
14.38 PDRB
Gross Regional Domestic Product 29.22
14.16 13.52
Sumbersoursce: BPS Kota Medan Statistic of Indonesia of Medan City Keterangannote Angka perbaikan Revised Figures
4.7 Pertumbuhan Ekonomi