UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 3. Kurva Penurunan Kadar Glukosa Darah mgdl
4.2 PEMBAHASAN
Pada penelitian uji antihiperglikemia ekstrak etil asetat lumut hati Mastigophora diclados menggunakan metode induksi aloksan. Aloksan dipilih
sebagai diabetogen dalam penelitian ini dikarenakan aloksan didalam tubuh mengalami metabolism oksidasi reduksi menghasilkan radikal bebas dan radikal
aloksan. Radikal ini mengakibatkan kerusakan sel beta pankreas Szkudelski, 2001 sehingga terjadi insulin dependent diabetes mellitus atau disebut juga
allloxan diabetes pada hewan percobaan. Diabetes tipe ini memiliki karakteristik yang serupa dengan diabetes tipe 1 pada manusia, sehingga menghasilkan kondisi
diabetes eksperimental efek diabetogenik pada hewan percobaan mengakibatkan hiperglikemia Agung,2006.
Dosis aloksan yang diberikan pada penelitian ini adalah 100 mgkg BB Nandhagopal et al, 2013. Dosis 100 mgkg dipilih, karena diharapkan sel-
sel β Langerhans masih dapat berproduksi. Kemudian aloksan dilarutkan dengan
aquadest. Setelah itu, tikus pada kelompok kontrol positif , kontrol negatif, kontrol perlakuan dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi diinduksi dengan
50 100
150 200
Hari 0 sebelum
pemberian ekstrak
Hari ke 7 setelah
pemberian ekstrak
Hari ke 14 setelah
pemberian ekstrak
Hari ke 21 setelah
pemberian ekstrak
Hari ke 28 setelah
pemberian ekstrak
Kontrol Normal Kontrol Negatif
Kontrol Positif Dosis Rendah
Dosis Sedang Dosis Tinggi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aloksan secara intraperitoneal. Kontrol positif dalam penelitian ini adalah glibenklamid, diperlukan untuk melihat pengaruh obat antidiabetik oral yang telah
terbukti khasiatnya untuk menurunkan kadar glukosa darah., kontrol negatif untuk mengetahui kadar glukosa darah tikus putih diabetes yang diinduksi oleh aloksan.
dan kontrol perlakuan dosis rendah, dosis sedang dan dosis tinggi untuk mengethaui efek pemberian ekstrak pada tikus yang diinduksi aloksan diabetes
selama percobaan. Masa penginduksian dilakukan selama 14 hari dimana kadar glukosa darah
meningkat ≥ 140 mgdl hiperglikemia Manjusha et al, 2011. Pemberian ekstrak Mastigophora diclados dan glibenklamid sebagai terapi hiperglikemik
diberikan secara oral pada tikus selama 28 hari. Glibenklamid dipilih sebagai terapi pembanding ekstrak Mastigophora diclados karena dapat merangsang
sekresi insulin dikelenjar pankreas Depkes RI, 2005. Dosis glibenklamid yang digunakan adalah 0,1 mg200 g BB. Dosis tersebut digunakan berdasarkan dosis
efektif oral pada manusia, yaitu 5 mg hari yang kemudian di konversi ke dosis tikus. Adapun pemberian ekstrak Mastigophora diclados diberikan dalam sediaan
suspensi dengan penambahan NaCMC 0,5 sebagai agen pensuspensi. Dari grafik diatas diketahui bahwa kadar glukosa darah normal masih
tetap dalam rentang normal sedangkan kontrol negatif mengalami hiperglikemia. Pada kontrol positif dan kelompok uji dosis 1, 10 dan 100 mgkgbb pada hari ke
7, ke 21 dan 28 mengalami penurunan kadar glukosa darah. Sedangkan pada hari ke 14 kontrol positif, kelompok uji dosis 1, 10 dan 100 mgkgbb mengalami
kenaikan kadar darah. Pada penelitian lain melaporkan bahwa kenaikan kadar glukosa darah pada kontrol normal dikarenakan pengaruh stress sebagai akibat
dari pengobatan Nandhagopal, 2013. Pada persen penurunan kadar glukosa darah diketahui bahwa dosis 10
mgkgbb memiliki persen penurunan paling tinggi diantara dosis 1 dan 100 mgkgbb dan persen penurunan kadar glukosa darah pada dosis 1 dan 100
mgkgbb tidak berbeda jauh. Pada hari ke 14 dosis 100 mgkgbb memiliki persen penurunan paling rendah dibandingkan dosis 1 dan 10 mgkgbb. Hal ini mungkin
dikarenakan kondisi tikus atau absorpsi obat yang belum sempurna.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada penelitian uji antihiperglikemia ekstrak lumut hati Mastigophora diclados diasumsikan dapat menurunkan kadar glukosa darah berhubungan
dengan kandungan terpenoid, fenolik dan saponin serta adanya aktivitas sebagai antioksidan. Menurut Rao et al 2000 triterpenoid, glikosida steroid dan saponin
merupakan senyawa bioaktif alami yang banyak terdapat ditanaman dan diketahui memiliki aktivitas hipoglikemik.
Belum terdapat penelitian mengenai aktivitas antidiabetes dari Mastigophora diclados maupun famili tumbuhan tersebut. Namun, penelitian lain
menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat Hygrophilla spinosa yang mengandung senyawa terpenoid dan steroid dapat menurunkan kadar glukosa darah pada dosis
ekstrak 200mgkgBB Raju et al, 2011. Dan penelitian antidiabetes lain pada ekstrak methanol dari Memecylon malabaricum cogn mengatakan bahwa senyawa
seperti steroid, saponin, flavonoid, tannin dan alkaloid mempunyai aktivitas antidiabetes Ramaiah, 2013
Telah diketahui dari penelitian sebelumnya bahwa lumut hati Mastigophora diclados memiliki aktivitas sebagai antioksidan Komala et al,
2010 dimana antioksidan dapat bekerja menghambat radikal bebas yang diketahui sebagai mediator dari berbagai penyakit antara lain karsinogenesis,
jantung coroner, inflamasi dan diabetes Ali et al, 2011. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak lumut hati Mastigophora diclados yang mengandung
antioksidan dapat menurunkan kadar glukosa darah pada hewan uji yang dibuat diabetes oleh aloksan.
Hasil pengukuran kadar gula akhir dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Uji statistik awal yakni uji normalitas dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnof , dari tabel normalitas diketahui bahwa seluruh hewan uji terdistribusi dengan normal p≥0,05. Uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah data yang diperoleh dari setiap kelompok memiliki slebaran normal. Analisis selanjutnya adalah uji homogenitas dengan
menggunakan Levene statistic bertujuan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari setiap kelompok memiliki varian homogen. Dari hasil uji
homogenitas diperoleh bahwa data hari ke 21 dilanjutkan dengan uji Kruskal
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Wallis karena syarat homogenitasnya belum terpenuhi p≤0,05. Sedangkan data
hari ke 0, ke 7, ke 14 dan ke 28 dilanjutkan dengan uji ANOVA karena syarat homogenitasnya sudah terpenuhi
p≥0,05. Kadar glukosa darah pada hari ke 0, ke 7, hari ke 14 dan hari ke 28 kedua
syarat terpenuhi yakni uji normalitas data dan uji homogenitas, selanjutnya dilanjutkan uji one way ANOVA dan didapatkan angka signifikansi 0.00 yang
artinya semua data dari kelompok bisa dikatakan berbeda secara signifikan p≤0,05. Maka dapat disimpulkan pemberian ekstrak Mastigophora diclados
dengan dosis berbeda memberikan perbedaan yang signifikan dalam mempengaruhi kadar gula darah pada tikus diabetes. Setelah itu, dilanjutkan
dengan uji BNT untuk melihat perbedaan antar kelompok hewan uji. Pada uji Kruskal Wallis, kadar glukosa darah pada hari ke 21 berbeda
secara bermakna p≤0,05. Data kadar glukosa darah yang berbeda secara bermakna dilanjutkan dengan uji BNT untuk melihat perbedaan antar kelompok
hewan uji. Pada tabel 12, hasil uji BNT pada hari ke 0, 7, 14, 21 dan 28 kontrol
negatif berbeda secara bermakna dengan kontrol positif dan kelompok uji dosis 1, 10 dan 100 mgkg p≤0,05. Hal ini karena kontrol positif dan kelompok uji dosis
1, 10 dan 100 mgkg telah mengalami penurunan kadar glukosa darah sedangkan kontrol negatif tidak mengalami penurunan kadar glukosa darah. Pada hari ke 0,7,
21 dan 28 kelompok uji dosis 1, 10 dan 100 mgkgbb tidak berbeda bermakna p≥0,05 satu sama lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok uji dosis 1,10
dan 100 mgkgbb memiliki efek yang sama dalam menurunkan kadar glukosa darah. Seharusnya ada dosis yang lebih tepat selain dosis 1, 10 dan 100 mgkgbb
dalam menurunkan kadar glukosa darah. Namun karena keterbatasan dalam penelitian maka tidak dilakukan.
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN