Jangka Menengah : Jangka Panjang

60

B. Analisis Data Penelitian

1. Problematik Internal LAZ Dompet Dhuafa pada Program Bina Santri

Lapas yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Dewasa Kelas II A Tangerang Dakwah tidak akan berjalan jika salah satu dari empat unsur dakwah tidak ada, yakni da’i, mad’u, materi dakwah dan metode dakwah. Untuk itu kesemua unsur tersebut haruslah saling mendukung antara satu dengan yang lainnya agar dakwah yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap kegiatan dakwah yang dilakukan baik secara individu maupun organisasi tentulah ada hambatan yang ditemui. Bila dalam berdakwah pada umumnya yaitu dengan mad’u yang memiliki keleluasaan dalam menjalani kesehariannya saja masih memiliki kendala maka demikian pula dengan kegiata n dakwah yang dilakukan di dalam Lapas yang mad’unya merupakan warga binaan Lapas yang memiliki keterbatasan dalam menjalani kesehariannya. Warga binaan merupakan sebutan bagi seseorang yang menjalani masa hukuman di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Lamanya seorang warga binaan berada di Lapas adalah tergantung dari kasus hukum yang dialaminya. Masa hukuman yang relatif lama inilah yang kemudian membuat pihak Lapas memfasilitasi adanya kegiatan pembinaan rohani sesuai dengan agamanya masing-masing. Menurut Samsul Munir dalam bukunya Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, problematika internal dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar yaitu pertama pada proses dakwah yang berkaitan dengan aspek kelemahan pemahaman konsep agama sebagai substansi dakwah oleh pa ra da’i, metode 61 yang dipakai dan kualitas da’i itu sendiri. Kedua, pada kelembagaan dakwah yang kurang profesional dalam aspek menejemennya . 16 Secara sederhana, problematik internal merupakan problematik yang berasal dari dalam atau yang dalam hal ini beras al dari da’i atau LAZ Dompet Dhuafa. Dilihat dari segi proses dan kelembagaannya, problematik yang dialami dalam pelaksanaan program Bina Santri Lapas dapat dilihat berdasarkan kategorisasi berikut: Tabel 1 Kategorisasi Problematik Internal LAZ DD dalam program BSL Kategori yang Diamati Temuan Data Problem yang terjadi Pelaksana Program Da’i Minimnya SDM Da’i LAZ DD untuk program BSL Pelaksanaan Program BSL Metode Dakwah Da’i LAZ DD yang kurang variatif Pengorganisasian LAZ DD Kurang Terorganisir dalam inovasi program BSL Analisis Data Tabel 1 a Minimnya SDM da’i LAZ DD untuk Program BSL Jumlah pelaksana program BSL hanya empat orang yang memberikan bimbingan di enam Lapas dengan jumlah peserta bimbingan yang rata-rata lebih dari duapuluh orang. Waktu bimbingan yang bersamaan dan jarak yang cukup jauh antara satu lapas ke lapas yang lain menyebabkan tidak adanya 16 Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah, 2008, cet ke-1, h.154