Manfaat Program Bina Santri Lapas

59 2 Kesenian Islam 3 Ceramah umum

7. Sekilas Kondisi Lembaga Pemasyarakatan Wanita Dewasa Kelas II A

Tangerang Laembaga pemasyarakatan wanita dewasa kelas II A Tangerang berlokasi di Jl. Moh. Yamin Tangerang Banten. Berdasarka data terakhir jumlah penghuni per-UPT pada kanwil, Lapas wanita dewasa tangerang yang masuk dalam kanwil banten dihuni oleh 418 orang tahanan dan napi. 14 Sebagian besar penghuni Lembaga Pemasyarakatan Lapas adalah yang terkait dengan penyalahguanaan narkoba. “Sekitar 75 persen atau sekitar 260 orang tersandung narkoba. Sisanya yang 25 persen karena pembunuhan, pencurian, penculikan bayi, korupsi dan sebagainya, cetus Arti Wirastuti Ketua Lapas Wanita Tangerang. 15 Dari segi usia, Lapas wanita dewasa tangerang ini terdiri dari usia 20 sampai 60 tahun dan sebagian besar berusia 20 sampai 35 tahun. Gambar 2 14 Sistem Database Pemasyarakatan, Laporan Jumlah Penghuni Lapas Wanita Dewasa Tangerang, http:smslap.ditjenpas.go.idpublicgrldetailmonthlyuptdb5b8070-6bd1-1bd1-d93d- 313134333039. Diakses pada 16 September 2013. 15 Gemari On Line, Melongok Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang, Provinsi Banten: Masih Ada Waktu Mengukir Masa Depan, http:www.gemari.or.idartikel2515.shtml. Diakses pada 16 September 2013. 60

B. Analisis Data Penelitian

1. Problematik Internal LAZ Dompet Dhuafa pada Program Bina Santri

Lapas yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Dewasa Kelas II A Tangerang Dakwah tidak akan berjalan jika salah satu dari empat unsur dakwah tidak ada, yakni da’i, mad’u, materi dakwah dan metode dakwah. Untuk itu kesemua unsur tersebut haruslah saling mendukung antara satu dengan yang lainnya agar dakwah yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap kegiatan dakwah yang dilakukan baik secara individu maupun organisasi tentulah ada hambatan yang ditemui. Bila dalam berdakwah pada umumnya yaitu dengan mad’u yang memiliki keleluasaan dalam menjalani kesehariannya saja masih memiliki kendala maka demikian pula dengan kegiata n dakwah yang dilakukan di dalam Lapas yang mad’unya merupakan warga binaan Lapas yang memiliki keterbatasan dalam menjalani kesehariannya. Warga binaan merupakan sebutan bagi seseorang yang menjalani masa hukuman di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Lamanya seorang warga binaan berada di Lapas adalah tergantung dari kasus hukum yang dialaminya. Masa hukuman yang relatif lama inilah yang kemudian membuat pihak Lapas memfasilitasi adanya kegiatan pembinaan rohani sesuai dengan agamanya masing-masing. Menurut Samsul Munir dalam bukunya Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, problematika internal dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar yaitu pertama pada proses dakwah yang berkaitan dengan aspek kelemahan pemahaman konsep agama sebagai substansi dakwah oleh pa ra da’i, metode