41
komunikasi  kelompok  namun  terlihat  pula  bahwa  ustadzah  tersebut  juga membuka  diri  untuk  membina  warga  binaan  secara  personal  dengan  melayani
mereka dengan komunikasi antarpribadi. Berdasarkan  amatan  peneliti  bahwa  program  bimbingan  rohani  yang
dilaksanakan  oleh  pengelola  Lapas  enam  hari  dalam  seminggu  dengan  pengisi dari  lembaga  yang  berbeda  tiap  harinya  membuat  warga  binaan  yang  hadir
disetiap  harinya  berbeda  jumlahnya.  Peneliti  menduga  bahwa  adanya  faktor personal  yang  mempengaruhi  tingkat  kehadiran  warga  binaan  dalam  kegiatan
pembinaan  rohani  tersebut.  Peneliti  melihat  bahwa  kegiatan  pembinaan  rohani yang  dilakukan  terlalu  serius  membuat  warga  binaan  kurang  nyaman  dan  lebih
tertarik dengan pembinaan rohani dengan cara santai dan personal.
H. Teknik Analisis Data
Ada  beberapa  cara  untuk  menganalisis  data,  tetapi  secara  garis  besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.  Reduksi  data,  yaitu  dimana  peneliti  mencoba  memilih  data  yang  relevan dengan  proses  aktifitas  dakwah  pada  program  Bina  Santri  Lapas  yang
dilakukan LAZ Dompet Dhuafa serta hambatan- hambatannya. 2.  Penyajian data, setelah data mengenai proses aktifitas dakwah pada program
Bina  Santri  Lapas  yang  dilakukan  LAZ  Dompet  Dhuafa  serta  hambatan- hambatannya  diperoleh,  maka  data  tersebut  disusun  dalam  bentuk  narasi,
visual gambar dan lain sebagainya.
42
3.  Penyimpulan  atas  apa  yang  disajikan,  pengambilan  kesimpulan  dengan menghubungkan  dari  tema  tersebut  sehingga  memudahkan  untuk  menarik
kesimpulan.
13
I. Teknik Pemeriksaan Data
Teknik pemeriksaan data memiliki sejumlah kriteria tertentu, yaitu: 1.  Kredibilitas  derajat  kepercayaan  dengan  menggunakan  teknik  triangulasi,
yaitu  teknik  pemeriksaan  keabsahan  data  yang  memanfaatkan  sesuatu  yang lain.  Hal  itu  dapat  dicapai  dengan  jalan;  a  membandingkan  data  hasil
pengamatan  dengan  hasil  wawancara,  misanya;  untuk  mengetahui  aktifitas dakwah  terhadap  warga  binaan  Lapas  wanita  Tangerang  yang  dilakukan  oleh
da’i  dari  LAZ  Dompet  Dhuafa  dalam  program  Bina  Santri  Lapas.  b membandingkan  keadaan  dengan  perspektif  seseorang  dengan  berbagai
pendapat  dan  pandangan  orang  lain,  misalnya  membandingkan  jawaban  yang diberikan  warga  binaan  Lapas  yang  menerima  dakwah  dengan  jawaban  yang
diberikan  oleh  da’i  dan  petugas  Lapas.  c  membandingkan  hasil  wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diajukan.
14
2.  Ketekunan  dan  keajegan  pengamatan,  ketekunan  pengamatan  bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-situasi yang sangat relevan
dengan pesoalan atau isu yang sedang dicari. Kemudian memusatkan diri pada
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998, h.288
14
Lexy J. Moleong, h.330-331