Materi inti Materi tambahan
61 yang dipakai dan kualitas da’i itu sendiri. Kedua, pada kelembagaan dakwah
yang kurang profesional dalam aspek menejemennya
.
16
Secara sederhana, problematik internal merupakan problematik yang berasal dari dalam atau yang dalam hal ini beras
al dari da’i atau LAZ Dompet Dhuafa. Dilihat dari segi proses dan kelembagaannya, problematik yang
dialami dalam pelaksanaan program Bina Santri Lapas dapat dilihat berdasarkan kategorisasi berikut:
Tabel 1 Kategorisasi Problematik Internal LAZ DD dalam program BSL
Kategori yang Diamati
Temuan Data Problem yang terjadi
Pelaksana Program Da’i
Minimnya SDM Da’i LAZ DD untuk program BSL
Pelaksanaan Program BSL
Metode Dakwah Da’i LAZ DD yang kurang variatif
Pengorganisasian LAZ DD
Kurang Terorganisir dalam inovasi program BSL
Analisis Data Tabel 1 a
Minimnya SDM da’i LAZ DD untuk Program BSL
Jumlah pelaksana program BSL hanya empat orang yang memberikan bimbingan di enam Lapas dengan jumlah peserta bimbingan yang rata-rata
lebih dari duapuluh orang. Waktu bimbingan yang bersamaan dan jarak yang cukup jauh antara satu lapas ke lapas yang lain menyebabkan tidak adanya
16
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah, 2008, cet ke-1, h.154
62 pengganti apabila salah satu da’inya berhalangan hadir. Seperti yang
diungkapkan warga binaan saat wawancara dengan peneliti. “Dari kita yang cuma baca doang, kan kadang orang cuma
bisa bisa baca Al- Qur’an doang kan ga tau isinya ini jadi tau.
Cuma kalo yang dari sini pengajarnya kurang banyak cuma satu orang kalo dari Oki biasanya lima orang.”
17
Upaya-upaya yang dilakukan LAZ DD untuk me ningkatkan jumlah da’i
telah dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari membuat program Korps Da’i yaitu melatih kader-
kader da’i dari masyarakat umum hingga rencana melatih warga binaan agar nantinya bisa menjadi da’i di Lapas yang dihuninya namun
hingga kini tetap saja hanya empat orang da’i ini yang masih melaksanakan
program Bina Santri Lapas.
b Metode dakwah da’i LAZ DD yang kurang variatif
Dalam berdakwah tentunya ada metode yang digunakan. Metode merupakan hal yang penting peranannya dalam berdakwah karena merupakan
salah satu faktor penentu akan keberhasilan dakwah, oleh karena itu metode dakwah
harus disesuaikan dengan keadaan objek penerima dakwah mad’u agar dakwah yang dilakukan dapat diterima.
Program Bina Santri Lapas merupakan program dakwah yang dilakukan oleh LAZ Dompet Dhuafa di dalam lembaga pemasyarakatan. Dalam
program ini LAZ Dompet Dhuafa mendatangkan da’i untuk mengadakan
17
Wawancara pribadi dengan Dai, Warga Binaan, 15 April 2013, di Lapas wanita dewasa kelas II A, Tangerang.