Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Prostitusi merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat, yang telah ada sejak manusia mengenal perkawinan, sebab suatu penyimpangan dari norma-norma perkawinan yang sah, bisa merupakan prostitusi karena itulah masalah prostitusi ini merupakan masalah sosial yang tertua seperti halnya kemiskinan dan kemelaratan. Dengan adanya perkembangan masyarakat dewasa ini, maka perwujudan dari pelacuran pun semakin sulit dapat di kontrol oleh karena di samping bertambah banyaknya pelaku prostitusi itu sendiri, juga sangat sulit pula untuk mencari jalan keluarnya, wanita pelacur adalah wanita yang menjual dirinya kepada laki-laki dengan menerima pembayaran atas servis yang di berikannya. Prostitusi yaitu penyerahan diri dari wanita kepada banyak laki-laki dengan pembayaran. 4 Gang Dolly Surabaya merupakan salah satu tempat yang menjadi lahan praktik trafficking dan prostitusi tumbuh subur dan berkembang, karenanya penulis mencoba mengangkat kasus ini di karenakan Gang Dolly merupakan Lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Gang Dolly juga menjadi lokalisasi tertua di Indonesia dan di Legalkan oleh Pemerintah Daerah, serta di jadikan pemasukan khas pajak daerah dari bisnis lendir itu. Serta masih banyak sekali lika-liku Gang Dolly Surabaya yang patut untuk di ketahui. Serta sampai sejauh manakah usaha-usaha Pemerintah untuk mengatasi praktik trafficking dan prostitusi di Gang Dolly Surabaya. Hukum timbul bersama-sama dengan timbulnya rakyat dan menjadi kuatnya rakyat, dan akhirnya berangsur-angsur lenyap manakala suatu bangsa kehilangan suatu kepribadian rasionalnya. 5

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Wanita-wanita yang menjadi pelacur lepas dari latar belakang mereka adalah sudah menjadi kebiasaan, yang cukup lama dan telah mengakar di masyarakat karena itu menanggulangi perilaku mereka agak sulit dan perlu penanganan yang unik. Namun demikian perlu terus di support sampai sejauh 4 P.J De Bruine Ploos Van Astal dalam Soedjono, S.H 1970 hal. 57 5 Ibid. 1969 hal. 3 manakah usaha-usaha pemerintah untuk mengatasi praktek trafficking dan prostitusi di Gang Dolly Surabaya. Di antara kesulitan tidak semua orang membenarkan untuk mencari nafkah hidup yang sangat melampaui batas norma-norma masyarakat apalagi mengacu pada aturan agama maupun per Undang- undangan. Namun ada beberapa alasan mengapa kaum pria menyokong praktik prostitusi. Sebagai suatu jalan keluar dari kekurangan kebutuhan sex, dan dalam arti lain, hal ini dalam penggantian yang lebih murah dari pada mengawini atau bergaul dengan seorang gadis. 6 Dengan jalan ini mereka dapat melupakan tanggung-jawab lainnya atau ke khawatiran akan kehamilan. Yang berbahaya lagi ialah adanya wanita yang bersuami melakukan praktek melacurkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan perbuatannya itu malah terkadang mendapat izin dari suaminya. Terutama dengan kasus trafficking yang kini sedang marak dilakukan oleh oknum-oknum yang bekerja untuk membawa gadis desa yang lugu dan dengan perekonomian yang sangat kurang, terutama para gadis di bawah umur, mereka diiming-imingi kerja dan gaji yang sangat besar Rp.5.000.000 an perbulan tetapi mereka tidak di pekerjakan, tetapi di jual kemucikari seharga Rp.2.000.000 perorang, 7 para korban terdiri atas perempuan-perempuan muda yang berusia 16-23 tahun yang rata-rata berasal dari keluarga petani yang kurang mampu. Dengan banyaknya tempat-tempat untuk melacur yang di sediakan oleh mucikari, maka pelacuran akan semakin sulit dapat di kontrol, mereka dapat dengan mudah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dalam melakukan operasinya dengan aman, bahkan hal demikianlah yang lebih memungkinkan banyaknya pengaruh jelek terhadap masyarakat di sekitarnya. Dalam realitasnya keadaan semacam ini perlu di Interpretasikan dan di deskripsikan sebagai sebuah kebebasan menuju ke arah kemajuan peradaban. Namun pada hakekatnya kemajuan yang ada 6 Kincy dalam Soedjono,Pathologi Sosial. S.H. 1970 hal. 24 7 Wawancara dengan oknum Trafficking yang disamarkan merupakan sinyal akan adanya dekonstruksi sosio-kultural bangsa sebagai akibat adanya hegemoni budaya asing terhadap budaya lokal. Karena demikian luas dan kompleknya masalah itu, maka penelitian ini akan di batasi pada permasalahan: 1 keterlibatan perempuan dalam dunia prostitusi apakah sebagai profesi atau dieksploitasi 2 jika sebagai profesi atau di ekploitasi faktor apa yang menyebabkan realitas itu 3 bagaimana usaha pemerintah untuk mengatasi atau meminimalisir perilaku tersebut. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berbarengan dengan membludaknya pelacur di suatu daerah, barangkali erat kaitannya dengan istilah urbanisasi desa-kota, sebab urbanisasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk . 8 Secara faktual, hingga kini perdagangan anak dan perempuan trafficking untuk prostitusi masih terus berlangsung, tanpa ada usaha cukup memadai dari Pemerintah untuk menanganinya. Berdasarkan atas apa yang di temui oleh penulis di lapangan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebab musabab dan faktor-faktor perempuan terjun ke dunia prostitusi dan lika liku kehidupan di Gang Dolly Surabaya, serta mencoba untuk mengangkat kasus trafficking dan prostitusi Gang Dolly Surabaya yang pastinya belum pernah di angkat lebih detail sebagai penelitian perbandingan secara mendalam di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta untuk menggugah sensitivitas gender masyarakat dan Civitas Akademik yang bersikap apatis terhadap issue trafficking dan prostitusi. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi perbaikan moral bangsa melalui jalur akademik, hingga mayoritas rakyat Indonesia memiliki sensitivitas gender yang selama ini masih terbelenggu oleh nilai-nilai moral yang secara kultural selalu menomor duakan kaum perempuan. Sehingga pada akhirnya di harapkan juga dapat bermanfaat bagi pihak terkait atau instansi terkait yang bertugas menangani permasalahan ini. 8 Rozy munir, Dasar-dasar Demografi 1981 hal. 115

D. Kerangka Konseptual