Masyarakat dan Lingkungan UPAYA PENANGGULANGAN TRAFFICKING DAN PROSTITUSI

terkesan masih kurang peduli terhadap dampak negatif pemberitaan atau penayangannya, mengekspose pornografi dan pornoaksi, tindak kekerasan dan lain-lain yang merugikan masyarakat. 35 Wacana relokasi Dolly-Jarak sudah muncul sejak tahun 1984, ketika Kota Surabaya dipimpin oleh Walikota Muhaji Wijaya. Namun, hingga kini, wacana itu timbul-tenggelam tanpa kejelasan. Banyaknya kepentingan yang bermain dalam bisnis miliaran rupiah di situ akhirnya mengandaskan rencana relokasi. Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kota Surabaya Muhammad Munif menegaskan, Pemerintah tidak pernah memberi izin pada lokalisasi di Dolly-Jarak yang tumbuh alami sejak tahun 1960-an. “Secara hukum sudah jelas, prostitusi dilarang. Tapi, kami tidak bisa merelokasi begitu saja karena masalahnya sangatlah kompleks,” katanya. 36 Meskipun demikian, menurut Camat Sawahan Dwi Purnomo, isu relokasi itu “hanya baru sebatas wacana saja”. Di kalangan masyarakat setempat di Dolly dan Jarak sendiri, menurut Dwi Purnomo, “tidak ada gejolak”. Artinya, tak ada protes warga setempat terhadap kegiatan di Dolly. “Saya sendiri belum dengar adanya rencana penggusuran. Kalau toh ada, tentunya saya orang pertama yang di beritahu. Itu baru sebatas wacana saja,” kata Dwi Purnomo. 37 Memang, wacana relokasi perlu di sertai berbagai pertimbangan sosial-ekonomi yang matang. Salah satunya, jika Dolly-Jarak di pindah, bagaimana nasib ribuan orang yang terlanjur menggantungkan hidupnya dari bisnis seks itu?

2. Masyarakat dan Lingkungan

Trafficking dan prostitusi dan pengembangan kota Dalam teorikonsepsi perkotaan, prostitusi dapat di ibaratkan sebagai jaringan riool kota atau jaringan pembuang kotoran. Riool kota yang berbau busuk, namun bila riool kota tersebut di tutup, maka bau busuk tersebut akan menjalar ke seluruh penjuru kota. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di perlukan kesadaran para warga kota, agar dalam membangun 35 LBH-APIK dan JKP3 Jakarta 2008 36 Wawancara dengan Kepala Dinas Sosial kota Surabaya 37 Wawancara dengan Camat Sawahan kawasan Dolly rumah di lengkapi pula dengan adanya kakus, septic tank, dan sumur peresapan yang memenuhi persyaratan, dengan lokasi yang tidak mengganggu tetangga sebelah. Seperti halnya pengatasan air kotor limbah keluarga, prostitusi pengatasannya di mulai dari ruang lingkup terkecil yakni keluarga. Dengan pondasi rumah tangga yang kuat berupa pendidikan, baik pendidikan Formal pengetahuan Ilmiah dan Teknologi maupun pendidikan budi pekerti dan keagamaan bagi suatu keluarga merupakan dasar yang kuat untuk dapat menghindari agar tidak terjerumus ke dalam lembah prostitusi. Suatu dilema, bila di sadari dari aspek apapun prostitusi merupakan suatu hal yang negatif, namun sangat sulit atau bahkan mungkin tidak dapat di hilangkan dari kehidupan masyarakat atau merupakan penyakit mayarakat. Karenanya permasalahan prostitusi bukan hanya merupakan permasalahan pemerintah kota khususnya dinas atau instansi terkait, tetapi juga permasalahan masyarakat secara umum. kata Supriyono, pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Gerbang Permata di Kelurahan Pakis agar dampak negatif tersebut tidak menyebar atau menular ke lingkungan sekitar, maka di perlukan berbagai pembatasan dalam prakteknya, yang antara lain melalui lokalisasi. 38 Menurut pengamat sosial dari Universitas Airlangga Unair, Bagong Suyanto, sebagian masyarakat yang tinggal di daerah lokalisasi, justru memiliki daya resistensi atau pertahanan sendiri. Meski begitu, masyarakat tetap perlu di berdayakan agar bisa menjaga diri dari potensi terkena penyakit menular seksual, HIVAIDS, peredaran narkoba, dan kriminalitas. Menurut catatan Yayasan Abdiasih, jumlah penduduk dan pekerja seks komersial PSK di kawasan Dolly yang positif menderita HIVAIDS tiga tahun terakhir ini mencapai 50 orang. Empat di antaranya sudah meninggal. “Peredaran penyakit ini banyak yang lewat jarum suntik narkoba atau seks bebas,” kata Vera, yang nama aslinya Lilik Sulistyowati, Direktur Yayasan Abdiasih. Beberapa LSM di sekitar Dolly sengaja menggalakkan program pemberdayaan masyarakat dan kampanye kesehatan reproduksi dan bahaya HIVAIDS. “Kami prihatin, banyak remaja SMP atau SMA di 38 Wawancara dengan Pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat sini yang suka jajan PSK di wisma. Kalau sudah ketagihan dan kepepet, remaja itu bisa melakukan apa saja untuk dapat uang, termasuk berbuat kriminal,” kata Supriyono, pengurus Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Gerbang Permata di Kelurahan Pakis. Lokalisasi di gang Dolly Surabaya sebagai tempat penampungan dan praktek prostitusi merupakan tempat pembinaan dan pengentasan prostitusi, yang keberhasilannya sangat tergantung pada peran serta berbagai pihak lembaga dan instansi pemerintah dan swasta terkait, termasuk masyarakat. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan di lokalisasi antara lain: a. Pendidikan budi pekertimoral dan agama, dengan harapan agar peserta dapat memahami dan menyadari akan etika, dan norma-norma yang ada di dalam mayarakat. Adapun pesertanya adalah: gadis, germomucikari, dan penjaja seks. b. Pendidikan ilmu pengetahuan dasar dan keterampilan kerja, dengan tujuan agar peserta dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna sebagai modal dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pesertanya adalah: gadis desa, germo dan penjaja seks. c. Pengetahuan kesehatan, dengan tujuan agar peserta mengetahui dan menjaga diri dari terjangkitnya penyakit sebagai akibat hubungan seks bebas. Pesertanya adalah germa dan penjaja seks. d. Permodalan dengan tujuan agar peserta germo dan penjaja seks dapat mengetahui cara prosedur memperoleh kredit modal kerja. e. Sosialkemasyarakatan, dengan tujuan agar peserta mengetahui hak dan kewajiban warga mayarakat dalam hidup bermasyarakat secara rukun damai, dan dapat menerima mantan germo dan penjaja seks.dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar lokalisasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Masalah-masalah sosial zaman yang menjadi penyakit sosial, dan di kenal oleh masyarakat, dan hingga kini masih tetap menjangkiti masyarakat dan selalu yang menjadi korban adalah kaum perempuan. Terutama gadis-gadis di bawah umur nan lugu, berasal dari desa dan dengan perekonomian yang sangat kurang, mereka di iming-imingi untuk bekerja dengan gaji yang besar, akan tetapi setelah para perempuan tersebut terpedaya oleh bujuk rayu calo atau makelar, mereka di bawa lalu di tampung dan kemudian di ambil identitas diri mereka agar tidak mencoba untuk kabur, kemudian mereka di jual ke mucikari untuk di jadikan sebagai pelampiasan untuk memuaskan nafsu seksual kaum lelaki. Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan juga mempunyai reputasi sebagai kota prostitusi, di karenakan banyak terdapat kawasan lokalisasi dan salah satu dari lokalisasi tersebut menyandang predikat sebagai lokalisasi terbesar se Asia Tenggara. Yakni, gang Dolly Surabaya dan masih banyak lokalisasi-lokalisasi yang lain tetapi tidak sebesar gang Dolly Surabaya. Bersamaan dengan berputarnya roda bisnis seks di kawasan gang Dolly Surabaya, maka perputaran ekonomi masyarakat yang berada di sekitar kawasan lokalisasi tersebut ikut berdenyut, mulai dari penjaja makanan, penganan kecil, minuman dan rokok, hingga jasa pencuci baju, bahkan sampai pengemis pun ikut merasakan sedikit rejeki dari perputaran roda bisnis seks di sekitar kawasan lokalisasi gang Dolly Surabaya. Selain itu di balik ramainya praktik prostitusi di gang Dolly Surabaya terdapat pula tempat penampungan yang sekaligus tempat pembinaan dan pengentasan prostitusi, yang keberhasilannya sangat tergantung pada peran serta berbagai pihak lembaga, instansi pemerintah dan swasta termasuk masyarakat.