Hipotesis Penelitian Manfaat Penelitian

Saat ini ―health-related quality of life HRQOL ‖ atau kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan sudah menjadi salah tolak ukur dari keberhasilan suatu pelayanan kesehatan. Pengukuran HRQOL bersifat multidimensi yang di dalamnya meliputi antara lain fungsi fisik, sosial dan fungsi peran , mental health dan persepsi kesehatan secara umum. 7 2.1.1.2.Aspek – aspek Dalam Kualitas Hidup Untuk menghilangkan ambiguitas terhadap definisi kualitas hidup diperlukan beberapa aspek yang dapat dijadikan indikator untuk menilai baik buruknya kualitas hidup seseorang. Dari beberapa studi sebelumnya serta pendapat dari para ahli setidaknya dapat dirangkum beberapa aspek yang dapat dijadikan indikator dalam mengukur kualitas hidup seseorang, diantaranya fungsi fisik, gejala yang timbul akibat suatu penyakit ataupun pengobatan, fungsi emosional, fungsi kognitif, peranan dalam masyarakat, fungsi sosial, dan fungsi seksual. 8 Di dalam The World Health Organization Quality of Life WHOQoL beberapa aspek tersebut telah dibagi secara sistematis ke dalam 4 dimensi kualitas hidup, yaitu 5 :  Kesehatan fisik, yang berhubungan dengan kesakitan dan kegelisahan, ketergantungan pada perawatan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas kehidupan sehari hari, dan kapasitas kerja.  Kesehatan psikologis, yang berhubungan dengan pengaruh positif dan negatif spiritual, pemikiran pembelajaran, daya ingat, konsentrasi, gambaran tubuh dan penampilan, serta penghargaan terhadap diri sendiri.  Hubungan sosial, terdiri dari hubungan personal, aktifitas seksual, dan hubungan sosial.  Dimensi lingkungan, terdiri dari keamanan dan kenyamanan fisik, lingkungan fisik, sumber penghasilan, kesempatan memperoleh informasi, keterampilan baru, partisipasi dan kesempatan untuk rekrreasi, atau aktifitas pada waktu luang. Selain itu terdapat aspek lain yang juga memiliki dampak cukup signifikan dalam penentuan kualitas hidup seseorang, yaitu persepsi seseorang terhadap taraf kualitas hidup itu sendiri. Keseluruhan aspek – aspek dalam kualitas hidup dapat diukur secara objektif berupa nilai – nilai yang terkonversi dari jawaban dalam sebuah kuisioner atau instrumen lain yang diberikan. 9 2.1.1.3.Pengukuran Kualitas Hidup Secara garis besar kualitas hidup dapat diukur oleh sebuah instrumen pengukuran, instrumen tersebut terbagi menjadi 2 macam yaitu instrumen umum generic scale dan instrumen khusus spesific scale . Instrumen umum adalah sebuah instrumen tang dipakai untuk mengukur kualitas hidup secara umum pada penderita dengan penyakit kronik, instrumen ini menilai secara umum kemampuan fungsional, ketidakmampuan dan kekhawatiran yang timbul akibat penyakit yang diderita. Contoh instrumen umum adalah the Sickness Impact Profile SIP , the Medical Outcome Study MOS 36 – item short form health survey SF – 36 .Instrumen khusus adalah instrumen yang dipakai untuk mengukur sesuatu yang khusus dari penyakit, populasi tertentu atau fungsi yang khusus, contohnya adalah ― The Washington Psychosicial Seizure Inventory ― WPSI . 10,11 2.1.1.4.Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Dari hasil analisa multivariat pada sebuah penelitian memngenai angka kualitas hidup pada penduduk Indonesia menunjukkan, penduduk dengan kelompok usia lebih dari 64 tahun memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan kelompok usia 64 tahun atau kurang. Selain itu perempuan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding laki – laki. Dari hasil penelitian tersebut juga menunjukkan penduduk dengan pendidikan yang rendah memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding penduduk dengan taraf pendidikan yang tinggi.Penduduk yang memiliki penyakit memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang tidak memiliki penyakit. Sementara itu penduduk dengan kebiasaan negatif merokok, konsumsi alkohol, atau kurang konsumsi buah, atau kurang aktivitas fisisk memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan penduduk tanpa kebiasaan negatif. Selain itu penduduk yang tinggal di lokasi yang berjauhan dengan akses pelayanan kesehatan memeiliki kualtas hidup yang lebuh rendah dibanding penduduk yang tinggal di lokasi yang berdekatan denga akses pelayanan kesehatan. 12 Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang, yang diantaranya adalah :  Usia  Gangguan mental emosional  Tempat tinggal dengan linkungan  Jenis kelamin  Kebiasaan buruk atau beresiko  Tingkat pendidikan  Interaksi penyakit terutama yang menular dengan faktor resiko  Interaksi daerah tempat tinggal dengan akses pelayanan kesehatan  Status ekonomi

2.1.2. Kuisioner SF – 36

SF – 36 adalah salah satu instrumen pengukuran kualitas hidup yang dapat digunakan pada berbagai macam kondisi ataupun penyakit. SF – 36 merupakan suatu kuisioner yang berisikan 36 pertanyaan yang dikembangkan oleh para peneliti dari Universitas Santa Monica dan bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap status kesehatan seseorang. Dari ke 36 pertanyaan yang ada merupakan penjabaran dari 8 aspek penilaian, yaitu : 9  Pembatasan aktifitas fisik karena masalah kesehatan yang ada.

Dokumen yang terkait

Deteksi salivary flow rate pada laki-laki perokok dan non-perokok

2 15 82

Peran Rokok Terhadap Kualitas Hidup: Evaluasi menggunakan kuesioner SF-36v2 antara perokok dan non perokok laki-laki

1 19 74

Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) dan Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara Laki-Laki Perokok dan Bukan Perokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 4 10

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 3 16

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 4 11

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 4

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

PENDAHULUAN Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4