`
Peneliti dapat mengetahui skor kualitas hidup laki - laki perokok dan bukan perokok.
Dapat memperkuat penelitian sebelumnya dengan tema yang sama. Dapat menganalisis perbedaan skor kualitas hidup antara laki - laki
perokok dan bukan perokok. Dapat dijadikan bukti oleh para tenaga kesehatan dalam melakukan
edukasi pada masyrakat di dalam upaya menurunkan angka kebiasaan merokok pada masyarakat.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kualitas Hidup
2.1.1.1.Definisi Kualitas Hidup
Cukup sulit untuk mendefinisikan kualitas hidup secara tepat.Sejauh ini telah banyak pendapat ahli ataupun literatur yang mendefinisikan kualitas hidup, namun
hal ini cenderung menimbulkan ambiguitas terhadap interpretasinya, hal ini dikarenakan definisinya bergantung siapa yang membuatnya. Definisi dan penerapan
kualitas hidup juga akan berbeda pada bermacam macam wilayah penerapan, contohnya seorang planolog akan menilai baik tidaknya kualitas hidup berdasarkan
tersedianya lahan hijau ataupun berbagai fasilitas yang ada, namun seorang klinisi kesehatan akan menilai baik tidaknya kualitas hidup seseorang berdasarkan ada atau
tidaknya suatu gejala akibat suatu penyakit ataupun dampak yang terjadi setelah pemberian terapi.
4
Jika dikaitkan dengan aspek kesehatan definisi kualitas hidup dapat diartikan sebagai respon emosi atau persepsi dari penderita terhadap aktivitas sosial,
emosional, pekerjaan, hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuain antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan dalam melakukan
fungsi fisik, sosial, emosional, dan kemampuan mengadakan sosialisasi dengan orang lain. Hal ini juga diperkuat oleh World Health Organization WHO yang pada
tahun 1984 telah mendeklarasikan bahwa sehat adalah suatu kondisi yang paripurna baik secara fisik, mental, dan sosial, serta tidak selalu ditentukan dengan ada tidaknya
penyakit.
5,6