Konsep Dasar Merokok Landasan Teori

2.1.4. Adiksi Nikotin

Nikotin merupakan zat berbahaya atau ― racun saraf ― yang poten. Dampak utama nikotin yangterdapat dalam tembakau adalah ketergantungan adiksi yang merupakan suatu fenomenaprilaku yang kompleks dengan sebab akibat yang luas dari mekanismemolekuler ke interaksi sosial. Adiksi nikotin terjadi karena interaksi antara nikotin dengan Nicotinic Acetylcholin Receptor nAChRs yang merupakan reseptor nikotin di otak pada daerah mesolimbik dopamin system di ventral tegmentalarea neuron yang mengawali aktivasi sistem syaraf pusat termasuk system mesoaccumbens dopamine. Reseptor nikotin mengaturpelepasan dopamin. Nikotin merubah aktifitas ventral tegmental area untukmeningkatkan pelepasan dopamin. Dopamin adalah suatu senyawa katekolamin yangpenting pada otak mamalia, yang mengontrol fungsi aktivitas lokomotorik,kognisi, emosi, reinforsmen positif , dan regulasi endokrin. 23

2.1.5. Pengaruh Merokok Terhadap Kualitas Hidup

Merokok dapat menyebabkan penurunan terhadap taraf kesehatan secara umum, seperti kesan terhadap kondisi kesehatannya yang memburuk. Selain itu merokok dapat menyebabkan meningkatnya ketidakhadiran seseorang perokok pada pekerjaannya, serta meningkatkan frekuensi penggunaan layanan kesehatan yang berdampak pada besarnya biaya yang digunakan oleh perokok baik untuk berobat maupun untuk konsumsi rokok . Tentu kesemuanya sangat mempengaruhi taraf kualitas hidup. 20 Jika dilihat dari zat – zat kimia berbahaya yang terkandung di dalam sebatang rokok, sudah menjadi sebuah kepastian rokok dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh orang yang mengkonsumsinya. Dari hasil survey yang dilakukan oleh British National Health Service NHS menunjukkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan penyakit yang diakibatkan konsumsi rokok pada tahun 2005 2006 mencapai 5,2 miliyar euro, hal tersebut membuktikan bahwa konsumsi rokok juga memiliki dampak buruk yang cukup signifikan terhadap kondisi sosioekonomi perokok tersebut, itupun belum ditambah kerugian yang diakibatkan oleh dampak tidak langsung kosumsi rokok seperti hilangnya produktivitas serta semakin meningkatnya konsumsi rokok akibat efek ketagihan yang ditimbulkannya. 24 Dalam sebuah studi yang dilakukan di inggris pada tahun 2006, dilakukan sebuah survey yang berkenaan pengaruh merokok dengan tingkat kualitas hidup. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner EQ-5D dan dilakukan pada populasi di Inggris dengan kriteria laki – laki dengan usia 16 tahun atau lebih yang dipilih secara random. Di dalam studi ini kriteria perokok yang diuji terbagi ke dalam 6 golongan ; tidak pernah merokok sama sekali, pernah sesekali merokok, mantan perokok, perokok ringan perokok yang mengkonsumsi 10 batang rokok perhari , perokok sedang perokok yang mengkonsumsi 10 – 19 batang roko perhari , dan perokok berat perokok yang mengkonsumsi lebih dari 20 batang rokok perhari . Dari studi tersebut menyimpulkan adanya perbedaan yang signifikan pada skor rata – rata EQ – 5D antara golongan yang tidak pernah merokok dengan golongan yang merokok sedikitnya 20 batang perharinya sebesar 0,1, dimana golongan yang tidak pernah merokok meiliki skor yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dan negatif kebiasaan merokok dengan tingkat kualitas hidup. 24 Dalam studi lain yang dilakukan pada mahasiswa salah satu universitas negri di Brazil, dimana sempel diambil secara acak dan terbagi atas 2 kelompok yaitu kelompok yang merokok dan kelompok yang tidak pernah merokok sama sekali. Dalam penelitian ini kriteria perokok yang dapat dilibatkan berupa perokok dengan usia 26 tahun, setidaknya mengkonsumsi rokok 1 batang perharinya selama satu bulan terakhir, tidak memiliki penyakit kronik, tidak sedang dalam terapi atau pengobatan jangka panjang, tidak mengkonsumsi alkohol, dan tidak mengkonsumsi obat – obatan terlarang. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengukur skor kulitas hidup adalah kuisioner generik SF – 36, yang di dalamnya terdapat 8 poin yang menjadi indikatornya dan terbagi dalam 2 bagian besar yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Dari hasil penghitungan skor rata – rata kualitas hidup, kelompok yang tidak pernah merokok sama sekali memiliki skor yang lebih tinggi daripada kelompok perokok.Selain itu dalam beberpa studi menunjukkan merokok dapat menyebabkan penurunan pada kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan health related quality of life . Dari hasil penilaian kualitas hidup dengan menggunakan kuisioner SF – 36 pada perokok, bukan perokok, dan mantan perokok terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada skor rata – ratanya. 25 Selain itu jika dikaitakan dengan adiksi nikotin yang diakibatkan konsumsi rokok, Norbet S 2003 dalam penelitiannya yang dilakukan di Jerman mengunkapkan pada perokok yang telah mengalami adiksi terhadap nikotin memiliki skor kualitas hidup yang lebih rendah daripada perokok yang belum mengalami adiksi nikotin. 26

2.2. Kerangka Teori

: Kerangka konsep Kualitas hidup Tempat tinggal dan lingkungan Gangguan mental dan emosioanl usia Status ekonomi Akses layanan kesehatan penyakit Tingkat pendidikan Kebiasaan buruk Jenis kelamin Merokok

Dokumen yang terkait

Deteksi salivary flow rate pada laki-laki perokok dan non-perokok

2 15 82

Peran Rokok Terhadap Kualitas Hidup: Evaluasi menggunakan kuesioner SF-36v2 antara perokok dan non perokok laki-laki

1 19 74

Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) dan Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara Laki-Laki Perokok dan Bukan Perokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 4 10

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 3 16

VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI-LAKI PEROKOK Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Pada Laki-Laki Perokok.

0 4 11

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 4

PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

0 0 13

PENDAHULUAN Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4