2.2. Daya Tahan Kardiorespirasi dan Kapasitas Aerobik
Daya tahan atau ketahanan merupakan konsep yang menggambarkan kemampuan untuk melakukan kegiatan dalam intensitas tertentu. Sedangkan daya
tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam
mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh. Arma Abdullah, 1994 Daya tahan
kardiorespirasi merupakan komponen terpenting dari kesegaran jasmani. Arma Abdullah, 1994. Len Kravitz, 1997
Menurut Nieman, daya tahan kardiorespirasi didefinisikan ssbagai kemampuan untuk melanjutkan atau bertahan dalam melakukan aktivitas fisik
tertentu berkaitan dengan kelompok otot yang besar dalam periode waktu tertentu yang menggambarkan kemampuan dari sistem sirkulasi dan respirasi utuk
menyesuaikan atau memulihkan diri dari efek kerja atau latihan seluruh tubuh. Nieman, DC, 1990
Blain berpendapat daya tahan kardiorespirasi yang tinggi menunjukkan kemampuan untuk bekerja yang tinggi, yang berarti kemampuan untuk
mengeluarkan sejumlah energi yang cukup besar dalam periode waktu yang lama. Julianty Pradono, 1999
Daya tahan kardiorespirasi disebut juga aerobic capacity. Hasyim Efendi, 1983 Cooper menyatakan bahwa daya tahan kardiorespirasi erat kaitannya
dengan sistem aerobik, karena aerobik sendiri adalah variasi latihan yang menstimulasi aktivitas jantung dan paru-paru dalam perode waktu tertentu untuk
memberikan perubahan yang bermanfaat bagi tubuh. Julianty Pradono, 1999 Oleh karena itu, kemampuan daya tahan kardiorespirasi seseorang dapat dinilai
dari kapasitas aerobiknya. Kapasitas aerobik adalah kemampuan untuk melakukan kerja menggunakan energi yang ada dengan keberadaan oksigen. Patti Warren
Finke., 1993 Kapasitas aerobik pada individu menggambarkan kemampuan
untuk mengambil 0
2
secara maksimal VO
2maks
. Irfannuddin, 1999 Olahraga aerobic teratur dapat meningkatkan VO
2
maks dengan membuat jantung dan
sistem pernapasan lebih efisien, sehingga penyaluran O
2
ke otot yang aktif lebih banyak. Otot yang berolahraga itu sendiri menjadi semakin mampu menggunakan
O
2
yang disalurkan pada mereka. Jumlah kapiler fungsional meningkat, demikian juga jumlah dan ukuran mitokondria, yang mengandung enzim-enzim oksidatif.
Sherwood, lauralee. 2001 Dalam laboratorium pengukuran daya tahan kardiorespirasi yang paling
objektif dilakukan dengan menghitung ambilan maksimal O
2
VO
2
max. Irfannuddin, 1999
VO
2maks
menggambarkan total metabolik rata-rata tubuh secara aerobik, yang dapat dihitung dengan menggunakan alat analisa gas dalam keadaan stress
maksimal. Patti Warren Finke. 1993 Namun penghitungan VO
2maks
di laboratorium tersebut mahal, menghabiskan banyak waktu, membutuhkan tenaga
ahli, oleh karena itu cara ini tidak praktis digunakan dalam penelitian yang menggunakan subyek yang besar. Nieman, DC, 1990 VO
2maks
dikaitkan dengan berat badan dalam satuan kilogram sehingga satuan VO
2maks
adalah ml kg
-1
mn
-1
. Level tinggi VO
2maks
menggambarkan fungsi yang tepat dari 3 sistem penting dalam tubuh, yaitu: Nieman, DC, 1990, Sherwood, lauralee. 2001
1. Sistem pernafasan, penting untuk ventilasi dan pertukaran O
2
dan CO
2
antara udara dan darah di paru 2.
Sistem kardiovaskuler, yang mengangkut dan mendistribusikan oksigen dalam darah ke seluruh tubuh
3. Sistem muskuloskeletal, yang menggunakan oksigen untuk
mengubah karbohidrat dan lemak menjadi ATP untuk digunakan dalam kontraksi otot serta produksi panas tubuh
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi
Daya tahan kardiorespirasi dipengaruhi beberapa faktor yakni genetik, umur dan jenis kelamin, komposisi lemak tubuh dan kebiasaan merokok. Brian
Sharkey, 2003
1. Genetik
Daya tahan kardiovaskuler dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat-sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang sejak lahir. Penelitian
dari Kanada telah meneliti perbedaan kebugaran aerobik diantara saudara kandung dizygotic dan kembar identik monozygotic, dan mendapati
bahwa perbedaannya lebih besar pada saudara kandung dari pada kembar identik. Brian Sharkey, 2003
Baru-baru ini, Manila dan Bouchard 1991 telah memperkirakan bahwa herediter bertanggung jawab atas 25
–40 dari perbedaan nilai VO
2max
dan Sundet, Magnus Tambs 1994 berpendapat bahwa lebih dari setengah perbedaan kekuatan maksimal aerobik dikarenakan oleh
perbedaan genotype, dan faktor lingkungan nutrisi sebagai penyebab lainnya. Ini mendukung pendapat bahwa cara untuk menjadi atlet berdaya
tahan tinggi adalah dengan memilih orang tua dengan teliti. Brian Sharkey, 2003
Kita mewarisi banyak faktor yang memberikan konstribusi pada kebugaran aerobik, termasuk kapasitas maksimal sistem respiratory dan
kardiovaskuler, jantung yang lebih besar, sel darah merah dan hemoglobin yang lebih banyak. Brian Sharkey, 2003
Pengaruh genetik pada kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya berhubungan dengan komposisi serabut otot yang terdiri dari
serat merah dan serat putih. Seseorang yang memiliki lebih banyak lebih tepat untuk melakukan kegitan bersifat aerobic, sedangkan yang lebih
banyak memiliki serat otot rangka putih, lebih mampu melakukan kegiatan yang bersifat anaerobic. Brian Sharkey, 2003
Demikian pula pengaruh keturunan terhadap komposisi tubuh, sering dihubungkan dengan tipe tubuh. Seseorang yang mempunyai tipe
endomorf bentuk tubuh bulat dan pendek cenderung memiliki jaringan
lemak yang lebih banyak bila dibandingkan dengan tipe otot ektomorf bentuk tubuh kurus dan tinggi. Arma Abdullah, 1994
2. Umur
Umur mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran jsmani. Daya tahan kardiovaskuler menunjukkan suatu tendensi meningkat pada
masa anak-anak sampai sekitar dua puluh tahun dan mencapai maksimal di usia 20 sampai 30 tahun Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994. Daya tahan tersebut akan makin
menurun sejalan dengan bertambahnya usia, dengan penurunan 8-10 perdekade untuk individu yang tidak aktif, sedangkan untuk individu yang
aktif penurunan tersebut 4-5 perdekade. Brian Sharkey, 2003 Peningkatan kekuatan otot pria dan wanita sama sampai usia 12
tahun, selanjutnya setelah usia pubertas pria lebih banyak peningkatan kekuatan otot, maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara
berangsur-angsur menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya tinggal 65-70 dari kekuatan otot sewaktu berusia 20 sampai 25 tahun.
Pengaruh umur terhadap kelenturan dan komposisi tubuh pada umumnya terjadi karena proses menua yang disebabkan oleh menurunnya elastisitas
otot karena berkurangnya aktivitas dan timbulnya obesitas pada usia tua. Arma Abdullah, 1994
3. Jenis Kelamin
Kesegaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas.
Daya tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak, antara pria dan wanita tidak jauh berbeda, namun setelah masa pubertas terdapat
perbedaan. Rata-rata wanita muda memiliki kemampuan aerobik antara 15-25 lebih kecil dari pria muda dan ini tergantung pada tingkat
aktivitas mereka. Tapi pada atlet remaja putri yang sering berlatih hanya berbeda 10 dibawah atlet putra dalam usia yang sama dalam hal
VO2max. Wanita memiliki jaringan lemak 27 dari komposisi tubuhnya lebih
banyak dibanding pria 15 dari komposisi tubuhnya. Hasyim Efendi, 1983
Menurut Larry Gshaver 1981, satu gram hemoglobin dapat bersatu dengan 1,34 ml oksigen. Pada pria dalam keadaan istirahat terdapat sekitar
15-16gr hemoglobin pada setiap 100ml darah dan pada wanita rata-rata 14gr pada setiap 100ml darah. Keadaan ini menyebabkan wanita memiliki
kapasitas aerobik lebih rendah dibanding pria. Selain itu ukuran jantung pada wanita rata-rata lebih kecil dibanding pria. William Ardle, 1981
Pengambilan oksigen pada wanita 2,2L lebih kecil daripada pria 3,2L. Kapasitas vital paru wanita juga lebih kecil dibanding pria.
4. Kegiatan Fisik
Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegaran jasmani. Latihan yang bersifat aerobik yang dilakukan akan meningkatkan daya
tahan kardiorespirasi dapat mengurangi lemak tubuh. Arma Abdullah, 1994
Menurut Bucher 1983 ada sejumlah keuntungan penting bagi organ tubuh vital akibat dari latihan yang teratur.
1. Pengaruh latihan terhadap kesehatan umum otot jantung. Bukti yang ada menunjukkan bahwa otot jantung ukurannya
meningkat karena digunakan dengan tuntutan yang lebih besar diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas jasmani, terjadi
pembesaran jantung. 2. Pengaruh latihan terhadap isi sedenyut
Hasil penelitian pada atlet, pada umumnya disepakati bahwa jumlah isi darah perdenyut jantung lebih besar dipompakan ke seluruh tubuh
dari pada orang yang tidak terlatih. Atlet terlatih dapat memompakan sebanyak 22 liter darah sedangkan
individu yang tidak terlatih hanya 10,2 liter darah saja. 3. Pengaruh latihan terhadap denyut jantung
Hasil tes dari atlet olimpiade, diperoleh bukti bahwa individu yang terlatih mempunyai denyut jantung yang tidak cepat bila dibandingkan
dengan orang yang tidak terlatih. Diperkirakan bahwa jantung manusia berdenyut 6 sampai 8 kali lebih sedikit bila seseorang terlatih.
Pada kebanyakan atlet jantungnya berdenyut 10, 20 sampai 30 kali lebih sedikit dari pada denyut jantung yang tidak terlatih
4. Pengaruh latihan terhadap tekanan arteri Banyak eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah
pada orang terlatih lebih sedikit dari pada orang yang tidak terlatih. 5. Pengaruh latihan terhadap pernafasan
a. Dada bertambah luas. Hal ini terjadi semasa pertumbuhan, tetapi tidak pada masa dewasa.
b. Jumlah pernafasan permenit berkurang. Orang terlatih bernafas 6 sampai 8 kali permenit, sedangkan pada orang yang tidak terlatih
sebanyak 18 sampai 20 kali permenit. c. Pernafasan lebih dalam dengan diafragma. Pada orang yang tidak
terlatih diafragma bergerak sedikit sekali. d. Dalam mengerjakan pekerjaan yang sama, individu yang terlatih
menghirup udara dalam jumlah yang lebih kecil, dan mengambil oksigen lebih besar dari pada individu yang tidak terlatih. Ada
keyakinan bahwa peningkatan jumlah kapiler dalam paru-paru, menyebabkan jumlah darah yang berhubungan dengan udara lebih
besar yang mengakibatkan ekonomi dalam pernafasan. 6. Pengaruh latihan terhadap sistem otot.
Beberapa keuntungan dari akibat latihan terhadap otot-otot diantaranya adalah :
a. Sarkoma dari serabut otot menjadi lebih tebal dan kuat. b. Ukuran otot bertambah.
c. Kekuatan otot meningkat. d. Daya tahan otot meningkat.
e. Terjadi penambahan jumlah kapiler. Hal ini ini menyebabkan peredaran darah ke otot lebih baik
2.3. Fisiologi Olahraga