Upaya Pemeliharaan dan Peningkatan Kesegaran Jasmani

disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nila forced expiratory volume, serta meningkatkan volume residual paru. Wilmore, J. Costill, D. 1994 Pada waktu aktivitas fisik diperlukan tambahan oksigen dan nutrisi yang adekuat. Agar tambahan oksigen dan nutrisi dapat terpenuhi diperlukan aliran darah yang cukup. Sebagai reaksi terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan pengambilan oksigen oleh tubuh yang melibatkan penambahan fungsi paru-paru dan curah jantung serta peningkatan jumlah oksigen yang diambil oleh jaringan. Guyton et.al.1996 Kemampuan kerja yang terkuat dibatasi oleh jumlah maksimal O2 yang dapat dihantarkan dari paru-paru ke otot VO 2max . Astrand. 1970 VO 2 max erat hubungannya dengan sistem transportasi oksigen. Kenaikan VO 2 max disebabkan oleh kenaikan isi sekuncup serta bertambahnya densitas kapiler otot rangka yang cenderung meningkatkan ekstraksi oksigen dari darah oleh otot rangka. Adriskanda, B. Yunus, F. Setiawan, B. 1997. Dari penelitian Budhy Adriskanda, Faisal Yunus dan Budiman Setiawan tahun 1997, diketahui bahwa nilai VO 2 max pada pria Indonesia dengan menggunakan alat ergonometer sepeda dengan teknik pengukuran Astrand sebesar 39,4 mlKgBBmenit, sedangkan pada pria Indonesia yang terlatih sebesar 50,8 mlKgBBmenit. VO2 max tertinggi dijumpai pada atlet-atlet yang berkompetisi dan berlatih dengan latihan-latihan endurans. Adriskanda, B. Yunus, F. Setiawan, B. 1997

2.4. Upaya Pemeliharaan dan Peningkatan Kesegaran Jasmani

Pemeliharaan kesegaran jasmani ditujukan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi kesegaran jasmani yang telah dimiliki agar tidak menurun. Pemeliharaan tersebut hanya bisa dicapai dengan program latihan yang teratur. Sementara untuk peningkatan kesegaran jasmani dilakukaan dengan meningkatkan intensitas dan lamanya latihan. Untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani, perlu memperhatikan tipe latihan, intensitas latihan, berat beban dan frekuensi latihan

A. Tipe Latihan

Tipe latihan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk meningkatkan otot, dapat dilakukan dengan latihan beban, pull-up atau sit-up. Sedangkan untuk meningkatkan daya tahan cardiovascular, dapat digunakan latihan lari 150 yard atau lebih, lari ditempat dan dapat pula dengan latihan squat trust. Moelyono Wiryo Saputro,1994

B. Intensitas Latihan

Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan dan merupakan faktor utama yang mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh. Makin berat latihan sampai batas tertentu sesuai dengan kemampuannya makin baik efek yang diperoleh. Ditinjau dari faal kardiorespirasi, berat latihan untuk mendapat efek yang baik adalah 60 - 80 dari kapasitas maksimal aerobic. Dangsina Moeloek, 1984 Artinya, seseorang yang melakukan latihan dengan intensitas kurang dari 60, tidak memberi efek optimal, tetapi dengan latihan yang intensitasnya lebih dari 80 dari kemampuan maksimal akan berbahaya dan tidak dianjurkan kecuali seseorang dalam kondisi puncak. Dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa latihan jasmani yang sesuai untuk meningkatkan kesegaran jasmani adalah dengan latihan olahraga yng bersifat aerobik.

C. Frekuensi Latihan

Sebaiknya latihan dilakukan paling sedikit tiga kali seminggu dan akan lebih baik apabila berlatih 4-5 kali seminggu. Engkos Kosasih. 1983 Diperjelas dengan pendapat Moelyono WS Moelyono Wiryo Saputro,1994, “Frekuensi latihan dapat 3-5 kali seminggu dan berhubungan dengan intensitas latihan dan lama latihan”. Seorang yang tidak melakukan latihan olahraga atau istirahat 2 hari, maka kondisi kesegaran jasmani akan mulai turun. Dengan demikian bahwa sebelum kondisi turun maka harus sudah dipacu lagi dengan latihan olahraga, sehingga kondisi kesegaran jasmani akan stabil bahkan akan menjadi meningkat.

D. Lama Latihan

Lama latihan yang baik dan tidak berbahaya harus berlatih sampai mencapai training zone dan berada dalam training zone selama 15-25 menit.Moelyono Wiryo Saputro,1994 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, bila intensitas tinggi, maka lama latihan akan lebih singkat, demikian pula sebaliknya, bila intensitas rendah maka latihan akan lebih lama.

2.5. Jenis-jenis tes daya tahan kardiorespirasi