3. Secara biokimia yaitu dengan pemeriksaan darah, urin, tinja dan beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot 4.
Secara biofisik yaitu dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat perubahan status jaringan
2.5.2. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Parameter antropometri
merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Indeks Antropometri yang umum digunakan dalam
menilai status gizi adalah berat badan menurut umur BBU, Tinggi badan menurut umur TBU atau panjang badan menurut umur PBU dan berat badan menurut
BBU. Indeks ini menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
1. Berat Badan Menurut Umur BBU
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak,
misalnya karena terserang infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat
labil, oleh karena itu indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini, dengan pedoman yang dikenal star baku dalam KMS kartu menuju sehat di
mana :
Universitas Sumatera Utara
a. Kelebihan indeks BBU
1. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum
2. Baik untuk mengukur status gizi saat akut dan kronis
3. Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil
4. Dapat mendeteksi kegemukan
b. Kelemahan indeks BBU
1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema
maupun ascites 2.
Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak di bawah umur lima tahun
3. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau
gerakan pada anak saat penimbangan 4.
Sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orangtua tidak mau menimbangkan anaknya karena dianggap
seperti barang dagangan.
2. Tinggi Badan Menurut Umur TBU
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap tinggi badan nampak dalam waktu yang relatif lama. Untuk balita digunakan istilah panjang badan menurut umur PBU.
Universitas Sumatera Utara
a. Keuntungan Indeks TBU 1. Baik untuk menilai status gizi masa lampau
2. Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa b. Kelemahan indeks TBU
1. Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin menurun 2. Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga
diperlukan 2 orang untuk melaksanakannya. Untuk menilai status gizi seseorang atau masyarakat digunakan daftar baku
antropometri. Saat ini dikenal dua baku antropometri untuk menilai status gizi yaitu baku harvard dan baku WHO-NCHS World health organization-national center for
health and statistic. Salah satu sasaran yang dianjurkan pada semiloka antropometri di Cilito Februari 1991 adalah penggunaan secara seragam di Indonesia baku rujukan
pertumbuhan perorangan maupun masyarakat. Penilaian status gizi berdasarkan BBU dan PBU dapat dihitung dengan menggunakan Z-score atau standart deviasi SD.
Penilaian status gizi berdasarkan panjang badan terhadap umur PBU menurut klasifikasi WHO yang dikutip Supariasa 2002, dibagi menjadi tiga kategori
antara lain : tinggi normal dan pendek.
2.5.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak