Notoatmodjo 1993 menyatakan bahwa pelatihan adalah salah satu bentuk proses pendidikan, dengan melalui pelatihan sasaran belajar akan memperoleh
pengalaman yang akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku. Pelatihan mempunyai dua tujuan utama yaitu untuk meningkatkan keterampilan dan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Tujuan pelaksanaan pelatihan pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam
melakukan penyuluhan pelayanan antenatal bagi para ibu. Artinya bidan dituntut untuk lebih terampil dan cekatan dalam memberikan pelayanan dan lebih baik lagi
dalam memberikan informasi kepada ibu hamil maupun setelah melahirkan.
5.6. Pengaruh Iklim Kerja terhadap Pemanfaatan Buku KIA Sebagai Materi Penyuluhan bagi Ibu Hamil
Iklim kerja dalam penelitian ini adalah suasana kerja yang mendukung tugas
responden. Hasil uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa iklim kerja tidak berpengaruh p0,05 terdapat pemanfaatan buku KIA sebagai materi dalam
memberikan penyuluhan kepada bu hamil. Hal ini berarti bahwa iklim kerja tidak mempengaruhi bidan dalam memanfaatkan buku KIA sebagai materi penyuluhan
kepada ibu hamil. Kondisi ini dapat dimaklumi karena bidan merasa bahwa iklim kerja yang dirasakan cukup baik, sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap
pemanfaatan buku KIA sebagai materi penyuluhan bagi ibu hamil yang masih rendah. Namun, setelah dilakukan tabulasi silang dan uji chi square ulang antara
variabel independen, diperoleh hasil nilai chi square antara iklim kerja dan beban kerja sebesar 0,008 p0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Universitas Sumatera Utara
yang signifikan antara varabel iklim kerja dan beban kerja. Demikian pula saat dilakukan tabulasi silang dan uji chi square ulang antara iklim kerja dan supervisi,
diperileh hasil nilai p = 0,017 p0,06. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara varabel beban kerja dan iklim kerja
Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh peralatan yang memadai tentu akan membuat pegawai betah untuk bekerja. Dengan kondisi
kerja yang nyaman, karyawan akan merasa aman dan produktif dalam bekerja sehari- hari. Sementara itu lingkungan fisik dimana individu bekerja mempunyai pengaruh
pada jam kerja maupun sikap mereka terhadap pekerjaan itu sendiri. Tiga puluh persen dari kasus absensi para pekerja yang terjadi ternyata disebabkan oleh sakit
yang muncul dari kecemasan neurosis yang berkembang sebagai reaksi bentuk kondisi kerja Syamsudin, 2003.
Menurut Hariantja 2002 yang mengutip pendapat Robbin yang menyatakan bahwa maknahakikat suatu pekerjaan bagi seseorang adalah tidak hanya sekedar
melakukan pekerjaan, tetapi terkait juga dengan aspek lain seperti interaksi dengan rekan sekerja, atasan, mengikuti aturan-aturan dan lingkungan kerja tertentu yang
sering kali tidak memadai atau kurang disukai. Hal ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi dan berperan dalam membuat seseorang bekerja dengan
baik dan menghasilkan performance yang baik. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah didukung
oleh suasana kerja atau hubungan kerja yang harmonis yaitu terciptanya hubungan yang akrab, penuh kekeluargaan dan saling mendukung baik itu
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara sesama pegawai atau antara pegawai dengan atasan. Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan hubungan
dengan orang lain, baik itu ditempat kerja maupun diluar lingkungan kerja Syamsudin, 2003.
5.7. Pengaruh Supervisi terhadap Pemanfaatan Buku KIA Sebagai Materi Penyuluhan bagi Ibu Hamil