penghargaan dan karakteristik organisasi hirarki, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem kontrol. Selanjutnya pendapat Werdat, dkk 2003 yang mengutip
pendapat Gibson 1985 bahwa perilaku individu dalam organisasi merupakan hasil interaksi dari tiga variabel, yaitu variabel individu kemampuan dan keterampilan,
latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur, asal-usul, dan jenis kelamin, variabel organisasi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain
pekerjaan, dan variabel psikologis persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.
1.2 Permasalahan
Apakah karakteristik bidan pengetahuan, motivasi, beban kerja, masa kerja, pelatihan penggunaan buku KIA dan organisasi puskesmas iklim kerja, supervisi
dan kepemimpinan berpengaruh terhadap pemanfaatan buku KIA sebagai materi penyuluhan bagi ibu hamil di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam
1.3 Tujuan Penelitian
Menganalisis pengaruh karakteristik bidan pengetahuan, motivasi, beban kerja, masa kerja dan pelatihan penggunaan buku KIA dan organisasi puskesmas
karakteristik organisasi iklim kerja, supervisi dan kepemimpinan terhadap pemanfaatan buku KIA sebagai materi penyuluhan bagi ibu hamil di Kabupaten
Aceh Tengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Universitas Sumatera Utara
1.4 Hipotesis
Karakteristik bidan pengetahuan, motivasi, beban kerja, masa kerja dan pelatihan penggunaan buku KIA dan organisasi puskesmas iklim kerja, supervisi
dan kepemimpinan berpengaruh terhadap pemanfaatan buku KIA sebagai materi penyuluhan bagi ibu hamil di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam
1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi dan masukan yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program KIA khususnya dalam pengembangan buku KIA
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk menyususn program dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di
semua tatanan sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Buku Kesehatan Ibu dan Anak KIA
Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan
informasi yang penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya dan paket standar pelayanan KIA, gizi,
imunisasi, dan tumbuh kembang balita Kepmenkes RI, 2004 Salah satu tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak KIA adalah
meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap
berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi yang seringkali berakhir dengan kecacatan atau kematian. Untuk mewujudkan kemandirian keluarga
dalam memelihara kesehatan ibu dan anak maka salah satu upaya program adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga melalui penggunaan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak Buku KIA Depkes RI dan JICA, 2003 Manfaat Buku KIA secara umum adalah ibu dan anak mempunyai catatan
kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai anaknya berumur lima tahun sedangkan manfaat buku KIA secara khusus ialah 1 untuk mencatat dan memantau
kesehatan ibu dan anak 2 alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi dan
10
Universitas Sumatera Utara
paket standar pelayanan KIA 3 alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak 4 catatan pelayanan gizi dan
kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannnya Depkes RI dan JICA, 2003.
2.1.1 Pemanfaatan Buku KIA
Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, antara lain dengan kegiatan Gerakan Sayang Ibu GSI, strategi making
pregnancy safer dan pengadaan buku KIA. Buku KIA telah diperkenalkan sejak 1994 dengan bantuan Badan Kerjasama Internasional Jepang JICA. Buku KIA diarahkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak. Buku KIA selain sebagai catatan kesehatan ibu dan anak, alat monitor
kesehatan dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien Hasanbasri dan Ernoviana, 2006.
Buku KIA dapat diperoleh secara gratis melalui puskesmas, rumah sakit umum, puskesmas pembantu, polindes, dokter dan bidan praktek swasta. Buku KIA
berisi informasi dan materi penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, KMS bayi dan balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Buku
KIA disimpan di rumah dan dibawa selama pemeriksaan antenatal di pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil pemeriksaan ibu dengan
lengkap di buku KIA, agar ibu dan keluarga lainnya mengetahui dengan pasti kesehatan ibu dan anak Hasanbasri dan Ernoviana, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Buku KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA. Bagi kader sebagai alat penyuluhan kesehatan serta untuk menggerakkan masyarakat agar datang dan
menggunakan fasilitas kesehatan. Bagi petugas puskesmas, buku KIA dapat dipakai sebagai standar pelayanan, penyuluhan dan konseling kesehatan, sehingga pelayanan
kepada ibu dan anak dapat diberikan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Pemanfaatan buku KIA oleh petugas dalam melaksanakan pemeriksaan ibu dan anak
dapat mencegah terjadinya ibu hamil anemia, BBLR, angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah terjadinya balita kurang gizi Hasanbasri dan Ernoviana, 2006.
Buku KIA sebagai materi penyuluhan dalam pelayanan antenatal berisikan 13 materi yaitu 1 apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil 2 bagaimana menjaga
kesehatan ibu hamil 3 bagaimana makan yang baik selama hamil 4 apa saja tanda- tanda bahaya pada ibu hamil 5 apa saja persiapan keluarga menghadapi persalinan
6 apa saja tanda-tanda persalinan 7 apa saja yang dilakukan ibu bersalin 8 apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu hamil 9 apa saja yang dilakukan ibu nifas 10
bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas 11 apa saja tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu nifas 12 mengapa setelah bersalin ibu perlu ikut program
Keluarga Berencana KB 13 apa saja alat kontrasepsicara ber-KB Depkes, 2005
2.1.2 Buku KIA Sebagai Materi Penyuluhan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak KIA merupakan satu-satunya buku untuk keluarga yang berisikan informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak. Untuk
memahami pesaninformasi yang tercantum dalam Buku KIA, ibu dan keluarga perlu
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan dukungan dan bimbingan dari petugas kesehatan. Adapun materi penyuluhan sebagai berikut :
1. Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil a. Periksa hamil secepatnya dan sesering mungkin sesuai anjuran petugas
b. Timbang berat badan setiap kali periksa hamil c. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama hamil
d. Minta imunisasi Tetanus Toksoid kepada petugas kesehatan e. Minta nasihat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama
hamil f. Sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan
berumur 4 bulan 2. Bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil
a. Mandi pakai sabun setiap hari, pagi dan sore. Gosok gigi dua kali sehari setelah makan pagi dan sebelum tidur
b. Istirahat berbaring sedikitnya 1 jam pada siang hari dan kurangi kerja berat c. Tanyakan kepada bidan atau dokter tentang hubungan suami-istri yang aman
selama hamil d. Jangan merokok, memakai narkoba, minum jamu atau minum minuman keras.
e. Di daerah malaria, sebaiknya ibu tidur pakai kelambu 3. Bagaimana makan yang baik selama hamil
a. Makan makanan yang bergizi sesuai dengan anjuran petugas kesehatan b. Makan 1 piring lebih banyak dari sebelum hamil
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk menembah tenaga, makan makanan selingan , pagi dan sore hari seperti kolak, bubur kacang hijau, kue-kue dan lain-lain
d. Tidak ada pantangan makanan bagi ibu selama hamil 4. Apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu hamil
a. Pendarahan b. Bengkak di kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala kadangkala disertai
kejang c. Demam tinggi
d. Keluar air ketuban sebelum waktunya e. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
f. Ibu muntah terus dan tidak mau makan 5. Apa saja persiapan keluarga menghadapi persalinan
a. Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau dokter
b. Suamikeluarga perlu menabung untuk biaya persalinan c. Siapkan donor darah, jika sewaktu-waktu diperlukan ibu
d. Ibu dan suami menanyakan kebidandokter kapan perkiraan tanggal persalinan
e. Suami dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu dan bayi perlu segera ke Rumah Sakit
f. Jika bersalin di rumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan : I. Ruangan yang terang, tempat tidur dengan alas kain yang bersih
Universitas Sumatera Utara
II. Air bersih dan sabun untuk cuci tangan III. Kain, handuk dan pakaian bayi yang bersih dan kering
IV. Kain dan pakaian ganti yang bersih dan kering bagi ibu setelah melahirkan
6. Apa saja tanda-tanda persalinan a. Mulas-mulas yang teratur timbul semakin sering dan semakin lama
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir c. Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban
7. Apa saja yang dilakukan ibu bersalin a. Proses persalinan berlangsung 12 jam sejak terasa mulas. Jadi ibu masih bisa
makan, minum, buang air kecil dan jalan-jalan b. Jika mulas-mulas bertambah, tarik napas panjang melalui hidung dan
keluarkan melalui mulut c. Jika ibu merasa ingin buang air besar berarti bayi akan lahir. Segara beritahu
bidandokter d. Ikuti anjuran bidan atau dokter kapan ibu harus mengejan waktu bayi akan
lahir 8. Apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin
a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas b. Pendarahan lewat jalan lahir
c. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir d. Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang
Universitas Sumatera Utara
e. Air ketuban keruh dan berbau f. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
g. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang berat 9. Apa saja yang dilakukan ibu nifas
a. Segera menetekimenyusui bayi dalam 30 menit setelah bersalin untuk mencegah pendarahan dan merangsang ASI cepat keluar
b. Tetekisusui bayi sesering mungkin dan setiap kali bayi menginginkan secara bergantian payudara kiri dan kanan
c. Rawat bayi baru lahir dengan baik d. Tanyakan ke bidandokter cara meneteki secara eksklusif dan merawat bayi
baru lahir 10. Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas
a. Makan makanan bergizi 1 piring lebih banyak dari sebelum hamil b. Istirahat cukup supaya ibu sehat dan ASI keluar banyak
c. Minum 1 kapsul vitamin A dosis tinggi d. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama nifas
e. Jaga kebersihan alat kelamin, ganti pembalut setiap kali basah 11. Apa saja tanda-tanda bahaya dan penyakit pada ibu hamil
a. Pendarahan lewat jalan lahir b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
c. Demam lebih dari 2 hari d. Bengkak di muka,tangan atau kaki, sakit kepala dan kejang-kejang
Universitas Sumatera Utara
e. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit f. Mengalami gangguan jiwa
12. Mengapa setelah bersalin ibu perlu ikut program Keluarga berencana KB a. Agar ibu punya waktu untuk menyusui dan merawat bayi, menjaga kesehatan
ibu serta mengurus keluarga b. Untuk mengatur agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat, lebih dari 2 tahun
13. Apa saja alat kontrasepsicara ber-KB a. Alat Kontrasepsicara ber-KB bagi suami
1. Kondom 2. Vasektomi
b. Alat Kontrasepsicara ber-KB bagi istri 1. Pil
2. Suntik 3. Implan
4. Spiral 5. Tubektomi
2.2 Bidan
Kebidanan di Indonesia merujuk dan mempertimbangkan kebijakan ICM. Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives ICM yang dianut
dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obsetrition FIGO. Definisi tersebut
Universitas Sumatera Utara
secara berkala di review dalam pertemuan InternasionalKongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui koggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane
Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan
tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar regfister dan atau memiliki izin yang sah lisensi untuk melakukan praktik bidan Kepmenkes RI, 2004.
Bidan diakui sebagai tenaga kerja professional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan
asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain
yang sesuai serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan tidak hanya kepada perempuan
tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan reproduksi dan asuhan anak Kepmenkes RI, 2004 Mempertimbangkan aspek social budaya dan kondisi masyarakat Indonesia,
maka Ikatan Bidan Indonesia IBI menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: Seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan
organisasi profesi di wilayah Negara republic Indonesia serta memiliki kompetinsi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapatkan lisensi
Universitas Sumatera Utara
untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan
asuhan kepada bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan Kepmenkes
RI, 2004. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,
tidak hanya kepada perempuan tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat
meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak Kepmenkes RI, 2004
2.3 Organisasi Puskesmas