BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan dengan beberapa tujuan yang ingin dicapai seperti, memperoleh laba yang optimal, pertumbuhan terus-menerus growth, dan
kelangsungan hidup perusahaan survival. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, suatu perusahaan memerlukan elemen- elemen pendukung usaha seperti
modal yang cukup, tenaga kerja yang berkualitas, dan faktor- faktor produksi lainnya.
Perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat menuntut pengelolaan perusahaan yang lebih baik atas faktor- faktor produksi yang dimilikinya melalui
suatu proses produksi. Diantara faktor- faktor produksi tersebut adalah faktor modal berupa aktiva tetap fixed assets, yang memegang peranan cukup penting
dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap berfungsi untuk mendukung menjalankan kegiatan perusahaan, yaitu kegiatan yang dilakukan
perusahaan dalam rangka memperoleh dana.
Syafri 2002 : 21 menyatakan “ Secara umum, aktiva tetap didefenisikan sebagai seluruh aktiva berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan,
yang bersifat relatif permanen, yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
kegiatan normal perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.” Istilah relatif permanen menunjukkan sifat dari aktiva tetap yang dapat
dipergunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Contoh dari aktiva tetap antara lain bangunan, kantor, mesin, peralatan, lahan, kendaraan pengangkutan,
dan sebagainya. Pada umumnya aktiva tetap merupakan harta perusahaan yang nilainya materil dibandingkan bentuk harta lainnya.
Investasi yang tertanam dalam aktiva tetap cukup besar nilainya, sehingga mutlak diperlukan pengelolaan yang baik. Manajemen sebagai pihak pengelola
aktiva tetap harus mampu mengeluarkan kebijakan- kebijakan yang diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Penggunaan setiap sumber daya perusahaan termasuk aktiva tetap haruslah efisien agar diperoleh manfaat yang optimal. Kebijakan yang dimaksud berkaitan dengan
permasalahan akuntansi aktiva tetap mulai dari perolehan sampai penarikan kembali aktiva tetap dari operasi perusahaan.
Pengawasan terhadap aktiva tetap didasarkan kepada perencanaan yang telah diatur dalam bentuk anggaran mengenai pengadaan, perbaikan ataupun
penghapusan aktiva tetap. Pengawasan dilakukan dengan mengevaluasi realisasi dari anggaran yang telah dibuat guna membatasi pengeluaran- pengeluaran
terhadap aktiva tetap, selain itu juga untuk mengamankan aktiva tetap. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan padat modal yang dalam
menjalankan kegiatan usahanya menggunakan banyak aktiva tetap seperti lahan, pabrik, gedung perkantoran, mesin- mesin, alat pengangkutan, dan berbagai aktiva
tetap pendukung lainnya. Aktiva tetap seperti mesin pabrik merupakan aktiva
Universitas Sumatera Utara
tetap yang berkaitan langsung dengan penghasilan usaha perusahaan dimana alat- alat tersebut digunakan untuk mengolah bahan mentah maupun setengah jadi
menjadi produk hasil. Penggunaan mesin- mesin pabrik haruslah dilakukan seefisien mungkin agar dapat menghasilkan produk dalam kapasitas dan kualitas
yang diharapkan.
Tabel 1.1 Aktiva Tetap dan Laba Bersih Sebelum Pajak EBIT
Periode Tahun 2006 – 2008
Juta Rupiah
Kode Perusahaan
Aktiva Tetap EBIT
2006 2007 2008 2006 2007 2008 AISA 217.596
207.028 177.231
139 -125
1.195 ALMI
339.424 303.337
289.164 -12.202
54.927 121.542
AMFG 893.150
843.019 849.066 296.351
305.238 -17.059
AQUA 290.365
287.735 259.610 133.477
91.363 79.794
BATA 56.980
68.446 68.222 52.998
38.475 32.409
BATI 138.980 143.408
138.494 -23.192
30.142 -82.655
BRPT 371.698 314.736
236.096 -161.161
355.163 16.519
DAVO 1.194.061 1.109.255 1.592.619
143.290 118.889
249.919 DOID 522.244
517.977 488.734
1.107 4.003
4.105 GGRM 6.927.897
7.314.532 6.841.100 2.570.280
2.710.464 1.603.431
GJTL 3.186.298 3.178.874 3.185.429
263.749 193.822
233.268 HEXA
105.021 200.104 352.771
132.103 141.670
57.938 IKBI
176.834 169.853 146.120
12.822 37.009
66.086 INAF 100.404
98.435 89.495
25.561 16.039
40.064 INCI 46.705
42.585 36.746
16.846 16.802
-5.005 INDS 134.408
146.028 216.490
-18.582 -8.364
4.355 JPRS 25.731
24.070 21.896
89.552 48.937
37.896 LTLS 442.133
475.495 527.490
86.024 83.289
62.991 MLIA 2.398.953
2.403.795 2.264.489 -722.649
-594.490 -504.330
MRAT 54.257 53.034
52.281 20.498
11.267 13.584
MTDL 54.819 35.124
31.382 34.892
42.621 44.254
MYOR 610.503 732.053
738.125 125.694
67.581 141.744
MYTX 1.768.641 1.668.629 1.576.771
-170882 -133.933 8.222
PBRX 19.503 61.089
125.050 11.873
14.760 15.166
RICY 40.438 134.819
190.185 25.548
52.874 59.344
SMSM 243.707 246.071
259.035 98.051
102.069 105.337
SUDI 438.539 405.742
363.067 -63.811
-137.748 -61.575
TRST 1.313.341 1.413.514 1.422.393
39.831 24.118
27.432 UNTR 2.367.251
4.307.775 5.191.454 1.467.749
1.565.530 1.351.809
Universitas Sumatera Utara
VOKS 121.715 113.856
105.961 -64.515
2.686 53.979
Sumber : www.bei.co.id, 2008
Dari data di atas dapat dilihat bahwa EBIT yang dihasilkan oleh perusahaan sampel pada umumnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2007,
dari 30 perusahaan, ada 17 perusahaan yang mengalami peningkatan EBIT, dan pada tahun 2008 ada 19 perusahaan. Nilai aktiva tetap berkebalikan dengan
EBIT, dimana aktiva tetap perusahaan pada umumnya mengalami penurunan. Pada tahun 2007 dan 2008 masing- masing ada 17 perusahaan yang mengalami
penurunan nilai aktiva tetap. Peningkatan EBIT tertinggi pada tahun 2007 yaitu oleh PT Alumindo
Light Metal Industry Tbk dengan peningkatan EBIT 550,15, dan tahun 2008 oleh PT Voksel Electric Tbk dengan peningkatan EBIT 1919,64. Perusahaan
yang mengalami penurunan aktiva tetap paling tajam pada tahun 2007 yaitu PT Metrodata Electronics Tbk, dan pada tahun 2008 oleh PT Barito Pacific Tbk
dengan tingkat penurunan masing- masing 35,93 dan 21,99. Kebijakan mengenai aktiva tetap akan mempengaruhi laba bersih periode
berjalan. Beban penyusutan dan biaya pemeliharaan aktiva tetap merupakan faktor pengurang terhadap laba kotor dan penurunan nilai aktiva tetap sebagian
besar disebabkan oleh beban penyusutan pada periode yang bersangkutan, oleh karena itu turunnya nilai aktiva tetap dapat diikuti dengan turunnya EBIT
perusahaan pada kondisi faktor- faktor lain yang mempengaruhi EBIT dianggap tetap. Pada tahun 2007 ada 10 perusahaan yang mengalami penurunan aktiva
tetap sekaligus EBIT, dan ada 7 perusahaan pada tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
Besar atau kecilnya investasi suatu perusahaan pada aktiva tetap yang dimilikinya tidak dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut telah
mengelola aktiva tetap secara efisien. Investasi dalam aktiva tetap yang merupakan harta kekayaan berwujud yang dimiliki dan digunakan perusahaan
untuk menghasilkan pendapatan haruslah dijaga kestabilannya. Penambahan maupun pengadaan aktiva tetap yang dilakukan belum tentu meningkatkan laba
perusahaan akan tetapi dapat saja menggambarkan investasi yang berlebihan atas aktiva tetap. Menurut Jumingan 2006 :163, “Kelebihan investasi pada aktiva
tetap berkaitan dengan tingginya cost seperti biaya pemeliharaan, pajak, bunga, dan biaya tetap lainnya. Ini akan memberikan beban berat bagi perusahaan”.
Sedangkan kecilnya jumlah aktiva tetap perusahaan mungkin saja menggambarkan kurangnya perhatian perusahaan dalam perencanaan aktiva tetap.
Rasio yang dapat mengukur efisiensi pengelolaan aktiva tetap yaitu rasio tingkat perputaran aktiva tetap atau Fixed Asset Turn Over FATO, dimana
menurut Sawir 2003:16, “Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap yang dimilikinya untuk menghasilkan
pendapatan”. Rasio ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva tetap telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa
kali aktiva tetap berputar dalam satu periode tertentu. Wild, 2007:39 menegaskan bahwa, “Dengan melihat rasio ini kita bisa menilai efektivitas dan
intensitas aktiva dalam menghasilkan pendapatan”. Munawir, 2004: 33 menyatakan bahwa, “Tujuan yang paling mendasar
dari operasi perusahaan adalah perusahaan harus memperoleh laba yang besar.
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. Ada banyak ukuran profitabilitas contohnya : Profit
Margin, ROA, ROE, dan lain-lain. Profitabilitas perusahaan menunjukkan suatu perbandingan antara laba dan aktiva yang digunakan.
Laba bersih erat kaitannya dengan pendapatan usaha. Dimana, ketika pendapatan usaha meningkat seharusnya laba juga akan meningkat karena
pendapatan usaha merupakan faktor penambah dari laba. Dikaitkan dengan pengelolaan aktiva tetap menurut Sawir 2003:17, “Perusahaan menggunakan
aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan”. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah
ada. Peneliti sebelumnya yaitu Sinurat 2007, yang melakukan penelitian pada PT. Gas Negara, Tbk periode triwulan I 2005 sampai triwulan I 2006.
Terbatasnya sample penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian serupa dengan menambah sampel dan
data penelitian yang lebih up to date. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya serta teori- teori yang
mendasari, penulis tertarik untuk membahasnya dalam sebuah skripsi dengan
judul “Pengaruh Pengelolaan Aktiva Tetap Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah