Profitabilitas Perusahaan Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan Rasio leverage, bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan Rasio aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas Ra

1 data perbandingan aktual dengan standar 2 data harga pokok 3 kapasitas idle

i. Kebijaksanaan penyusutan yang tepat.

j. Penentuan akuntansi dan pencadangan.

k. Prosedur :

1 identifikasi peralatan, mesin, dan perabot 2 pemindahan 3 penjualan dan penarikan l. Menangani permasalahan pajak dan asuransi aktiva tetap. Pengelolaan yang baik atas aktiva tetap diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan yang dibuktikan melalui return yang tinggi atas aktiva tetap, investasi yang relatif efisien, pengawasan yang ketat, pemeliharaan yang benar, peralatan yang awet, pelaporan yang akurat dan keuntungan lainnya.

3. Profitabilitas Perusahaan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Jumingan 2006: 122 membuat kategori rasio keuangan dalam 6 kelompok dasar, yaitu :

1. Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio leverage, bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan

keuangan perusahaan keuangan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Universitas Sumatera Utara

3. Rasio aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan

dalam mengoperasikan dana.

4. Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas

manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.

5. Rasio pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan

perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan industri.

6. Rasio valuasi, bertujuan mengukur performance perusahaan

secara keseluruhan karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan imbalan hasil. Analisis profitabilitas diukur dengan rasio profitabilitas. Munawir 2004 : 33 memberikan defenisi “ Rentabilitas atau profitability, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.” Rasio profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Menurut Sawir 2003 : 17 , “Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan”. Analisis profitabilitas perusahaan merupakan bagian utama analisis laporan keuangan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 5 dengan jelas dinyatakan bahwa “ Informasi keuangan perusahaan terutama profiitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan “ Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Munawir 2004 : 33 menegaskan, “Keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa Universitas Sumatera Utara perusahaan tersebut rendabel”. Bagi pihak manajer atau pihak- pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar. Laba yang tinggi belum tentu menggambarkan profitabilitas yang tinggi, akan tetapi profitabilitas yang tinggi sudah pasti laba yang dihasilkan tinggi pula. Menurut Munawir 2004 : 87 rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut :

a. Adanya over-investmen dalam aktiva yang digunakan untuk

operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.

b. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan

dibandingkan dengan ongkos- ongkos yang diperlukan.

c. Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian, maupun

pemasaran.

d. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

Wild 2005 : 39 membagi rasio profitabilitas dalam 3 perkiraan :

a. Tingkat Pengembalian Atas Investasi Return On Investment-

ROI, untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan.

b. Kinerja operasi, untuk mengevaluasi margin laba dari

aktivitas operasi.

c. Pemanfaatan aktiva Asset Utilization, untuk menilai

efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran turnover Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Tingkat pengembalian investasi dapat dihitung melalui tingkat pengembalian atas aktiva Return on assets-ROA dan tingkat pengembalian Universitas Sumatera Utara atas ekuitas Return on equity-ROE. Adapun perumusan untuk menghitung Return On Assets ROA adalah sebagai berikut : Net Income ROA = Total Assets Untuk menghitung ROA, ada yang ingin menambahkan bunga setelah pajak dalam pembilang dari rasio tersebut. Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh pemegang saham dan kreditor, maka rasio harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada kedua penanam modal itu. Sehingga perumusannya menjadi : Net Income + Interest 1- Tax ROA = Total Assets

4. Pengaruh Pengelolaan Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas

Peranan aktiva tetap sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dari segi pembuatnnya yang sering jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang agak rumit. Pengelolaan yang efisien atas aktiva tetap dapat digambarkan melalui kebijakan- kebijakan mengenai aktiva tetap. Sejauh mana kebijakan yang ditetapkan dapat menggambarkan kebenaran dari nilai investasi pada aktiva tetap. Harnanto 2002 : 315 menjelaskan beberapa konsep dasar, standar, Universitas Sumatera Utara atau prinsip yang mendasari akuntansi untuk aktiva tetap atau aktiva tidak lancar : Prinsip-1 Aktiva tetap atau aktiva tidak lancar untuk pertama kalinya harus dicatat berdasar kas histories atau harga perolehannya. Prinsip-2 Kas atau harga perolehan aktiva tetap termasuk aktiva tak berwujud dialokasikan sebagai beban depresiasi, deplesi, atau amortisasi secara sistematik dan rasional untuk mempertemukan secara layak antara beban dan pendapatan selama masa kegunaan aktiva. Prinsip-3 Penentuan kas atau harga perolehan dan proses alokasinya sebagai beban depresiasi, deplesi, atau amortisasi secara periodic memerlukan dan didasarkan pada asumsi- asumsi serta estimasi menyangkut pengunaan atau pemanfaatan aktiva tetap. Prinsip-4 Bagian dari kas atau hrga perolehan aktiva tetap yang belum dialokasikan sebagai beban depresiasi, deplesi, atau amortisasi disebut nilai buku, dan tidak dimaksudkan sebagai suatu perkiraan tentang harga atau nilai pasar sekarang dari aktiva tetap terkait. Prinsip- prinsip di atas digunakan untuk menentukan kebijakan- kebijakan mengenai aktiva tetap baik permasalahan akuntansi mengenai perolehan aktiva tetap, pengalokasian beban penyusutan, dan juga kebijakan dalam menentukan metode pengeluaran. Kebijakan tersebut akan menentukan seberapa besar nilai tercatat aktiva tetap. Rasio- rasio spesifik dibentuk untuk mengindikasi apakah perusahaan terlalu banyak atau terlalu sedikit mempergunakan aktiva tertentu. Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis Universitas Sumatera Utara aktiva. Sawir 2003 : 14 menyatakan, ”Rasio- rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva, yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiva lain”. Trend angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. Adapun rasio- rasio yang biasa digunakan untuk mengkur efisiensi penggunaan aktiva yaitu untuk mengukur efisiensi dari piutang usaha digunakan rasio perputran piutang usaha Account Receivable Turnover, rata- rata periode penagihan Average Collection Period, untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan yaitu perputaran persediaan Number of Day’s Sales Inventory, untuk mengukur efisiensi aktiva tetap yaitu perputaran aktiva tetap Fixed Assets Turnover. Sawir 2003 : 16 menyatakan, “Rasio perputaran aktiva tetap mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap”. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Apabila perputarannya lambat rendah, kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan oleh hal- hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan nilai output yang akan diperoleh. Adapun Universitas Sumatera Utara perumusan untuk menghitung perputaran aktiva tetap adalah sebagai berikut Wild, 2005 : 43 : Penjualan Perputaran Aktiva Tetap FATO = Rata- rata aktiva tetap Seberapa efisien sebuah perusahaan menggunakan aktiva tetap berpengaruh kepada laba yang dihasilkannya. Munawir 2006 : 88 menyatakan “Untuk mempertajam analisis profitabilitas maka sebaiknya angka rasio ini dihubungkan dengan tingkat perputaran turnover dari aktiva yang digunakan serta operating margin rasionya.” Menurut Munawir 2004 : 39, besarnya Return On Investmen ROI dipengaruhi dua faktor:

1. Turn over dari operating assets tingkat perputaran aktiva

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 255 82

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Stuktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 43 94

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11 85 69

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 117

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja Dan Investasi Aktiva Tetap Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Grosir Dan Eceran Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9