modal yang berasal dari sumbangan ”. Pencatatannya dilakukan sebagai berikut :
Aktiva tetap Rp.
xxx Saham
donasi Rp.
xxx Donated Capital
5. Dibangun sendiri
Semua biaya langsung biaya variabel yaitu bahan dan upah langsung dan Overhead Variable yang digunakan untuk pembangunan harus
dikapitalisasi, sesuai PAI Pasal 4.2.2 dalam Syafri 2002 : 30 yang menyatakan menyatakan, ”Harga perolehan aktiva tetap yang
dibangun sendiri meliputi seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aktiva tersebut hingga siap dipergunakan”.
Harnanto 2002 : 333 menyatakan ada bebarapa alasan mengapa pembangunan sendiri dilakukan, yakni:
1. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur
2. Menghemat biaya konstruksi cost saving
3. Mencapai standar kulaitas konstruksi yang lebih tinggi
4. Agar dapat segera dioperasikan
Dalam persoalan aktiva yang dibangun sendiri ada tiga permasalahan : 1.
Biaya overhead yang dibebankan Untuk menetapkan berapa besar biaya overhead yang akan
dibebankan terhadap produk yang dibangun sendiri itu maka ada dua cara:
a. Metode Incremental Cost
Universitas Sumatera Utara
Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaikan tambahan biaya overhead akibat adanya pembangunan aktiva tersebut.
b. Metode Proportional
Dalam metode ini yang dibebankan bukan saja kenaikan overhead itu tetapi juga dibebankan biaya overhead secara pro-
rata baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.
2. Laba rugi dari pembangunan itu sendiri
Jika ternyata biaya pembangunan lebih rendah apabila bangunan itu diborongkan maka perbedaan ini seolah- olah laba tidak boleh
dianggap sebagai laba. Jika ternyata biaya pembangunan lebih besar maka perlu dipertanyakan mengapa biaya itu lebih tinggi.
Jika biaya lebih tinggi disebabkan hal- hal yang tidak efisien atau karena kelalaian maka harus dicatat sebagai rugi.
3. Biaya bunga dalam masa pembangunan
Biaya yang dihitung dari penggunaan modal sendiri atau imputed interest tidak boleh dicatat sebagai unsur harga pokok aktiva tetap.
Kapitalisasi bunga diperbolehkan untuk aktiva seperti gedung, dan peralatan yang dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan
sendiri, dan aktiva yang dimaksudkan untuk disewagunausahakan atau dijual kepada pihak lain, yang dapat diidentifikasi sebagai
proyek yang terpisah discrete project.
Universitas Sumatera Utara
Setelah ditentukan bahwa proyek konstruksi memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga, maka jumlah bunga yang akan
dikapitalisasi harus diterapkan. Stice 2005 : 18 memberikan pedoman- pedoman dasar untuk mengatur perhitungan bunga yang
dikapitalisasi :
1 Biaya bunga dimulai pada saat pengeluaran pertama
terjadi untuk proyek tersebut dan terus berlanjut selama pekerjaan berlangsung dan sampai aktiva
tersebut selesai dan siap untuk digunakan.
2 Jumlah bunga yang akan dikapitalisasi dihitung
menggunakan jumlah akumulasi pengeluaran untuk proyek tersebut. Pengeluaran berarti pembayaran
tunai, dan bukan akrual.
3 Tingkat suku bunga yang akan digunakan untuk
menghitung jumlah bunga yang akan dikapitalisasi, adalah mengikuti urutan sebagai berikut :
a Suku bunga yang timbul dari utang yang secara
khusus digunakan untuk mendanai proyek tersebut.
b Rata- rata tertimbang dari suku bunga seluruh
utang perusahaan, tanpa mempedulikan penggunaan dari dana tersebut.
4 Jika periode konstruksi melebihi satu tahun fiskal,
maka pengeluaran- pengeluaran yang diakumulasikan termasuk bunga yang dikapitalisasi pada tahun- tahun
sebelumnya.
Bunga maksimum yang dapat dikapitalisasi adalah total bunga yang terutang pada tahun yang bersangkutan.
6. Pertukaran aktiva
Ketika aktiva operasi diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva nonmoneter lainnya, aktiva baru yang diperoleh umumnya dicatat
pada nilai pasar wajarnya atau nilai pasar wajar aktiva yang diserahkan untuk dipertukarkan, mana yang dapat ditentukan
Universitas Sumatera Utara
dengan lebih mudah. Tetapi jika aktivanya sejenis dan jika perusahaan yang melakukan ada dalam jenis usaha yang sama,
maka aktiva yang diterima terkadang dicatat sesuai nilai buku dari aktiva yang diberikan. Bagan berikut ini merupakan uraian
pengakuan keuntungan yang diindikasikan saat pertukaran aktiva tetap, sebagai berikut :
Pertukaran Aktiva Nonmoneter
Dapatkah harga pasar ditentukan ? Harga pasar dapat
ditentukan
b. Pengeluaran
Expenditure berhubungan dengan pengeluaran uang yang dikaitkan dengan pencapaian manfaat untuk periode yang sedang berjalan atau untuk
periode – periode yang akan datang. Pengeluaran terbagi atas dua macam yakni pengeluaran modal capital expenditures dan pengeluaran
pendapatan revenue expenditures. Pengeluaran ini akan mempengaruhi pendapatan pada periode akuntansi yang akan datang. Untuk dapat
membedakan kedua pengeluaran tersebut Syafri 2002 : 48 memberikan pedoman sebagai berikut :
Jika pengeluaran tersebut menambah harga pokok aktiva yang bersangkutan dalam arti pengeluaran tersebut
dikapitalisir dan akan dialokasikan melalui pembebanan biaya penyusutan selama masa penggunaanya maka pengeluaran
tersebut dianggap sebagai pengeluaran modal, sebaliknya jika pengeluaran tersebut tidak dianggap menambah harga pokok
dalam arti bahwa biaya itu harus dibebankan ke perkiraan laba- rugi maka pengeluaran tersebut dianggap sebagai
pengeluaran pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
Biaya akuisisi aktiva tetap, biaya atas penambahan atau perbaikan pada aktiva tetap sendiri yang meningkatkan nilai total aktiva, atau
memperpanjang umur manfaatnya dinamakan dengan pengeluaran modal capital expenditures misalnya pembelian gedung, mesin, perabot, dan
peralatan. Biaya- biaya yang hanya memberikan manfaat bagi periode berjalan atau biaya yang muncul sebagai bagian dari reparasi dan
pemeliharaan normal dinamakan dengan pengeluaran pendapatan revenue expenditure.
Capital expenditures akan mempengaruhi beban penyusutan lebih dari satu periode, sementara revenue expenditures hanya akan
mempengaruhi beban pada periode berjalan. Jika pengeluaran tersebut menambah harga pokok aktiva yang bersangkutan dalam arti pengeluaran
tersebut dikapitalisir dan akan dialokasikan melalui pembebanan biaya penyusutan selama masa penggunaannya maka pengeluaran digolongkan
sebagai pengeluaran modal, jika pengeluaran itu tidak dianggap menambah harga pokok dalam arti bahwa biaya itu harus dibebankan ke
perkiraan laba-rugi maka pengeluaran digolongkan sebagai pengeluaran pendapatan.
Setiap pengeluaran modal diharapkan mempunyai salah satu atau kedua dampak positif terhadap operasi perusahaan di masa mendatang :
1. Kenaikan kuantitas atau volume jasa yang dapat diberikan oleh aktiva
tetap. 2.
Meningkatkan kualitas jasa yang dapat diberikan oleh aktiva tetap.
Universitas Sumatera Utara
Pengelompokan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat, sebab kesalahan pegelompokan pengeluaran akan mempengaruhi
perhitungan laba rugi, aktiva, dan modal. Dalam praktik, pemisahan pengeluaran menjadi pengeluaran modal atau
pengeluaran penghasilan kadang- kadang sulit dilakukan. Beberapa ahli membuat pedoman-pedoman untuk membedakan
kedua golongan pengeluaran tersebut. Jumingan, 2006 : 16 memberikan petunjuk sebagai berikut :
1. Pengeluaran Modal
a
Pengeluaran yang bersifat menambah kuantitas fisik harta kekayaan perusahaan, misalnya menambah atau
memperluas bangunan, penempatan tambahan mesin baru.
b Pengeluran yang tidak menambah kuantitas fisik tetapi
bersifat meningkatkan efisiensi, produktivitas, umur, atau keawetan fasilitas pabrik meningkatkan kualitas
harta kekayaan perusahaan, misalnya mengganti atap bangunan dengan bahan yang lebih awet.
c Pengeluaran untuk reparasi berat dan penggantian
spare-parts
yang bersifat memperpanjang umur pemakaian aktiva tetap atau meningkatkan efisiensi,
produktivitas, atau kegunaannya, misalnya spare-parts lama dengan spare-parts baru yaang lebih baik.
2. Pengeluaran Penghasilan
d
Pengeluaran yang bersifat mempertahankan efisiensi aktiva tetap, misalnya reparasi kecil atau penggantian
spare-parts kecilseperti membeli oli mesin, mengecat, reparasi kecil agar mesin tetap berjalan baik.
e Pengeluaran yang jumlahnya realtif sedikit, manfaat di
masa yang akan datang tidak begitu berarti, atau sulit mengukur manfaatnya di masa yang akan datang.
Syafri 2002 : 49 memberikan pedoman untuk membedakan capital expenditure dan revenue expenditure dalam beberapa segi :
1. Segi Keuntungan
Universitas Sumatera Utara
Jika pengeluaran itu memberikan keuntungan selama lebih dari satu tahun dalam arti pengeluaran dapat menambah
kegunaan aktiva itu maka dianggap sebagia capital expenditure, sedangkan jika manfaatnya hanya dalam
tahun yang bersangkutan biasanya pengeluaran itu dianggap sebagai revenue expenditure.
2. Kebiasaan
Jika pengeluaran itu merupakan pengeluaran yang sifatnya blazim dan rutin dikeluarkan dalam periode tertentu maka
dianggap sebagai revenue expenditure sedangkan jika pengeluaran itu sifatnya tidak lazim maka dianggap
sebagai capital expenditure.
3. Jumlah