BAB III PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU TINDAK PIDANA KEHUTANAN DI
DALAM KASUS ADELIN LIS DIREKSI PT KEANG NAM DEVELOPMENT INDONESIA
A. Penegakan Hukum Oleh Pengadilan Negeri Medan dan Mahkamah Agung
Dalam Kasus Adelin Lis Direksi PT. KNDI Dalam Rangka Meminta Pertanggungjawaban Pelaku
Pertanggungjawaban pelaku kejahatan di dalam tindak pidana kehutanan sebagai kejahatan asal core crime melalui pendekatan rezim money laudering
tentunya terlebih dahulu dilakukan pendekatan secara refresif sebagai bagian dari kebijakan kriminal criminal policy yang merupakan tindakan pemberatasan dan
sekaligus penumpasan terhadap kejahatan kehutanan dan kejahatan pencucian uang Money Laundering oleh pihak kepolisian sebagai penyidik yang merupakan suatu
proses dari penegakan hukum pidana dalam sistem peradilan pidana.
73
Proses penyidikan Polri sebagai bahagian dari kebijakan kriminal berupa upaya penanggulangan kejahatan dan penegakan hukum sebagai bahagian dari sistem
pemidanaan berupa tanggungjawab pelaku dapat dilihat dari proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Reserse Kriminal Polda Sumatera Utara terhadap pelaku
yakni PT. KNDI Adelin Lis dalam rangka penjeratan pelaku dengan menggunakan kerangka Pasal 3 UUTPPU sebagai berikut:
74
73
Pasal 1 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP bahwa penyidikan yang dilakukan oleh pihak penyidik kepolisian adalah merupakan “serangkaian tindakan penyidikan
dalam hal dan menurut tata cara yang telah diatur dalam undang-undang untuk itu perbuatan berupa mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti tersebut dapat membuat terang tindak pidana
yang terjadi guna menemukan tersangkanya”.
74
BAP berkas perkara Adelin Lis oleh Satuan II Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumatera Utara
Roberts Kennedy : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Kehutanan Dalam Upaya Penanggulangan Money Laundering
: Studi Mengenai Kasus Adelin Lis Direksi Pt Keang Nam Development Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
“PT. Keang Nam Development Indonesia Cq. Saudara ADELIN LIS selaku Direktur Keuangan Umum PT. Keang Nam Development Indonesia
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor : 805Kpts-IV1999, tanggal 30 September 1999, PT. Keang Nam Development
Indonesia mendapatkan fasilitas dari Negara Republik Indonesia Cq. Departemen Kehutanan RI berupa Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
UPHHK seluas ± 58.590 lima puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh Ha yang terletak pada kelompok hutan Produksi sungai Singkuang –
sungai Natal, Kec. Muara Batang Gadis, Kab. Mandailing Natal, dahulu sebelum tahun 2000 adalah Kec. Natal, Kab. Tapanuli Selatan, Propinsi
Sumatera Utara, diberikan jangka waktu 35 tiga puluh lima Tahun, yang berlaku surut sejak tahun 1994 sd tahun 2029 adalah ADELIN LIS selaku
Direktur Keuangan Umum di PT. Keang Nam Development Indonesia tidak pernah mengeluarkan dana operasional untuk kegiatan sistim Silvikultur
Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI yang mengakibatkan penebangan pohon kayu hasil hutan dari periode tahun 2000 sd tahun 2005 tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, antara lain lokasi penebangan berada diluar Blok Tebangan Petak Tebangan Rencana Karya Tahunan RKT yang
menimbulkan kerusakan hutan, dimana kegiatan Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI tersebut meliputi:
1. Penataan Areal Kerja PAK Et-3 Et = Exploitasi Tebangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatur blok kerja tahunan dan petak
kerja guna perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan kegiatan unit pengelolaan hutan.
2. Inventarisasi Tegakan sebelum Penebangan ITSP Et-2 adalah kegiatan pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon dalam areal
Blok Kerja Tahunan untuk mengetahui : a.
Data Pohon Inti : jumlah, jenis, diameter.
b. Data Pohon yang dilindungi
: jumlah, jenis, diameter. c.
Data Pohon yang akan dipanen : jumlah, jenis, diameter,
tinggi bebas cabang. d.
Data Medan Kerja : jurang, sungai, kawasan
dilindungi. ITSP khususnya ditujukan untuk penyusunan Rencana Karya Tahunan
RKT yang berkaitan dengan TPTI.
3. Pembukaan Wilayah Hutan PWH Et-1 adalah kegiatan penyediaan
prasarana wilayah bagi kegiatan produksi kayu, pembinaan hutan, perlindungan hutan, insfeksi kerja, transportasi sarana kerja, dan
komunikasi antar pusat kegiatan. Pembukaan hutan diwujudkan oleh
Roberts Kennedy : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Kehutanan Dalam Upaya Penanggulangan Money Laundering
: Studi Mengenai Kasus Adelin Lis Direksi Pt Keang Nam Development Indonesia, 2009 USU Repository © 2008