penyediaan jaringan angkutan, barak kerja, penimbunan kayu dan lain- lain.
4. Penebangan Et adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon
dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter batas yang ditetapkan 50 up, yang artinya ukuran diameter 50
Cm keatas dari blok tebangan yang telah disahkan.
5. Perapihan Et+1 adalah kegiatan pada areal bekas penebangan agar
Tegakan Tinggal tersebut mudah diinventarisasi, diperbaiki dan di tingkatkan produktivitasnya.
6. Inventarisasi Tegakan Tinggal ITT Et+2 adalah kegiatan pencatatan
dan pengukuran pohon serta permudaan alam pada areal Tegakan Tinggal untuk mengetahui antara lain komposisi jenis, penyebaran dan
perapatan pohon dan permudaan serta jumlah dan tingkat kerusakan pohon inti.
7. Pembebasan Tahap Pertama Et+2 adalah kegiatan pemeliharaan
Tegakan Tinggal yang berupa pekerjaan membebaskan tajuk dari 200 batang pohon binaan jenis Niagawi pohon inti dan permudaan per
hektar, dari desakan dan naungan pohon tumbuhan penyaing.
8. Pengadaan Bibit Et+2 adalah kegiatan yang meliputi penyiapan
tempat pembibitan, pengadaan sarana dan prasarana, kegiatan lain yang berhubungan dengan pengadaan bibit.
9. Pengayaan Rehabilitasi Et+2 adalah kegiatan penanaman pada areal bekas tebangan yang kurang cukup mengandung permudaan jenis
Niagawi, dengan tujuan untuk memperbaiki komposisi jenis, penyebaran pohon dan nilai tegakan.
10. Pemeliharaan Tanaman Pengayaan Rehabilitasi Et+3, 4, 5 adalah
pekerjaan perawatan tanaman dengan cara membersihkan jalur tanaman, membunuh gulma dan pohon penaung, menebas rumput
sepanjang jalur penanaman dan penyulam tanaman mati.
11. Pembebasan tahap Kedua dan Ketiga Et+4, 6 adalah pengulangan seperlunya pembebasan pertama, agar tajuk pohon binaan selalu
menerima cahaya matahari langsung dari atas atau samping, dan memiliki ruang tumbuh tajuk secukupnya kesamping dan keatas.
12. Penjarangan Tegakan Tinggal Et+10, 15, 20 adalah penyingkiran
penyaing pohon binaan bilamana pohon binaan telah berupa tingkat tiang dan pohon, atau berdiameter lebih besar dari 10 Cm.
Perusahaan PT. Keang Nam Development Indonesia sejak tahun 2000 sd tahun 2005 ada melakukan pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan PSDH
dan Dana Reboisasi DR, akan tetapi bukan atas kayu bulat yang
Roberts Kennedy : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Kehutanan Dalam Upaya Penanggulangan Money Laundering
: Studi Mengenai Kasus Adelin Lis Direksi Pt Keang Nam Development Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
ditebangnya, melainkan berdasarkan LHP Fiktif. Bahwa Saudara ADELIN LIS tidak pernah melakukan tugas pokok dan fungsinya selaku Direktur
Keuangan Umum PT. Keang Nam Development Indonesia, antara lain tidak mendistribusikan dukungan anggaran untuk kegiatan sistim silvikultur TPTI
dalam rangka mewujudkan hutan lestari untuk periode tahun 2000 sd tahun 2005, karena hasil penjualan kayu bulat dari PT. Keang Nam Development
Indonesia periode tahun 2004 sd tahun 2005 terbukti ditransfer dan digunakan untuk memperkaya dirinya sendiri atau korporasi PT. Sinar
Gunung Sawit Raya , sehingga keperluan dana yang seharusnya dialokasikan untuk kegiatan TPTI di IUPHHK PT. Keang Nam Development Indonesia
tidak terealisasi. Selanjutnya ADELIN LIS selaku Direktur Keuangan PT. Keang Nam Development Indonesia dengan sengaja membuka rekening atas
nama pribadinya sendiri pada Bank Buana Cabang Jln. Palang Merah Medan pada No. Rekening : 002.001783 dan HSBC Cabang Medan pada No.
Rekening : 008-031288-001 untuk memperkaya dirinya sendiri atau korporasi melalui penerimaan hasil penjualan kayu olahan PT. Mujur Timber periode
tahun 2003 sd tahun 2005 tanpa didasari kewenangan, baik melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS pada kedua perusahaan maupun
wewenang atas amanat anggaran dasar kedua perusahaan. Hal itu dapat dibuktikan berdasarkan keterangan Saudara ADELIN LIS dan dari pihak lain
Bank Buana Cabang Jalan Palang Merah Medan , yaitu:
75
1. Berdasarkan pembacaan rekening koran nomor : 002-0001783 A.n. ADELIN LIS pada bank Buana Indonesia Cabang Palang Merah Medan
menujukkan adanya aliran dana masuk dari PT. Mitra Niaga Makmur Lestari
sebanyak 29 dua puluh sembilan kali transaksi dengan nilai
Rp. 83.112.006.591 delapan puluh tiga milliar seratus dua belas juta
enam ribu lima ratus sembilan puluh satu rupiah . 2. Berdasarkan pembacaan rekening koran nomor : 002-0001783 A.n.
ADELIN LIS pada Bank Buana Indonesia Cabang Palang Merah Medan yang didukung oleh Cek dan Giro menujukkan adanya aliran
dana keluar dan masuk ke Rekening nomor : 008-031288-001 atas nama ADELIN LIS pada Bank HSBC cabang Medan sebanyak 13 tiga
belas kali dengan nilai Rp. 10.550.000.000,- Sepuluh Miliar Lima Ratus Lima Puluh Juta Rupiah untuk Aliran Dana Keluar dari
Rekening nomor 0020001783 pada Bank Buana Indonesia Cabang Medan Jalan Palang Merah.
Setelah Saudara ADELIN LIS ada menerima uang hasil penjualan kayu perode tahun 2003 sd tahun 2005 pada rekening No.: 002.001783 atas nama
pribadinya sendiri pada Bank Buana Cabang Jln. Palang Merah Medan, lalu
75
BAP PT. Keang Nam Development Indonesia di Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumatera Utara.
Roberts Kennedy : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Kehutanan Dalam Upaya Penanggulangan Money Laundering
: Studi Mengenai Kasus Adelin Lis Direksi Pt Keang Nam Development Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
dengan sengaja mentransfer kembali uangnya ke Rekening No.: 0057862071, atas nama PT. SINAR GUNUNG SAWIT RAYA dan ke Rekening No. :
105.017800002-6, atas nama PT. Mujur Timber, dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri dengan melawan hak, yaitu:
1. Ke rekening nomor : 0057862071 atas nama PT. SINAR GUNUNG