Rekontruksi Sosial Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008 33 7. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk berbakti kepada Tuhan . 8. Pranata yang berfungsi untuk keperluan manusia untuk mengatur keseimbangan kekuasaan dalam masyrakat. Di dalam suatu pranata supaya dapat tercipta kerjasama, maka harus ada norma-norma yang mengatur . Norma-norma yang ada pada sebuah pranata dapat terbentuk secara sengaja maupun tidak sengaja. Norma-norma yang ada pada masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada yang lemah dan ada yang kuat ikatannya.

2.2. Rekontruksi Sosial Ekonomi

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2005 Tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara disebutkan bahwa rekonstruksi adalah perumusan kebijakan, dan usaha serta langkah-langkah nyata yang terencana, konsisten dan berkelanjutan untuk membangun kembali semua prasarana, sarana, kelembagaan baik di tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sarana utama tumbuh berkembangnya kegiatan perekonomian,sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran dan partisipasi masyarakat sipil dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat di wilayah pasca bencana. Rekontruksi dan rehabilitasi Aceh tengah berjalan, sekalipun oleh sebahagiaan melihatnya agak lambat.Dua tahun lebih pasca musibah tsunami tidak terasa bagi kita,namun sangat dirasakan oleh sebahagiaan masyarakat yang Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008 34 hidupnya masih terkatung-katung,baik di pengungsian, tenda-tenda darurat ,bahkan yang masih berada di di areal hutan. Dari fenomena tersebut rekontruksi sosial Aceh membutuhkan keteladanan dan keikhalasan,itulah kunci dan kiat membangun kembali peradaban-peradaban yang hilang selama ini. Keteladanan yang di maksud disini adalah rekontruksi sosial masyarakat Aceh mensyaratkan kesatuan pandangan dan pola pikir yang jelas dan terarah.Rekontruksi sosial masyarakat Aceh adalah kerja besar secara mental dan fisik. Kesulitan hidup di era-era yang lalu untuk sekian dekade telah membuahkan kekerasan struktural yang berbahaya dan penghancuran peradaban yang di dalamnya termasuk hilangnya kekuatan yang ada sejak dulu yaitu modal sosial di dalam kehidupan masyarakat. Rekontruksi sosial membutuhkan komitmen juang yang di landasi pemikiran yang cerdas bahwa rekontruksi sosial masyarakat Aceh harus bangkit dari keterpurukan.Rekontruksi sosial membutuhkan keteladanan karena keikut sertaan masyarakat Aceh membangun kembali jatidirinya tak terlepaskan dari kesadaran yang tinggi yang di barengi dengan tarap apresiasi positif terhadap niat mulia membangun kembali Aceh. Di sadari bahwa keikut sertaan publik Aceh menjadi tolak ukur utama dalam menatap masa depan Aceh yang lebih baik. Kendala pokok rekontruksi sosial di lapangan adalah kendala teknis dan koordinasi.Secara teknis harus diakui bahwa kesulitan signifikan di lapangan adalah dalam mengubah kebiasaan -kebiasaan turun temurun yang pernah ada di dalam kehidupan dan peradaban Aceh sejak dulu.Di sini pentingnya penyatuan langkah yang sistematis membangun jaringan kerja yang baik dengan tetap mengacu kepada adat istiadat setempat.Kendala signifikan lainnya adalah Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008 35 koordinasi .Keikut sertaan publik dalam membangun Aceh harus diapresiasikan dengan baik.Banyaknya LSM, NGO dan donatur-donatur lainnya yang memberikan perhatian positif terhadap percepatan pembangunan Aceh membawa pengaruh besar dalam pergeseran tatanan kehidupan dan mempengaruhi segi modal sosial yang ada.Dengan demikian langkah koordinasi dilakukan bagaimana masing-masing LSM,NGO dan donatur lainnya serta pemerintahan turut berjuang bersama di dalam percepatan rekontruksi sosial masyarakat Aceh terwujud. Untuk para korban gempa bumi dan tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam NAD dan Sumatera Utara Sumut, pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah setempat menyusun kebijakan-kebijakan serta menjalankan program-program yang ditujukan untuk pemulihan akses terhadap pelayanan publik dan motor penggerak kegiatan ekonomi masyarakat. Kebijakan yang dilakukan adalah dengan menggerakkan sel-sel ekonomi dalam skala yang tidak terlalu besar antara lain melalui kebijakan pemberdayaan ekonomi lokal, terutama UMKM yang dibarengi dengan pembangunan jaringan keterkaitan usaha business linkagesnetworking dengan usaha besar. Strategi pembangunan NAD dan Sumatera Utara pulau Nias diupayakan menyeluruh holistic serta memperhatikan dimensi spatial dan kemanusiaan, membangun basis kelembagaan berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan stakeholders setempat. Apapun rencana pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan, harus dapat menjamin penghidupan masyarakat NAD dan Nias menjadi lebih baik antara lain jaminan kehidupan ekonomi yang normal dengan tingkat pendapatan yang semakin meningkat, adanya lapangan kerja yang produktif, dan adanya perlindungan sosial yang memadai. Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008 36 Relasi dan tanggung jawab masing-masing yang berkepentingan terhadap Rekontruksi sosial harus berada dalam langkah-langkah koordinasi yang baik.Di lapangan kondisi ini terasa sulit sekali karena masih terdapatnya keinginan dan langkah beragam dari masing-masing pihak. Alas pikiran ini merupakan bentuk konkrit dari perjuangan bersama membangun kualitas kehidupan masyarakat Aceh yang lebih baik dengan rekontruksi sosial yang baru berdasarkan kaidah-kaidah dan elemen-elemen modal sosial .

2.3. Pemberdayaan Masyarakat