Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
36 Relasi dan tanggung jawab masing-masing yang berkepentingan terhadap
Rekontruksi sosial harus berada dalam langkah-langkah koordinasi yang baik.Di lapangan kondisi ini terasa sulit sekali karena masih terdapatnya keinginan dan
langkah beragam dari masing-masing pihak. Alas pikiran ini merupakan bentuk konkrit dari perjuangan bersama
membangun kualitas kehidupan masyarakat Aceh yang lebih baik dengan rekontruksi sosial yang baru berdasarkan kaidah-kaidah dan elemen-elemen
modal sosial .
2.3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah upaya memberdayakan mengembangkan klien dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna mencapai
kehidupan yang lebih baik. Jadi pemberdayaan masyarakat adalah upaya mengembangkan mayarakat dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi
punya daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut dapat mencapai memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Payne 1997: 266 mengemukakan lebih jauh inti dari tujuan pemberdayaan dilakukan :
“to help clients gain power of decision and action over their own lives by reducing the effect of sosial or personal blocks to
exercising cacity and self-confidence to use power and by transferring power from the environment to clients.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada intinya tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk membantu masyarakat memperoleh daya
untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan mereka lakukan
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
37 yang terkait dengan diri mereka sendiri, termasuk mengurangi efek hambatan
pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri pada masyarakat untuk
menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.
Shardlow 1998:32 melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok
maupun komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
Gagasan Shardlow ini, tidak jauh dengan gagasan yang mengartikan pemberdayaan sebagai upaya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa
yang harus ia lakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam
membentuk hari depannya. Pemberdayaan masyarakat mengacu kepada kata empowerment, yaitu
sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi, pendekatan pemberdayaan masyarakat bertitik berat pada
pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri sehingga diharapkan dapat memberi peranan
kepada individu bukan sekedar objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunanyan ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara
umum, Setiana, 2002:8 Dalam kaitannya dengan masyarakat sebagai objek yang akan
diberdayakan, pemberdayaan adalah upaya memberikan motivasidorongan
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
38 kepada masyarakat agar mereka memiliki kesadaran dan kemampuan untuk
menentukan sendiri apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi
permasalahan yang mereka hadapi.
Sebagaimana diutarakan pada urai terdahulu, rakyat berada dalam posisi yang tidak berdaya powerless. Posisi yang demikian memberi ruang yang lebih
besar terhadap penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi terhadap pelanggaran hak-hak rakyat. Dengan demikian, rakyat harus diberdayakan
sehingga memiliki kekuatan posisi tawar empowerment of the powerless. Pemberdayaan
empowerment dalam studi kepustakaan memiliki kecenderungan dalam dua proses. Pertama, proses pemberdayaan yang
menekankan pada proses pemberian atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih
berdaya, dan kedua, menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempuyai kemampuan atau keberdayaan untuk
menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Proses yang pertama merupakan suatu pendekatan alternatif tehadap
pembangunan yang menempatkan prioritas pada kaum miskin. Dalam hal ini menurut John Friedman, pembangunan alternatif menekankan keutamaan politis
untuk melindungi kepentingan rakyat. Selanjutnya, tujuan dari pembangunan alternatif adalah memanusiakan suatu sistem yang membungkam mereka dan
untuk mencapai tujuan ini diperlukan bentuk-bentuk perlawanan dan perjuangan politis yang menekankan hak-hak mereka sebagai manusia dan sebagai warga
negara yang tersingkir.
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
39 Di masa lampau hingga saat ini, pembangunan, termasuk Indonesia, telah
mengisolasi sebagian besar rakyat dari proses pembangunan, oleh karena itu diperlukan pemecahan masalah- masalah melalui pemberdayaan.
Sementara itu menurut pendapat Kartasasmita, menyatakan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: 1 menciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang enabling; 2 memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
empowering; dan 3 memberdayakan mengandung pula arti melindungi kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, dan mencegah
terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksplotasi yang kuat atas yang lemah. Setiana 2005: 6
Pada intinya, pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat makin tergantung pada program-program pemberian charity. Karena tujuan
akhirnya adalah memandirikan masyarakat, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri kearah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
Pembedayaan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.Pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan dengan sasarannya adalah masyarakat yang terpinggirkan.
Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat guna menganalisa kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang
perlu diatasi. Yang intinya adalah melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan masyarakat.
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
40 Pemberdayaan
masyarakat bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat
agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik mungkin, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Pemberdayaan masyarakat akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada instansi-instansi pemberi pelayanan.
Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, pemberdayaan bertujuan untuk memberikan kekuatan terhadap rakyat agar memiliki posisi tawar
terhadap negara. Posisi tawar ini selanjutnya menjadi kekuatan untuk mengkonntrol kekuasan negara dalam menyelenggarakan manajemen pemerintah,
sehingga hak-hak rakyat tidak terekploitasi dan dapat berpartisipasi secara aktif dan bebas.
Didalam melakukan pemberdayaan keterlibatan masyarakat yang akan diberdayakan sangatlah penting sehingga tujuan dari pemberdayaan dapat tercapai
secara maksimal. Program yang mengikutsertakan masyarakat, memliki beberapa tujuan, yaitu agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan
mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka, serta meningkatkan keberdayaan empowering masyarakat dengan pengalaman merancang, melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonomi Kartasasmita, 1996:249.
Untuk itu diperlukan suatu perencanaan pembangunan yang didalamnya terkandung prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat. Dalam perencanaan
pembangunan seperti ini, terdapat dua pihak yang memiliki hubungan yang sangat erat yaitu pertama, pihak yang memberdayakan Community Worker dan kedua,
pihak yang diberdayakan masyarakat. Antara kedua pihak harus saling
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
41 mendukung sehingga masyarakat sebagai pihak yang akan diberdayakan bukan
hanya dijadikan objek, tapi lebih diarahkan sebagai subjek pelaksana. Pemberdayaan merupakan suatu bentuk upaya memberikan kekuatan,
kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan berbagai bentuk inovasi kreatif sesuai dengan kondisi, yang secara potensial dimiliki. Disamping itu secara
bertahap masyarakat juga didorong untuk meningkatkan kapasitas dirinya untuk mengambil peran yang sejajar dengan mereka yang lebih berdaya melalui proses
penyadaran. Menurut Prijono 1996:208-209, pemberdayaan terdiri dari
pemberdayaan pendidikan, ekonomi, sosial budaya, psikologi dan politik. Pemberdayaan pendidikan merupakan faktor kunci yang ditunjang dan dilengkapi
oleh pemberdayaan yang lain, yaitu : a.
Pemberdayaan pendidikan. Pendidikan merupakan kunci pemberdayaan masyarakat. Oleh karena pendidikan dapat
meningkatkan pendapatan, kesehatan, produktivitas. Seringkali masyarakat berpendidikan rendah yang salah satu
penyebabnya adalah faktor ekonomi, karean dalam pendidikan itu sendiri membutuhkan biaya yang cukup banyak.
b. Pemberdayaan ekonomi. Akses dan penghasilan atas
pendapatan bagi setiap orang merupakan hal yang penting karena menyangkut otonominya kemandirian. Sehingga
dengan faktor ekonomi tersebut memungkinkan manusia untuk mengontrol dan mengendalikan kehidupannya sesuai
dengan yang mereka inginkan.
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
42 c.
Pemberdayaan sosial budaya. Dalam kehidupan masyarakat hendaknya tidak ada pembedaan-pembedaan peran dan
tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap manusia hendaknya memiliki peran dan tanggung jawab yang
sama sehingga dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat secara bersama-sama.
d. Pemberdayaan psikologi. Pemberdayaan sebagai perubahan
dalam cara berfikir manusia. Pemberdayaan tidak bermaksud membekali manusia dengan kekuasaan dan kekayaan, tetapi
membuat mereka sadar terhadap dirinya dan apa yang diinginkan dalam hidup ini. Interaksi antar masyarakat
didasarkan atas pengambilan keputusan bersama, tanpa ada yang memerintah dan diperintah, tidak ada yang merasa
menang atau dikalahkan. Pemberdayaan didasarkan atas kerja sama, untuk mencapai dengan hubungan timbal balik yang
saling memberdayakan. e.
Pemberdayaan politik. Dalam pemberdayaan politik pada intinya adalah bagaimana setiap orang dapat memiliki peluang
dan partisipasi yangs sama dalam kegiatan-kegiatan politik. Seperti kesempatan bersama dalam pengambilan keputusan
dan kepemimpinan, keterlibatan lembaga-lembaga politik, kesempatan untuk memberikan pendapat dan menyampaikan
hak suara dan lain sebagainya.
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
43 Dalam pelaksanaannya, pemberdayaan yang menurut Midgley dalam
Adi 2003:49-50 diidentikkan dengan pembangunan sosial yang dapat dilakukan oleh individu, masyarakatatau komunitas maupun oleh pemerintah, yaitu :
a. Pembangunan sosial melalui individu Sosial Development By
Individual, dimana individu-individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan masyarakat pada pendekatan
individual ataupun perusahaan individuals or enterprise approach.
b. Pembangunan sosial melalui komunitas Sosial Development By
Communities, dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama berupaya mengembangkan komitas lokalnya. Pendekatan ini lebih
dikenal dengan nama pendekatan komunitarian communitarian approach.
c. Pembangunan sosial melalui pemerintah Sosial Development By
Goverments, dimana pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga didalam organisasi pemerintah governmental
agencies. Pendekatan ini lebih dikenal dengan nama pendekatan statis statist approach.
Dari beberapa pendapat diatas jelas dikatakan bahwa dalam melakukan langkah perencanaan pemberdayaan, harus meliputi bidang politik, hukum dan
ekonomi sehingga masyarakat dapat berperan didalam pembangunan dengan aturan yang jelas demi peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Namun
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
44 agar pemberdayaan dapat berjalan dengan baik, maka pemberdayaan dibidang
pendidikan merupakan faktor kunci dari pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan sebagai suatu proses perlu adanya pengembangan dari
keadaan yang tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar
mampu mentransfer daya adalah dengan strategi peningkatan pendidikan dan kesadaran, sebagaimana Ife 1995:64, mengemukakan sebagai berikut:
“Empowerment through educationan and consciousness raising emphasizes the importance of an educative process broadly understood
in equipping people to increase their power. This incorporates notion of consciousness raising : helping people to understand the society and the
structures of oppression, giving people the vocabulary and the skill to work towards effective change, and so on.”
Pemberdayaan melalui peningkatan pendidikan dan kesadaran menekankan pada pentingnya proses pendidikan pengertian secara
luas untuk meningkatkan kemampuan masyarakat. Kerja sama ini menekankan pada kesadaran meningkatkan: membantu masyarakat
untuk memahami masyarakat dan strukturnya, memberikan masyarakat wawasan dan keterampilan untuk bekerja menghadapi perubahan
secara efektif, dan seterusnya.
Agar proses pemberdayaan sesuai dengan tujuannya Adi 2001:32-33 mengatakan perlu adanya intervensi sosial yang dijabarkan melalui dua intervensi
yakni internesi makro yaitu intervensi yang dilakukan di tingkat komunitas dan organisasi sedangkan intervensi mikro adalah suatu intervensi yang dilakukan
pada level individu, keluarga dan kelompok. Dalam penerapannya dilapangan Adi 2001:160 menyatakan ada 2
dua pilihan pendekatan yang dapat dilakukan. Pendekatan direktif yang dilakukan berdasarkan asumsi bahwa community worker tahu apa yang
dibutuhkan dan yang baik bagi masyarakat, sedangkan pendekatan non direktif
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
45 dilakukan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya
mereka butuhkan dan baik bagi mereka. Menurut Hogan 2000:20 seperti yang dikutip Adi 2001:212, tahapan-
tahapan yang menggambarkan proses pemberdayaan yang berkelanjutan sebagai suatu siklus, yaitu :
1. Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan
tidak memberdayakan. 2.
Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan pentidak berdayaan.
3. Mengidentifikasikan suatu masalah ataupun proyek.
4. Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna.
5. Mengembangkan rencana aksi dan mengimplementasikannya.
Terkait dengan hal tersebut, Lapera 2001:57-59 mengungkapkan langkah perencanaan pemberdayaan ini dapat dilakukan dalam bidang:
1.Di bidang politik, pada bidang ini adalah mengerakkan perubahan sedemikian rupa, sehingga dipenuhi syarat minimal bagi sebuah
kondisi baru yaitu menyangkut kepastian akan hak-hak dasar rakyat untuk ambil bagian dalam proses politik dan
penyelenggaraan pemerintahan. Inti dari usaha pemberdayaan di bidang politik ini adalah menghilangkan seluruh hambatan yang
selama ini menutup peluang bagi masyarakat untuk bisa ambil
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
46 bagian secara konstruktif dalam proses pembangunan dan
pengambilan keputusan. 2.Di bidang hukum, di bidang ini diperlukan suatu kondisi minimal
yang berkembang memperkuat identitas masyarakat komunitas, termasuk identitas lokal yang antara lain dapat mengacu pada
nilai-nilai dan norma hukum adat setempat. Penguatan institusi lokal sudah tentu tidak dilakukan dengan mata tertutup,
melainkan dengan pikiran kritis, sehingga jelas mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus ditinggalkan.
3.Di bidang ekonomi, program di lapangan ekonomi diawali dengan langkah redistribusi sumber-sumber ekonomi. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi syarat dasar bagi pemenuhan konsumsi dan tingkat produksi tertentu di kalangan masyarakat.
Jamasy 2004 mengemukakan bahwa konsekuensi dan tanggungjawab utama dalam program pembangunan melalui pendekatan pemberdayaan adalah
masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan,
kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama
dengan kemandirian masyarakat. Salah satu cara untuk meraihnya adalah dengan membuka kesempatan bagi seluruh komponen masyarakat dalam tahapan program
pembangunan. Setiap komponen masyarakat selalu memiliki kemampuan atau
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
47 yang disebut potensi. Keutuhan potensi ini akan dapat dilihat apabila di antara
mereka mengintegrasikan diri dan bekerja sama untuk dapat berdaya dan mandiri. Terkait dengan tujuan pemberdayaan, Sulistiyani 2004 menjelaskan
bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan
masalahmasalah yang dihadapi dengan mempergunakan dayakemampuan yang dimiliki. Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif,
psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisikmaterial. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi
oleh pengetahuan dan wawasan seseorang dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif merupakan suatu sikap perilaku
masyarakat yang terbentuk dan diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pemberdayaan masyarakat. Kondisi afektif adalah merupakan perasaan
yang dimiliki oleh individu yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan
kecakapan keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya mendukung masyarakat dalam rangka melaku-kan aktivitas pembangunan.
Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut kognitif, konatif, afektif dan psikomotorik akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya
kemandirian masyarakat yang dicita-citakan. Karena dengan demikian, dalam
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
48 masyarakat akan terjadi kecukupan wawasan, yang dilengkapi dengan
kecakapanketerampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhannya.
Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap
akan memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri. Sebagaimana dikemukakan oleh
Montagu Matson Suprijatna, 2000 yang mengusulkan konsep The Good Community and Competency yang meliputi sembilan konsep komunitas yang baik
dan empat komponen kompetensi masyarakat. The Good Community and Competency itu adalah;
1 setiap anggota masyarakat berinteraksi satu sama lain berdasarkan
hubungan pribadi atau kelompok; 2
komunitas memiliki kebebasan atau otonomi, yaitu memiliki kewenangan dan kemampuan untuk mengurus kepentingannya
sendiri secara mandiri dan bertanggung jawab; 3
memiliki vialibilitas yaitu kemampuan memecahkan masalah sendiri;
4 distribusi kekuasaan secara adil dan merata sehingga setiap orang
mempunyai berkesempatan dan bebas memiliki serta menyatakan kehendaknya;
5 kesempatan setiap anggota masyarakat untuk berpartsipasi aktif
untuk kepentingan bersama; 6
komunitas memberi makna kepada anggota;
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
49 7
adanya heterogenitasbeda pendapat; 8
pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin kepada yang berkepentingan; dan
Pembentukan masyarakat yang memiliki kemampuan yang memadai untuk memikirkan dan menentukan solusi yang terbaik dalam pembangunan
tentunya tidak selamanya harus dibimbing, diarahkan dan difasilitasi. Berkaitan dengan hal ini, Sumodiningrat 2000 menjelaskan bahwa pemberdayaan tidak
bersifat selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri, dan kemudian dilepas untuk mandiri, meskipun dari jauh tetap dipantau agar tidak
jatuh lagi. Berdasarkan pendapat Sumodiningrat berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar, hingga mencapai status mandiri.
Proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat berlangsung secara bertahap, yaitu: 1 tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku
sadar dan peduli, sehingga yang bersangkutan merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri, 2 tahap transformasi kemampuan berupa wawasan berpikir atau
pengetahuan, kecakapan-keterampilan agar dapat mengambil peran di dalam pembangunan, dan 3 tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-
keterampilan sehingga terbentuk inisiatif, kreatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian Sulistiyani, 2004.
Sesuai uraian diatas, dapat dikatakan proses pemberdayaan sebaiknya mampu mentransfer daya dengan upaya peningkatan kapasitas masyarakatnya
secara berkelanjutan dalam meningkatkan daya dan kemampuan yang ada baik
Mauludi : Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Rekonstruksi Sosial Ekonomi Pasca Gempa Bumi..., 2008 USU e-Repository © 2008
50 secara individu, organisasi dan komunitas, yang merupakan upaya peningkatan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.
2.4. Perkembangan Koperasi Dan Credit Union