2.4.2 Palm Oil Fly Ash POFA
Hasil proses pembuatan Crude Palm Oil CPO maka akan dihasilkan limbah padat diantaranya serabut buah dan cangkang kelapa sawit itu sendiri,
namun ini tidak menjadi masalah bagi Pabrik Kelapa sawit PKS karena limbah  ini akan menjadi bahan bakar daripada boiler. Limbah padat berupa
cangkang dan  serat digunakan sebagai bahan bakar ketel boiler  untuk menghasilkan energi mekanik dan panas. Uap dari boiler dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik dan untuk merebus TBS sebelum diolah di dalam pabrik. Diagram alir pembentukan pofa dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Diagram Alir Palm Oil Fly Ash
Cangkang dan serat buah sawit yang sudah terbakar, akan menghasilkan sisa- sisa  pembakaran yang nantinya akan menjadi limbah daripada  boiler
atau furnance tungku pembakaran berupa abu terbang. Abu Terbang Fly ash , yakni abu yang  berada dibawah  tungku  tepatnya
ditempat  pengumpulan abu. Abu terbang terlihat pada gambar 2.6
a b
Gambar 2.6 aAbu Terbang Palm Oil Fly Ash, bBottom ash sesudah di grinding Yasman,F.,2014
Buah Sawit
Produksi
Cangkang sawit bahan bakar
Boiler
bak penampungan
Palm Oil Fly Ash
Udara
Partikel  Ash Ringan
CPO
Pertikel Ash berat
Masalah yang  kemudian timbul adalah sisa dari pembakaran pada boiler yang  berupa abu dengan  jumlah yang terus meningkat  sepanjang
tahun yang  sampai sekarang  masih belum termanfaatkan. Ternyata limbah abu sawit banyak  mengandung unsur silika SiO2 yang merupakan bahan
pozzolanic. Berdasarkan  penelitian yang dilakukan Graille dkk 1985 ternyata limbah abu sawit banyak  mengandung unsur  silika SiO2 yang
merupakan bahan pozzolanic Yasman,F.,2014. Hayward  1995  dalam Utama dan Saputra  2005  menyatakan dalam
bahan pozzolan ada dua senyawa utama yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan semen yaitu senyawa SiO2 dan  Al2O3 yang  dimana abu Sawit
merupakan bahan pozzolanic, yaitu material yang tidak mengikat seperti semen, namun mengandung  senyawa silika oksida SiO2 aktif yang apabila bereaksi
dengan kapur bebas atau Kalsium Hidroksida  CaOH2 dan air akan membentuk material seperti semen yaitu Kalsium Silikat Hidrat. Unsur penyusun
fly  ash sangatlah  beragam  tergantung  dari  sumber  bahan  bakarnya,  tetapi  pada umumnya fly ash mengandung SiO2,CaO,
2.5 Komposit Matrik Logam Metal Matrix Composite
Material  komposit  adalah  material  yang  terdiri  dari  gabungan  dua  atau lebih    fasa  yang  berbeda  baik  secara  fisika  ataupun  kimia  dan  memiliki
karakteristik  lebih  unggul  dari  masing - masing  komponen  penyusunnya. Material komposit terdiri dari dua fasa, satu disebut sebagai matriks dengan masa
continuous dan  penguat  dengan  fasa discontinuous. Dalam  komposit  logam, kombinasi  yang  terjadi  berupa  material  fasa  logam  yang  harus  bersifat  ulet
dengan  material  penguat  berupa  keramik  senyawa  oksida,  karbida  dan  nitrida yang  biasanya  terbentuk  partikulat  dengan  kadar  antara  10-60  fraksi  volum.
Pada  penelitian  ini  penulis  hanya  membahas tetntang metal  matrix  composite MMC atau yang lebih spesifik lagi yaitu komposit matriks aluminium AMC.
Terdapat  5  faktor  umum  dari  penguat  yang  mempengaruhi  sifat  dari  material komposit  yaitu  konsentrasi,  ukuran,  bentuk,  distribusi,  dan  orientasi.  Dimana
dapat dilihat pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Penguat dalam material komposit a. konsentrasi, b. Ukuran, c bentuk, d. Distribusi, dan e orientasi Calister, 2003.
Kombinasi yang terjadi pada logam komposit berupa material fasa logam yang  harus  bersifat  ulet  dengan  material  penguat  berupa  keramik  senyawa
oksida,  karbida  dan  nitrida  yang  biasanya  terbentuk  partikulat  dengan  kadar antara 10-60 fraksi volum.
Metal  matrix  composite memiliki  keunggulan  dibandingkan  dengan logam  tunggalnya  karena metal  matrix  composite dapat  memiliki  sifat  yang
diinginkan,  seperti  peningkatan  kekuatan  dengan  berat  yang  lebih  rendah. Beberapa  keunggulan metal  matrix  composite dibandingkan  dengan  logam
tunggalnya, yaitu: 1. Kombinasi kekuatan dan modulus yang baik.
2. Berat jenis jenderung lebih rendah. 3. Rasio kekerasan dengan berat dan modulus dengan berat lebih baik dari
logam. 4. Nilai koefisien muai panasnya lebih rendah dibandingkan logam
5. Kekuatan fatik cukup baik.
2.6 Proses Pengecoran Logam
Pengecoran  atau  penuangan  casting  merupakan  salah  satu  proses pembentukan  bahan  bakubahan  benda  kerja  yang  relatif  mahal  dimana
pengendalian  kualitas  benda  kerja  dimulai  sejak  bahan  masih  dalam  keadaan