Peralatan Bahan, Peralatan dan Metode .1 Bahan

3.4 Metode Pengujian 3.4.1 Uji Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam pengujian kekerasan ini adalah dengan metode lekukan dengan menggunakan alat brineel hardness test . Skala yang digunakan dalam pengujian ini adalah skala BHN Penetrator yang digunakan adalah jenis bola baja steel ball. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan selama proses pengujian kekerasan. 1. Dipersiapkan spesimen untuk uji kekerasan 2. Spesimen uji terlebuh dahulu di amplas dengan kertas pasir menggunakan mesin polishing agar permukaan spesimen rata saat di uji kekerasan. 3. Setelah permukaan spesimen rata dan sejajar, kemudian menetukan letak titik-titik pada permukaan spesimen yang akan diuji. Untuk pengujiannya diambil 3 titik pada permukaan spesimen, lalu spesimen diletakkan pada anvil mesin Brineel. 4. Spesimen diberi beban 500 kg dan ditahan selama 5 detik dengan menggunakan handle. 5. Setelah 5 detik, katup pembuang tekanan dibuka secara perlahan. 6. Diameter jejak bolaindentasi diukur menggunakan teropong khusus untuk keempat titik. 7. Mencatat hasil dari jejak indentasi yang menunjukkan nilai kekerasan pada spesimen tersebut. Gambar 3.15 Pengujian Kekerasan 3.4 .2 Uji Mikrostruktur Metallograpy Pengujian sruktur mikro dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara. Peralatan pengujian adalah mikroskop Refected Metalurrgical Microscope dengan type Rax Vision No.54549. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan selama proses pengujian mikrografi. 1. Pemotongan sampel dengan menggunakan gergaji 2. Pengamplasan spesimen dengan menggunakan kertas pasir dari grit 600, 800, 1000, 1200 dan 1500 sampai permukaan spesimen rata. 3. Pemolesan dengan kain dan autosol agar permukaan spesimen mengkilap. 4. Pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik untuk mengamati persebaran pofa yang diberikan. Gambar 3.16 Pengujian foto mikrostruktur

3.4.3 Pengujian Impak

Pengujian impak dilakuan pada sampel uji dengan menggunakan metode charpy, pengujian impak dilakukan untuk mengetahui ketangguhan material MMC yang dinyatakan dalam energy joule yang diserap sampel uji pada saat pengujian. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian impak adalah sebagai berikut: 1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan. 2. Bersihkan permukaan spesimen dengan kertas pasir sampai rata. 3. Dimensi spesimen diukur. 4. Spesimen memiliki takikan yang berada di tengah specimen tersebut dengan sudut takikan 45 o , takikan berbentuk V dan kedalaman takikan 2 mm. 5. Letakkan spesimen pada landasan Impak Tester dan disesuaikan letaknya dengan mal ukur. 6. Lakukan pengujian dengan palu pukulan menggunakan metode Charpy. 7. Selanjutnya nilai energi yang diserap akan tercatat di monitor computer yang terhubung pada impact tester. Gambar 3.17 Pengujian impak 3.4.4 Pengujian SEM Scanning Electron Microscope dan Pengujian EDS Electron Dispersive Spectroscopy Untuk pengujian SEM dan EDS dilakukan di laboratorium Laboratorium Metalurgi Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia. Sampel sebelumnya di reparasi terlebih dahulu di laboratorium Metalurgi Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara selanjutnya di kirim ke Universitas Indonesia untuk dilakukannya pengujian SEM dan EDS. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian SEM dan EDS adalah sebagai berikut: 1. Material uji yang akan dilakukan pemotretan harus bersih, kering dan telah mengalami proses pemolesan polishing dengan menggunakan alumina untuk mendapatkan permukaan spesimen yang rata, bebas dari kotoran, tidak berminyak dan mengkilap sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil pemotretan yang baik. 2. Membersihkan material uji dengan menggunakan ultrasonic cleaner dengan media aceton untuk menghilangkan debu-debu pengotor sebelum penempelan pada spesimen holder. Mesin Ion Sputter JFC-1600 ditunjukkan pada gambar 3.18, sedangkan itu spesifikasi mesin ion sputter JFC-1600 dapat dilihat pada tabel 3.4. Gambar 3.18 Mesin Ion Sputter JFC-1600 Tabel 3.4 Spesifikasi Mesin Ion Sputter JFC-1600 No Spesifikasi Mesin Ion Sputter JFC-1600 1 Tegangan 1,2 kV 2 Arus Listrik 6 - 7,5 mA 3 Kevakuman 0,2 4 Durasi 4 menit 3. Menempelkan material uji pada specimen holder dengan menggunakan double sticky tip untuk mendapatkan posisi spesimen yang rigid. 4. Memberikan lapisan tipis coating oleh gold-palladium Au : 80 dan Pd : 20 dengan menggunakan mesin Ion Sputter JFC-1600. Dengan proses ini akan didapatkan tebal lapisan 400 Å agar spesimen yang akan dilakukan pemotretan menjadi penghantar listrik. 5. Material uji dimasukkan ke dalam specimen chamber pada mesin SEM JEOL JSM-6390A untuk melakukan observasi pada spesimen uji sebelum dilakukan pemotretan. Adapun mesin SEM JEOL JSM-6390A ditunjukkan pada gambar 3.19. Gambar 3.19 mesin SEM JEOL JSM-6390A 6. Pemotretan dilakukan dengan menggunakan perbesaran yang diinginkan untuk mengetahui butiran, batas butir, keretakan, dan dislokasi. 7. Hasil pemotretan berupa gambar SEM yang kemudian dianalisis tentang struktur makro, dan struktur mikro. 8. Dengan hasil gambar SEM yang diperoleh, selanjutnya dapat menentukan pengambilan titik yang akan ditembak EDS. Hasil dari EDS yaitu tampilan grafik prosentase berupa mass dan atom dari unsur yang terkandung didalam bahan. Unsur yang ditampilkan pada grafik bisa dipilih sesuai yang dikehendaki.

3.5 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.18 Diagram alir penelitian Mulai Kondisi hasil coran Tidak Ya Proses peleburan, Penuangan, Pengadukan Aluminium dan Fly ash .5, 5, 7.5, 10 dan 12.5 dengan Centrifugal Casting Penelusuran literatur dan penyusunan proposal Penyiapan Bahan dan Alat Pengujian Uji Kekerasan SEM EDS Analisa Data Selesai Quenching air temp 60-100oC selama 20 detik Artificial Aging Temp. 1550C waktu penahanan 2jam Pengujian Uji Kekerasan Metallograpy Metallograpy T6 heat treatment temp.540 C waktu penahanan 4 jam Uji Impact Uji Impact

Dokumen yang terkait

Studi Eksperimental Pengaruh Persentase Palm Oil Fly Ash ( POFA ) Terhadap Kekerasan Dan Mikrostruktur Metal Matrix Composite ( MMC ) Menggunakan Metode Centrifugal Casting

1 40 105

Analisa Pengaruh Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Dan Mikrostruktur Material Metal Matrix Composite Aluminium – Palm Oil Fly Ash Menggunakan Metode Cetrifugal Casting

0 0 21

Analisa Pengaruh Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Dan Mikrostruktur Material Metal Matrix Composite Aluminium – Palm Oil Fly Ash Menggunakan Metode Cetrifugal Casting

0 0 6

Analisa Pengaruh Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Dan Mikrostruktur Material Metal Matrix Composite Aluminium – Palm Oil Fly Ash Menggunakan Metode Cetrifugal Casting

0 0 28

Analisa Pengaruh Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Dan Mikrostruktur Material Metal Matrix Composite Aluminium – Palm Oil Fly Ash Menggunakan Metode Cetrifugal Casting

0 0 3

Analisa Pengaruh Heat Treatment Terhadap Sifat Mekanik Dan Mikrostruktur Material Metal Matrix Composite Aluminium – Palm Oil Fly Ash Menggunakan Metode Cetrifugal Casting

0 0 11

Studi Eksperimental Pengaruh Persentase Palm Oil Fly Ash ( POFA ) Terhadap Kekerasan Dan Mikrostruktur Metal Matrix Composite ( MMC ) Menggunakan Metode Centrifugal Casting

0 0 21

Studi Eksperimental Pengaruh Persentase Palm Oil Fly Ash ( POFA ) Terhadap Kekerasan Dan Mikrostruktur Metal Matrix Composite ( MMC ) Menggunakan Metode Centrifugal Casting

0 0 2

Studi Eksperimental Pengaruh Persentase Palm Oil Fly Ash ( POFA ) Terhadap Kekerasan Dan Mikrostruktur Metal Matrix Composite ( MMC ) Menggunakan Metode Centrifugal Casting

0 0 21

Studi Eksperimental Pengaruh Persentase Palm Oil Fly Ash ( POFA ) Terhadap Kekerasan Dan Mikrostruktur Metal Matrix Composite ( MMC ) Menggunakan Metode Centrifugal Casting

0 0 3