2.9 Pengujian Kekerasan
Kekerasan aluminium dapat didefinisikan sebagai ketahanan logam terhadap indentasi. Nilai kekerasan berkaitan dengan kekuatan luluh logam
karena selama identasi logam mengalami deformasi plastis. Luluh merupakan proses slip, luncur tau kembaran. Pada proses slip, struktur kisi antara daerah slip
dan daerah tanpa slip terdislokasi. Batas antara daerah slip dan daerah tanpa slip disebut garis lokasi solechan, 2010
Kekerasan Ketahanan bahan terhadapindentasi secara kualitatif menunjukan kekuatannya Shackelford,2009. Skala yang lazim dalam pengujian
kekerasan antara lain skala Brinell, Vickers, Rockwell dan Knop. Skala kekerasan brinell BHN cenderung menunjukkan korelasi yang cukup linier
terhadap bahan tertentu, termasuk paduan aluminium terlihat pada Tabel 2.6 merupakan sifat dari logam yang sering dipergunakan dalam pengecoran,
dimanadalam Tabel tersebut terdapat sifat paduan aluminium seperti kekerasan Amstead, 1997.
Tabel 2.6 Sifat-sifat dari logam Amstead,1997
Jenis Logam Kekuatan Tarik Mpa
Keuletan Kekerasan
BHN
Besi dan Baja Besi cor kelabu
Besi cor putih Baja
110-207 310
276-2070 0-1
0-1 12-15
100-150 450
110-500
Bukan Besi Aluminium
Tembaga Magnesium
Seng Titan
Nikel 83-310
345-689 83-345
48-90 552-1034
414-1103 10-35
5-10 9-15
2-10 -
15-40 20-100
50-100 30-60
80-100 158-266
90-250
Skema pengujian kekerasan Brinell ditunjukkan Gambar 2.11. Kekerasan Brinell dihitung berdasarkan persamaan :
=
. . .
Kgmm
2
Dimana : P: beban yang digunakan Kgf
D : Diameter indentor mm D : diameter indentasi mm
Gambar 2.11. Skema pengujian brinell Amstead,1997
2.10 Uji Mikrostruktur
Pengujian Mikrostruktur digunakan untuk mengetahui bentuk dan ukuran dari suatu logam pada umumnya pengujian dilakukan dengan reflek pemendaran
sinar, pada pemolesan atau etsa, tergantung pada permukaan logam uji polis, dan diperiksa langsung di bawah mikroskop atau dietsa lebih dulu, baru diperiksa
di bawah mikroskop. Seperti terlihat pada Gambar 2.12
Gambar 2.12 Strukturmikro paduan Al-Si Wanto,Y.,2012
2.11 Pengujian SEM Scanning Electron Microscope
SEM Scanning Electron Microscope adalah salah satu jenis mikroscop electron yang menggunakan berkas electron untuk menggambarkan bentuk
permukaan dari material yang dianalisis. Prinsip kerja dari SEM ini adalah dengan menggambarkan permukaan benda atau material dengan berkas electron
yang dipantulkan dengan energy tinggi. Permukaan material yang disinari atau terkena berkas electron akan memantulkan kembali berkas electron atau
dinamakan berkas electron sekunder ke segala arah. Tetapi dari semua berkas electron yang dipantulkan terdapat satu berkas electron yang dipantulkan dengan
intensitas tertinggi. Detector yang terdapat di dalam SEM akan mendeteksi berkas electron berintensitas tertinggi yang dipantulkan oleh benda atau material
yang dianalisis. Selain itu juga dapat menentukan lokasi berkas electron yang berintensitas tertinggi itu.
Ketika dilakukan pengamatan terhadap material, lokasi permukaan benda yang ditembak dengan berkas elektron yang ber intensitas tertinggi di – scan
keseluruh permukaan material pengamatan. Karena luasnya daerah pengamatan kita dapat membatasi lokasi pengamatan yang kita lakukan dengan melakukan
zoon – in atau zoon – out. Dengan memanfaatkan berkas pantulan dari benda tersebut maka informasi dapat di ketahui dengan menggunakan program
pengolahan citra yang terdapat dalam computer. SEM Scanning Electron Microscope memiliki resolusi yang lebih tinggi
dari pada mikroskop optic. Hal ini di sebabkan oleh panjang gelombang de Broglie yang memiliki electron lebih pendek daripada gelombang optic. Karena
makin kecil panjang gelombang yang digunakan maka makin tinggi resolusi mikroskop.
Prinsip kerja SEM Scanning Electron Microscope 1. Electron gun menghasilkan electron beam dari filamen. Pada umumnya
electron gun banyak yang digunakan adalah tungsten hairpin gun dengan filamen berupa lilitan tungsten yang berfungsi sebagai katoda. Tegangan yang
diberikan kepada lilitan mengakibatkan terjadinya pemanasan. Anoda