Pengertian Tentang HAM TINJAUAN UMUM TENTANG HAK ASASI MANUSIA

kompleks. Pembahasan-pembahasan mengenai HAM timbul dari 3 tiga orientasi umum filosofis, yakni. 28 1. Konservatisme Konservatisme merupakan pemahaman bahwa HAM adalah hak akan persamaan materil terutama bagi kelas pekerja maupun hak kelompok warga Negara akan kesejahteraan yang didasarkan atas persamaan nikmat materil. 2. Liberalisme Liberalism merupakan pemahaman hak atas persamaan materil dan kebebasan politik bagi individu maupun hak akan persamaan akan kebebasan bagi individu. 3. Komunalisme Komunalisme adalah pandangan yang menitikberatkan hak-hak pada pihak yang paling kuat saja maupun ketidaksamaan hak. Plato yang merupakan sumber sudut pandangan bagi konservatisme klasik dalam buku Politeia-nya menyatakan bahwa HAM tidaklah sama, sehingga juga tidak ada persamaan kebebasan dan tentu saja tidak perlu usahau untuk menciptakan kondisi-kondisi materil yang sama. 29 Secara defenitif unsur normative yang berfungsi sebagai pedoman berperilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta jaminan adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Hak mempunyai unsur-unsur sebagai berikut : 30 1. Pemilik hak 2. Ruang lingkup penerapan hak 3. Pihak yang bersedia dalam penerapan hak 28 David.P.forsythe, 1993, Bandung, Hak-hak Asasi Manusia dan Politik Dunia, Angkasa edisi ketiga. 29 George Sabine, 1963, London, A History of Political Theory, London Press. Hal.80 30 Azyumardi Azra, op.cit, hal 199 Ketiga unsur diatas menyatu dalam pengertian dasar tentang hak. Dengan demikian, hak merupakan unsur normative yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan lembaga Negara. 31 Hak adalah tuntutan yang dapat diajukan oleh seseorang kepada orang lain sampai kepada batas-batas pelaksanaan hak tersebut. Hak Asasi Manusia adalah hak hukum yang dmiliki orang sebagai manusia dan bersifat universal, serta tidak memandang apakah orang tersebut kaya-miskin atau laki-laki perempuan. 32 Dama Piagam PBB, ditekankan dengan jelas mengenai Hak Asasi Manusia. Selama perancangan Piagam PBB, ada diskusi hebat mengenai seberapa banyak Hak Asasi Manusia sungguh-sungguh akan dinyatakan dan Dalam bentuk apa. Revolusi Prancis dengan Declaration des Droit De I’homme et du Citoyen 1789 menyatakan HAM adalah kebahagiaan yang sejati yang harus dicari dalam kebebasan individu yang merupakan produk dari hak-hak manusia yang suci, tidak dapat dicabut, dan kodrati. 33 Pada akhirnya pasal 1 Piagam PBB berbunyi : 34 31 Ibid 32 C. de Roder, op.cit, hal 47. 33 Ibid hal 53 34 Ibid hal. 54 “Tujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah : Untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional…Untuk memajukan kerja sama internasional dalam memecahkan masalah-malasah internasional dibidang ekonomi, social, budaya dan kemanusiaan, dan menggalakkan serta meningkatkan penghormatan bagi hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi semua orang tanpa pembedaan ras, jenis kelamin, atau agama…” Dimasukkannya Hak Asasi Manusia kedalam pasal 1 piagam PBB, organisasi multinegara ini menginginkan masyarakat internasional dan Negara- negara akan pengertian Hak Asasi Manusia, bahwa pemahaman akan pengertian HAM merupakan suatu landasan yang dapat memecahkan masalah-masalah di bidang ekonomi, social dan budaya. Lebih jelas dalam pasal 55 dan 56 Piagam, menetapkan kewajiban Hak Asasi Manusia yang pokok dari semua Negara-negara anggota PBB. 35 a Standar hidup yang lebih tinggi, pekerjaan penuh full employment, kondisi ekonomi dan kemajuan serta perkembangan social. Pasal 55 berbunyi sebagai berikut : “Dengan mengingat pembuatan kondisi kesetabilan dan kemakmuran yang diperlukan bagi perdamaian dan hubungan bersahabat di antara Negara-negara yang didasarkan atas penghormatan terhadap prinsip kesamaan hak dann penentuan nasib sendiri bangsa-bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa menggalakkann : b Pemecahan masalah-masalah ekonomi, social dan kesehatan internasional dan masalah-masalah terkait lainnya; budaya internasional dan kerja sama pendidikan dan; c Penghormatan unibersal dan pematuhan hak-hak asasi dan kebebasan dasar manusia bagi semua tanpa ada perbedaan ras, jenis kelamin, bahasa atau agama. Prinsip Hak Asasi Manusia yang digalakkan oleh PBB merupakan suatu keinginan yang telah didiskusikan pada saat perancangan Piagam PBB. Bahwa dibutuhkan pemahaman mengenai Hak Asasi Manusia agar tujuan dari piagam ini dapat terlaksana. Dalam hal ini disebutkan dalam pasal 56, yaitu : “Semua anggota berjanji pada diri mereka untuk melakukan tindakan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dalam bekerja sama dengan organisasi untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam pasal 55”. 35 Ibid, hal. 54 Pengertian tentang Hak Asasi Manusia dalam Piagam PBB ini, selanjutnya mengalami penjabaran lebih luas lagi pada Deklarasi Se-Dunia tentang hak-hak asasi manusia The Universal Declaration of Human Rights PBB, 1948. Dalam mukadimah Deklarasi Se-Dunia BB menjelaskan lebih lanjut pengertian mengenai Hak Asasi Manusia yaitu : - Bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan, adalah dasar dari kebebasan, keadilan, dan perdamaian dunia. - Bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak-hak asasi manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa kemarahan dalam hati manusia, dan terbentuklah suatu dunia dimana manusia akan mengecap kenikmatan kebebasan berbicara dan beragama serta kebebasan dari ketakutan dan kekurangan telah dinyatakan sebagai cirta-cita yang tertinggi dari rakyat jelata. - Bahwa persahabatan antara Negara-negara perlu dianjurkan. - Bahwa bangsa-bangsa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan sekali lagi dalam Piagam Kepercayaan mereka akan hak-hak dasar manusia, akan martabat dan penghargaan seseorang manusia dan aka hak- hak yang sama dari laki-laki maupun perempuan dan telah memutuskan akan memajukan kemajuan social dan tingkat penghidupan yang lebih baik dalam kemerdekaan yang luas. - Bahwa Negara-negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan penghargaan umum terhadap dan pelaksanaan hak-hak manusia dan kebebasan-kebebasan ini adalah penting sekali untuk pelaksanaan yang benar dari janji ini. Isi Mukadimah Deklarasi Se-Dunia ini, Majelis Umum PBB menekankan lebih jelas lagi pada Negara-negara anggota yang telah menyetujui deklarasi ini pengertian tentang Hak Asasi Manusia. Dan bahwa pengertian bersama terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasab ini adalah penting sekali untuk pelaksanaan yang benar dari janji ini. Deklarasi Se-Dunia tentang Hak Asasi Manusia pada tahun 1948 ini berisikan 30 tiga puluh pasal yang memuat tentang pengertian dari hak-hak asasi dan kebebasan dasar. Dimana tidak ada pembedaan antara laki-laki dengan perempuan, kebangsaan atau kewarganegaraan yang dimiliki, maupun agamanya. Pengertian hak-hak asasi manusia yang penting yang dimuat dalam deklarasi Se- Dunia adalah sebagai berikut : 36 - Hak hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi pasal 3; - Larangan perbudakan pasal 4; - Larangan penganiayaan pasal 5 - Larangan penangkapan, penahanan, atau pengasingan yang sewenang- wenang pasal 9; - Hak atas pemeriksaan pengadilan yang jujur pasal 10 - Hak atas kebebasan pasal 13; - Hak atas kebebasan berfikir, menyuarakan hati nurani, dan beragama pasal 18 - Hak atas kebebasan mengemukakan pendapat dan mencurahkan pikiran pasal 19 - Hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat pasal 20 - Hak untuk turut serta dalam pemerintahan pasal 21; Deklarasi Se-Dunia juga memberikan pengertian bahwa Hak Asasi Manusia juga menyangkut tentang hak social dan ekonomi yang penting, yakni: - Hak atas pekerjaan pasal 23; 36 Peter R. Baehr, op.cit hal.6-7 - Hak atas taraf hidup yang layak, termasuk makanan, pakaian, perumahan dan kesehatan pasal 25 - Hak atas pendidikan pasal 26 Pengertian tentang hak-hak asasi manusia yang disebutkan diatas, kemudian diuraikan dalam 2 dua perjanjian internasional yang mempeunyai kekuatan hukum yang mmengikat dan disetujui oleh Majelis Umum PBB pada tahu 1966. 37 1. Perjanjian internasional tentang Hak Sipil dan hak Politik; Kedua perjanjian tersebut adalah : 2. Perjanjian internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan. Yang menjadi perbedaan 2 dua perjanjian internasional diatas dengan Deklarasi Se-Dunia, yaitu 2 dua perjanjian internasional tersebut tidak memuat hak untuk mendapatkan suaka, hak atas kebangsaan, dan hak atas harta benda. John Locke menyatakan bahwa individu dikarunia oleh alam, hak yang inheren atas kehidupan, kebebasan, dan harta yang merupakan milik mereka sendiri dan tidak dapat dipindahkan dan atau dicabut oleh Negara. 38 Selanjutnya John Locke menyatakan bahwa Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. 39 Jan Materson dari Komisi HAM PBB dalam Teaching Human Rights, United Nations, menegaskan bahwa : 40 Hak asasi, Hak Asasi Manusia, atau hak dasar, adalah sebutan yang diberikan kepada elementer yang dipandang mutlak perlu bagi perkembangan “Human Rights could be generally defined as those rights are inherent in our nature and which can not live as human being” Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. 37 Ibid , hal. 7 38 John Locke, 1946, The Second Tretise Of Civil Government and A Letter Concerning Toleration, Oxford, Balacwell, hal. 46. 39 Azyumardi Azra, op.cit, hal. 200 40 Ibid, hal 200 incividu. 41 Dengan mengumumkan memorandum tersebut, Kementerian Luar Negeri Kerajaan Belanda telah menjalankan upaya yang patut dihargai yaitu menjelaskan pendapatnya mengenai hak asasi manusia. Kementerian itu memberikan tekanan pada hak individu. Demikian bunyin awal memorandum Hak Asasi Manusia dan Politik Luar Negeri, yang diumumkan oleh kementerian Luar Negeri Kerajaan Belanda. 42 Filosof politik Maurice Cranston, mengatakan Hak-hak Asasi Manusia adalah sesuatu yang melekat pada semua orang setiap saat. 43 Dalam konsep Hak Asasi Manusia menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa ditempatkan dalam keseluruhan harkat dan martabatnya dengan kesadaran mengemban kodrat sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk social yang dikarunia hak, kebebasan, dan kewajiban dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat harus diwujudkan keselarasan hubungan, yakni : Setelah menyelusuri konsep pengertian Hak Asasi Manusia secara internasional, baik melalui piagam maupun Deklarasi Se-Dunia yang diumumkan PBB dan pengertian Hak Asasi Manusia menurut perseorangan. Akan ditelusuri lebih lagi mengenai pengertian Hak Asasi Manusia dalam skala nasional. 44 - Antar manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa; - Antara manusia dengan manusia; - Antara manusia dengan masyarakat dan Negara; - Antara manusia dengan lingkungan; - Antara manusia dalam hubungan antar bangsa. Konsep dan pengertian hak asasi memberikan criteria sebagai hak asasi dan kewajiban manusia dimuat secara konstitusional dalam Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia sebagai suatu rangkaian naskah yang terdiri dari Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan UUD 1945. 41 Ministey of Foreign Affairs of the Kingdom of the Netherlands, Human Rights and Foreign Policy, memorandum disajikan pada Lower House of the State of the Kingdom of the Netherlands pada 3 Mei 1979 oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Kerja Sama Pembangunan, versi Bahasa Inggris, hal.15. 42 Peter R. Baehr, op.cit, hal 3. 43 Ibid hal. 3 44 Issanuddin, 1994, Medan, Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia Menyongsong PJP II, Fakultas Hukum USU, hal. 9 Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Apa yang disebutkan dalam alinea pertama UUD 1945 Republik Indonesia menunjukkan adanya pengakuan terhadap kemerdekaan dan kebebasan bagi suatu bangsa untuk menentuka nasibnya sendiri serta bebas untuk membentuk negaranya sendiri. Kebebasan hak bagi suatu bangsa untuk menentukan nasib dan negaranya sendiri, merupakan perkembangan terhadap pengertian Hak Asasi Manusia. Pengertian ini dikuatkan dengan Deklarasi tentang pemberian kemerdekaan kepada Negara-negara dan bangsa-bangsa colonial. Deklarasi yang dikemukaan diatas telah diterima oleh Majelis Umum PBB dalam resolusi 1513 XV pada tanggal 14 Desember 1960. Delapan Puluh Negara menyetujui resolusi ini dan tidak ada yang menentangnya. Tetapi terdapat 9 Sembilan Negara yang abstain, yaitu Portugal, Spanyol, Uni Afrika Selatan, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Republik Dinamika, dan Prancis. Deklarasi ini merupakan perkembangan normative dalam bidang Hak Asasi Manusia dan hak kelompok-kelompok Nasional. Dan terutama menentukan nasib sendiri. Pada alinega Ketiga Pembuakaan UUD 1945 Indonesia, diakui adanya kehidupan bangsa yang bebas. Alinea keempat memuat tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi dalam bidang social, politik, ekonomi, dan pendidikan. Apa yang disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia, merupakan konsep dasar dan pengertian Hak Asasi Manusia. A.Gunawan Setiardjo memberikan pengertian tentang Hak Asasi Manusia, yakni hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya. Jadi hak-hak yang dimiliki manusia sebagai manusia dan HAM harus dipahami dan dimengerti secara universal. Memerangi dang menentang ke-Universalan HAM berarti memerangi dan menentang HAM. 45 Sedangkan Darwints Prints, memberikan rumusan Hak Asasi Manusia sebagai hak yang melekat pada diri manusia sejak dalam kandungan sampai ke liang lahat. Ia merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa, dengan memberikan 45 A. Gunawan Setiadjo, 1993, Yogyakarta, Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila, Kanisius, hal. 71 manusia kemampuan membeddakan yang baik dengan yang buruk akal budi. Akal budi membimbing manusia menjalankan kehidupannya. 46 Bagir Manan membagi Hak Asasi Manusia pada beberapa kategori yaitu: Dalam pasa 1 satu Undang-Undang No. 26 tahun 2000 memberikan pengertian, bahwa Hak Asasi Manusia sebagai perangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan anugrahNya yang wajib dijunjung tinggi, dann dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan dan martabat kemanusiaan. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, memberikan pengertian Hak Asasi Manusia yang sama seperti apa disebutkan pada pasal 1 satu Undang-Undang No. 39 Tahun 1999. 47 1. Hak sipil; 2. Hak Politik; 3. Hak Ekonomi; 4. Hak Sosial Budaya. Hak sipil terdiri dari hak perlakuan yang sama dimuka hukum, hak bebas dari kekerasan, hak khusus bagi kelompok annggota masyarakat tertentu, hak hidup dan kehidupan. Hak politik terdiri dari hak kebebasan berserikat dan berkumpul, hak kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan hak menyampaikan pendapat dimuka umum. Hak ekonomi terdiri dari hak jaminan social, hak perlindungan kerja, hak perdagangan, dan hak pembangunan, dan hak pembangunan berkelanjutan. 46 Darwin Prints, 2001, Bandung, Sosialisasi dan Diseminasi Penegakan Hak Asasi Manusia, Citra Aditiya bakti, hal. 8 47 Azyumardi Azra, op.cit, hal 214 Hak social budaya terdiri dari hak memperoleh pendidikan, hak kekayaan intelektual, hak kesehatan, dan hak memperoleh perumahan dan pemukiman. Sementara itu, Baharuddin Lopa membagi HAM dalam beberapa jenis yaitu: 48 - Hak persamaan dan kebebasan, - Hak hidup, - Hak memperoleh perlindungan, - Hak penghormatan pribadi, - Hak menikah dan berkeluarga, - Hak wanita sederajat dengan pria, - Hak anak dari orang tua, - Hak memperoleh pendidikan, - Hak kebebasan memilih agama, - Hak kebebasan bertindak dan mencari suaka, - Hak untuk bekerja, - Hak memperoleh kesempatan yang sama, - Hak milik pribadi, - Hak menikmati hasilproduk, - Hak tahanan dan narapidan. Apa yang dikemukakan oleh Bagir Manan dan Baharuddin Lopa, merupakan penjabaran yang luas dari pengertian akan bentuk-bentuk Hak Asasi Manusia. Pemikiran Hak Asasi Manusia terus berlangsung dalam rangka mencari rumusan Hak Asasi Manusia yang sesuai dengan konteks ruang dan jamannya. Secara garis besar, perkembangan pemikiran tentang Hak Asasi Manusia dibagi pada 4 empat generasi. 49 Generasi pertama berpendapat bahwa pengertian Hak Asasi Manusia hanya berpusat pada bidang hukum dan politik, focus pemikiran Hak Asasi Manusia 48 Ibid, hal.214. 49 Ibid, hal 204 generasi pertama pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak da situasi perang dunia ke-dua totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum yang baru. Generasi kedua pemikiran Hak Asasi Manusia tidak saja menurut hak yuridis saja, melainkan juga hak-hak social, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran Hak Asasi Manusia generasi kedua menunjukkkan perluasan pengertian konsep dann cakupan hak asasi. Selanjutnya lahir generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran Hak Asasi Manusia generasi kedua. Generasi ketiga menjanjikan adanya suatu kesatuan antara hak ekonomi, social, budaya, politik dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan The Rights of Development sebagai istilah yang diberikan oleh International Comission of justice 50 . Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran Hak Asasi Manusia generasi ketiga juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat yang lainnya dilanggar. 51 Generasi keempat, lahir setelah banyaknya dampak negative yang ditimbulkan dari pemikiran HAM generasi ketiga. Generasi keempat yang mengkritik peranan negaya yang sangat dominan dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan, melainkan memenuhi kebutuhan kelompok elit. Pemikiran HAM generasi ke empat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi Hak Asasi Manusia yang disebut Declaration of The Basic of Asia People dan Government. Kalaupun pembangunan tetap dipertahankan, maka pembangunan tersebut haruslah berpihak kepada rakyat dan diarahkan kepada redistribusi kekayaan nasional serta retribusi sumber-sumber daya social, ekonomi, politik, hukum, dan budaya secara merata. Keadilan dan pemenuhan hak asasi dimulai sejak mulainya pembangunan itu sendiri, bukan setelah pembangunan itu selesai. 52 Deklarasi ini lebih maju dari rumusan HAM generasi ketiga, karena tidak saja mencakup tuntutan structural tetapi juga berpihak pada terciptanya tatanan social yang berkeadilan. Selain itu deklarasi ini juga berbicara tentang kewajiban asasi, 50 Ibid, hal. 205 51 Ibid, hal. 205 52 bid, hal. 205 bukan hanya hak asasi. Dan hal ini secara positif mengukuhkan keharusan imperative dari Negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya. 53

C. Pengertian Pelanggaran HAM Berat Dan Ringan

Penulis berkesimpulan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dan kebebasan universal yang didapatkan secara kodrati dalam batas tidak menimbulkan kerugian pada orang lain dan juga telah melaksanakan kewajiban asasinya sebagai warga dari suatu Negara maupun sebagai bagian dari masyarakat internasional. Dimana hak-hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau dihilangkan. Prinsip-prinsip mendasar yang melandasi hukum hak asasi manusia modern telah ada sepanjang sejarah dalam mencari pengertian yang menyeluruh dan universal. Namun, sampai saat ini masyarakat internasional tidak menyadari perlunya mengembangkan standart-standart ,minimum hak asasi manusia bagi perlakuan warga Negara oleh para pemerintah masing-masing negaranya. Dengan menelusuri pengertian HAM sepanjang sejarah dan mengikuti perkembangan pemikiran akan pengertian HAM, akan membantu pelaksanaan HAM itu sendiri didalam bermasyarakat maupun berwarga Negara. Pemahaman pengertian tentang HAM dapat memberikan defenisi umum bagaimana sebenarnya hak-hak asasi dan kebebasan, juga memberikan perlindungan kepada setiap manusia. Yang mana disaat manusia itu melakukan kewajiban asasinya, ia berhak mandapatkan hak asasinya sebagai manusia. Dalam memahami pengertian tentang Hak Asasi Manusia dan melihat bentuk-bentuk yang lahir dari pengertian itu, maka kita dapat mengkategorikan hal yang bagaimana yang dapat dikatakan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia menurut ketentuan peraturan nasional maupun peraturan internasional. Hak Asasi Manusia adalah merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi demi keharmonisan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 54 53 Ibid, hal. 206 54 Darwint Prinst, op.cit, hal 67 Garis miring pada dilindungi dan perlindungan diatas, merupakan penekanan yang jelas bahwa Hak Asasi Manusia itu harus dijaga dan dihormati. Dan bahwa setiap kejahatan yang terjadi diatasnya merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Pelanggaran Hak Asasi Manusia ialah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak sengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dana atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang, dan tidak didapatkan, atau dikhatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar., berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Dalam hal ini undang-undang yang dimaksud adalah UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. 55 Pelanggaran Hak Asasi Manusia dikelompokkan pada 2 dua bentuk : Dengan demikian pelanggaran Hak Asasi Manusia merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi Negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu maupun kelompok lainnya tanpa ada dasar atau alas an yuridis dan alas an rasional yang menjadi pijakannya. 56 1. Pelanggaran HAM berat, Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat meliputi Kejahatan Genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. 2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan. 55 Azyumardi Azra, op.cit, hal. 227 56 Ibid, hal. 228