Bentuk-Bentuk Masalah Pelanggaran HAM Terhadap Masyarakat

selama ini Viktor dikenal lebih dekat dengan Rusia. Perbedaan inilah yang membuat letupan sehingga terjadi krisis di Ukraina. Setelah Viktor lengser, presiden Ukraina digantikan oleh Petro Poroshenko. Presiden baru ini lebih cenderung mendekatkan Ukraina ke Uni Eropa. Karena tak ingin kehilangan pengaruhnya, Rusia kemudian menguasai Semenanjung Krimea di Ukraina selatan dan daerah di bagian timur Ukraina. Daerah itu dikenal wilayah pro-Rusia. Para milisi yang pro-Rusia ini kemudian menduduki gedung-gedung pemerintahan, bahkan menuntut pemisahan dari Ukraina. Sejak saat itulah, wilayah darat dan udara di Ukraina selatan dan timur menjadi rawan. Terutama wilayah udara timur Ukraina paling rawan dilintasi penerbangan sipil. Hal inilah yang mengawali perang panjang antara pemerintahan ukrania dengan golongan sparatis pro rusia. Area pertempuran meluas ke daerah-daerah pemukiman padat penduduk terutama di daerah perkotaan Kremia dan daerah- daerah lainnya. Menurut data PBB, paling tidak 6.000 orang telah tewas sejak konflik merebak di Ukraina timur pada April 2014. 100 Simonovic mengatakan partisipasi yang meningkat dari para petempur asing dalam konflk itu, mengacu pada pasukan Rusia dan para petempur relawan. Laporan itu menuduh separatis pro-Rusia melakukan pelanggaran hak asasi Sementara itu sumber lain menyebutkan bahwa Sejumlah 2.593 orang termasuk warga sipil serta pasukan Ukraina dan kelompok separatis tewas dalam petempuran di Ukraina Timur sejak kontak senjata meletus pertengahan April, kata seorang pejabat hak asasi manusia PBB, Jumat. Kecenderungan itu jelas berbahaya. Ada peningkatan penting dalam jumlah korban tewas di wilayah Ukraina Timur, kata Ivan Simonovic, Asisten Sekjen PBB untuk Hak Asasi Manusia kepada wartawan.Jumlah korban tewas sekarang 2.593 orang, mendekati 3.000 orang jika digabungkan dengan 298 korban dari pesawat maskapai penerbangan Malaysia MH17 yang jatuh di daerah Ukraina Timur, katanya.Simonovoc, yang menyampaikan laporan misi pemantau PBB, mengatakan korban di pihak sipil akan terus meningkat karena masing-masing pihak meningkatkan kekuatannya, melalui mobilisasi, organisasi yang lebih baik dan senjata-senjata yang lebih canggih dan dukungan dari luar. Jumlah korban tewas hampir 400 lebih banyak ketimbang yang disampaikan dalam dalam laporan itu, yang mencakup periode sampai 17 Agustus. 100 http:www.voaindonesia.comcontentrusia-kecam-peran-as-dalam-konflik-ukraina- 2780047.html manusia yang luas termasuk pembunuhan, penculikan dan penyiksaan, dan mengatakan mereka menerima satu pasokan tetap senjata-senjata canggih dan amunisi. Laporan itu, yang disiapkan oleh kantor hak-hak asasi manusia PBB di Jenewa juga mengutip laporan-laporan pelanggara hak asasi manusia oleh pasukan militer Ukraina dan batalyon-batalyon khusus yang dipimpin Kementerian Dalam Negeri. Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan pembunuhan, penculikan, penyiksaan fisik dan psikologi, perlakuan yang buruk, pengeksekusian dan pelanggaran serius hak asasi manusia lainnya, kata laporan itu, dan menambahkan pelanggaran-pelanggaran itu adalah sasaran sipil yang tidak pada tempatnya. Militer Ukraina dilaporkan menembak dari wilayah Rusia dan menggunakan ranjau darat yang ilegal di wilayah Ukraina. Berkat usaha Jerman dan Perancis mencari solusi damai konflik Ukraina, di timur Ukraina muncul setitik harapan. Pasukan pemerintah dan separatis pro- Rusia menyepakati gencatan senjata kemanusiaan selama 7 jam hari Jumat 060215 di kota Debaltseve untuk evakuasi warga sipil. Debaltseve adalah kota strategis penting pertemuan jalur kereta yang menghubungkan dua kota kubu pemberontak Lugansk dan Donetsk. Sejak beberapa hari terakhir milisi separatis pro-Rusia terus menggempur kota itu dengan tembakan artileri berat. Sementara pasukan pemerintah Ukraina juga tetap bertahan di sisi lain. Akibat pertempuran itu puluhan warga sipil dilaporkan tewas. Saksi mata melaporkan konvoi sedikitnya 30 bus kosong dikawal pengamat OSCE telah dikirim ke Debaltseve untuk mengungsikan penduduk sipil yang terkepung di front pertempuran ke lokasi yang lebih aman. Kantor Berita Reuters juga melaporkan puluhan bus lainnya dikawal tentara Ukraina juga telah diberangkatkan dari timur kota tersebut. Lebih 5000 warga terbunuh dalam konflik berkepanjangan antara pemerintah di Kiev yang pro-Barat dan separatis di Krimea yang pro-Rusia. Dan genjatan senjata berlanjut untuk kawasan timur Ukraina. Walau rapuh kesepakatan genjatan senjata ini adalah langkah pertama ke arah perdamaian. Bagi rakyat di kawasan konflik.. Setelah mulai berlakunya gencatan senjata hari Minggu 15 Februari 2015. Tetapi harus diakui, gencatan senjata itu amat ringkih. Terutama jika tidak seluruh poin kesepakatannya dijalankan secara konsekuen. Pelanggaran sudah terjadi kurang dari 48 jam setelah kesepakatan Minsk itu diterapkan. Di kota Debaltseve tidak ada pihak yang bertikai yang bersedia mundur ke garis demiliteriasi. Bahkan 8.000 serdadu Ukraina dilaporkan masih dikepung separatis pro-Rusia, yang menganggap kesepakatan tidak mencakup kota kecil yang strategis penting itu. Pada saat 48 jam setelah kesepakatan gencatan senjata berlaku, semua senjata berat harusnya mulai ditarik dari kawasan konflik. Pengamat dari organisasi untuk keamanan dan kerjasama di Eropa-OSCE harusnya bisa mengontrol pelaksanaan kesepakatan Minsk, dan memiliki akses tanpa hambatan ke semua pelosok di zona pertempuran. Tapi hingga kini, izin akses OSCE itu masih terus dirundingkan dengan alot. Ketakutan dan harapan bercampurbaur di kalangan rakyat di kawasan konflik di timur Ukraina. Semua pihak yang terlibat pertempuran juga tahu persis, bahwa gencatan senjata akan stabil, jika seluruh tank tempur, panser dan peluncur rudal ditarik dari kawasan konflik. Tapi realita menunjukkan, kelompok separatis pro-Rusia sejauh ini selalu menyalahgunakan gencatan senjata untuk makin mendorong gerak majunya dengan dibantu peralatan teknik militer dari Rusia. Tema senjata dari kelompok pemberontak pro-Rusia merupakan titik paling lemah dalam kesepakatan gencatan senjata Minsk. Sebab jalan bagi pemasokan logistik bagi kaum separtis melintasi perbatasan Rusia hingga kini masih tetap terbuka. Sebab Kiev tetap tidak diizinkan mengontrol pintu perbatasan ini hingga akhir tahun ini. Terdapat ketakutan, akan makin banyak senjata yang dimasukkan ke kawasan konflik, hingga keputusan dapat ditentukan lewat front pertempuran. Dalam perundingan maraton di ibukota Belarusia Minsk banyak hal dibahas. Termasuk kondisi di kota Debalzeve yang terus diperebutkan. Sesuai kesepakatan, baik pasukan Ukraina maupun kaum separatis yang didukung Rusia, harus menarik senjata beratnya juga dari Debaltseve. Tapi tidak terlihat ada pertanda gerakan dan perang terus berlanjut. Kini, kota kecil Debaltseve seolah menjadi penentu dari perang atau damai di kawasan timur Ukraina. 101 Asisten Sekretari Jenderal untuk Hak Asasi Manusia HAM PBB, Ivan Simonovic mengatakan, korban tewas dalam konflik Ukrania Timur mecapai 3.543 jiwa, termasuk 298 korban pada kecelakaan pesawat Malaysia Airlines. “Selama enam bulan terakhir, kami melihat kasus di Ukrania, korban tewas Namun kedua belah pihak yang bertikai yaitu Pasukan Pemerintah Ukraina dan pasukan sparatis pro Rusia selanjutnya melakukan pelanggaran- pelanggaran atas kesepakatan tersebut yang mengakibatkan perang kembali berlanjut. 101 http:www.dw.comidgencatan-senjata-ukraina-amat-rapuha-18261992 jumat 21 Agustus 2015 sampai 21 September mencapai 3543 orang termasuk 298 korban kecelakaan pesawar Malaysia ,”kata Ivan Simonovic dilaporkan World Bulletin dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency. 102 Disamping korban tewas, konflik yang terjadi di Ukrania mengakibatkan sekitar 1.3 juta jiwa mengalami krisis air bersih, hampir 1,4 juta orang telah mengungsi di Ukraina, termasuk setidaknya 174.000 anak-anak. 103 Dampak dan akibat konflik yang terjadi di Ukrania tidak hanya dirasakan oleh warga Ukrania tetapi juga oleh masyarakat internasional dimana pada tanggal 17 Juli 2014 Pesawat Malaysia Airlines MH17 Boeing 777-200ER dinyatakan hilang diperbatasan Rusia dengan 283 penumpang dan 15 awak kabin dari berbagai Negara. Pesawat ini dikabarkan jatuh 50 to 80 kilometres 31 to 50 mi sebelum memasuki ruang udara Rusia. Laporan awal Reuters menyatakan bahwa pemerintah Ukraina menduga pesawat ini ditembak jatuh oleh Pelanggaran HAM yang secara besar-besaran telah terjadi di Ukraina. Baik yang dilakukan oleh pemerintahan Ukraina maupun oleh para kaum sparatis pro rusia. Konflik militer antara separatis pro Rusia dengan pasukan Ukraina telah menyebabkan sebanyak 6.000 orang kehilangan nyawanya. Dan tidak kurang dari 10.000 warga sipil kehilangan tempat tinggalnya. rudal pada ketinggian 10,000 metre. 104 Pada 2010 Amnesty International melaporkan memiliki bukti kuat bahwa kedua pihak telah melakukan pembunuhan sewenang-wenang. Dua organisasi HAM internasional menuduh bahwa pelanggaran HAM dan kejahatan perang telah terjadi di Ukraina Timur tahun ini, di mana bentrokan antara separatis Pesawat tersebut yang tengah menjalani rute dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, mengangkut 295 orang di dalamnya, jatuh di dekat perbatasan Ukraina dan Rusia. Pesawat itu sedang terbang dekat kota Shaktarsk di wilayah Donetsk yang dikuasai pemberontak pro-Rusia, ketika hilang dari radar dan tim penolong sedang menuju ke wilayah itu. 102 http:mirajnews.comidinternationaleropapbb-tewas-dalam-konflik-di-ukrania Rabu 24 September 2014 103 https:www.islampos.com13-juta-orang-alami-krisis-air-akibat-perang-ukraina- timur-197341 Kamis 20 Agustus 2014 104 https:id.wikipedia.orgwikiMalaysia_Airlines_Penerbangan_17CITEREFAvherald. com.2C_Crash:_Malaysia_B772_near_Donetsk_on_Jul_17th_2014.2C_disappeared_from_radar Kamis 20 Agustus 2015 dukungan Rusia dan pasukan pro-Kiev telah menewaskan sedikitnya 3.500 orang sejak April lalu. Hari Senin 2010, Amnesty International melaporkan memiliki bukti kuat bahwa kedua pihak telah melakukan pembunuhan sewenang-wenang. Di salah satu kasus, para penyelidik menemukan sembilan mayat dalam kuburan massal. Lima di antaranya tampaknya adalah separatis pro-Rusia yang tewas dalam pertempuran, sedangkan empat lainnya korban pembunuhan sewenang- wenang yang dilakukan pasukan pro-Kyiv. Human Rights Watch hari Senin 2010 juga menyatakan bahwa setelah penyelidikan sepekan di Ukraina Timur, organisasi ini mendokumentasikan penggunaan meluas bom rumpun dalam bentrokan antara kelompok separatis dan pasukan pemerintah. Organisasi internasional itu juga menyatakan tidak dapat menentukan pihak mana yang menggunakan roket-roket tersebut. Tetapi Human Rights Watch menambahkan, bukti mengarah pada tanggung jawab pasukan pemerintah Ukraina atas serangan-serangan bom rumpun terhadap kubu pertahanan separatis di Donetsk 105 Pelanggaran lainnya adalah laporan mengenai penggunaan senjata berat di daerah yang berpenduduk padat, sehingga penduduk sipil terjebak didalam dua front yang bertikai yang menimbulkan korban tewas demikian besar terutama warga sipil. Selama perang juga telah terjadi kekuasaan yang mengerikan dimana para sparatis melakukan kekerasan berupa penculikan, penyiksaan dan pembunuhan secara sewenang-wenang. Sebagaimana temuan Pengamat Komisi . 105 http:www.voaindonesia.comcontentlaporan-terjadi-pelanggaran-ham-dan-kejahatan- perang-di-ukraina2490790.html Jumat, 21 Agustus 2015 HAM PBB yang mendokumentasikan lebih dari 800 penculikan yang dilakukan oleh kaum sparatis pro Rusia. 106

B. Berbagai Kejahatan Kemanusiaan Terhadap Rakyat Ukraina Dilihat

Dari Konvensi Jenewa 1949 Dalam Ketentuan hukum internasional bukan hanya mengatur persoalan- persoalan umum tetapi juga membahas mengenai perkembangan zaman. Seakan memaksa adanya aturan-aturan lebih spesialis dan lebih rinci mengenai persoalan- persoalan lain agar cita-cita untuk mewujudkan perdamaian masyarakat internasional. Seringnya kaum pemberontakan atau gerakan-gerakan sparatis yang memberontak pada suatu Negara karena merasakan adanya suatu penindasan yang dilakukan oleh penguasa atau pemerintah, atau ingin menentukan nasib sendiri atau memerdekaan diri dari suatu Negara telah merupakan suatu problematika yang menarik perhatian masyarakat internasional satu dasawarsa terakhir. Sehingga Persatuan Bangsa-Bangsa PBB sebagai organisasi dunia dituntut agar lebih efektif. Karena tidak jarang dari pemberontakan dan gerakan-gerakan sparatis tersebut didalangi dan mendapat dukungan dari Negara-negara adikuasa yang bertujua untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Seperti halnya yang sedang terjadi saat ini di Negara Ukraina. Yang mana pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh sparatis didukung oleh Rusia. Hal ini terjadi karena rusia memiliki kepentingan-kepentingan tertentu pada daerah yang berkonflik di Negara Ukraina. Sehingga memicu perang yang bekepanjangan dan mengakibatkan korban tewas baik bagi pihak Pemerintah 106 http:www.dw.comidpelanggaran-ham-di-ukrainag-17815752 Jumat 21 Agustus 2015, Pukul 02.00 WIB Ukraina maupun pada pihak sparatis pro Rusia sudah barang tentu masyarakat sipil akan merasakan akibat terparahnya. Seringnya terjadi pemberontakan-pemberontakan oleh kaum sparatis ataupun gerakan-gerakan perjuangan warga sipil untuk menentukan nasib sendiri memerdekaan diri dari Negara induk atau ingin bergabung ke wilayah Negara lain, seperti halnya yang terjadi saat ini di Ukraina yang menimbulkan kekacauan dan korban jiwa yang demikian besar. Daripada itu pula Konvensi Jenewa Konvensi Palang Merah tahun 1949 mengenai perlindungan korban perang dan sengketa bersenjatan non-internasional dapat dijadikan rujukan dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat sipil di Ukraina. Seyogianya permasalahan ini masuk kedalam ranah hukum humaniter internasional. Istialah hukum humaniter atau lengkapnya disebut international humanitarian law applicable inn armed conflictmm berawal dari istilah hukum perang laws of war, yang kemudian berkembang menjadi hukum sengketa bersenjata laws of armed conflict, yang artinya pada saat ini biasa dikenal dengan istilah hukum humaniter. Dalam hukum humaniter internasional, dikenal 3 tiga azas utama yaitu : 107 1. Azas kepentingan militer military necessity Berdasarkan azas ini maka pihak yang bersengketa dibenarkan menggunakan kekerasan untuk menundukkan lawan demi tercapainya tujuan dan keberhasilan perang; 2. Azas perikemanusiaann humanity 107 Mansyur Effendi, taufani S. Evandri, Op Cit, hlm.240