perumusan kompetensi dasar guru bisa dijadikan pedoman bagi guru untuk menilai dirinya apakah dia sebagai seorang guru dalam menjalankan
profesinya telah dapat memenuhi kompetensi-kompetensi tersebut. Bila belum, guru harus berani mengakui kekurangannya itu, dan berusaha untuk
mencapai perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu berusaha untuk mengembangkan dirinya dan lebih memantapkan dirinya menjadi seorang
guru.
c. Konsep Pengembangan Kompetensi guru
Sebelum membahas lebih dalam mengenai pengembangan kompetensi guru, penulis terlebih dahulu akan mengangkat beberapa literatur mengenai
pengembangan personil karena bila dilihat dari kaca mata manajemen guru adalah sebagai tenaga personil dari sebuah lembaga atau organisasi.
Dalam hubungannya dengan hal tersebut, Sudarwan Danim mengemukakan bahwa Tujuan pengembangan personil adalah untuk:
1 Meningkatkan performans dalam posisi mereka yang memegang
jabaan atau menduduki posisi tertentu; 2
Mengembangkan keterampilan atau keahlian pokok dari personil yang terpilih untuk mengisi tempat atau posisi tertentu;
3 Mempromosikan pengembangan diri semua personil dalam rangka
meningkatkan pengaruhnya sebagai individu dan memudahkan pemenuhan kebutuhan.
29
Konsep pengembangan tersebut di atas tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Bambang Tri Cahyono bahwa “Pengembangan
adalah setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi, mempengaruhi
sikap-sikap atau menambah kecakapan-kecakapan. Dengan kata lain, pengembangan adalah sikap kegiatan yang dimaksudkan untuk mengubah
kelakuan, yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan-kecakapan dan sikap.”
30
Dari tujuan pengembangan tersebut di atas, ternyata pengembangan kompetensi tenaga edukatif tidak berbeda dengan tujuan pengembangan
personil yang telah diuraikan, yaitu untuk meningkatkan performans dan meningkatkan keterampilan atau keahlian pokok yang harus dimiliki,
keterampilan konseptual, teknikal dan pribadi untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional.
Selanjutnya Castetter merumuskan bahwa pengembangan personil mencakup kegiatan, baik kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang
yang masing-masing mempunyai tujuan berbeda. Pengembangan personil ini merupakan suatu proses peningkatan personil melalui pendekatan-pendekatan
29
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, Cet. Ke-1, h. 35
30
Bambang Tri Cahyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: IPWI, 1996, h. 156
yang menekankan pada “Self-realization, Self-growth and Self-development”, dimana melibatkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan, sikap-sikap keterampilan dan pengetahuan.
31
Dalam pengembangan ini ada dua kegiatan, yaitu: 1 yang khusus direncanakan dan diterapkan oleh sistem sekolah pendekatan formal, 2
yang dilakukan oleh personil itu sendiri pendekatan informal. Untuk menentukan program pengembangan ada tiga pertimbangan
pokok dalam perencanaannya, yaitu: 1
Kebutuhan organisasi untuk pengembangan; 2
Kebutuhan akan peningkatan pengetahuan khusus dan keterampilan bagi personil;
3 Potensi personil untuk pertumbuhan dan perkembangan.
32
Dalam pendapatnya, Sudarwan Danim membuat suatu model proses pengembangan yang terdiri dari:
1 Perencanaan pengembangan personil
Perencanaan pengembangan personil ini merupakan perencanaan makroyang meliputi aspek pengembangan menyangkut isu-isu pokok,
seperti program apa yang diharapkan dapat dikerjakan, apa batasannya, dan bagaimana urutan prioritasnya, penanggung jawab dan sifatnya,
31
Sudarwan Danim, Op. Cit. h. 36
32
Ibid.,
prioritasnya dan tanggung jawab, dan lain sebaginya dari seluruh tingkat administrasi yang erlibat dalam kegiatan pengembangan.
2 Pemprograman pengembangan personil
Pemrograman pengembangan personil maksudnya adalah mentransformasikan perencanaan makro kedalam suatu rangkaian
perencanaan mikro, berupa desain operasional
dan program
pengembangan. 3
Pengevaluasian program pengembangan personil. Dimana tahap ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat
keberhasilan pengembangan yang telah direncanakan dan kelemahan- kelemahan dalam proses penyelenggaraan.
33
Menurut Suryosubroto dalam bukunya “Manajemen Pendidikan di Sekolah”, mengatakan bahwa bentuk-bentuk peningkatan profesi keguruan
secara garis besar adalah sebagai berikut: 1
Peningkatan profesi secara individual: a
Peningkatan melalui penataran-penataran b
Peningkatan profesi melalui belajar sendiri c
Peningkatan profesi melalui media massa
33
Ibid.,
2 Peningkatan profesi keguruan melalui organisasi profesi:
a Peningkatan melalui kegiatan diskusi kelompok
b Peningkatan melalui kegiatan ceramah ilmiah
c Peningkatan melalui kegiatan karyawisata
d Peningkatan melalui kegiatan buletin organisasi.
34
Guru sebagai personil edukatif dituntut juga untuk mengembangkan bidang pekerjaannya sesuai dengan rumusan-rumusan di atas, karena memang
perkembangan dalam bidang ilmu pengeahuan dan teknologi telah demikian maju dengan pesatnya, sehingga lembaga sekolah dituntut untuk bisa
mengikuti gerak langkahkemajuan itu, dimana semua personil yang terlibat didalamnya harus menyesuaikan diri dengan hal tersebut. Tenaga edukaif atau
guru sebagai salah satu personil di lembaga sekolah harus mengembangkan kompetensi demi keberhasilan pelaksanaan tugas profesionalnya, disamping
melaksanakan inovasi dan mengatasi tantangan yang menghadangnya. Senada dengan hal tersebut di atas, Nana Sudjana
mengemukakan bahwa: Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai,
menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak
bisa dilakukan oleh orang lain, kecuali oleh dirinya. Demikian pula ia harus sadari bahwa dalam melaksanakan tugasnya selalu dituntut untuk
bersungguh-sungguh dan bukan pekerjaan sambilan. Oleh karena itu, guru dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
dalam rangaka melaksanakan tugas profesinya. Ia harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan
dan pengajaran, dan pada masyarakat pada umumnya. Disinilah letaknya
34
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. Ke-1, h. 190-191
pengembangan profesi yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.
35
Sudarwan Danim mengemukakan tiga manfaat pengembangan guru, yaitu: a
Peningkatan performansi guru sesuai dengan posisinya saat ini; b
Pengembangan keterampilan guru untuk mengantisipasi tugas-tugas baru yang bersifat reformasi;
c Merangsang pertumbuhan diri guru bagi penciptaan kepuasan kerja
secara individual.
36
Sedangkan menurut Siagian, disamping bermanfaat bagi organisasi, kegiatan program pengembangan sudah barang tentu bermanfaat pula bagi
para anggota organisasi.
37
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa guru juga senantiasa mempunyai andil besar dan tanggung jawab terhadap
pengembangan profesionalnya disamping lembaga atau departemen yang terkait bagi peningkatan mutu pengajaran dalam mencapai tujuan pendidikan.
d. Indikator Pengembangan Kompetensi Guru