Analisis dan Pembahasan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pada Pegawai Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
81 Variabel Kinerja
Tabel 4.7 Uji Validitas Kinerja
No Konstruk
Penilaian Pearson
Correlation Sig. 2-
tailed N
Ket.
1 X1.1
0,748 0,000
108 Valid
2 X1.2
0,796 0,000
108 Valid
3 X1.3
0,780 0,000
108 Valid
4 X1.4
0,753 0,000
108 Valid
5 X1.5
0,763 0,000
108 Valid
6 X1.6
0,546 0,000
108 Valid
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa semua
butir pertanyaan memiliki nilai pearson correlation yang positif dan r hitung lebih besar dari pada r tabel 0,1891. Jadi dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel kinerja adalah valid.
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur,
apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang. Instrument kuesioner yang tidak reliable maka tidak konsisten untuk
pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang banyak digunakan pada penelitian yaitu menggunakan
metode Cronbach s Alpha. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach s Alpha . Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach s Alpha 0,60 Priyatno, 2012 : 105-108.
82
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach s Alpha
Keterangan Disiplin
0,771 Reliabel
Kompetensi 0,821
Reliabel Kepemimpinan
0,637 Reliabel
Kinerja 0,799
Reliabel Sumber: Data primer yang diolah
Dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan yang berkaitan dengan variabel independen disiplin, kompetensi, kepemimpinan dan
variabel dependen kinerja dalam kuesioner dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai Cronbach s Alpha yang positif berturut-turut
0.771, 0.821, 0.637, dan 0.799 lebih besar dari 0,60. Dengan kata lain bahwa seluruh pernyataan pada penelitian ini memiliki tingkat
kehandalan yang baik dan dapat digunakan dalam analisis pada penelitian ini.
3. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Uji normalitas model regresi bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
seharusnya distribusi regresi residual normal atau mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi kenormalan adalah
jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
83 S
ed an
g k
an jik
a d ata m
en y
eb ar jau
h d
ari g aris d
iag o
n al atau
tid ak
m en
g ik
u ti arah
d iag
o n
al m
ak a m
o d
el reg resi tid
ak m
em en
u h
i asu m
si n
o rm
alitas Priyatno, 2012 : 60 - 61.
Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot
Gambar 4.3 Grafik Histogram
Sumber: Data yang diolah
84 en
g an
m elih
at tam p
ilan g
rafik n
o rm
a l probability plot
m au
p u
n g
rafik h
isto g
ram d
i ata d
ap at d
isim p
u lk
an b
ah w
a p ad
a g
rafik normal probability plot terlih
at titik -titik menyebar di sekitar
garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, begitu pula pada grafik histogram yang memberikan pola distribusi
yang normal tidak terjadi kemiringan. Kedua grafik di atas menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi
asumsi normalitas. Pengujian normalitas juga diperkuat oleh nilai Kolmogorov-Smirnov Test yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Predicted
Value N
108 Normal Parameters
a,,b
Mean 23.6851852
Std. Deviation 2.25717580
Most Extreme Differences
Absolute .093
Positive .067
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .971
Asymp. Sig. 2-tailed .302
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data yang diolah Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-
tailed 0,302. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 0,302 0,05, maka nilai residual terstandarisasi. Dengan demikian menunjukkan
85 b
ah w
a d ata terd
istrib u
si d en
g an
n o
rm al d
an an
alisis Regresi Linear Berganda telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas dengan cara melihat nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor.
Metode pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati
terjadinya masalah multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari
10 maka tidak terjadi multikolinearitas Priyatno, 2012 : 61.
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas
Sumber: data yang diolah Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
1Constant -7.070
2.897 -2.441
.016 DISIPLIN
.296 .057
.368 5.215
.000 .877 1.140
KOMPETEN SI
.387 .072
.399 5.375
.000 .793 1.261
KEPEMIMPI NAN
.396 .116
.240 3.412
.001 .881 1.135
a. Dependent Variable: KINERJA
86 ari tab
el d i atas d
ap at d
ilih at b
ah w
a tid ak
ad a n
ilai tolerance
y an
g leb
ih d
ari d
an VIF yang kurang
dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi. c.
Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedestisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedestisitas
dapat dilihat dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit
maka mengindikasikan
bahwa telah
terjadi heteroskedestisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedestisitas Imam Ghozali, 2011 : 139. Selanjutnya
dengan melihat nilai korelasi variabel independen dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05
maka dapat
disimpulkan bahwa
tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
87
Gambar 4.4 Grafik Scatterplot
Tabel 4.11 Uji Spearman s rho
S p
earm an
s rho DISIP-
LIN KOMPE-
TENSI KEPEM-
IMPINAN Unstanda-
rdized Residual
DISIPLIN Correlation
Coefficient 1.000
.293 .169
-.166 Sig. 2-tailed
. .002
.080 .086
N 108
108 108
108 KOMPETENSI
Correlation Coefficient
.293 1.000
.338 -.049
Sig. 2-tailed .002
. .000
.618 N
108 108
108 108
KEPEMIMPINAN Correlation Coefficient
.169 .338
1.000 -.066
Sig. 2-tailed .080
.000 .
.496 N
108 108
108 108
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient
-.166 -.049
-.066 1.000
Sig. 2-tailed .086
.618 .496
. N
108 108
108 108
88 T
erlih at b
ah w
a titik -titik menyebar secara acak baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. dan nilai korelasi variabel independen dengan
Unstandardized Residual memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05 hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian,
model regresi ini layak dipakai untuk variabel disiplin, kompetensi, dan kepemimpinan terhadap kinerja para pegawai.
4. Analisis Regresi Linear Berganda Pada uji regresi linear berganda, terdapat beberapa analisis yang
digunakan, yaitu: a. Uji Koefisien Determinasi
R
2
Koefisien determinasi R² bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen Pengaruh, Disiplin, Kompetensi,
dan Kepemimpinan dalam menjelaskan variasi variabel dependen kinerja karyawan. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Penelitian ini menggunakan nilai R², jika nilai R² adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh
variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai R² berkisar dari 0 sampai 1. Jika
mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai R²
semakin medekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan
89 v
ariab el in
d ep
en d
en u
n tu
k d
ap at m
en jelask
an flu
k tu
asi v ariab
el d
ep en
d en
Imam Ghozali, 2011 : 97.
Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinasi
Nilai R Square sebesar 0,547 atau 54,7 ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan yang dapat dijelaskan oleh variabel disiplin,
kompetensi dan kepemimpinan adalah sebesar 54,7, sedangkan sisanya sebesar 0,453 atau 45,3 1-0,547 dijelaskan oleh faktor
yang tidak disertakan dalam penelitian ini. b. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama - sama terhadap variabel dependen. Pembuktian
dilakukan dengan cara membandingkan Ftabel dengan nilai Fhitung. Kriteria pengambilan keputusan Uji F adalah F
hitung
F
tabel
pada = 5 jadi Ho diterima dan F
hitung
F
tabel
pada = 5 jadi Ho ditolak
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.739
a
.547 .534
2.085 a. Predictors: Constant, KEPEMIMPINAN, DISIPLIN,
KOMPETENSI b. Dependent Variable: KINERJA
Sumber: Data yang diolah
90 Priyatno, 2012 : 57. Hasil uji koefisien signifikan simultan dapat
dilihat pada tabel berikut:
N i
Hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS 17 yang tertera pada tabel di atas, diperoleh F
hitung
sebesar 41,797 sedangkan nilai F
tabel
sebesar 2,690 yang diperoleh dengan melihat tabel F dengan derajat df = k - 1 4 - 1 dan df = n - k 108 - 4 pada taraf signifikasi
0,05. Karena F
hitung
F
tabel
= 41,797 2,69. Hal ini menunjukkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima, yang artinya dapat dikatakan bahwa variabel disiplin, kompetensi, dan kepemimpinan secara
bersama-sama simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja pegawai. Hasil ini sesuai dengan hasil analisis yang
dilakukan oleh Destia 2011 yang menyatakan bahwa terdapat
Tabel 4.13 Uji Signifikansi Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regressio
n 545.148
3 181.716 41.797
.000
a
Residual 452.148
104 4.348
Total 997.296
107 a. Predictors: Constant, KEPEMIMPINAN, DISIPLIN,
KOMPETENSI b. Dependent Variable: KINERJA
Sumber: Data yang diolah
91 p
en g
aru h
y an
g sig
n ifik
an an
tara v ariab
el k ep
em im
p in
an d
an d
isip lin
k erja terh
ad ap
k in
erja p eg
aw ai
c Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen disiplin, kompetensi dan kepemimpinan secara parsial terhadap
variabel dependen kinerja pegawai. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung
dibandingkan dengan nilai t
tabel.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji t uji parsial adalah t
hitung
≤
t
tabel
atau - t
hitung
≥
-t
tabel
pada = 5 jadi Ho diterima dan t
hitung
t
tabel
atau -t
hitung
-t
tabel
pada = 5 jadi Ho ditolak Priyatno, 2012 : 59.
Tabel 4.14 Uji Signifikansi Parsial Uji t
B e
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz
ed Coefficient
s T
Sig. B
Std. Error Beta
1Constant -7.070
2.897 -2.441
.016 DISIPLIN
.296 .057
.368 5.215
.000 KOMPETENSI
.387 .072
.399 5.375
.000 KEPEMIMPIN
AN .396
.116 .240
3.412 .001
a. Dependent Variable: KINERJA Sumber: data yang diolah
92 b
e rd asark
an tab
el d
i atas m ak
a d ip
ero leh
p ersam
aan reg
resi seb ag
ai b erik
u t
Artinya nilai konstanta sebesar -7,070 menyatakan bahwa jika tidak
ada variabel
independen disiplin,
kompetensi, dan
kepemimpinan maka nilai Y kinerja sebesar -7,070. Artinya variabel kinerja memang sangat dipengaruhi oleh variabel independen,
tanpa adanya variabel independen disiplin, kompetensi, dan kepemimpinan maka kinerja akan mengalami penurunan.
Angka koefisien X1 0,296 menunjukkan bahwa setiap peningkatan disiplin sebesar 1 akan meningkatkan kinerja pegawai
sebesar 0,296. Koefisien X2 0,387 menunjukkan bahwa setiap peningkatan kompetensi sebesar 1 akan meningkatkan kinerja
pegawai sebesar 0,387. Koefisien X3 0,396 menunjukkan bahwa setiap peningkatan kepemimpinan sebesar 1 akan meningkatkan
kinerja pegawai sebesar 0,396. Hasil pengujian variabel independen disiplin, kompetensi, dan
kepemimpinan terhadap variabel dependen kinerja secara individual parsial yang dilakukan dengan uji t tabel 4.13 dan membandingkan
tingkat probabilitas 0,05 dengan nilai signifikansi dan t
hitung
dengan t
tabel
sebesar 1,9825 yang diperoleh dari Tabel t dengan df = n-2 108- Y = -7,070 + 0,296
+ 0,387 + 0,396
e
93 = 106 dan alpha 0,05, maka dapat disimpulkan mengenai pengujian
hipotesis yang telah dibuat sebelumnya sebagai berikut: 1 Pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai
Dapat dilihat pada tabel 4.13 variabel disiplin mempunyai t hitung lebih besar daripada t tabel 5,215 1,9825 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima yang artinya variabel disiplin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Hasil
analisis ini diperkuat oleh hasil analisis yang dilakukan oleh Harlie 2010 yang menyatakan bahwa disiplin memiliki pengaruh yang
kuat terhadap kinerja. Hasil ini didukung oleh teori Sutrisno 2009 : 104 yang menyatakan bahwa disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh
pegawai untuk mencapai keberhasilan instansi. Dengan adanya disiplin maka seorang pegawai dapat mengetahui kesalahan yang
telah dilanggarnya, sehingga pegawai akan memperbaiki diri dan patuh pada peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi. Semakin
tinggi tingkat kedisiplinan kerja pegawai maka semakin tinggi pula kinerja
pegawai yang
dihasilkan. Sedangkan
menurut Mangkunegara disiplin pegawai merupakan pembentukan perilaku
pegawai yang bertujuan agar pegawai dapat bertanggung jawab terhadap perbuatannya dan untuk perubahan perilaku yang lebih
baik Mangkunegara, 2011 : 131. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
94 dih
arap k
an leb
ih m
en eg
ak k
an k
ed isip
lin an
p eg
aw ai k
aren a d
isip lin
m eru
p ak
an fak
to r y
an g
ju g
a m em
ilik i p
en g
aru h
terh ad
ap k
in erja
p eg
aw ai
Pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai Dapat dilihat pada tabel 4.13
variabel kompetensi mempunyai t hitung lebih besar daripada t tabel 5,375 1,9825
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima yang artinya variabel kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan. Hasil analisis ini diperkuat oleh hasil analisis yang dilakukan oleh Suhaji 2010 yang menyatakan
bahwa kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil ini juga sesuai dengan Darsono dan
Siswandoko yang juga mengatakan bahwa kompetensi adalah perpaduan keterampilan, pengetahuan, kreativitas dan sikap positif
terhadap pekerjaan tertentu yang diwujudkan dalam kinerja Darsono dan Siswandoko, 2011 : 123. Rivai dan Sagala juga
menyatakan bahwa kompetensi mengacu pada pengetahuan knowledge, kemampuan skills, kecakapan abilities dan
kepribadian personality
individu yang
secara langsung
mempengaruhi kinerja mereka Rivai dan Sagala, 2009 : 713. Berdasarkan hasil ini Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
dapat terus
95 m
en in
g k
atk an
k o
m p
eten si p
eg aw
ain y
a k aren
a b erp
en g
aru h
terh ad
ap k
in erja p
eg aw
ai Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
Dapat dilihat pada tabel 4.13 variabel kepemimpinan mempunyai t hitung lebih besar daripada t tabel 5,412 1,9825
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima yang artinya variabel kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kinerja karyawan. Hasil analisis ini diperkuat oleh hasil analisis yang dilakukan oleh Destia 2011 yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Umam juga menyatakan
bahwa kepemimpinan
dapat diartikan
sebagai proses
mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku dan mengarahkan semua fasilitas untuk mendapat tujuan yang telah ditetapkan
bersama Umam, 2010 : 270. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Veitzal dan Deddy tentang kepemimpinan yang merupakan
sebuah proses untuk memengaruhi orang lain baik di dalam organisasi maupun di luar organiasasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Veitzal dan Deddy, 2011 : 23. Hal ini berarti kepemimpinan mempengaruhi
kinerja pegawai.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI